Pastor Eric Chang | Matius 13: 24-30 |
Mari kita baca Matius 13:24-30:
24 Yesus menyampaikan perumpamaan yang lainnya kepada mereka, kata-Nya, “Kerajaan Surga itu dapat diumpamakan seperti orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
25 Akan tetapi, sementara orang-orang tidur, musuhnya datang dan menaburkan benih lalang di antara benih gandum, dan pergi.
26 Ketika tanaman bertunas dan berbulir, kemudian lalang itu terlihat juga.
27 Maka, hamba-hamba dari pemilik ladang itu datang dan bertanya kepadanya, ‘Tuan, bukankah engkau menabur benih yang baik di ladangmu? Lalu, dari manakah datangnya lalang itu?’
28 Ia berkata kepada mereka, ‘Seorang musuh telah melakukannya.’ Lalu, hamba-hamba itu berkata kepadanya, ‘Apakah engkau mau kami pergi dan mengumpulkannya?’
29 Akan tetapi, tuan itu berkata, ‘Jangan! Sebab, ketika kamu mengumpulkan lalang-lalang itu, bisa-bisa kamu juga mencabut gandum itu bersamanya.
30 Biarlah keduanya tumbuh bersama sampai musim panen. Dan, pada waktu panen, aku akan berkata kepada para penabur, “Pertama-tama, kumpulkanlah lalang-lalang itu dan ikatlah dalam berkas-berkas untuk dibakar. Namun, kumpulkanlah gandumnya ke dalam lumbungku.”’”
Penjelasan bagi perumpamaan ini mengikuti di ayat 36-43:
36 Kemudian, Yesus meninggalkan orang banyak itu lalu masuk ke rumah. Dan, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata, “Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang-lalang di ladang.”
37 Jawab-Nya, “Orang yang menaburkan benih yang baik adalah Anak Manusia,
38 dan ladang itu adalah dunia ini. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan, dan lalang adalah anak-anak si jahat,
39 dan musuh yang menaburnya adalah Iblis, dan musim panen adalah akhir zaman, dan para penuai itu adalah para malaikat.
40 Jadi, sama seperti lalang yang dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikianlah yang akan terjadi pada akhir zaman.
41 Anak Manusia akan mengutus para malaikat-Nya, dan mereka akan mengumpulkan semua batu sandungan serta orang-orang yang melakukan kejahatan dari kerajaan-Nya,
42 dan akan melemparkannya ke dalam tungku api. Di tempat itu akan ada tangisan dan kertak gigi.
43 Kemudian, orang-orang benar akan bersinar seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa yang bertelinga, biarlah ia mendengar.”
Perumpamaan ini berhubungan dengan penanaman gandum dan lalang di dalam Kerajaan Allah. Perumpamaan ini menunjukkan kepada kita perbedaan yang dapat dilihat di antara dua jenis manusia di dalam Kerajaan Allah. Pertama-tama, marilah kita mempelajari beberapa istilah di dalam perumpamaan ini sebelum kita melanjutkan untuk berbicara tentang perumpamaan itu sendiri.
ISTILAH “KERAJAAN SURGA”
Yesus memulai perumpamaan dengan menyebut istilah “Kerajaan Surga.” Ini merupakan istilah yang dipakai di Injil Matius yang sejajar dengan istilah “Kerajaan Allah” di Injil Lukas. Banyak orang yang tidak memahami istilah “Kerajaan Allah” ini. Mereka bertanya, “Apakah Kerajaan Allah menunjuk kepada gereja? Apa artinya?” Pada dasarnya, Kerajaan Allah menunjuk kepada pemerintahan atau kedaulatan Allah.
Sama seperti kebanyakan dari perumpamaan Yesus, yang ini juga berkenaan dengan kerajaan atau pemerintahan Allah di dunia ini. Di Matius 21:43, Yesus berkata,
Karena itu, Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil darimu dan akan diberikan kepada orang-orang yang menghasilkan buah darinya.
Ini merupakan ayat yang bagus dari mana kita dapat memahami artinya “kerajaan”.
Kita dapat membacanya seperti ini: “Karena itu, Aku berkata kepadamu, pemerintahan (kekuasaan) Allah akan diambil darimu dan akan diberikan kepada orang-orang yang menghasilkan buah dari pemerintahan itu.” Perhatikan bahwa gereja tidak sama dengan Kerajaan Allah. Di sini, Kerajaan Allah dapat diambil dari sebuah bangsa dan diberikan kepada sebuah bangsa yang lain. Kerajaan Allah diberikan pada bangsa yang baru ini — yakni gereja — bangsa yang kudus yang dimaksudkan di 1 Petrus 2:9. Jadi, Kerajaan Allah dapat diberikan kepada Anda, tetapi Kerajaan Allah juga dapat diambil dari Anda. Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang dapat dianggap menjadi milik Anda buat selama-lamanya. Kerajaan Allah dapat diambil dari Israel dan diberikan kepada bangsa-bangsa lain.
Inilah yang dikatakan oleh Paulus dari Roma 9 hingga 11, terutamanya di pasal 11 yang menyatakan bahwa Israel telah dipatahkan, dan kita, yang bukan bagian dari pohon yang asli, telah dicangkokkan pada pohon tersebut. Di sini, Paulus menggunakan gambaran yang berbeda untuk menyatakan hal yang sama. Memiliki Allah sebagai Raja merupakan satu hak istimewa yang tertinggi karena itu berarti kita telah masuk ke dalam suatu hubungan yang istimewa dengan Dia, sama seperti bangsa Israel memiliki suatu hubungan yang istimewa dengan Allah. Tidak ada bangsa lain yang memiliki Allah sebagai Raja. Bangsa-bangsa lain memiliki raja-raja manusia, tetapi Israel memiliki Allah sebagai Rajanya karena Israel mempunyai hubungan yang istimewa dengan Dia. Bangsa Israel menjadi umat-Nya, dan Ia menjadi Allah mereka. Melalui suatu perjanjian, Ia menjadi Allah umat Israel dan mereka menjadi umat-Nya.
Demikian juga, kita melalui suatu perjanjian yang baru menjadi umat Allah melalui ketaatan kita kepada Yesus, Mesias dan Raja kita. Kita yang hidup di dalam ketaatan pada Yesus telah menerima Kerajaan Allah. Apakah Anda telah menerima Kerajaan Allah? Ini bergantung pada apakah Anda telah memahkotakan Yesus sebagai Raja dalam kehidupan Anda. Ini bergantung pada apakah Anda telah masuk ke dalam suatu hubungan yang hidup bersama Allah melalui Yesus. Tidak seorang pun dapat masuk ke dalam suatu hubungan yang hidup bersama Allah kecuali ia terlebih dulu memahkotakan Yesus sebagai Raja atas kehidupannya.
Menjadi anak Kerajaan, kita mengemban suatu tanggungjawab dan penghargaan yang tertinggi. Hanya mereka yang memiliki Yesus sebagai Raja atas kehidupan mereka memiliki semua berkat yang dianugerahkan dari Bapa kepada mereka. Berkat-berkat seperti kehidupan yang kekal dan semua buah Roh. Jika Anda memahkotakan Yesus sebagai Raja atas hidup Anda, Anda mengalami damai sejahtera dan kasih, karena dia adalah Raja damai dan kasih. Lebih dari itu, akan ada kebenaran dan kekudusan di dalam kehidupan Anda. Namun, jika Yesus tidak berkuasa atas kehidupan Anda, Anda bukan bagian dari Kerajaan Allah. Oleh karena itu, terdapat suatu perbedaan yang besar di antara orang-orang yang hanya Kristen pada nama dan orang-orang Kristen yang sejati. Ini merupakan pokok yang utama dalam perumpamaan ini.
Satu lagi hal yang perlu kita mengerti tentang Kerajaan Allah atau Pemerintahan Allah adalah terdapat dua tahap: tahap masa kini dan tahap masa depan. Dalam perumpamaan ini, kita berbicara tentang tahap masa kini, dan bagian akhir dari perumpamaan berbicara tentang tahap masa depan, ketika semua yang berbuat jahat akan dikeluarkan dan Allah akan mendirikan Kerajaan-Nya di dalam penghakiman dan keadilan.
Perumpamaan ini berakhir dengan kata-kata ini, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” Yesus menggunakan kata-kata ini apabila dia ingin mengatakan sesuatu yang amat penting. Ada banyak orang yang bertelinga, tetapi tidak mendengar. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Domba-dombaku mendengar suaraku, dan aku mengenal mereka, dan mereka mengikut aku” (Yoh 10:27). Perumpamaan ini ditujukan kepada mereka yang bertelinga untuk mendengar, dan siap untuk menjadi domba-dombanya karena mereka siap untuk memahkotakan Yesus sebagai Raja atas kehidupan mereka. Satu lagi alasan mengapa perumpamaan ini penting adalah karena ini merupakan satu dari hanya dua perumpamaan yang diberikan penjelasan. Perumpamaan-perumpamaan yang lain disampaikan oleh Yesus tanpa penjelasan. Ini berarti perumpamaan ini merupakan sebuah perumpamaan fondasi (dasar), sama seperti perumpamaan seorang penabur yang juga mempunyai penjelasan.
Gandum ditabur ke dalam dunia untuk memuliakan Allah
Perumpamaan ini, pada kenyataannya, merupakan sebuah nubuatan. Perumpamaan ini memberitahu kita, dalam bentuk gambaran, apa yang akan terjadi di dalam Kerajaan Allah. Kita dapat melihat dengan segera bahwa ada dua jenis tumbuhan di dalam perumpamaan ini. Pertama-tama, di manakah benih ini ditaburkan? Benih ini, tidak seperti dalam perumpamaan seorang penabur, tidak mewakili firman Tuhan. Benih menunjuk kepada anak-anak kerajaan, anak-anak Allah. Mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah pemerintahan Allah; mereka adalah orang-orang yang ditaburkan Yesus ke dalam dunia. Jika kita adalah anak-anak Allah, kita adalah benih Allah yang ditaburkan ke dalam dunia.
Biji gandum bertumbuh apabila ia jatuh ke dalam tanah dan mati (Yoh 12:24). Dari sini kita dapat melihat orang yang berkomitmen total yang siap untuk mati. Seorang Kristen yang sejati adalah seorang yang siap untuk mati; ia telah disalibkan bagi dunia dan telah selesai dengan kehidupan dosa ini. Hanya orang seperti ini yang dapat menjalani sebuah kehidupan yang mewakili benih yang baik. Oleh karena itu, kita sendiri adalah Firman Allah; kita adalah pesan Allah kepada dunia. Cara kita menjalani kehidupan inilah yang akan membuat orang berpaling kepada Tuhan.
LADANG MEWAKILI DUNIA
Berikutnya, kita memusatkan perhatian pada ladang. Apakah yang diwakili oleh ladang? Yesus memberitahu kita bahwa ladang ialah dunia dan kita ditaburkan ke dalam dunia untuk menjadi saksi bagi dia, dan untuk menghasilkan buah demi kemuliaan Bapa di surga.
Biarlah terangmu juga bercahaya dengan cara yang sama supaya mereka dapat melihat perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga. (Mat 5:16)
Itulah caranya kita harus bercahaya. Sekali lagi, dogma-dogma dan doktrin-doktrin kita telah menyebabkan kita untuk menganggap perbuatan baik sebagai sesuatu yang negatif. Begitulah keadaannya di antara beberapa kelompok kaum injili sekarang. Ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa perbuatan baik tidak dipandang sebagai sesuatu yang negatif oleh Yesus.
Mengapa orang memberikan kemuliaan kepada Allah saat mereka melihat perbuatan baik Anda? Mengapa tidak memberikan kemuliaan kepada Anda? Kita harus dapat membedakan perbuatan baik macam apa yang sedang kita bicarakan. Perbuatan baik yang dihasilkan dalam kekudusan disertai oleh hadirat Allah di mana bahkan orang tidak percaya dapat melihat bahwa perbuatan baik tersebut dihasilkan oleh kuasa-Nya. Mereka tahu bahwa kekudusan yang terdapat di dalam diri Anda bukanlah sesuatu yang berasal dari Anda, tetapi dari Allah. Di sinilah letak keindahannya. Mereka mungkin tidak tahu tentang Roh Kudus, tetapi mereka tahu kekudusan yang ada pada Anda bukanlah sesuatu yang dihasilkan oleh Anda sendiri. Itu adalah sesuatu yang dilakukan Allah. Perkataan Yesus di Matius 5:16 sangatlah sempurna. Lewat pernyataan itu Yesus telah menunjukkan perbuatan baik macam apa yang dimaksudkan olehnya. Ia sedang berbicara tentang perbuatan baik yang datang dari Roh Allah, yang menyebabkan orang lain memuliakan Allah, bukannya Anda.
Pernahkah Anda mengenal seorang abdi Allah yang benar? Apakah Anda memberikan kemuliaan kepada dia? Tidak, karena Anda tahu kekudusan di dalam kehidupannya, keindahan kehidupannya, datang dari Allah. Seorang yang saleh mempunyai kemampuan untuk membelokkan Anda kepada Allah tanpa perlu mengatakan sepatah kata pun. Ujian ini akan menunjukkan apakah kekudusan Anda berasal dari Allah. Jika orang lain memuji Anda, ada sesuatu yang tidak beres. Jika orang melihat Anda dan berkata, “Betapa indahnya Allah itu!”, Anda tahu bahwa Anda mempunyai kekudusan yang benar.
Lalang ditanamkan di antara anak-anak Allah
Lalang yang ditaburkan di dalam perumpamaan ini tidak sejak semula berada di dalam ladang, yang mewakili dunia ini. Jika lalang menunjuk kepada orang tidak percaya, mereka sudah ada di ladang jauh sebelum Yesus menaburkan benih yang baik ke dalam ladang. Orang tidak percaya dan orang yang berbuat jahat telah ada di dunia jauh sebelum kedatangan orang Kristen. Sebaliknya, benih lalang ditaburkan sesudah benih yang baik ditaburkan, dan benih-benih lalang ini ditaburkan di antara gandum! Benih-benih lalang dengan sengaja ditanam di tengah-tengah gandum, dan bukannya secara sembarangan. Orang-orang yang melakukan kejahatan, dan segala yang menyesatkan, ada di dalam Kerajaan dan harus dikeluarkan (Mat 13:41).
Anak Manusia akan mengutus para malaikat-Nya, dan mereka akan mengumpulkan semua batu sandungan serta orang-orang yang melakukan kejahatan dari kerajaan-Nya,
Satu hal harus diperhatikan: kalau mereka berada di dalam Kerajaan Allah, berarti mereka adalah orang yang percaya. Oleh karena itu, lalang adalah orang-orang percaya yang mengakui imannya.
LALANG SEBENARNYA ADALAH “DARNEL” (GANDUM BERACUN)
Ada satu lagi hal yang sangat penting: tanaman yang diterjemahkan sebagai “lalang”, pada kenyataannya, adalah tanaman yang sangat menyerupai gandum. Oleh karena itu, jika kita dengan saksama membaca perumpamaan ini, kita akan perhatikan bahwa hamba-hamba tuan ladang hanya menyadari terdapat lalang di dalam ladang — dan banyak sekali lalangnya — setelah tanaman ini bertumbuh dan mulai berbulir. Kita melihat hal ini di Matius 13:26. Lalang tidak tampak sampai pada waktu buahnya mulai muncul. Lalang telah bertumbuh untuk waktu yang lama sebelum hamba-hamba tuan ladang tiba-tiba menyadari bahwa ladang gandum mereka penuh dengan lalang. “Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?“, mereka bertanya. Lalang begitu menyerupai gandum dan tidak begitu mudah dibedakan sampai mereka mulai menghasilkan buah. Sifat lalang itu hanya terlihat atau muncul pada tahap berbuah itu.
Saya harus mengatakan sesuatu tentang terjemahan bahasa Inggris atas perumpamaan ini berdasarkan teks Yunani. Terjemahan versi AV (Authorized Version) sebagai tares sebetulnya tidak tepat, tetapi kita tidak dapat menyalahkan penerjemah karena pada tahun 1611 mereka ternyata tidak mengetahui arti dari kata Yunani tersebut. Kata tares tidak tepat karena tares ialah semacam buncis. Mereka tergolong dalam keluarga buncis atau kacang dan sama sekali tidak serupa dengan gandum. Siapa saja dapat dengan segera melihat perbedaan antara tares dan gandum. Akan tetapi, di sini kita berbicara tentang semacam rumput liar yang tidak dapat dibedakan dari gandum sebelum biji-bijiannya muncul.
Hal yang sama berlaku juga untuk versi RSV (Revised Standard Version). Kata tersebut diterjemahkan sebagai “rumput liar”. Rumpat liar, sebagaimana kita tahu, tidak menghasilkan buah dan karenanya kita mempunyai suatu kontradiksi di sini. Pernahkah Anda melihat rumput liar menghasilkan buah? Dalam kasus ini, besar kemungkinan penerjemah-penerjemah RSV sengaja memilih kata ini karena mereka tahu bahwa nama khusus bagi rumput liar semacam ini tidak dapat dipahami oleh pembaca umum. Bagaimanapun juga, kebanyakan dari kita bukanlah ahli botani (ahli tumbuh-tumbuhan) dan tidak mengetahui nama teknis bagi rumput liar semacam ini. Akan tetapi, jika Anda ialah seorang yang berpikir dengan mendalam, Anda akan segera bertanya, “Sejak kapan rumput liar menghasilkan buah?”
Terjemahan bahasa Tionghoa mempunyai masalah yang sama. Dalam bahasa Mandarin, terjemahannya ialah bai zi, yang merupakan semacam rumput liar yang tumbuh di sawah padi, dan bukan di ladang gandum. Di antara tanaman padi, terdapat semacam rumput liar yang tampak serupa dengan tanaman padi semasa bertumbuh, dan karena itu penerjemah bahasa Tionghoa memutuskan untuk menggunakan istilah yang familiar tersebut. Sayang sekali, yang sedang dibicarakan adalah ladang gandum bukan sawah padi. Jadi, adanya semak padi yang bertumbuh di antara gandum, menimbulkan berbagai macam kebingungan. Pada kenyataannya, nama teknis bagi tanaman yang sedang dibicarakan di perumpamaan ini adalah “the bearded darnel.” Istilah bahasa Mandarinnya – du mai – sangatlah berarti karena mempunyai arti ‘gandum yang beracun.’
Darnel ialah tumbuhan yang lazimnya hanya bertumbuh di ladang gandum. Darnel begitu menyerupai gandum bahkan seorang ahli akan mengalami kesulitan membedakannya dari gandum sebelum darnel tersebut mulai berbulir. Biji darnel berwarna hitam, dan isinya berasa pahit. Lebih dari itu, biji darnel juga beracun. Itulah sebabnya nama bahasa Mandarinnya — du mai (gandum beracun) — sangatlah tepat. Darnel adalah mai karena ia kelihatan seperti gandum, dan adalah du karena beracun. Menurut para ahli seseorang yang termakan biji darnel akan mengalami pusing, kantuk, mual, diare, sawan dan ganggren, dan bisa juga berujung pada kematian!
DUA TANAMAN YANG TAMPAK SERUPA
Sampai di sini, kita harus menyadari bahwa kita sedang menangani dua jenis tanaman yang kelihatan sangat serupa, tetapi sama sekali berbeda pada substansinya. Lalu, bagaimana kita dapat membedakan kedua jenis tanaman tersebut? Yesus berkata, “dari buahnya pohon itu dikenal.” (Mat 12:33) Benih yang baik menghasilkan buah yang baik; benih yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik (Mat 7:17).
Mari kita menyimpulkan pembahasan tentang rumput liar atau lalang ini. Darnel bertumbuh di antara gandum di dalam Kerajaan Allah. Meskipun mereka tampak seperti orang Kristen sejati, tetapi mereka bukan. Buah yang dihasilkan oleh rumput liar ini berwarna hitam sedangkan buah yang dihasilkan oleh gandum berwarna keputih-putihan. Lebih dari itu, biji-bijian dari rumput liar ini beracun sedangkan biji-bijian yang dihasilkan oleh gandum sangat bergizi. Namun, keduanya bertumbuh di dalam gereja, yaitu Kerajaan Allah pada masa sekarang. Pada masa sekarang, menurut perumpamaan-perumpamaan Yesus, terdapat orang yang melakukan kejahatan di dalam Kerajaan Allah. Ingat perumpamaan tentang perjamuan kawin? Di dalam perumpamaan itu, ada seseorang masuk ke dalam perjamuan kawin tanpa pakaian pesta, dan kemudiannya dicampak keluar dari perjamuan tersebut sekalipun ia telah masuk ke dalam ruang pesta.
Hal yang berikut yang harus kita perhatikan adalah hubungan dekat yang terjalin di antara darnel dan gandum. Keduanya saling menjalin hubungan, dan ini menunjukkan bahwa keduanya berfungsi bersama-sama di dalam Kerajaan Allah. Itulah sebabnya mengapa Yesus mengingatkan bahwa mencabut darnel akan sekaligus menyebabkan gandum ikut tercabut juga. Oleh karena itu, darnel harus dibiarkan bertumbuh sampai hari Penghakiman.
Dari manakah datangnya darnel tersebut? Menurut Yesus, darnel ditaburkan ke dalam Kerajaan Allah oleh seorang musuh, yaitu Iblis, yang sedang berjuang melawan kedaulatan Allah. Darnel mewakili semacam orang, begitu juga dengan gandum. Musuh akan menaburkan orang-orang yang pada intinya bukan orang Kristen ke tengah-tengah masyarakat Kristen. Dari luar orang-orang ini tampak seperti orang Kristen; mereka bahkan berbicara dan berkelakuan seperti orang Kristen sampai titik tertentu, tetapi pada intinya mereka berbeda.
DARNEL TIDAK TAHU MEREKA ADALAH DARNEL
Meskipun darnel bukan orang-orang Kristen sejati, itu tidak berarti mereka tidak memikirkan diri mereka sebagai orang Kristen sejati. Pada kenyataannya, darnel berpikir bahwa mereka adalah gandum, karena mereka memang sangat menyerupai gandum. Mereka yakin bahwa mereka adalah gandum. Ini merupakan tragedi yang sangat besar. Jadi, darnel bukanlah orang-orang yang sengaja ingin membinasakan gereja. Sama sekali bukan! Mereka adalah orang-orang Kristen yang tidak sejati, tetapi berfungsi di dalam gereja dan mengira diri mereka adalah seorang Kristen sejati.
Ini menimbulkan satu pertanyaan yang penting: bagaimana Anda tahu apakah Anda sebenarnya gandum atau darnel? Bagaimana Anda mengetahuinya? Anda mungkin mempunyai keyakinan bahwa Anda adalah seorang Kristen yang sejati, tetapi persoalannya ialah, apakah Anda seorang Kristen sejati di mata Allah? Sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus, hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri. (1Kor 11:28)
Di penjelasan bagi perumpamaan ini di Matius 13:41, kita melihat lalang atau darnel adalah segala sesuatu yang menyesatkan di dalam gereja. Di dalam Alkitab RSV, kata Yunani bagi “yang menyesatkan” diterjemahkan sebagai “yang menyebabkan dosa”, sementara kata Yunani yang lain di ayat tersebut diterjemahkan sebagai “pembuat kejahatan”, atau “yang melakukan kejahatan”. Kata “pembuat kejahatan” bukan terjemahan yang tepat karena ia memberikan kesan yang keliru tentang orang-orang ini. Secara harfiah, kata Yunani itu berarti “yang melanggar hukum”. Tentu saja, jika Anda melanggar hukum, Anda seorang pembuat kejahatan. Namun, jika kita membandingkan bagaimana kata ini digunakan di lain tempat dalam Perjanjian Baru, suatu gambaran yang sangat penting tentang darnel akan mulai terlihat. Kata Yunani yang sama digunakan di Matius 7:23 di mana kata itu menunjuk bukan kepada orang-orang tidak percaya, tetapi kepada orang-orang Kristen. Sebenarnya, kata itu digunakan untuk menggambarkan pekerja-pekerja Kristen! Matius 7:21-23 mengatakan:
21 Tidak semua orang yang berkata kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan,’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan ia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.
22 Pada hari itu, banyak orang akan berkata kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat* dalam nama-Mu, dan mengusir roh-roh jahat dalam nama-Mu, dan melakukan banyak mukjizat dalam nama-Mu?’
23 Lalu, Aku akan menyatakan kepada mereka, ‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari-Ku, kamu yang mengerjakan kesalahan!’”
Di dalam nas di atas, orang-orang ini mengakui Yesus sebagai Raja atas kehidupan mereka karena mereka memanggilnya, “Tuan, Tuan (Lord)“. Namun, sebagaimana yang dikatakan oleh nabi Yesaya, “bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku” (Yes 29:13). Bukan setiap orang yang berseru kepada Yesus, “Tuan, Tuan” akan masuk ke dalam Kerajaan Surga pada masa depan (perhatikan kata kerja masa depan “akan masuk” dipakai di sini), tetapi ia yang melakukan (perhatikan kata kerja masa kini dipakai di sini) kehendak Bapa yang di surga. Pada hari Penghakiman, banyak yang akan berkata, “Tuhan, tidakkah kami bernubuat dalam namamu dan mengusir setan dalam namamu dan melakukan mujizat dalam namamu?” Mereka ialah orang-orang yang bekerja dalam nama Yesus. Perhatikan kata-kata yang mengerikan di ayat 23: “Lalu, Aku akan menyatakan kepada mereka, ‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari-Ku, kamu yang mengerjakan kesalahan!’”
Kata “mengerjakan kesalahan” di ayat ini adalah kata Yunani yang sama yang digunakan di dalam perumpamaan lalang di antara gandum itu. Coba bayangkan — orang-orang ini yang mengusir setan, yang bernubuat dan melakukan mujizat penyembuhan dalam nama Yesus sebenarnya ialah pelanggar hukum dan akan ditolak oleh Yesus!
Di sini kita melihat arti bagi perumpamaan ini mulai terlihat. Pembuat-pembuat kejahatan ini (atau darnel) bukanlah orang-orang tidak percaya. Mereka memanggil Yesus “Lord” dan barangkali Yesus memang Raja atas hidup mereka pada tahap tertentu, tetapi kehidupan mereka tidak dijalankan dalam ketaatan total pada ajaran Yesus. Mereka tidak melakukan kehendak Bapa. Dari sini kita dapat melihat bahwa tidak penting doktrin atau dogma macam apa yang Anda anuti, selama doktrin atau dogma tersebut selaras dengan firman Tuhan. Jika tidak, doktrin Anda akan membawa Anda bergabung dengan “pembuat-pembuat kejahatan” ini pada hari Penghakiman.
IMAN YANG MENGHASILKAN MUKJIZAT BELUM TENTU MENYELAMATKAN
Apakah orang-orang ini memiliki iman? Tentu saja. Tidak seorang pun yang dapat melakukan suatu apa pun dalam nama Yesus tanpa memiliki iman. Mereka merupakan orang-orang yang mengusir setan dalam nama Yesus, ini menunjukkan mereka percaya bahwa namanya dapat mengusir setan. Apakah Anda memiliki iman seperti ini? Mereka dapat bernubuat dalam nama Yesus. Apakah Anda mempunyai iman untuk bernubuat? Akan tetapi, apa yang tidak dimiliki mereka ialah ketaatan kepada kehendak Allah. Bernubuat tidak sama dengan melakukan kehendak Allah. Melakukan mukjizat tidak sama dengan melakukan kehendak Allah. Melakukan kehendak Allah adalah menjalani kehidupan yang kudus. Sekarang kita mulai melihat mengapa firman Tuhan menitikberatkan kekudusan. Karena menjalankan suatu kehidupan yang kudus menunjukkan bahwa Yesus adalah sesungguhnya Raja atas kehidupan Anda. Inilah ajaran yang alkitabiah. Bukankah kebenaran ini cukup jelas?
Sudah tiba waktunya untuk menyimpulkan apa yang telah dibahaskan sejauh ini. Melainkan Anda memahkotai Yesus sebagai Raja atas kehidupan Anda, Anda bisa saja melakukan semua mukjizat di dunia ini, tetapi Anda tidak akan diselamatkan, meskipun Anda melakukan semua mukjizat itu dalam nama Yesus. Hanya iman yang tunduk pada kehendak Allah yang menyelamatkan; dan bukan iman yang melakukan mukjizat. Oleh karena itu, Anda harus dengan saksama memahami arti dari iman yang alkitabiah. Itulah sebabnya rasul Yakobus berkata, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu dari perbuatan-perbuatanmu” (Yak 2:18). Iman macam apa yang Anda miliki? Jika iman Anda adalah iman yang melakukan mukjizat, itu tidak berarti iman tersebut akan menyelamatkan Anda. Hanya iman yang mengakui Yesus sebagai Raja atas kehidupan Anda seharian — saat demi saat — yang menyelamatkan. Iman seperti ini barangkali tidak spektakuler seperti melakukan mujizat, tetapi itulah yang diharapkan dari Anda. Selain itu, jika Anda dapat juga melakukan mujizat dalam nama Yesus, itu bagus sekali. Akan tetapi, yang satu tidak dapat mengantikan yang lain. Hal ini harus kita mengerti.
SIAPA DIRI ANDA, BUKAN APA YANG ANDA LAKUKAN YANG MENENTUKAN
Siapa diri Anda, dan bukannya apa yang Anda lakukan, yang berarti bagi Allah. Saya mengatakan ini sebagai peringatan kepada kaum muda yang berpikir bahwa menyibukkan diri melakukan kegiatan gereja membuktikan bahwa mereka orang Kristen yang baik. Beberapa orang yang mulai menghadiri gereja berkata, “Aku ingin melakukan sesuatu untuk gereja.” Jika mereka tidak diberikan sesuatu untuk dilakukan, mereka akan meninggalkan gereja tersebut dan mencari gereja yang lain. Jika seseorang berpikir dengan cara ini, ia belum mengerti bahwa pertama-tamanya Allah ingin melihat siapa dia sebenarnya. Sangat mudah untuk menemukan pekerjaan untuk dikerjakan orang, tetapi itu mungkin mengakibatkan lebih banyak kerugian ketimbang keuntungan. Mereka barangkali berpikir dengan melibatkan diri dalam banyaknya kegiatan, mereka menjadi orang Kristen yang baik. “Aku adalah presiden persekutuan ini; aku mengelolakan persekutuan ini; aku mengorganisir kegiatan itu; aku memimpin PA dan aku melakukan itu dan ini.” Barangkali Anda sangat sibuk, tetapi seperti apa atau siapakah Anda itu? Apakah Anda tergolong sebagai gandum atau darnel? Semua aktivitas itu membuat Anda tampak seperti seorang Kristen yang sejati di luar, tetapi siapakah Anda di dalam?
Sangat menyedihkan melihat orang-orang di Matius 7 ini berpikir bahwa mereka akan diselamatkan. Pada hari Penghakiman, mereka mungkin saja mempersembahkan pekerjaan-pekerjaan mereka sambil berkata, “Tuhan, Tuhan, bukankah kami melakukan ini dan itu demi namamu?” Mereka secara tulus berpikir dengan melakukan hal-hal tersebut, mereka akan diselamatkan. Mereka benar-benar menaruh kepercayaan pada Yesus, tetapi Yesus menolak mereka. Hari Penghakiman merupakan hari yang penuh dengan kejutan. Banyak orang yang mengira, “Kursiku di surga sudah ada untukku,” tetapi Yesus malah akan berkata kepada mereka, “Aku tidak pernah mengenal siapa kamu. Enyahlah dari Aku.” Sayang sekali mereka telah dibimbing untuk mempercayai bahwa mereka adalah orang Kristen yang sejati. Iblis ialah bapa segala dusta. Percayakah Anda pada dustanya bahwa Anda bisa menjadi seorang Kristen yang sejati, tanpa menjadi kudus? Percayakah Anda pada dusta bahwa Anda bisa diselamatkan tanpa menjadikan Yesus sebagai Raja atas kehidupan Anda?
ADA DUA JENIS ORANG DALAM SETIAP GEREJA
Gandum dan darnel melambangkan dua kelompok orang di dalam gereja: mereka yang mempercayai Yesus hanya sebagai Juruselamat (Savior) dan mereka yang mempercayai Yesus sebagai Tuan dan Juruselamat (Lord and Savior), dan dalam urutan ini. Jika Anda menjadi seorang Kristen karena Anda mempercayai Yesus hanya sebagai Juruselamat, Anda telah mempercayai satu dusta. A.W. Tozer, seorang abdi Allah yang besar yang telah menulis banyak buku yang bagus seperti The Pursuit of God, membuat pernyataan ini dalam bukunya, The Root of the Righteous:
“Bidat paling besar dalam pengajaran gereja masa kini adalah usaha untuk memisahkan Juruselamat dari ketuanan Yesus atas hidup Anda (Jesus as Lord), dan untuk mengatakan bahwa Anda bisa menerima Yesus sebagai Penyelamat tanpa menerimanya sebagai Tuan ke atas Anda, di mana Anda menerimanya sebagai tuan hanya pada tahap pengudusan yang berikutnya.”
Menurut mereka, Anda hanya perlu menerima Yesus sebagai Juruselamat untuk diselamatkan. Namun, mereka tidak mengatakan apa-apa tentang Yesus sebagai Raja atas kehidupan Anda. Menurut mereka, jika Anda mau, suatu hari kelak, barangkali Anda bisa memahkotai dia sebagai Raja atas kehidupan Anda. Namun, menurut mereka, itu adalah tahap pengudusan yang lebih tinggi. Tidak apa-apa jika Anda tidak mau berbuat demikian karena Anda tetap akan diselamatkan. Inilah yang saya maksudkan dengan dusta si Iblis. Sama sekali tidak disinggung tentang perlunya hidup di bawah pemerintahan Yesus sebagai Raja di dalam hidup mereka. Orang-orang ini ingin memperalatkan Yesus untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Barangkali suatu hari nanti, mereka mungkin berkata, “Baiklah, aku menerima Yesus sebagai Raja juga.” Siapa saja yang mengajarkan ini sedang mengajarkan dusta si Iblis, sebagaimana diperingatkan A.W. Tozer berulang-kali. Namun begitu, tampaknya inilah ajaran yang standar pada masa kini. Kita dibesarkan berdasarkan ajaran ini, yang telah membutakan mata kita kepada Firman Allah.
Banyak kali ketika saya menyatakan ini, orang akan berkata, “Ha! Ia telah mengelirukan pengudusan dan pembenaran!” Pada kenyataannya, bukan saya yang keliru. Saya telah mempelajari cukup banyak teologia untuk tidak melakukan kesalahan dasar seperti itu, yaitu untuk memisahkan kehidupan Kristen kepada dua tahap, di mana tahap yang kedua tidak diwajibkan (boleh dipilih). Ini adalah dusta Satan.
DARI BUAHNYALAH KITA MENGENAL MEREKA
Dalam perumpamaan ini, darnel secara jujur percaya mereka telah diselamatkan, dan mereka adalah orang Kristen di dalam Kerajaan Allah. Mereka memang ada di Kerajaan, tetapi hanya sampai hari penghakiman, setelah itu mereka akan dicampak keluar. Jadi, darnel adalah anak-anak Iblis. Akan tetapi, apakah mereka menyadari bahwa mereka adalah anak-anak Iblis? Jawabnya tidak. Kita hanya perlu membaca Yohanes 8 untuk menyadari bahwa anak-anak Iblis biasanya tidak menyadari siapa diri mereka yang sebenarnya. Di Yohanes 8:39, orang-orang Yahudi berkata, “Abraham adalah bapa kami.” Yesus menjawab,
“Iblislah yang menjadi bapamu…” (Yoh 8:44).
Yesus mengatakan ini kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Farisi, yaitu orang-orang yang paling saleh di antara orang Yahudi, dan yang paling bersemangat dalam hal-hal agama pada waktu itu. Orang-orang Farisi berusaha untuk menegakkan kebenaran mereka sendiri. Namun, Yesus memanggil mereka anak-anak si Iblis. Orang-orang tidak percaya saja tidak disebutkan sebagai anak-anak Iblis, tetapi malah orang-orang yang taat agama ini yang disebut sebagai anak-anak si Iblis. Bukankah sangat mengagetkan membaca hal-hal seperti ini dalam Alkitab?
Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, yang menjadi umat pilihan Allah, dan kepada orang-orang Farisi, pemelihara hukum Taurat yang lebih benar daripada semua,
“Jika kamu anak-anak Abraham, kamu akan mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.”
Apa yang dilakukan oleh Abraham? Ia memahkotai Allah sebagai Raja atas kehidupannya. Apa saja yang dikatakan Allah, Abraham akan lakukan. Kemana saja Allah mengutus dia, ia akan pergi karena Allah adalah Raja atas kehidupannya. Itulah yang dikerjakan oleh Abraham. Yesus tidak basa basi dalam bicara. Yesus mengungkapkan kondisi rohani mereka yang sebenarnya. Itulah sebabnya Anda harus memberitahu seorang sakit bahwa ia sakit, kalau tidak, ia berpikir bahwa ia sehat. Anda mungkin saja merasa sangat sehat, tetapi sebenarnya sedang mengidap sakit kanker. Umpamanya ayah saya. Ia merasa baik-baik saja sebelum ia meninggal karena penyakit kanker. Ia merasa sehat dan kuat. Saat dia melakukan pengecekan rutin, dokter berkata, “Benjolan apa itu?” Ayah saya berkata, “Apa ada benjolan?” Dokter itu berkata, “Benjolan yang ini.” Ayah saya berkata, “Ah! Itu tidak menyakitkan. Tidak apa-apa.” Dua bulan kemudian, ayah saya meninggal dunia. Ia merasa baik-baik saja ketika ia pergi melakukan pengecekan medis, tetapi merasa baik-baik saja tidak membuktikan apa-apa sama sekali.
Tahukah Anda apa kondisi rohani Anda? Barangkali tidak. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada mereka, “Iblislah yang menjadi bapamu.” Yesus bukan sedang menghina mereka. Yesus sedang berkata, “Sadarilah keadaanmu. Melainkan kamu menerima Allah sebagai Raja atas kehidupan kamu, kamu akan menjadi anak-anak si Iblis, dan kamu akan binasa dalam dosa-dosamu.” Yesus juga berkata kepada mereka,
“Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu” (Yoh 9:41).
Mereka berpikir mereka melihat, dan yang buta adalah orang lain. Tidak ada hal yang lebih mengerikan daripada salah menilai diri kita, dan kita ternyata salah. Itulah tragedi yang paling dahsyat. Kiranya hal itu tidak terjadi pada kita! Kita harus datang kepada Allah dan berkata, “Tuhan, aku hanya ingin membuka diriku kepada Engkau. Tunjukkanlah siapa diriku yang sebenarnya.”
Bagaimana kita tahu siapa diri kita yang sebenarnya? Apakah kita ditinggalkan untuk menebak-nebak sendiri apakah kita orang Kristen yang sejati? Tidak demikian. Yesus memberitahu kita bagaimana kita bisa tahu. Ketika buahnya mulai tampak, kita dapat membedakan di antara seorang Kristen yang sejati dan seorang Kristen yang pada nama saja. Di dalam firman Tuhan, kata “buah” menunjuk kepada buah Roh, yaitu kekudusan di dalam kehidupan kita. Apakah kehidupan Anda kudus? Apakah Anda sering bertengkar dengan saudara-saudara Anda, dengan saudara-saudara seiman atau dengan pemilik kost Anda? Jika Anda berkelakuan seperti orang tidak percaya setiap hari, apakah Anda pikir Anda akan diselamatkan? Yesus berkata,
“dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Mat 7:20)
Dari buah kehidupan Anda, Anda dapat mengenal siapa diri Anda. Saya mengenal siapa diri saya. Anda mungkin berpikir saya seorang Kristen yang bagus. Namun, saya mengenal siapa saya dan saya dapat melihat betapa banyaknya kegagalan saya. Akan tetapi, saya juga melihat betapa besarnya anugerah Allah, yang menjadikan saya sebagaimana saya ada sekarang. Jika saya melihat sesuatu yang baik dalam diri saya, saya hanya dapat berkata seperti rasul Paulus, “Namun, karena anugerah Allah, aku adalah aku yang sekarang.” (1Kor 15:10) Saya tahu siapa saya sebelumnya; saya tahu siapa saya sekarang. Saya tahu apa yang telah Allah lakukan dalam kehidupan saya dan saya berkata, “Terima kasih, ya Tuhan.” Apabila orang lain mulai melihat perubahan pada Anda dan Anda tahu bahwa perubahan tersebut adalah pekerjaan Allah di dalam hati Anda, Anda sedang menghasilkan buah Roh di dalam kehidupan Anda. Dengan demikian Anda akan tahu bahwa Anda adalah seorang Kristen yang sejati. Roh Allah akan bersaksi dengan roh Anda bahwa Anda adalah anak Allah (Rm 8:16).
Apakah Anda selalu meledak-ledak dalam kemarahan? Bagaimana kelakuan Anda? Jangan berpikir bahwa hal-hal seperti ini tidak penting. Iblis mau Anda percaya bahwa Anda akan diselamatkan, tidak kira bagaimana Anda menjalani hidup Anda. Bagaimana Anda bertingkah laku merupakan indikasi apakah Anda merupakan ciptaan baru atau tidak. Hal ini sangatlah penting. “Tanpa kekudusan, tidak seorang pun dapat melihat Allah.” Tanpa kekudusan yang dikerjakan Roh Kudus di dalam kehidupan Anda, Anda tidak akan melihat Allah. Tanyalah diri Anda sendiri: apakah Anda bagian dari gandum atau darnel?
DARNEL AKAN DIPISAHKAN DARI GANDUM
Ingatlah, sekali lagi, bahwa darnel itu beracun. Itulah sebabnya darnel harus dipisahkan dari gandum. Darnel harus dipisahkan dengan berhati-hati. Pada kenyataannya, jika terjadinya kesalahan saat menuai, dan beberapa dari biji darnel bercampur dengan gandum dan digiling menjadi tepung gandum, orang yang memakan tepung gandum ini akan menjadi sakit. Itulah sebabnya mengapa darnel harus dipisahkan dengan berhati-hati dan dibinasakan. Saya berdoa agar Allah akan membuka mata Anda supaya kita berkata,
23 Selidikilah aku, ya Allah, dan kenali hatiku, ujilah aku dan kenali pikiran-pikiranku.
24 Dan, lihatlah jika ada jalanku yang mendukakan, dan pimpin aku pada jalan kekekalan. (Mzm 139)
Mari kita mengakhiri dengan satu poin yang terakhir. Pembuat kejahatan bukanlah orang yang melakukan pembunuhan, perzinahan dan hal-hal seperti itu. Oleh karena itu, janganlah berkata, “Nah, aku tidak membunuh, aku tidak berzinah, jadi aku tidak tergolong sebagai pembuat kejahatan.” Janganlah menipu diri. Jangan lupa bahwa orang-orang yang melakukan mukjizat disebut sebagai pembuat kejahatan oleh Yesus. Kata “pembuat kejahatan” juga berlaku untuk orang-orang Farisi di Matius 23. Kata tersebut berarti “yang melanggar hukum”. Ini berarti orang-orang Farisi tidak tunduk kepada hukum Kristus. Mereka melakukan perkara mereka sendiri, mempercayai apa yang ingin mereka percayai. Mereka tidak hidup dibawah ketuanan Kristus. Rasul Paulus berbicara tentang hukum Kristus di 1 Korintus 9:21 dan Galatia 6:2. Ia berkata, “aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus.” Mengapa tidak ada orang yang mengkhotbahkan ayat ini? Ingatlah hal-hal ini dengan berhati-hati supaya, sebagaimana kata Paulus, kekudusan disempurnakan di dalam kehidupan Anda. (2Kor 7:1-2).