SC Chuah | Matius 5:5 |


KEHIDUPAN KRISTEN ADALAH SEBUAH PERJALANAN

Kehidupan Kristen adalah sebuah perjalanan. Di dalam Alkitab, kehidupan Kristen digambarkan sebagai sebuah pintu dan jalan. Setelah masuk melewati pintu, kita masuk ke dalam satu jalan yang panjang menuju hidup. Dan perjalanan ini merupakan sebuah perjalanan yang sangat amat berbeda dari perjalanan sebelumnya.

Kehidupan Kristen juga dapat digambarkan sebagai sebuah pernikahan. Pernikahan adalah sebuah perjalanan yang sangat panjang. Namun kebanyakan orang muda menganggap pernikahan sebagai sebuah destinasi.  Hal ini telah mendatangkan begitu banyak bencana dalam kehidupan rumahtangga.  Setelah menikah, destinasi sudah tercapai, jadi mereka hanya perlu melakukan sedikit perubahan di sana sini.  Pemikiran bahwa pernikahan adalah destinasi, dan bukannya jalan, pasti akan mendatangkan bencana.

Sebelum kita memulai sebuah perjalanan kita harus dengan jelas mengetahui destinasi yang mau dituju. Waktu masuk ke dalam mobil, yang ada di pikiran saya adalah destinasi yang mau dituju. Hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan destinasi di GPS.  Tidak ada orang yang akan memulai suatu perjalanan tanpa dengan jelas mengetahui destinasi atau tujuan yang mau dituju. Di sepanjang perjalanan, kita bisa saja mendengar lagu, berhenti untuk mengisi bensin atau makan, tetapi di sepanjang perjalanan yang ada di benak adalah destinasi akhir itu. Sambil menyetir, kita akan sekali-kali melihat pada GPS. Pikiran kita tidak pernah lepas dari destinasi yang ingin dituju. Walaupun kita melakukan banyak hal yang berbeda di sepanjang perjalanan itu, tetapi arah tujuan kita jelas. Kita akan mengukur posisi kita sehubungan dengan destinasi itu. Berapa jauh lagi sebelum mencapai destinasi? Berapa kilometer lagi? Berapa lama baru sampai ke tujuan? Dengan kata lain, jika kita menyadari bahwa kehidupan Kristen itu sebuah destinasi, hal ini akan mengubah segalanya.


APAKAH DESTINASI PERJALANAN KITA?

GPSKalau kita mengadakan survei dan menanyakan kepada rata-rata orang Kristen apa yang menjadi tujuan hidup mereka, apa yang akan menjadi jawaban mereka? Apa tujuan hidup kita sebagai seorang Kristen? Saya percaya, kebanyakan orang akan berkata bahwa tujuan kehidupan sebagai seorang Kristen adalah untuk masuk surga. Mungkin saudara akan kaget saat saya berkata bahwa masuk surga bukanlah tujuan orang Kristen.  Itu bukan tujuan yang dinyatakan di dalam Alkitab. Kalau saudara memasukkan destinasi “surga” ke GPS surgawi, yang muncul ialah, “Terjadi kesalahan, coba lagi”.  Banyak orang yang memberitakan Injil seolah-olah dengan menjadi Kristen, kita sudah sampai di tujuan. Kita harus menjauhi Kekristenan yang menganggap destinasi akhir adalah menjadi Kristen dan seterusnya yang perlu dilakukan hanyalah sedikit perbaikan di sana sini.  Namun, tidak ada lagi kejelasan tentang destinasi selanjutnya.


DESTINASI SUDAH DIBERIKAN

Sebagai orang percaya, kita tidak perlu lagi mencari-cari destinasi hidup. Allah sudah memberikannya kepada kita. Tujuan atau destinasi kita sudah dinyatakan dengan jelas di Roma 8:28-29.

28  Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah, yaitu, bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya, ataupun, tujuan-Nya. Kita sudah terpanggil sesuai dengan tujuan yang Dia tetapkan bagi kita. Sebab kita yang sudah Dia kenal sebelumnya, juga telah Dia pra-tetapkan, sudah Allah tetapkan tujuannya dan masukkan ke dalam GPS kita. Apa tujuan atau destinasi yang telah Allah tetapkan bagi kita? Dikatakan di Roma 8:29, tujuannya  adalah untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya, Yesus Kristus. Itulah tujuan hidup kita. Tujuan kehidupan kita adalah untuk menjadi sesuai dengan gambaran anak-Nya Yesus Kristus, bukan secara eksternal, tetapi secara internal. Yakni, di dalam diri kita, kita memiliki sikap hati seperti Kristus. Penekanannya adalah di bagian internal karena kalau keserupaan secara eksternal saja tidak ada artinya. Itu hanya seperti barang yang dilapis emas. Bahan yang dilapis emas bisa saja diperbuat dari plastik yang sama sekali tidak berharga. Hanya terlihat seperti emas. Dari jauh kelihatan seperti emas, tetapi sebenarnya bukan emas. Dalam berbicara tentang keserupaan dengan Kristus, yang dimaksudkan adalah keserupaan internal, keserupaan yang batiniah.


SIAPA KITA DAN BUKAN APA YANG KITA LAKUKAN

Di Matius 3:17, Bapa membuat pernyataan berikut tentang anak-Nya, “Inilah anak-Ku yang terkasih, kepadanyalah Aku berkenan!” Kapan penyataan atau deklarasi ini dibuat?  Deklarasi ini dibuat oleh Bapa di depan semua orang, sebelum Yesus bahkan mengkhotbahkan satu kata pun. Hal ini dinyatakan oleh Bapa sebelum Yesus melakukan satu mukjizat pun. Di saat itu, Yesus belum dicatat memberkati siapa pun, karena dia masih belum memulai pelayanannya. Sebelum Yesus bahkan berbuat apa-apa, Bapa sudah menyatakan bahwa Dia berkenan kepadanya.

Kita melihat hal yang sama di Ucapan Bahagia. Ucapan Bahagia adalah tentang orang-orang tipe tertentu. Bukan apa yang kita lakukan tetapi siapa kita. Ucapan Bahagialah yang akan membawa perubahan internal di dalam diri kita. Menjadi orang yang digambarkan oleh Ucapan Bahagialah akan menjadikan kita seperti Yesus. Ini harus menjadi cita-cita kita yang terbesar.


JANJI-JANJI ALLAH BAGI YANG LEMAH LEMBUT

Hari ini kita akan membahas, “Berbahagialah orang yang lembut hatinya, karena mereka akan mewarisi bumi.” Ayat ini sangat indah. Apakah janji-janji Allah kepada orang yang lemah-lembut atau rendah hati? Allah telah menjanjikan hal-hal yang sangat luar biasa kepada orang-orang yang seperti ini. Sekilas, janji-janji Alkitab bagi orang-orang yang lemah lembut termasuk:  Allah tidak akan melupakan mereka (Mzm 9:12); Allah mendengarkan keinginan mereka (Mzm 10:7); dan orang yang lemah lembut akan makan dan puas (Mzm 22:26). Banyak orang makan dan tidak puas, tetapi bagi orang yang lemah lembut, mereka makan dan mereka dipuaskan. Allah juga membimbing orang yang lemah lembut (Mzm25:9) dan Allah memperindah orang yang lemah lembut (Mzm 149:4). Anugerah atau kasih karunia Allah diberikan kepada orang yang lemah lembut (Yak 4:6, 1Ptr 5:5). Dengan kata lain, kalau saudara orang yang lemah lembut dan rendah hati, saudara akan mengalami bahwa Allah akan menjadi sangat nyata dalam kehidupan saudara. Allah menjadi sangat riil dalam kehidupan saudara. Saudara akan mengalami anugerahnya terus mengalir ke dalam kehidupan saudara.


MENGAPA BANYAK ORANG TIDAK MENGALAMI KENYATAAN ALLAH?

Sebaliknya, dosa yang paling dibenci oleh Allah adalah kesombongan. Dosa atau hal yang paling dibenci Allah adalah keangkuhan atau orang yang tinggi hatinya. Amsal memberitahu kita bahwa setiap orang yang tinggi hatinya adalah kekejian bagi Yahweh (Ams 16:5), sebuah kekejian bagi Allah. Dengan kata lain, orang yang congkak, yang angkuh, yang tinggi hatinya, tidak akan mengalami Allah. Allah tidak akan pernah menjadi nyata dalam hidup mereka.

Apa kesimpulan yang dapat ditarik dari hal ini? Ini berarti, kalau saudara tidak mengalami Allah secara nyata dalam kehidupan saudara, yang perlu saudara lakukan adalah untuk menyelidiki dan mengecek apakah saudara angkuh, sombong atau tinggi hati. Penyebab utama mengapa Allah tidak menjadi nyata bagi seseorang adalah kesombongan.


ORANG ANGKUH BUTA PADA KEANGKUHANNYA SENDIRI

Masalah kesombongan adalah seperti bau mulut atau bau badan. Orang lain bisa menciumnya kecuali kita sendiri. Itu yang aneh tentang bau mulut, walaupun dekat di hidung, kita tidak bisa menciumnya. Bahkan, menurut riset, kita tidak dapat mencium apa yang ada di dalam hidung kita. Saudara tidak bisa menciumnya, kecuali dikeluarkan dulu. Aneh sekali. Allah telah menciptakan kita sedemikian rupa kita tidak bisa mencium bau mulut kita, kita tidak bisa mencium bau badan kita, karena kita telah teradaptasi dengan bau itu. Itu sebabnya keangkuhan, kesombongan sering diibaratkan seperti bau badan atau bau mulut. Orang lain dapat melihat kesombongan kita dengan jelas tetapi kita sendiri tidak menyadarinya.  Semua orang tahu betapa sombongnya kita kecuali diri kita sendiri.


ALLAH MENENTANG ORANG CONGKAK

Poin utama yang perlu ditekankan adalah Allah menentang orang yang congkak, tetapi Dia memberikan karunia-Nya kepada orang yang rendah hati dan lemah lembut. Hal ini adalah sesuatu yang dapat kita rasakan secara pribadi.

Kalau saudara rendah hati dan lemah lembut, saudara akan merasakan bahwa Allah berada di belakang saudara, mendorong saudara ke depan. Dia selalu berada di sisi yang sama dan membuat Anda maju ke ke depan. Namun kalau saudara orang yang congkak, tinggi hati dan sombong, saudara akan merasakan Allah justru sedang berada di depan dan mendorong saudara ke belakang. Sekalipun saudara ingin maju, saudara tidak bisa maju-maju. Seolah-olah ada suatu kekuatan yang sedang menentang atau menghadang saudara.

Ini menjelaskan mengapa ada jemaat yang bisa berada di dalam gereja selama puluhan tahun, tetapi kehidupan mereka tidak bertambah baik, malah kualitas hidup mereka makin lama makin memburuk. Adalah suatu prinsip kehidupan yang pasti bahwa kita tidak akan pernah stagnan atau berada di tempat yang sama. Kita entah menjadi bertambah baik atau bertambah buruk. Kita akan menjadi bertambah baik saat Allah mendorong dan menopang kita dari belakang;  dan sebaliknya, kita menjadi bertambah buruk karena kita ditentang dan dilawan Allah. Entah mundur atau maju, itulah yang akan terjadi. Kita sendiri akan mengetahuinya apakah Allah sedang mendorong kita maju atau kita sedang ditahan untuk tidak maju-maju. Semuanya bergantung pada satu hal, apakah saudara seorang yang rendah hati dan lemah lembut. Allah memberi karunia-Nya kepada yang rendah hati tetapi Dia akan menolak dan menentang orang yang congkak.


SERIUSNYA MASALAH KESOMBONGAN

Dapatkah saudara melihat betapa pentingya ayat yang disampaikan oleh Yesus tentang kerendahan hati ini? Kalau saudara masih belum yakin, lihatlah pada apa yang dilakukan Allah pada Paulus.

thornAyat-ayat di 2 Korintus 12 menggambarkan tentang peristiwa Allah mengizinkan duri berada dalam daging Paulus. Duri di dalam daging, apa tujuannya? Dikatakan bahwa tujuannya adalah supaya Paulus tidak meninggikan dirinya. Hal ini disebut sampai dua kali. Kalau saya bertanya, bapa yang mana yang akan memberikan duri dalam daging kepada anaknya? Menurut Yesus, bapa yang jahat sekalipun akan memberikan yang baik kepada anaknya, apalagi Bapa kita yang di surga akan memberikan yang terbaik kepada anak-anak-Nya. Tidak ada yang lebih baik dari Bapa surgawi. Bapa yang terbaik di dunia ini sekalipun, dapat disebut jahat kalau dibandingkan dengan Bapa surgawi.  Namun dikatakan bahwa Bapa surgawi yang baik itu, memberikan duri dalam daging kepada Paulus! Apa tujuannya? Tujuannya adalah agar Paulus jangan meninggikan diri.

Begitulah seriusnya masalah kesombongan ini sehingga Bapa akan melakukan sesuatu yang sangat amat tidak menyenangkan. Duri dalam daging, dalam pengertian apa pun, bukanlah hal yang menyenangkan. Hal ini disebut datang dari utusan Iblis dan apa pun yang datang dari Iblis tidak mungkin baik. Namun Allah akan izinkan demi kebaikan anak kesayangannya.

Kadang-kadang demi menjaga anak-anak kesayangan-Nya dari meninggikan diri, Allah akan memberi duri di dalam daging di dalam kehidupan saudara. Begitulah seriusnya masalah kesombongan ini. Kenapa masalah kesombongan ini serius? Karena kesombongan membuat Allah tidak dapat memberikan kepada kita kuasa dan anugerah-Nya; kesombongan membuat kita tidak dapat mengalami-Nya di dalam hidup kita.


ORANG YANG DIPANDANG ALLAH

Hanya ada satu jenis orang yang Allah pandang. Orang seperti apa?

“Namun kepada orang ini, Aku akan memandang, kepada dia yang merendahkan diri dan yang hancur dalam roh, dan yang gentar terhadap firman-Ku.” (Yesaya 66:2)

Ini berarti ada banyak orang di dunia ini yang Allah tidak akan pandang. Ada tipe orang yang Allah tidak mau pandang. Ada juga orang yang akan Allah lawan, yang akan Allah tentang. Orang-orang seperti ini, akan mengalami kesengsaraan luar biasa di dalam hidupnya karena ditentang Allah.

Kita hidup di dunia yang menginginkan hal-hal yang simpel, sederhana saja. Tiga langkah untuk jadi kaya. Lima langkah untuk hidup berkemenangan. Sepuluh langkah untuk jadi sukses. Berikut tiga langkah untuk menjalani kehidupan Kekristenan yang berkemenangan, yang penuh kuasa, penuh anugerah. Tiga langkah itu adalah: Pertama, rendahkan dirimu! Kedua, rendahkan dirimu! Ketiga, rendahkan dirimu! Tidak ada yang lain. Mau tambah sampai sepuluh pun, langkahnya tetap “Rendahkan dirimu!”

Perhatikan juga, hanya kita yang dapat merendahkan diri kita sendiri. Itu sebabnya perintahnya berbunyi seperti itu, “Rendahkanlah dirimu”. Bukan Allah yang akan merendahkan diri kita. Dan jangan tunggu sampai Allah terpaksa bertindak merendahkan kita! Jika sampai itu harus terjadi, saya khawatir saudara harus siap-siap menghadapi guncangan besar dalam hidup saudara.

Kerendahan hati merupakan tanda yang paling jelas dari pertumbuhan seseorang. Inilah hal yang paling menonjol dari kehidupan Yesus Kristus. Filipi 2 ayat 5 berkata, hendaklah kamu berjiwa seperti Yesus Kristus. Satu ayat ini saja sudah cukup untuk dijadikan sebagai seluruh pedoman hidup kita, “Hendaklah kalian berjiwa seperti Yesus Kristus, atau bersikap seperti Yesus Kristus”. Seluruh kehidupan kita akan menjadi sangat berbeda saat kita menerapkan prinsip ini di dalam setiap aspek kehidupan. Bagaimana saya memandang uang? Bagaimana saya bersikap terhadap dunia ini? Bagaimana saya memandang wanita umpamanya. Bagaimana kita memandang apa pun, kita harus memiliki jiwa seperti Yesus Kristus. Khususnya dalam konteks di Filipi 2:5, aspek yang dibahas adalah tentang Yesus Kristus merendahkan dirinya.


YESUS MEMBASUH KAKI MURID-MURIDNYA

Di akhir pelayanan Yesus, di Yohanes 13, Yesus berlutut dan membasuh kaki murid-muridnya. Ini merupakan sebuah tindakan yang bersifat simbolis. Yesus tidak membasuh kaki murid-muridnya setiap hari, hanya di akhir pelayanan, setelah tiga tahun melayani Firman Tuhan, dia secara simbolis membasuh kaki murid-muridnya.  Hal ini adalah untuk memperagakan kepada murid-muridnya bahwa seorang pemimpin adalah seorang hamba. Seorang pemimpin bukan siapa-siapa sebenarnya. Dia hanyalah seorang hamba. Dia harus memiliki hati seorang hamba yang rela bahkan untuk turun membasuh kaki murid-muridnya.

feet-washingApa aplikasinya bagi kita? Apa tujuan pemakaian air pada umumnya? Dua penggunaan utama air adalah untuk diminum; dan juga untuk mencuci, membasuh atau membersihkan.  Di dalam Firman Tuhan, air dipakai seringkali untuk tujuan pembersihan. Pada umumnya siapa yang melakukan pekerjaan pembersihan? Di zaman itu pekerjaan pembersihan dilakukan oleh seorang hamba atau budak. Tugas mereka adalah untuk membersih-bersih. Inilah yang mau saya lakukan. Sebagai pemberita Firman Tuhan, saya mau agar setiap kali Firman Tuhan diberitakan dari mimbar merupakan suatu pekerjaan pembersihan. Suatu pelayanan mencuci atau membasuh kaki-kaki. Bukan satu tugas yang penuh glamor tetapi suatu pelayanan membasuh dan mencuci kaki.

Apakah pelayanan sebagai hamba Tuhan? Pelayanan memberitakan Firman Tuhan setiap Minggu sebenarnya adalah pelayanan mencuci kotoran. Pelayanan seorang hamba. Jadi saya bukan siapa siapa, saya hanya seorang pelayan yang melalui Firman yang disampaikan sedang mencuci kaki saudara yang kotor. Sebagai pelayan Tuhan, kita harus rela melakukannya, apakah secara harfiah mencuci piring, mengepel ataupun membersihkan kaki orang lewat penyampaian Firman.


APAKAH HAL TERBESAR YANG DAPAT KITA LAKUKAN?

Saya yakin kita semua mau melakukan hal-hal yang besar di dalam hidup kita. Tahukah saudara, apa hal terbesar yang dapat saudara lakukan? Hal yang paling besar yang dapat saudara lakukan adalah untuk “jatuh” dan “mati”. Seperti benih yang jatuh dari ketinggian menuju titik paling rendah dan menjadi hancur dan mati. Jatuh berarti merendahkan diri, turun dari atas ke bawah. Jatuh dan mati pada ego, pada keakuan, pada kepentingan diri dan pada si-aku. Itulah hal yang paling besar yang dapat saudara lakukan. Bukan pelayanan dan melakukan banyak hal tetapi untuk jatuh dan mati. Saat benih jatuh sampai ke tanah, saat kita merendahkan diri dan mati pada diri kita sendiri, barulah akan timbul kehidupan yang baru yang berasal dari Allah.Di pihak kita, kita turun merendahkan diri dan di pihak Allah pula, Dia akan mengangkat kita.

Di dalam Alkitab hanya ada dua orang yang disebut “lemah lembut”. Pertama Musa, orang yang digambarkan sebagai orang yang paling lemah lembut, lebih dari setiap orang yang ada di muka bumi (Bil 12:3). Yang kedua adalah Yesus Kristus sendiri. Kalau saudara tergolong orang yang lemah lembut, ataupun rendah hati, maka saudara berada di dalam jajaran dengan orang-orang seperti Musa dan Yesus.

Saudara juga memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh Iblis. Kita entah menjadi makin serupa dengan Iblis atau makin serupa dengan Kristus. Apa sumber kejatuhan Iblis? Keangkuhan. Seluruh pribadi Iblis dicirikan oleh keangkuhan dan kesombongan. Iblis menjadi Iblis justru karena kesombongannya itu. Kalau saudara tergolong di antara orang yang lemah lembut, saudara memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh Iblis.


HAL APA YANG YESUS INGIN KITA BELAJAR DARINYA?

Apa yang Yesus ingin kita belajar darinya di Matius 11:28, “Marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah dariku”. Yesus meminta kita untuk belajar darinya. Sebenarnya, kita bisa belajar banyak hal dari dia. Kita bisa belajar tentang bagaimana berkhotbah, tentang bagaimana melakukan mukjizat atau tentang bagaimana untuk bisa berjalan di atas air. Namun Yesus tidak menyebut semua itu.  Lalu, apa yang Yesus ingin kita belajar darinya? Hanya satu hal. Yesus hanya meminta kita untuk belajar satu hal dari dia,  yakni  kelemah-lembutan dan kerendahan hati (ayat 29).

Kalau saudara lemah lembut dan rendah hati, jiwa saudara juga akan mendapatkan ketenangan. Jiwa saudara akan tenang, sekalipun bebannya berat. Sebenarnya bebannya hampir impossible dipikul, tetapi saudara justru akan merasakan beban itu enak dan ringan kalau saudara rendah hati, karena orang yang rendah hati akan diberikan anugerah oleh Allah. Dan anugerah itulah  yang membuat segala sesuatu terasa ringan.

 

Berikan Komentar Anda: