Pastor Eric Chang | Seri Keselamatan (5) |

KEKELIRUAN DI DALAM PENGAJARAN TENTANG ANUGERAH

Kita sedang mengadakan eksposisi secara sistematis mengenai ajaran yang alkitabiah tentang keselamatan. Hari ini, kita akan meneliti pokok tentang anugerah atau kasih karunia (grace). Apakah anugerah itu? Sekarang ini, di kalangan gereja, kita melihat situasi di mana orang-orang melontarkan kata-kata yang mereka sendiri tidak tahu apa artinya. Anda sering mendengar tentang anugerah, tetapi apakah arti anugerah itu? Ada orang yang secara dogmatis akan berkata kepada anda, “Kita diselamatkan hanya oleh anugerah!” Memang benar! Namun, masalahnya akan muncul jika anda minta mereka menjelaskan arti anugerah.

Apakah arti anugerah atau kasih karunia itu? Lazimnya, anda diberitahu bahwa kasih karunia adalah anugerah gratis. Maksudnya, anugerah Allah berarti Allah memberi hadiah gratis kepada anda. Namun, apakah anugerah gratis tersebut? Anugerah itu, kita diberitahu, adalah keselamatan. Sejauh ini uraiannya masih betul, tetapi apakah tepatnya makna yang dimaksudkan itu?

Kita bisa mendapatkan dua gambaran yang berbeda tentang anugerah. Anda menggunakan kata “anugerah” dalam setiap gambaran, tetapi maknanya sangat berbeda. Kedua gambaran itu ialah dua macam anugerah yang dibahas oleh Dietrich Bonhoeffer, di dalam bukunya yang sangat bagus The Cost of Discipleship. Dia membahas tentang “anugerah murahan (cheap grace)” dan “anugerah yang mahal (costly grace)”. Jika anda mengkhotbahkan “anugerah murahan”, kata yang digunakan memang anugerah, tetapi apakah ini merupakan anugerah menurut Alkitab? Apakah yang Bonhoeffer maksudkan dengan “anugerah murahan”? “Anugerah murahan” adalah jenis anugerah, seperti yang ditegaskan oleh Bonhoeffer, yang berisi ajaran tentang keselamatan di mana anda tidak perlu bertobat. Anda hanya perlu ‘percaya’, tetapi tidak jadi masalah jika anda tidak bertobat. Anda tidak perlu menjalani kehidupan yang kudus. Anda tidak perlu menjadi seorang murid. Salib merupakan hal yang tidak perlu anda pikul. Anda tidak perlu memikul salib karena Yesus telah mati di kayu salib. Dialah yang memikul salib itu, anda tidak perlu memikul apa-apa. Ini adalah anugerah yang menyangkal ajaran Yesus karena ia berkata, “Jika seseorang ingin mengikut aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti aku” (Luk 9:23). Singkatnya, ini adalah anugerah yang tidak menuntut pengorbanan apa-apa dari seseorang.

Itulah yang disebut sebagai “anugerah murahan” oleh Bonhoeffer: anugerah yang tidak menuntut pengorbanan. Saat anda berbicara tentang “pertobatan”, tahukah anda apa makna ‘pertobatan’ itu? Pertobatan itu bukan hal yang murah begitu anda tahu apa arti pertobatan itu. Pertobatan menurut Alkitab bukan sekedar penyesalan atas dosa anda. Pertobatan bukan sekedar pengakuan bahwa anda seorang yang berdosa. Kata “pertobatan” itu sendiri berarti perubahan cara berpikir seutuhnya. Kata “pertobatan” di dalam bahasa Yunani berarti perubahan sikap hati, perubahan akal budi, perubahan cara pandang. Ini berarti suatu pembalikan 180 derajat. Melakukan sebuah perubahan di dalam arah hidup merupakan suatu hal yang harus dibayar dengan harga mahal. Akan tetapi, “anugerah murahan” tidak menekankan satu pun dari hal-hal tersebut. Anugerah jenis yang ini memasang diskon 50%, bahkan sampai 80%.

Akan tetapi, sering sekali, keselamatan dikhotbahkan dengan cara seperti itu pada zaman sekarang ini, yaitu bahwa Allah mengobral keselamatan seperti Sinterklas membagikan hadiah kepada anak-anak di jalanan. Kita diberitahu bahwa iman itu berarti kita tinggal mengulurkan tangan dan menerima. Seberapa sering ­­­ anda mendengarkan khotbah yang semacam itu? Iman didefinisikan sekedar sebagai suatu tindakan mengulurkan tangan untuk menerima hadiah dari Allah. Para penginjil, pengkhotbah dan pendeta, berulang-ulang, memberitahu kita hal yang semacam ini: keselamatan tidak membutuhkan biaya apa-apa! Keselamatan itu gratis! Murah. Yang perlu anda lakukan hanyalah mengulurkan tangan; anda tidak akan bisa mendapatkan hal yang lebih murah daripada itu. Demikianlah, selanjutnya anda menerima paket hadiah dari Allah yang disebut “keselamatan”. Anda tinggal mengulurkan tangan anda dan anda akan menerima keselamatan sebagai hadiah. Saya yakin bahwa anda telah akrab dengan khotbah yang semacam ini. Apakah itu yang diajarkan oleh Firman Allah? Itukah keselamatan? Apakah anda akan menerima anugerah Allah lewat cara semacam ini?

Di dalam ajaran ini, terdapat dua kekeliruan serius. Pertama, ajaran Alkitab adalah: anugerah itu sangatlah mahal. Luar biasa mahalnya bagi Allah dan juga luar biasa mahal bagi kita. Itulah ajaran dari Alkitab. Yang kedua, dan yang akan kita periksa sesaat lagi, ialah bahwa keselamatan itu bukanlah hadiah yang datang sebagai paket buat anda. Anda memperoleh keselamatan hanya jika anda menerima Yesus Kristus sebagai Tuan dan Raja atas kehidupan anda. Segala kuasa telah diberikan kepadanya, di surga maupun di bumi (Mat 28:18). Keselamatan bukanlah sekedar sesuatu hal yang dibeli oleh Kristus di kayu salib, lantas sekarang dia bagi-bagikan kepada anda seperti paket. Itu bukanlah ajaran dari Alkitab. Saya akan menguraikan kedua masalah itu dengan teliti.


ANUGERAH MERUPAKAN KATA YANG KHAS DIGUNAKAN OLEH PAULUS

Pertama-tama, mari kita teliti kata “anugerah” ini di dalam Alkitab. Jika kita pelajari kata “anugerah” ini di dalam Alkitab, kita dapati bahwa kata “anugerah” paling sering dipakai oleh rasul Paulus. Rasul Paulus memakai kata ini sampai 100 kali. Kemudian, di dalam tulisan Paulin, sebanyak 33 kali. Tulisan Paulin merujuk kepada tulisan-tulisan para pengikut atau murid Paulus. Salah satunya adalah Lukas, seorang murid dan rekan kerja Paulus, yang menuliskan Injil Lukas serta Kisah Para Rasul. Di Kisah Para Rasul, kata ini muncul sebanyak 17 kali. Di Injil Lukas pula, muncul 8 kali. Jadi, totalnya sebanyak 25 kali dipakai oleh Lukas. Surat Ibrani, yang juga merupakan tulisan Paulin, memuat kata ini sebanyak 8 kali. Ini berarti bahwa dari total 155 kali kemunculan kata “anugerah” di dalam Perjanjian Baru, sebanyak 133 kali muncul di dalam tulisan Paulus dan Paulin.

Sebaliknya, rasul Yohanes justru sangat jarang memakai kata “anugerah”. Di sepanjang Injil Yohanes, kata “anugerah” hanya muncul 4 kali. Di kitab Wahyu, kitab yang juga ditulis oleh rasul Yohanes, kata ini muncul hanya 2 kali. Di dalam ketiga surat rasul Yohanes, kata ini hanya muncul sekali. Artinya, di dalam 5 tulisan penting rasul Yohanes, kata “anugerah” hanya muncul 7 kali. Di dalam Injil Matius dan Injil Markus, kata “anugerah” bahkan tidak muncul sama sekali.

Anda mungkin bertanya, “Apa gunanya analisis semacam ini?” Kesimpulan dari analisis statistik ini adalah bahwa kata “anugerah” secara khusus merupakan ciri khas tulisan Paulus. Artinya, jika rasul Yohanes ingin berbicara tentang anugerah, tentunya dia akan memakai kata lain ketimbang “anugerah”, karena kata ini bukan kata yang lazim dia gunakan.


ANUGERAH BERARTI KASIH ALLAH KEPADA KITA

Kata apa yang dipakai oleh rasul Yohanes sebagai ganti kata “anugerah (grace)”? Dia memakai kata “kasih (love)”. Jadi, kita bisa lihat bahwa kata “anugerah” di dalam tulisan Paulus adalah kata “kasih” di dalam tulisan Yohanes. Demikianlah perbandingannya. Jadi, di dalam Injil Yohanes, misalnya, dia memakai kata “kasih” sebanyak 36 kali. Di dalam 3 suratnya yang singkat, rasul Yohanes memakai kata “kasih” sebanyak 31 kali. Ketiga surat rasul Yohanes itu sangat singkat, tetapi dia memakai kata “kasih” sampai 31 kali. Di dalam seluruh tulisan Paulus, dia memakai kata kerja “mengasihi” hanya sebanyak 33 kali. Paulus juga gemar memakai kata “kasih”, tetapi dia lebih suka memakai kata benda daripada kata kerja. Jika kita cermati dan rangkum semua uraian ini, hal ini akan membantu kita untuk memahami apa arti anugerah. Anugerah (grace) itu berarti kasih (love) – yakni kasih Allah kepada kita.

Jika kita beralih ke Titus 3:4-7, kita akan menemukan makna anugerah yang lebih lengkap. Di sana tertulis:

 4 Akan tetapi, ketika kemurahan dan kasih Allah, Juru Selamat kita, dinyatakan,
5  Ia menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan benar yang kita lakukan, melainkan karena belas kasih-Nya melalui pembasuhan kelahiran kembali dan pembaruan Roh Kudus,
6  yang Ia curahkan atas kita dengan melimpah melalui Kristus Yesus, Juru Selamat kita.
7 Jadi, setelah dibenarkan oleh anugerah-Nya, kita menjadi ahli waris sesuai dengan pengharapan akan hidup yang kekal.

Ini merupakan ayat-ayat indah dan penting yang secara langsung berkaitan dengan keselamatan kita. Saat kita menganalisis ayat-ayat ini, kita temukan beberapa hasil. Di ayat 7, kita melihat bahwa ayat-ayat ini berbicara tentang anugerah Allah: kita dibenarkan oleh anugerah-Nya. Namun, saat kita kembali ke konteksnya di ayat 5, kita melihat bahwa anugerah itu bermakna belas kasihan. Jika kita telusuri lagi ke ayat 4, kita melihat bahwa anugerah ini bermakna kemurahan (kindness = kebaikan, kemurahan) dan kasih (lovingkindness = kasih kebaikan, kasih setia), dengan demikian, kita mendapatkan definisi anugerah yang lebih lengkap. Sangatlah penting untuk memahami makna anugerah karena oleh anugerahlah kita diselamatkan. Namun, apakah uraian tadi telah membawa pemahaman kita cukup mendalam? Mengertikah anda sekarang apa makna anugerah itu? Ternyata kita masih saja belum mendapat kejelasan karena yang kita dapatkan hanyalah pemakaian kata-kata yang berganti-ganti, dan kita tidak yakin apakah kita lebih mengerti makna kata yang satu dibandingkan yang lain. Untuk saat ini, anugerah berarti belas kasihan, tetapi hal ini hanya membangkitkan pertanyaan berikutnya, apa arti belas kasihan itu? Anugerah berarti kemurahan, tetapi apakah arti kemurahan itu? Kita perlu teruskan penelusuran kita. Saat kita lanjutkan penelitian kita, kita mulai temukan hal yang sangat berharga.


ANUGERAH: BAPA MENGUTUS ANAKNYA UNTUK MENDERITA DAN MATI BAGI KITA

Apakah anugerah menurut Alkitab? Anugerah adalah ketika Allah Bapa mengutus Anak-Nya untuk menderita dan mati untuk menyelamatkan kita. Kemurahan Allah dinyatakan ketika Ia menyelamatkan kita melalui Yesus Kristus. Jadi, kita melihat anugerah Allah dan anugerah Yesus. Di mana pula kita melihat anugerah Yesus? Yesus dengan rela menyerahkan dirinya kepada Allah untuk menderita dan mati bagi kita (2Kor 8:9).

Sudahkah anda menyerahkan sesuatu demi Allah? Jika anda belum kehilangan apa-apa demi Kristus, maka anda akan kesulitan memahami hal-hal yang terkait dengan tindakan Yesus menyerahkan nyawanya demi kita. Kita bisa memahami sesuatu lebih baik jika kita mengalaminya secara langsung. Mengertikah anda bagaimana rasanya menjadi orang sakit yang menderita di rumah sakit? Anda tidak akan mengerti jika anda tidak pernah sakit dan dirawat di rumah sakit. Anda bisa coba membayangkan bagaimana rasanya, tetapi anda tidak tahu persis kenyataannya. Namun, jika anda pernah masuk rumah sakit, jika anda pernah dibedah, atau menderita penyakit apapun itu, anda bisa berkata, “Oh, saya tahu. Saya mengerti bagaimana rasanya. Saya pernah mengalaminya sendiri.”

Saya memiliki pengalaman yang sama. Saya kenal orang-orang yang kehilangan orangtuanya. Saya mencoba menghibur mereka, tetapi saya tidak tahu persis apa yang sedang mereka rasakan. Saya bisa berusaha membayangkannya, tetapi saya tidak tahu rasanya, karena pada saat itu, saya belum kehilangan ayah dan ibu saya. Oleh karena itu, saya tidak tahu bagaimana menghibur orang-orang tersebut, saya tidak punya petunjuk tentang apa yang sedang mereka rasakan. Namun, ketika saya kehilangan ayah saya, baru saya mulai mengerti perasaan orang yang kehilangan ayahnya. Namun, ketika ada orang yang kehilangan ibunya, saya masih tidak bisa memahami bagaimana perasaannya karena saya saat itu belum kehilangan ibu saya. Namun, ketika ibu saya meninggal, baru saya mengerti seperti apa rasanya kehilangan seorang ibu. Saya mulai mengerti seperti apa kepedihan yang dirasakan. Anda lihat, anda baru bisa memahami sesuatu jika anda mulai mengalaminya.


KITA TIDAK MEMAHAMI ANUGERAH 

Saat saya berbicara tentang pengorbanan Yesus demi kita, hal itu bisa saja sekedar suatu untaian kata-kata. Saya tidak tahu apa maknanya! Namun, ketika saya mulai kehilangan sesuatu, saat saya mulai menderita sedikit bagi Kristus, maka saya mulai sedikit mengerti pula, dan saya bisa berkata, “Yesus, sekarang saya mengerti apa yang telah kau lalui demi saya.” Persoalan utama yang melanda kekristenan ialah banyak hal hanya masuk di kepala saja; mereka belum mengalaminya. Jika hanya sampai di kepala saja, tidak akan ada keinsyafan. Anda tidak akan bisa merasakannya. Tak ada kuasa di dalamnya.

Saya beritahu anda sesuatu, suatu hari nanti, jika anda kehilangan sesuatu demi Kristus, anda akan berkata, “Yesus, sekarang aku mulai mengerti sedikit tentang apa yang telah engkau lalui.” Hanya sesudah itu, barulah kasih anda kepadanya meningkat. Selanjutnya, anda mulai memahami apa makna anugerah. Dia dengan pilihannya sendiri menyerahkan dirinya demi kita. Kapan anugerah pernah menjadi murah? Selanjutnya, apa yang terjadi padanya? Dia diserang, difitnah dan diperlakukan dengan buruk. Perjanjian Baru menyebutkan bahwa “Yesus, yang tabah menghadapi permusuhan dari orang-orang berdosa” (Ibr 12:3). Wajahnya diludahi: Dia, yang adalah Raja segala raja! Tuan segala tuan! Diludahi wajahnya! Di tengah pengadilan, bahkan ada orang yang menampar wajahnya!  Menampar wajah Raja segala raja! Saya tidak tahu orang itu akan menaruh tangannya ke mana pada Hari Penghakiman nanti. Akan tetapi, Yesus mengampuni mereka dengan sukarela karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Luk 23:34). Mengampuni itu sangatlah penuh dengan pengorbanan. Anugerah itu melibatkan pengampunan dan pengampunan itu selalu mahal. Pernahkah anda mencoba untuk mengampuni orang lain secara tulus padahal orang tersebut telah melukai hati anda sangat dalam? Pernahkah anda mencoba untuk mengampuni orang lain? Pernahkah anda ditampar di wajah anda dan mencoba untuk mengampuni orang tersebut? Anda merasa harga diri anda telah dihina dan direndahkan. Susahnya setengah mati untuk mengampuni orang tersebut. Akan tetapi, hal yang luar biasa dari Yesus ialah dengan tabah dia menerima semua itu. Dia melangkah ke kayu salib dan menanggung penyaliban itu. Jangankan kematian, pernahkah anda menanggung penghinaan dan menanggung derita itu demi Kristus? Saya beritahu anda, semakin maju langkah anda di dalam kehidupan Kristen, semakin berharga Yesus di mata anda saat anda renungkan semua yang telah dia lalui demi kita.

Beberapa waktu yang lalu saya berkhotbah tentang Yesus di taman Getsemani. Betapa besar kepedihan yang dia tanggung di taman itu bagi kita, kita tak akan pernah paham sepenuhnya karena kita tak pernah menggumuli dosa seperti dia. Di atas kayu salib, dia curahkan dirinya bagi kita, sampai dengan tetas darah yang terakhir — tetes demi tetes — yang mengalir keluar dari setiap lukanya. Tak ada bentuk hukuman mati yang lebih kejam daripada penyaliban. Akan tetapi, bentuk paling kejam yang bisa dibayangkan oleh manusia itu, mereka sediakan untuk Anak Allah, hukuman yang membuat seseorang mati secara perlahan, meneteskan darah secara perlahan sampai mati. Namun, penderitaan apakah yang pernah kita tanggung demi kebenaran? Betapa sedikitnya kita memahami makna dari semua ini! Akibatnya kita menawarkan keselamatan sebagai keselamatan murahan.


ANUGERAH ADALAH KOMITMEN TOTAL ALLAH KEPADA KITA MELALUI YESUS

Berdasarkan uraian ini, saya ingin merangkum makna ‘anugerah’ dalam satu ungkapan. Anugerah, apakah definisinya? Bagaimana kita akan merangkum semua ini dalam satu ungkapan? Anugerah adalah komitmen total Allah kepada kita yang dinyatakan melalui Yesus. Sekarang kita telah sampai pada definisi yang alkitabiah tentang anugerah.

Jika kita berbicara tentang kasih Allah kepada kita, saya masih tidak akan mengerti maknanya. Jika kita jelaskan bahwa anugerah adalah rahmat-Nya kepada kita, saya juga masih tidak mengerti apa maksudnya. Jika kita katakan bahwa anugerah adalah kasih setia Allah kepada kita, saya tetap tidak mengerti apa maknanya. Namun, saya akan mengerti apa maknanya saat kita berbicara tentang anugerah melalui tindakan Allah menyerahkan Yesus. Saya memahami anugerah ketika melihat Yesus juga dengan sepenuhnya, tanpa syarat, memberi dirinya kepada kita. Saya katakan sepenuhnya! Bisakah anda temukan satu saja hal yang masih dipertahankan Allah dari kita? “Dia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkannya bagi kita semua…” (Rm 8:32). Demikian pula dengan Kristus, seperti yang dikatakan oleh Paulus di 2 Korintus 8:9, “walaupun ia kaya, ia rela menjadi miskin demi kamu.” Dia kehilangan segalanya; dia menjadi miskin demi kita. Orang-orang meludahi dia; mereka memperlakukan dia sesuka hati mereka. Kita mungkin bersedia kehilangan harta benda demi Kristus, bahkan sampai jumlah besar! Namun, apakah kita bersedia diludahi di wajah kita demi Kristus, itu lain cerita. Kita, setidaknya, ingin menjaga kehormatan pribadi kita, kita merasa setidaknya kita harus mempertahankan harga diri kita. Namun, Yesus memberikan segala-galanya. Total berarti sepenuhnya. Tak ada hal yang dia pertahankan. Itulah anugerah! Itulah anugerah!

Lalu, dia pergi ke kayu salib. Saya beritahu anda, penyaliban lebih buruk daripada kematian itu sendiri. Mati itu mudah! Sangat cepat. Sungguh cepat. Dengan beberapa butir peluru, atau dengan dipenggal — memang tidak kelihatan menyenangkan, tetapi sangat cepat. Namun penyaliban — meneteskan darah sampai mati, mengalami pendarahan secara perlahan, jam demi jam — itu lain cerita. Banyak dari antara kita yang akan berkata, “Baik! Aku rela mati demi Kristus. Lakukanlah. Aku akan hadapi regu tembak!” Saya tidak yakin apakah kita akan tetap teguh menghadapi penyaliban. Namun, Yesus menanggung semuanya. Itulah komitmen dan komitmen tersebut total, ‘total’ sampai tetas darah yang penghabisan.

Saudara-saudari, saat mata saya tertuju pada Yesus, saya mulai memahami arti anugerah. Sekarang saya mengerti arti anugerah Allah. Saat saya menatap paku yang menancap di tangan dan kakinya, saya berkata, “Saya mulai mengerti apa arti ‘anugerah’. Anugerah, saya sampaikan sekali lagi, definisi alkitabiahnya adalah: Komitmen total Allah kepada saya melalui Yesus. Seperti yang disampaikan oleh Paulus di Roma 8:32, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkannya bagi kita semua.” Apa lagi yang Dia pertahankan dari kita? Hal apa lagi yang bisa diberikan oleh Allah, yang belum Dia berikan kepada kita? Namun, ada orang berdosa yang berkata, “Apa yang dikerjakan Allah untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan ini?” Mereka mengatakan hal ini karena mereka tidak pernah diajarkan tentang anugerah. Apa yang perlu dikerjakan, sudah dikerjakan oleh Allah. Sampai sekarang Dia masih mengerjakannya dan Dia akan menyelesaikannya! Oh, saya beritahu anda, anugerah Allah ini, komitmen total Allah, kepada kita ini benar-benar menyentuh hati saya yang paling dalam.

Jika anda bukan seorang Kristen, dan anda baru pertama kali mendengarkan hal ini, saya beritahu anda, tak ada hal yang dipertahankan oleh Allah dari anda. Dia telah memberikan segala yang bisa diberikan. Jika hal tersebut masih belum menyentuh hati anda, tak ada hal lain lagi di dunia ini yang bisa menyentuh hati anda. Tak ada kasih yang seperti ini di antara manusia. Tak ada kasih yang memberi diri, begitu murni dan tidak egois seperti ini di antara manusia. Pada saat kita sudah memahami anugerah, hal apa lagi masih bisa kita keluhkan di dalam hidup ini? Siapa dari antara kita yang masih berani membuka mulut kita untuk menggerutu dan mengeluh? Anugerah terlihat ketika Allah memberikan diri-Nya kepada kita melalui Anak-Nya. Itulah anugerah! Mengunakan kata-kata Paulus di Galatia 2:20, “… Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan dirinya untuk aku.” Hal yang sangat penting untuk dipahami ialah anugerah itu terlihat ketika Kristus secara langsung memberi dirinya kepada saya. Keselamatan bukanlah paket hadiah yang diberikan oleh Allah kepada saya, seperti hadiah dari Sinterklas.


KRISTUS BUKANLAH ALAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN

Saya ingin menganalisa poin ini sedikit lebih jauh lagi. Anugerah Allah itu tersedia hanya di dalam Kristus karena Kristus merupakan anugerah Allah kepada kita. Melalui Kristus kita mengenal Bapa dan datang kepada-Nya. Saya harap anda mengerti bahwa anda tidak akan memperoleh keselamatan di luar Kristus. Ungkapan ini lazim anda dengar, tetapi intinya sangat berbeda. Anda tahu, keselamatan dapat diajarkan melalui dua jalur. Yang pertama ialah yang sering kita dengar: bahwa keselamatan merupakan hadiah yang anda terima dari Allah. Hadiah ini dijamin dengan kematian Kristus. Anda berkata, “Apa salahnya dengan itu?” Oh, ada perbedaan yang besar dalam penekanan! Perbedaan penekanan itu adalah, apakah tujuannya dan apakah alat untuk mencapainya? Kata ‘alat’ berarti cara anda mencapai tujuan, yaitu sarana untuk memperoleh sesuatu. Saat anda menjadi Kristen, sebenarnya apakah yang anda cari? Banyak orang yang menjadi Kristen, tentu saja, karena mereka menghendaki keselamatan. Jadi, anda menginginkan keselamatan, dan iman di dalam Kristus menjadi alat bagi keselamatan itu. Jika anda menghendaki keselamatan, Kristus menjadi alat untuk memperoleh keselamatan itu. Ini cara berpikir yang sangat berbahaya karena itu berarti bahwa Kristus bukan tujuan anda. Hubungan dengan Allah di dalam Kristus tidak menjadi tujuan; dia hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan, yaitu keselamatan.

Sebagai contoh, anggaplah saya memiliki satu kaleng buah segar atau apa pun isinya itu. Saya tidak bisa mendapatkan isinya karena gigi saya tidak cukup kuat untuk membuka kalengnya. Jadi, yang saya butuhkan ialah alat untuk membuka kaleng tersebut. Demikianlah, tujuan saya hanya apa yang ada di dalam kaleng itu. Pembuka kaleng ialah alat untuk mendapatkan apa yang saya inginkan itu. Nah, pembuka kaleng sangatlah penting karena gigi saya tidak cukup kuat untuk membuka kaleng itu. Jadi, saya ambil pembuka kaleng itu dan saya membuka kalengnya. Setelah saya membuka kalengnya, apakah saya masih mebutuhkan alat pembukanya? Saya tidak tertarik lagi pada pembuka kaleng itu. Saya hanya berminat pada isi kaleng tersebut. Begitu kaleng itu terbuka, saya bisa melupakan alat pembukanya.

Atau, pikirkanlah seperti ini. Jembatan adalah alat yang penting untuk menyeberang, tetapi begitu anda sampai ke seberang, anda tidak membutuhkan jembatan lagi. Jadi, jika ada teroris yang datang dan meledakkan jembatan, anda bisa berkata, “Hal itu tidak berarti lagi buatku. Aku sudah di seberang.”

Atau, dengan cara lain. Anda sedang sakit parah. Ada orang yang berkata, “Oh, anda perlu pergi ke dokter.” Jadi, dokter penting bagi anda. Mengapa? Karena dialah alat bagi kesembuhan anda. Namun, begitu anda sembuh kembali, apakah anda memerlukan dokter lagi? Anda bisa berkata, “Selamat tinggal, dokter! Terima kasih! Aku akan selalu mengenangmu. Aku akan selalu mengenang kebaikanmu, tetapi sekarang, aku tidak memerlukanmu lagi, terutama karena tagihanmu yang menakutkan itu.” Inilah bedanya memperlakukan sesuatu sebagai alat untuk mencapai tujuan dengan memperlakukan sesuatu sebagai tujuan. Tidakkah anda melihat bahwa kedua hal tersebut kedengaran sangat mirip, tetapi ketika saya mulai menganalisanya, anda bisa melihat betapa berbedanya kedua hal tersebut.

Saat anda menjadi Kristen, hal apakah yang membuat anda tertarik? “Yah, aku takut mati! Aku takut masuk neraka. Jadi, aku perlu Yesus datang menyelamatkanku dari neraka. Aku juga terganggu dengan rasa bersalah, dan sebagainya. Aku perlu Yesus untuk membersihkanku dari rasa bersalah. Dan aku perlu diselamatkan dari tekanan rasa bersalah yang membuat hidupku menderita.” Semua hal itu adalah hal yang sangat menarik minat ahli psikologi. “Sejak aku diselamatkan, sejak aku menjadi Kristen, aku diyakinkan bahwa aku memiliki hidup yang kekal. Begitu aku mendapatkan jaminan itu, maka aku tidak akan pernah binasa; aku sudah mendapat jaminan tempat di surga.” Saya akan bertanya kepada anda, “Lalu, untuk apa lagi anda membutuhkan Yesus? Dia sekedar alat untuk menyelamatkan anda dari neraka! Sekarang anda sudah mencapai tujuan anda dalam mendapatkan jaminan tempat di surga, anda tidak memerlukan Yesus lagi.” Bisakah anda memahami apa maksudnya? Anda telah memperlakukan Yesus sebagai alat untuk mencapai tujuan!

Tak heran jika anda lancar menyanyikan lagu tentang anugerah. Ya, oleh anugerah inilah anda mengamankan tempat di surga. Tak heran jika anda bisa memiliki kenangan yang indah tentang Yesus. Lagi pula, dialah pribadi yang telah mati bagi anda agar hal ini bisa terjadi. Sama seperti dokter tadi, anda memiliki kenangan manis tentang dokter itu. Maksud saya, tagihannya memang cukup besar, tetapi kesehatan yang bagus bukanlah sesuatu hal yang bisa dinilai dengan uang saja. Itulah hal yang diharapkan oleh dokter untuk kita kenang saat kita membayar tagihannya. Kita juga bersedia menyarankan orang lain untuk mendatangi dokter yang ini. Jika orang lain sakit, anda akan berkata, “Oh, aku juga pernah sakit begitu. Kamu datangi dokter yang ini saja. Dia cukup bagus.” Demikianlah, kita jumpai banyak orang yang bersedia bersaksi bagi Kristus, “Oh, ya, dia menyembuhkanku. Dia sangat baik! Dia dokter yang hebat!” Namun, apa yang anda butuhkan dari Yesus sekarang? Untuk keperluan apa anda membutuhkan dia? “Anda sudah memperoleh keselamatan anda,” demikianlah kita diberitahukan. Sekali anda selamat, maka anda akan tetap selamat. Oleh karena itu, buat apa lagi anda membutuhkan Juruselamat, setelah dia menyelamatkan anda? Saya harap anda punya ketajaman rohani untuk bisa melihat apa yang sedang kita bicarakan. Anda bisa melihat bahwa khotbahnya mungkin kedengaran mirip, tetapi saat anda menganalisanya, terlihat bahwa isinya sangat berbeda. Jenis khotbah tentang anugerah yang semacam ini, yang baru saja saya uraikan ini, sebenarnya telah menjadikan anugerah itu sebagai barang sekali pakai. Ini ialah anugerah yang setelah anda mendapatkannya, anda tidak memerlukannya lagi.

Dapatkah anda melihat kesalahan tersembunyi dan bahaya terselubung yang dimasukkan oleh Iblis ke tengah gereja? Dapatkah anda melihatnya, saudara-saudari? Di mana anda bisa melihat, di tengah gereja, adanya ketergantungan terus menerus pada Tuhan? Di tengah gereja sekarang ini, dapatkah anda mendengar ungkapan pemazmur, “Tuhan, hatiku lesu, hatiku haus akan Engkau, seperti rusa merindukan sungai”? (Maz 42:2). Tidak, yang kita lihat di gereja-gereja adalah bahwa Yesus itu alat untuk mencapai keselamatan, dan setelah anda memperoleh keselamatan anda, begitulah, anda tidak memerlukan Yesus lagi.


KITA HANYA BISA MEMILIKI KESELAMATAN SELAMA KITA BERADA DI DALAM KRISTUS

Peringatan saya pada anda hari ini adalah, jika anda memperlakukan Yesus sebagai alat untuk mencapai keselamatan, anda tidak akan memperoleh keselamatan karena anda tidak akan mendapatkan pemahaman makna anugerah dan juga keselamatan itu sendiri. Yesus tak pernah menjadi alat untuk memperoleh keselamatan. Kita tidak boleh memperalat dia. Jika Yesus tidak anda jadikan tujuan itu sendiri, anda tidak akan pernah tahu apa artinya memperoleh anugerah karena Allah, di dalam hikmat-Nya, telah menaruh keselamatan selalu dan hanya di dalam Kristus! Anda hanya akan memperoleh keselamatan selama anda berada di dalam Kristus. Pada saat anda menyingkirkan Yesus, maka anda tidak memperoleh keselamatan karena dengan menyingkirkan Yesus berarti anda menyingkirkan keselamatan. Anda tidak boleh sama sekali meninggalkan Yesus seperti anda meninggalkan pembuka kaleng. Anda sama sekali tidak boleh berkata, “Aku sudah mendapatkan apa yang kuinginkan, jadi, terima kasih, Yesus. Aku akan selalu bersyukur kepadamu, tetapi sekarang aku tidak membutuhkanmu.” Hanya ketika cara berpikir anda telah berubah sepenuhnya, baru anda bisa berkata, “Yesus, aku akan mengikut engkau karena engkaulah jalan menuju Bapa. Aku akan mengasihi engkau karena hanya di dalam engkau aku memperoleh anugerah Allah. Aku tidak menghendaki apapun di luar engkau! Tanpa engkau, aku bahkan tidak menginginkan keselamatan!”

Apakah bagi anda ada hal lain yang lebih berharga daripada keselamatan anda? Bagi rasul Paulus, ada hal lain yang lebih berharga daripada keselamatannya sendiri, tahukah anda hal itu? Karena inilah dia bisa mengucapkan pernyataan yang luar biasa di Roma 9:3, “Sebab, aku berharap agar diriku terkutuk, terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani” Intinya, bagi Paulus “jika dengan memasukkanku ke neraka bisa menyelamatkan saudara sebangsaku, masukkanlah aku ke neraka.” Itulah pemikiran Paulus. Keselamatan  itu sendiri tidak pernah menjadi hal yang sangat berharga bagi dia. Dia bukan jenis orang yang hanya mau menyelamatkan dirinya sendiri. Dia adalah jenis orang yang bersedia mengikuti kebenaran, ke mana pun kebenaran itu membawanya. Akan tetapi, pemberitaan Injil sekarang ini telah memenuhi gereja dengan kumpulan orang-orang yang hanya peduli dengan keselamatan pribadinya. Mereka tak peduli jika orang lain di dunia ini pergi ke neraka, asal dia selamat, hanya itu yang dia pedulikan. Orang semacam itu bahkan tidak tahu apa arti anugerah. Mereka bisa saja berbicara tentang anugerah, tetapi mereka belum memahaminya.

Bagi saya, dan saya harap juga bagi anda, kita akan mengikut Yesus oleh karena firmannya, karena dialah jalan menuju Bapa. Tujuan kita adalah Bapa. Siapa yang hanya menginginkan keselamatan saja? Apa yang mau saya kerjakan di surga? Apa daya tarik surga bagi saya? Tidak ada daya tariknya bagi saya. Satu-satunya alasan mengapa saya tertarik dengan surga adalah karena Bapa ada di sana, Yesus ada di sana. Jika Allah tidak ada di sana, siapa yang mau pergi ke surga? Apa yang akan saya kerjakan di surga? Saya tidak tertarik pada surga.

Siapa yang mau hidup selamanya? Kadang kala hidup ini terasa terlalu lama. Ada sangat banyak orang yang ingin mengakhiri hidupnya di dunia ini. Nyaris tak tertahankan bagi mereka untuk menjalani hidup sampai 70 tahun. Lalu, anda ingin menyuruh mereka untuk hidup selama-lamanya? Itu hal terakhir yang mereka inginkan! Demikianlah, cara Injil diberitakan pada zaman sekarang ini, hanya menarik minat satu macam orang saja: orang yang takut mati, selalu takut kehilangan nyawanya. Dengan khotbah semacam ini, anda telah membuat gereja penuh dengan kumpulan orang-orang yang, terus terang saja, berdasarkan fakta yang ada, luar biasa egois!

Tidak bisa begitu. Ketika pertama kali mata saya terbuka, saya mulai mengerti apa arti anugerah itu, apa arti kasih. Ketika saya mengamati Yesus, saya mulai mengerti. Untuk pertama kalinya, saya mulai mengerti apa itu keindahan, apa itu kebaikan, apa arti tujuan hidup.

Saya dibesarkan di tengah peperangan. Hal yang saya ingat semasa kecil ialah mayat-mayat di jalanan kota Shanghai; mati kelaparan, kedinginan, terbunuh — setiap saat ada mayat. Itulah gambaran kehidupan anak yang dibesarkan pada masa perang. Sering kali, saya bertanya-tanya, “Apakah arti kehidupan ini? Apakah mereka bertumbuh dewasa hanya untuk bergelimpangan di atas tanah?” Jika ada orang yang berkata, “Aku akan memberimu hidup yang kekal” saya akan berkata, “Terima kasih! Saya sudah muak dengan hidup yang saya miliki.” Namun di sini, saya mendapati bahwa hidup itu sangat bermakna dan menarik minat saya ketika saya mulai melihat keindahan Allah pada wajah Yesus Kristus. Saya mulai mengerti bahwa hidup tidak harus sesia-sia ini. Alasan Yesus datang ke dunia ini ialah untuk mengubah apa yang sudah ada sekarang ini.


HANYA ALLAH YANG MEMBERI ARTI BAGI KESELAMATAN

Jadi saya sampaikan sekali lagi, saya tidak begitu berminat pada keselamatan. Saya tidak berminat pada hal itu. Saya tidak tahu mengapa orang-orang begitu tertarik pada keselamatan. Saya justru tertarik kepada Allah! Saya tertarik pada Yesus. Hanya jika saya mengenal Allah di dalam Kristus, baru saya mulai mengerti arti keselamatan. Dialah yang memberi arti bagi keselamatan. Keselamatan itu sendiri tidak ada artinya. Banyak dari antara anda yang telah mengetahui bahwa sebelum menjadi Kristen, saya bercita-cita menjadi orang militer. Itu sebabnya mengapa saya tidak pernah takut mati. Saya tidak pernah mengerti mengapa orang-orang begitu takut mati. Maut itu sepertinya sangat mudah dan cepat. Cukup satu peluru! Satu ledakan! Anda sudah binasa! Apanya yang mengerikan dari hal itu? Saya tidak akan pernah menjadi Kristen jika alasannya ialah takut mati. Tak seorang pun yang bisa menakut-nakuti saya untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan perkara kematian. Namun, ketika saya melihat wajah Yesus, maka mata saya mulai terbuka. Saya melihat kemuliaan Bapa. Saya mulai mengerti makna anugerah. Betapa indahnya anugerah itu!

Keselamatan sepenuhnya merupakan anugerah, ya, karena keselamatan itu sepenuhnya ada di dalam Kristus. Saya tidak bisa diselamatkan oleh apa pun kecuali melalui Kristus. Inilah pokok ajaran yang saya ingin agar anda mengerti. Jangan pernah memperlakukan Yesus hanya sebagai alat untuk memperoleh keselamatan. Allah melarang hal itu! Hari ini, saya minta anda memeriksa hati anda di hadapan Allah dan menanyai diri anda sendiri apakah motivasi anda menjadi orang Kristen. Jika anda menjadi Kristen hanya untuk menyelamatkan anda sendiri, sobat, berarti anda berada di jalur yang salah karena anda tidak mengasihi kebenaran, anda hanya mengasihi diri anda sendiri. Orang yang mengasihi kebenaran tidak kuatir pada apa yang terjadi pada dirinya. Mungkin anda dulu memperlakukan Yesus sebagai alat saja. Allah bisa memaafkan hal itu, jika anda beranjak dari posisi itu, dan berkata, “Bapa, maafkan saya, saya telah memperlakukan Yesus sekadar sebagai alat untuk kepentingan saya pribadi. Sekarang saya serahkan diri saya sepenuhnya kepada-Mu.” Itulah sebabnya mengapa iman tidak pernah bisa menjadi iman yang sejati jika bukan merupakan komitmen seseorang kepada Allah. Iman berarti menempatkan diri sepenuhnya ke dalam tangan-Nya, bukan sekedar pernah mengulurkan tangan pada  masa lalu, melainkan sepanjang masa.


DISELAMATKAN OLEH ANUGERAH SAJA!

Saya telah berulang kali menegaskan bahwa kita diselamatkan oleh anugerah saja. Saat saya berkata, “Oleh anugerah saja,” yang saya maksudkan memang oleh anugerah saja. Kita bahkan tidak diselamatkan oleh iman kita. Iman kita tidak menyelamatkan kita. Allahlah yang menyelamatkan kita.

Saya memakai ilustrasi seorang dokter untuk menunjukkan kepada anda bahwa kita diselamatkan oleh anugerah saja. Jika anda sakit parah, dapatkah anda menyelamatkan diri anda sendiri? Saya memakai ilustrasi – sebuah ilustasi yang sederhana – tentang penyakit usus buntu. Penyakit usus buntu pada awalnya mungkin tidak berbahaya, tetapi jika tidak ditangani, anda bisa masuk ke dalam kondisi yang parah, yaitu peritonitis. Saat usus buntu telah meradang, anda bisa mati karenanya. Bisakah anda menyelamatkan diri anda sendiri? Anda bisa, jika anda tahu bagaimana cara membedah perut anda sendiri dan membuang usus buntu anda yang sakit parah, hal ini sangat kecil kemungkinan bisa dilakukan. Saat dilanda demam yang tinggi, saya ragu apakah seorang dokter ahli bisa membedah dirinya sendiri. Jadi, anda tidak bisa menyelamatkan diri anda sendiri. Apa yang bisa anda perbuat? Anda benar-benar bergantung pada dokter untuk berbuat sesuatu bagi anda. Penanganan masalah ini benar-benar bergantung sepenuhnya pada si dokter.


MENEMPATKAN DIRI ANDA SEPENUHNYA KE DALAM TANGAN ALLAH

Anda mengaku memiliki iman, apakah artinya hal itu? Iman berarti anda menyerahkan diri anda ke dalam tangan-Nya untuk melakukan apa pun yang Dia pandang perlu untuk dilakukan atas diri anda. Iman berarti menempatkan diri anda sepenuhnya di dalam kemurahan-Nya. Anda berada di dalam kemurahan-Nya. Dia bisa melakukan apa pun yang Dia kehendaki atas diri anda. Anda mempercayai Dia sepenuhnya. Iman berarti menyerahkan diri anda sepenuhnya, menempatkan diri anda ke dalam tangan-Nya. Namun, tindakan menyerahkan diri anda ke dalam tangan-Nya itu tidaklah menyelamatkan diri anda. Hal itu bukanlah bagian dari karya keselamatan. Iman baru bisa menyelamatkan anda jika iman anda bisa membuang usus buntu tersebut. Jika iman anda bisa menyelamatkan anda, anda tidak memerlukan dokter. Iman anda ditujukan padanya, artinya, anda menempatkan diri anda sepenuhnya ke dalam kemurahannya. Iman berarti pengakuan seutuhnya bahwa anda tidak bisa menyelamatkan diri anda. Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, jika iman bisa menyelamatkan anda, anda tidak memerlukan dokter. Iman selalu ditujukan kepada pihak lain; iman itu sendiri tidak ada isinya. Iman berarti anda, sama seperti seorang pasien, menyerahkan diri anda ke dalam tangan Allah sepenuhnya dan tanpa syarat, “Tuhan, Engkau boleh mengerjakan apapun yang Kau kehendaki. Lakukanlah apapun yang Kau pandang perlu untuk dikerjakan atasku. Jika Engkau harus membedahku, bedahlah. Memang sakit, tetapi perlu dikerjakan.”

Itu sebabnya mengapa iman itu berarti komitmen total, berserah sepenuhnya ke dalam tangan-Nya. Iman bukan sekedar mempercayai beberapa hal sebagai suatu kenyataan. Saya bisa saja sangat yakin percaya bahwa dokter ini mampu mengangkat usus buntu saya. Namun, hal itu sama sekali tidak akan menolong saya. Fakta bahwa saya mempercayai kemampuannya dalam membuang usus buntu saya tidak membuat usus buntu saya terangkat. Saya harus serahkan diri saya kepadanya. Itulah hal yang harus saya lakukan — tak boleh kurang dari itu. Jika iman anda hanya sekedar kepercayaan bahwa Yesus telah mati bagi anda, hal itu sama sekai tidak akan menyelamatkan anda. Itu hanya langkah pertama. Anda masih harus mengambil langkah berikutnya. Anda harus serahkan diri anda sepenuhnya ke dalam tangan Bapa, dan berkata, “Ini saya, Bapa. Saya sepenuhnya menjadi milik-Mu. Lakukanlah apapun yang Kau kehendaki atas diri saya.” Itulah iman yang menyelamatkan! Yang saya maksudkan dengan iman yang menyelamatkan, sekali lagi saya tekankan, bukan berarti bahwa iman tersebut yang menyelamatkan anda; Allahlah yang menyelamatkan anda karena anda menaruh diri anda ke dalam tangan-Nya. Dokter terbaik di dunia pun jika hanya dipercayai tidak akan bisa menolong anda jika anda tidak memberikan diri anda kepadanya. Jika anda berkata kepadanya, “Saya tidak mau anda bedah!” Dia tidak akan menyeret anda ke meja operasi. Dia tidak akan melakukan hal itu. Allah bisa menyelamatkan anda, tetapi Dia tidak akan memaksakan keselamatan tersebut kepada anda. Anda tidak akan mengerti apa arti keselamatan di dalam hidup anda sebelum anda menyerahkan diri anda sepenuhnya ke dalam tangan-Nya.

Menyerahkan diri anda sepenuhnya ke dalam tangan-Nya, apakah hal ini hal yang murah atau sangat mahal? Jika anda percayakan diri anda sepenuhnya ke dalam penanganan dokter, apakah ini tindakan yang mudah atau sukar? Apakah ini hal yang sangat mahal atau murah? Saat anda serahkan diri anda ke dalam penanganan dokter, anda sedang mempertaruhkan nyawa anda di dalam tindakan itu! Jika dia salah bertindak, anda kehilangan nyawa, anda mungkin menjadi cacat. Sekarang anda bisa melihat betapa anugerah itu tidak murah bagi Allah dan juga bagi anda.

Kedua, kita juga melihat betapa keselamatan merupakan hal yang tak akan pernah bisa kita miliki di luar Yesus karena melalui dialah Allah menyelamatkan kita. Dia bukan sekedar alat bagi kita untuk mendapatkan keselamatan seperti sebuah paket! Begitu anda terpisah dari Kristus, berada di luar Kristus, maka tamatlah riwayat anda! Anda tidak lagi memiliki keselamatan.

Demikianlah, sebagai penutup, saya ajukan sekali lagi pertanyaan ini: saat anda menjadi Kristen, apakah anda memperlakukan Yesus sekedar sebagai alat untuk mendapatkan keselamatan, atau, apakah Kristus sendiri yang merupakan tujuan yang hendak anda raih? Jika anda hanya sekedar ingin memperalat Yesus untuk menjamin tempat bagi anda di surga, lupakan saja, sobat, karena anda tak akan pernah sampai ke sana! Kedua, dalam hal menerima anugerah: Apakah anugerah itu murah atau sangat mahal bagi anda? Jika menurut anda murah, saya kuatir kalau yang anda terima itu barang yang palsu; bukan anugerah Allah yang sedang anda terima itu. Akan tetapi, jika anugerah itu menuntut pengorbanan diri anda, anda telah serahkan diri anda sepenuhnya ke dalam tangan Allah, anda sedang menerima barang yang benar.

 

Berikan Komentar Anda: