SC Chuah | Matius 5:5 |

Kita mulai dengan Mazmur 51:17

Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada- Mu!

Mazmur ini menarik karena hanya untuk memuji Tuhan saja, pemazmur meminta pertolongan dari Tuhan untuk membuka mulutnya. Allah sadar kadang-kadang sulit bagi kita untuk membuka mulut dan memuji Dia. Seringkali, pemimpin pujian harus bekerja keras untuk menaikkan semangat saat worship. Bukanlah hal yang natural untuk kita membuka mulut dan memuji Allah. Sejujurnya lebih alamiah bagi kita untuk membuka mulut membicarakan hal-hal yang tidak membangun seperti gosip, mengeluh atau mengkritik. Membuka mulut untuk memuji Tuhan termasuk hal yang canggung dan bukan hal yang menjadi kebiasaan kita. Adalah baik untuk kita datang lebih awal sebelum ibadah untuk mendiamkan diri dan meminta Allah untuk membuka bibir kita untuk menyanyikan puji-pujian kepada-Nya. Dengan demikian, Allah sendiri yang membuka mulut kita dan puji-pujian kita pasti akan didengarkan Dia dan Dia akan berkenan untuk hadir di tengah-tengah kita.


SAMA-SAMA PEWARIS DENGAN KRISTUS

Hari ini kita akan membahas Matius 5:5,

Diberkatilah mereka yang lemah lembut karena mereka akan mewarisi bumi. (KSZI)

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena seluruh dunia yang luas ini menjadi milik mereka. (FAYH)

Saya suka kedua versi terjemahan ini, di mana terjemahan yang kedua mendramatisir terjemahan yang pertama. Kata Yunani asli yang dipakai adalah “mewarisi bumi”, dan dijelaskan bahwa “seluruh dunia yang luas ini akan menjadi milik kita”. Ayat ini berbicara tentang warisan. (Di pesan ini kita akan berbicara tentang warisan dan pesan selanjutnya, kita akan berbicara tentang lemah lembut.)

the earthAyat ini menjanjikan bahwa seluruh bumi akan menjadi milik kita. Pertanyaannya adalah, “Berapa meter tanah yang saudara miliki sekarang?” Kalau saya, jawabannya adalah nol. Namun, janji Allah adalah kita akan mewarisi seluruh bumi. Konsep “warisan” merupakan ajaran yang sangat penting di dalam Alkitab.  Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita adalah sesama pewaris dengan Kristus.

Ibrani 1:2 menyatakan bahwa  Anak-Nya (yaitu Kristus) “telah Ia tetapkan sebagai ahli waris segala sesuatu”. Lalu di Roma 8:17,

“Dan karena kita adalah anak-anak-Nya, maka ahli waris juga, benar-benar ahli waris Allah dan sesama pewaris dengan Kristus”.

 Yesus adalah ahli waris dari segala sesuatu, dan karena kita juga adalah anak-anak-Nya, maka kita juga adalah ahli waris. Kalau saudara adalah benar-benar adalah anak-anak Allah, maka saudara adalah ahli waris juga. Dikatakan di situ benar-benar ahli waris Allah dan sesama pewaris dengan Kristus. Dengan kata lain, segala maksud dan tujuan Allah bagi Kristus juga merupakan maksud dan tujuan Allah bagi kita semua yang berada di dalam Kristus.


DILAHIRKAN UNTUK MENERIMA WARISAN

Mengapa Yesus mati dan bangkit bagi kita? 1 Petrus 1:1-4 memberikan kita jawabannya.

Terpujilah Allah dan Bapa Tuan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu.

Dikatakan, terpujilah Allah dan Bapa Tuan kita Yesus Kristus yang karena rahmat-Nya yang besar telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Apa tujuan kita lahir kembali? Agar kita hidup dengan penuh pengharapan. Ini berarti semua orang yang telah lahir kembali, ia hidup dengan penuh pengharapan. Terjemahan aslinya bukan hidup yang penuh pengharapan, walaupun saya juga menerima terjemahan ini karena hidup penuh pengharapan adalah kehidupan yang benar-benar berarti. Orang dunia hidup tanpa pengharapan. Mereka tidak tahu harus menuju ke mana,  mereka hidup tanpa pengharapan.

Bahasa asli sebenarnya adalah “kepada pengharapan yang hidup” atau “a living hope”, berarti, kita sedang berbicara tentang sebuah pengharapan yang nyata. Karena apa gunanya hidup penuh pengharapan tetapi pengharapannya palsu. Bermimpi jadi selebriti juga semacam pengharapan, tetapi bagi kebanyakan orang merupakan pengharapan palsu. Namun di sini kita berbicara tentang pengharapan yang nyata. Bahasa aslinya adalah lahir kembali “into a living hope”, kepada suatu pengharapan yang hidup/nyata.  Suatu pengharapan hidup yang benar, yang nyata, di mana saudara tidak akan dikecewakan.

Apa tujuan kematian Yesus? Kenapa seluruh proyek keselamatan itu dilakukan? Mengapa Allah merancang dan merencanakan seluruh proyek keselamatan itu?  Supaya kita menerima warisan. Warisan yang tidak dapat binasa, tidak tercemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kita. Terjemahan bahasa Inggris adalah “reserve in heaven for you”. Kata yang dipakai adalah reservasi, seperti meja ini sudah direservasi untuk orang tertentu. Jadi warisan itu sudah di-reservasi bagi kita di surga.

Allah kita adalah Allah penuh kemurahan. Saat Dia memberi, apakah karunia, belas kasihan atau anugerah-Nya, Dia memberi secara berkelimpahan. Saat membaca Alkitab, kita selalu menemukan kata-kata yang bersifat superlatif, superlative languages. Dia sudah menyiapkan warisan untuk kita dan Dia tidak hitung-hitungan dengan kita. Dia menyiapkan dan memberi secara bekelimpahan.

Itulah sebabnya mengapa Alkitab sebenarnya tidak terlalu berarti ketika dibaca orang tidak percaya. Alkitab hanya berarti kepada orang yang sudah percaya. Alkitab hanya bermakna bagi orang yang sudah menyakini bahwa Allah ada, dan Dia mengasihi kita. Kalau saudara bukan orang yang mendekati firman Tuhan dengan iman, saudara akan menemukan Alkitab itu kitab yang sangat membosankan. Tanpa iman, tanpa membaca dengan keyakinan bahwa segala sesuatu yang tertera di dalamnya adalah kebenaran mutlak, Alkitab bisa sangat membosankan. Namun di waktu yang bersamaan, bagi seorang yang beriman, Alkitab merupakan kitab yang hidup, nyata dan penuh kuasa.


KAPAN WARISAN DIBERIKAN OLEH ALLAH?

Terdapat satu perbedaan yang penting antara warisan di bumi dan warisan di surga. Apakah perbedaannya? Di dunia kita menerima warisan saat orangtua meninggal. Namun Allah itu abadi, kekal dan tidak takluk maut. Jadi, kapan kita menerima warisan yang diberikan oleh Allah?  Warisan surgawi menjadi milik kita saat kita yang mati, bukannya Allah. Itulah sebabnya mengapa di kalangan orang percaya, kematian janganlah disebut sebagai “meninggal” dunia. Kematian sebenarnya adalah “mewarisi” dunia.  Jadi saat saya mati saya bukanlah meninggalkan dunia tetapi sebaliknya sedang mewarisinya.  Mati bagi orang percaya sejati bukanlah kehilangan segala sesuatu, tetapi mati adalah jalan untuk memperoleh segala sesuatu. Mati adalah keuntungan.

Semakin saudara akrab dengan firman Tuhan dan berjalan bersama Tuhan,  saudara akan menjadi orang yang sama sekali tidak takut mati. Saudara tidak akan pernah takut mati, malah saudara akan menjadi orang yang sangat menyambut kematian. Sejujurnya saya welcome kematian. Namun, walaupun saya tidak takut mati tetapi saya harus akui, terdapat sedikit ketakutan pada proses kematian itu sendiri. Prosesnya mungkin akan menyakitkan, tetapi kematian itu sendiri, bukan sesuatu yang perlu ditakuti sama sekali. Malah sebagai orang percaya, kita merayakan kematian.

Bagaimana saya tahu bahwa apa yang saya katakan bukan omong kosong belaka? Mungkin saudara berpikir, tidak mungkin orang yang lemah lembut mewarisi bumi, itu hanya omong kosong. Ini suatu hal yang tidak masuk akal. Namun saya tahu pasti hal ini bukan omong kosong? Kenapa? Karena Roh Kudus sudah diberikan. Pemberian Roh Kudus adalah jaminan atas warisan kita. Dengan kata lain, Allah di zaman ini, sudah memberikan kepada kita “uang muka”, satu downpayment. Downpayment atau uang muka, sebuah jaminan bahwa Allah akan melunasi yang selebihnya nanti, saudara pasti akan menerima warisan itu. Itulah alasan mengapa saya sama sekali tidak ragu. Roh Kudus telah diberikan kepada kita sebagai “jaminan warisan kita” (Efesus 1:14), sebagai tanda bahwa kitalah anak-anak-Nya. Kita adalah anak-anak Allah. Itulah sebabnya, kita harus terus menerus meminta untuk dipenuhi oleh Roh itu. Mintalah terus menerus sehingga saudara menerima anugerah itu sehingga saudara tahu dengan pasti bahwa saudara adalah anak-anak Allah dan saudara akan menerima warisan itu.  Allah sangat ingin memberi kita warisan. Alangkah sayangnya, kalau ada di antara kita yang melewatkan warisan yang ingin Allah berikan kepada kita.


DAMPAK BAPA ATAS HIDUP ANAK

Betapa berbahagianya kita yang menjadi anak-anak-Nya, yang dapat mengenal Allah bukan hanya sebagai Allah tetapi sebagai Bapa kita. Di level jasmani, kita bisa melihat bahwa seorang anak yang dibesarkan tanpa orangtua, sangat berbeda dengan seorang yang dibesarkan oleh orangtua. Perbedaannya sangat nyata, apalagi kalau orangtuanya baik dan bertanggungjawab. Kalau orangtuanya jahat, tentu saja tidak ada bedanya. Saudara dapat membedakan anak-anak yang punya orangtua yang baik dan yang tidak punya orangtua, ataupun punya orangtua yang tidak bertanggung jawab. Biasanya orang yang lahir di dalam keluarga yang berantakan, yang ditelantarkan, mereka bertumbuh menjadi orang yang tidak mempunyai rasa aman. Mereka cenderung defensif, suka membela diri karena rasa kurang aman, cepat tersinggung dan kurang percaya diri. Mereka menjalani hidup seolah-olah seluruh dunia sedang menentang mereka, seolah-olah dunia adalah musuh mereka. Itu sebabnya mereka cenderung sulit untuk percaya pada orang. Itulah ciri-ciri seorang anak yatim. Orang yang demikian, kalau tidak  pernah mengalami Allah sebagai bapa dalam hidupnya, akan hidup dengan sikap seperti itu sampai tua. Bahkan sampai matipun mereka masih memanifestasikan rasa tidak aman itu. Kalau di tingkat jasmani, kita bisa lihat efeknya yang begitu nyata, apa lagi di tingkat rohani.

orphanOrang yang mempunyai Allah sebagai Bapa, sangat berbeda dari orang yang tidak punya Allah sebagai Bapa. Orang yang tidak mempunyai Allah sebagai Bapa akan memanifestasikan ciri-ciri anak-anak yatim piatu. Perasaan tidak aman seringkali membuat mereka mengejar uang, kekuasaan dan selalu perlu mengejar sesuatu agar kekosongan jiwa mereka terisi. Mereka selalu resah, gelisah, tidak tenang dan tidak bisa tidur. Itulah sebagian dari ciri-ciri orang yang tidak memiliki Allah sebagai Bapa.

Kalau Allah adalah Bapa kita, apa yang perlu menjadi kekhawatiran kita? Sebagai anak Allah tetapi masih mengkhawatirkan banyak hal merupakan suatu penghinaan kepada Bapa.  Orang percaya tetapi yang khawatir sedang menunjukkan bahwa mereka tidak yakin Allah bisa mengatasi masalah mereka ataupun Allah tidak peduli dengan masalah mereka. Kalau Allah Bapa kita, dan Dia maha baik, maha kuasa dan maha tahu, bukankah kita dapat dengan tenang menjalani hidup kita tanpa kekhawatiran? Kita dapat hidup dalam keyakinan akan kasih-Nya dan bermodalkan itu, kita akan mampu menghadapi segala sesuatu di dunia ini dengan tenang.


DUNIA YANG SEDANG DISESATKAN

Saya kadang kehilangan kata untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hati. Saya sangat percaya seketika kita masuk ke alam baka nanti, kita akan sadar betapa besarnya pengorbanan Bapa dan anak, dan betapa besar cinta Allah kepada kita yang membuatnya menyediakan semua ini bagi kita.

Saya yakin banyak orang akan menyesal.  Apakah yang diangkat ke atas atau yang dilempar ke bawah, keduanya akan menyesal. Kita semua akan menyesal karena telah membuang-buang waktu dan hidup kita dengan sia-sia. Mengapa membuang begitu banyak waktu dengan hal-hal yang tidak berguna? Mengapa membuang waktu dan tenaga menyibukkan diri untuk eksis di sosial media, apakah untuk memamerkan hidup kita ataupun memantau kehidupan orang lain. Mungkin ada nilai sosialnya tetapi bukanlah lebih baik, tenaga dan waktu kita yang terbatas itu dipakai untuk hal-hal yang abadi?

Kita hidup di tengah-tengah peperangan yang sedang berlangsung. Pelayanan adalah sebuah perang melawan sang Iblis. Itu sebabnya, pelayanan itu sarat konflik dan masalah. Apa taktik Iblis? Kalau Iblis tidak berhasil membuat kita berbuat dosa, seperti merampok, membunuh, berzinah dan sebagainya,  taktik selanjutnya adalah membuat kita sibuk. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak berguna. Hobi, entertainment, chatting, hal-hal yang sangat menguras perhatian dan tenaga tetapi tidak produktif. Iblis digambarkan sebagai seorang yang menyesatkan seluruh dunia. Ini berarti, dari sudut pandang Alkitab, seluruh dunia ini hidup dalam kesesatan.

Lalu, apa sifat kesesatan itu? Ciri utamanya adalah saudara disesatkan tanpa saudara sadari bahwa saudara telah disesatkan. Orang yang disesatkan tidak sadar dia sedang disesatkan. Iblis tidak muncul di dunia dengan taring dan ekornya lalu ada api besar yang keluar dari mulutnya. Kita semua besar kemungkinan sedang disesatkan oleh Iblis, tanpa kita bahkan sadari.

Saya menerima laporan dari teman sekerja yang memulai pelayanan baru yang kota yang baru. Dia menghadiri gereja-gereja dan dia menulis ke saya, tiap kali dia ke gereja, dia pulang dengan perasaan sangat sedih. Karena dia melihat kesesatan di mana-mana. Gereja sudah menjadi penyembah uang. Hamba-hamba Tuhan dan banyak gereja sudah menjadi penyembah uang. Dari pimpinan sampai ke jemaat. Semuanya menyembah uang. Lalu yang menyedihkan adalah altar call yang berujung pada orang rebah-rebah. Jujur saja, bagi saya itu psikologis. Saya tidak akan bilang itu dari Iblis, tapi itu hanya efek psikologi. Saya tidak akan menyebut apa yang berasal dari efek psikologi sebagai sesuatu yang dari Roh Kudus. Dari apa yang saya lihat dari Firman Tuhan, Roh Kudus tidak pernah merebahkan orang, Dia membangkitkan orang. Yesus membangkitkan orang. Roh Kudus tidak pernah bekerja dengan merebahkan. Dia membangkitkan dan mengangkat orang yang merendahkan dirinya. Roh Kudus mengangkat bukan merebahkan. Kalau kita berada di kebaktian semacam itu, saya menganjurkan saudara untuk membaca Mazmur 91:7 di hati supaya aman, “Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.

Iblis datang untuk menyesatkan dengan tujuan untuk mencuri. Kalau pencuri datang ke rumah apakah dia akan mencuri tisu, sapu atau ember-ember? Tidak, dia akan mencuri apa  yang paling berharga dari hidup saudara. Saudara tahu apa yang berharga itu? Bukannya uang saudara. Iblis tidak mau uang saudara, dia bisa memberi saudara uang. Dia mau mencuri hal-hal yang benar-benar berharga, yaitu hal-hal yang tidak kelihatan. Hal-hal yang kekal. Iblis akan usaha sebisa mungkin untuk menutup mata saudara kepada warisan yang tersedia bagi saudara, yang dengan jelas dan gamblang tercatat  di dalam Firman.

Saya pernah mendengar seorang pendeta berkata kira-kira seperti ini, “Jika saudara melek huruf dan punya Alkitab dalam bahasa ibu yang bisa saudara baca, tetapi saudara tidak membaca dan menyelidikinya dengan teliti, maka saudara pantas untuk disesatkan. Saudara pantas dan layak disesatkan. Pantas hidup saudara kacau dan tidak bahagia!” Sekilas ucapannya kedengaran terlalu keras, tetapi setelah dipikir-pikir, memang ada benarnya. Kalau kita mempunyai Alkitab bahasa Indonesia dan kita tidak rajin membaca untuk mencari tahu bagaimana harus hidup, maka pantas kalau hidup kita kacau dan saudara tidak bahagia. Pantas kita tidak hidup dalam penuh pengharapan dan tidak berkemenangan. Pantas kita disesatkan!


WASIAT DAN SURAT DARI ALLAH

Saya akan menggambarkan firman Tuhan seperti surat wasiat yang Allah tinggalkan untuk kita. Kalau saudara menerima surat wasiat, sekalipun panjang dan rumit, apakah saudara akan mengeluh atau saudara akan membacanya dengan teliti? Kalau ada bagian-bagian yang tidak mengerti, saudara pasti akan mencari pengacara dan menanyakan maksud dari setiap kalimat dan pasal. Saudara akan sangat ingin tahu apa yang tertulis di dalam surat wasiat itu. Kenapa kita begitu bergairah? Karena kita tahu apa yang diwasiatkan itu sesuatu yang berharga.

openbibleTerdapat jutaan buku yang tertulis di dunia ini. Menurut perkiraan Google, ada kira-kira 130 juta buku di dunia ini, tepatnya 129,864,880. Akan tetapi, hanya ada satu yang “ditulis” oleh Bapa kepada kita. Itulah sebabnya, dari semua buku yang ditulis di dunia ini, hanya buku ini saya benar-benar mau baca dan dalami. Walaupun saya juga membaca buku-buku yang lain, tapi bagi saya Alkitab adalah satu-satunya buku yang saya benar-benar mau memahaminya dengan baik dan tidak mau melewatkan satu apa pun. Saya mau tahu isi hati Bapa. Alkitab adalah surat dari Bapa surgawi kepada kita.

Seorang berkonseling ke saya tentang ketidak-mampuannya untuk hidup berkemenangan dan selalu dikalahkan oleh dosa. Saya bertanya apakah dia meluangkan waktu membaca Firman setiap hari. Alangkah kagetnya saya ternyata selain ke PA atau ibadah, dia tidak pernah membuka Alkitab dan membacanya. Berarti ada orang yang bisa bertahun-tahun ke gereja tetapi tidak pernah berhubungan dengan Allah melalui Firman-Nya. Tidak heranlah dia hidup dalam kekalahan, dan tidak bisa berkemenangan atas dosa.

Saya mengawali hidup kekristenan saya dengan berpegang kepada Mazmur 119:11, “Aku telah menyimpan firman-Mu dalam hatiku supaya aku tidak berbuat dosa melawan Engkau.”  Firmanlah yang membuat kita menjauhi dosa, yang memberi kita kekuatan, kemenangan dan anugerah yang kita butuhkan. Firman bukan untuk dikhotbahkan tetapi untuk dilakukan. Banyak hamba Tuhan yang membaca Firman hanya saat perlu mencari bahan khotbah. Saat tidak perlu melayani atau tidak punya jadwal khotbah, mereka jarang membaca Firman. Saya memastikan saya tidak melakukan hal ini.


WARISAN DIANUGERAHKAN KEPADA KITA MELALUI FIRMAN

Sekarang aku menyerahkan kamu kepada Allah dan kepada Firman anugerah-Nya yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu warisan yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. (Kisah 20:32)

Ayat ini berkata, kita diserahkan kepada Allah dan kepada Firman-Nya, lalu dijelaskan apa yang dapat dilakukan Firman anugerah dalam hidup kita. Apa yang dilakukan oleh Firman atas hidup kita? Firman-nya berkuasa untuk membangun dan menganugerahkan kepada kita warisan yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.

Apakah saudara mau mendapatkan warisan yang sudah ditentukan bagi saudara? Saya pikir kita semua mau. Apa yang membawa kita pada warisan itu? Firman anugerah-Nya. Semakin kita menghayati-Nya, bukan saja membacanya, tetapi menghayati-Nya dalam kehidupan kita, maka kita akan berkuasa atas hidup kita. Firman itu mendarah-daging dalam hidup kita. Kita akan berkuasa atas amarah atau apa pun kelemahan kita, apakah itu pornografi, kemunafikan, kesombongan atau yang lainnya.

Kita hanya hidup satu kali saja. Kesempatan kita hanya satu. Marilah kita mengharapkan yang terbaik bagi hidup kita. Marilah kita mulai sekarang dengan yakin dan bersemangat mengklaim semua janji-janji Tuhan. Tidak ada yang namanya terlambat, selama kita masih bernafas, kita masih sempat untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Firman dan kuasa-Nya.


LUPAKANLAH KEBODOHAN MASA LALU

Di Kisah 17:30 dikatakan bahwa Allah tidak ingin lagi mengingat kebodohan kita ketika kita belum mengenal Dia. Namun, Dia menyuruh semua orang yang di seluruh dunia untuk tidak berbuat dosa lagi. Kalau saudara hidup kacau kemarin, ingatlah hari ini, Allah tidak mau mengingat kebodohan kita pada waktu kita tidak mengenal Dia. Anggap sajalah kemarin itu masa kebodohan kita. Anggap saja minggu-minggu yang lalu itu masa-masa kebodohan kita. Dan Allah tidak mau mengingat semua itu. Mulai hari ini, katakan pada Tuhan, “Tuhan, mulai hari ini aku mau hidup untuk mencapai maksud dan tujuan yang Engkau rencanakan bagiku. Mulai hari ini, aku akan memulai yang baru.” Mulailah hari ini, jangan besok. Menunda-nunda merupakan tindakan yang paling merugikan dan mengacaukan hidup kita.Tuhan akan menutup mata-Nya dan melupakan semua hari-hari kita yang lalu, yang sudah kita sia-siakan dan kacaukan. Dari hari ini, mulailah kehidupan yang baru, berserahlah kepada Allah dan Firman anugerah-Nya yang akan membawa kita kepada warisan yang sudah Dia siapkan bagi kita.

 

Berikan Komentar Anda: