A. W. Tozer |
Beberapa orang keberatan untuk berikrar, tetapi di dalam Alkitab Anda akan menemukan banyak anak-anak Tuhan yang hebat yang dipimpin oleh perjanjian, sumpah, dan ikrar. Pemazmur tidak menolak untuk mengambil sumpah: “Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan korban syukur akan kubayar kepada-Mu” (Maz 56:12)
Nasihat saya dalam hal ini, jika Anda benar-benar peduli dengan pertumbuhan rohani – memperoleh kekuasaan baru, hidup baru, sukacita baru, dan kebangkitan pribadi baru di dalam hati Anda – Anda akan membuat ikrar dan tetap menjaga ikrar tersebut. Jika Anda sampai gagal, rendahkan hati dan bertobat dan mulai lagi. Namun tetaplah selalu menjaga ikrar ini di hadapan Anda. Ikrar akan membantu Anda menyelaraskan hati Anda dengan kekuasaan besar yang mengalir keluar dan turun dari takhta di mana Kristus duduk di sebelah kanan Allah.
Manusia jasmaniah menolak disiplin komitmen-komitmen tersebut. Ia berkata, “Aku ingin bebas. Aku tidak bersedia untuk mengikat sumpah apapun atas diriku; Aku tidak mempercayainya. Itu adalah legalisme.” Saya akan memberikan sebuah gambaran mengenai dua orang.
Salah satunya tidak bersumpah. Ia tidak akan menerima tanggung jawab apapun. Ia ingin bebas. Dan ia memang bebas, – dalam ukuran – seperti gelandangan yang bebas. Gelandangan bebas untuk duduk di bangku taman setiap hari, pada malam hari tidur beralaskan koran, diusir dari kota pada hari Kamis pagi, dan mendapati dirinya menaiki tangga penginapan murah pada Kamis malam. Ia memang bebas, tetapi ia juga tidak berguna. Ia mengotori dunia tempat ia bernapas.
Mari kita lihat pria yang satunya lagi – mungkin seorang presiden atau seorang perdana menteri atau orang hebat lainnya yang memikul tanggung jawab di dalam pemerintahan. Orang-orang seperti ini tidak bebas. Namun harga dari mengorbankan kebebasan adalah mereka memiliki kuasa. Jika mereka bersikeras untuk bebas, mereka bisa bebas seperti gelandangan. Akan tetapi mereka lebih memilih untuk terikat.
Ada banyak gelandangan rohani di dunia yang tidak terikat pada apapun. Mereka berpaling dari kasih karunia Allah kepada kebebasan pribadi. Namun orang-orang yang hebat adalah orang-orang yang berjalan dengan taat kepada Allah dengan pemahaman bahwa di dalam daging tidak ada hal yang baik. Dan mereka juga tahu bahwa jika Tuhan tidak memampukan, sumpah apapun yang mereka ambil akan dilanggar sebelum matahari tenggelam. Kendati demikian, dengan percaya kepada Allah, mereka mengambil sumpah suci tertentu dengan hormat. Inilah jalan menuju kuasa rohani.
Ada lima sumpah di dalam pikiran saya yang akan kita lakukan dan jaga.
TANGANI DOSA SEPENUHNYA
Pertama adalah menyelesaikan dosa secara menyeluruh. Hari–hari ini dosa beroperasi di bawah permukaan dan muncul dengan nama baru dan wajah baru. Anda mungkin berhadapan dengan fenomena ini di sekolah–sekolah. Dosa dinamakan dengan berbagai nama yang menarik – nama apa saja selain dalam arti yang sebenarnya. Contohnya, manusia tidak memiliki keyakinan lagi; mereka diliputi perasaan bersalah yang kompleks. Bukannya mengaku dosa kepada Allah dan menyingkirkan dosa itu, mereka malah berbaring di sofa dan mencoba menjelaskannya kepada psikiater. Setelah beberapa saat ternyata masalah mereka adalah saat berusia dua tahun, mereka pernah dikecewakan. Itu seharusnya membuat mereka merasa lebih baik?!
Semuanya ini konyol karena dosa tetap adalah musuh bagi jiwa manusia sejak zaman dahulu. Hal ini tidak pernah berubah. Kita harus bertindak dengan tegas terhadap dosa di dalam kehidupan kita. Mari ingat bahwa “Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman,” kata Paulus, “tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dari Roh Kudus.” (Roma 14:17). Kebenaran ada di pintu Kerajaan Allah. “Jiwa yang berbuat dosa, itu yang harus mati” (Yehezkiel 18:4, 20).
Ini bukan tentang kesempurnaan tanpa dosa. Yang dimaksudkan adalah setiap dosa harus dinamakan, diidentifikasi, dan ditolak. Oleh karena itu kita harus percaya kepada Allah untuk menyingkirkannya sehingga tidak ada lagi dosa di dalam hidup kita. Mutlak bagi kita untuk berurusan dengan hal ini karena Allah adalah Allah yang kudus dan dosa sedang bertakhta di dunia.
Jangan menyebut dosa-dosa Anda dengan nama lain. Jika Anda cemburu, akui saja cemburu. Jika Anda mengasihani diri sendiri dan merasa tidak dihargai, akui saja apa adanya – mengasihani diri.
Ada juga sakit hati. Jika Anda sakit hati, akui itu. Saya pernah bertemu dengan orang-orang yang hidup dalam keadaan marah di sebagian besar waktunya. Saya tahu seorang pengkhotbah yang berperilaku seperti induk ayam yang dilempar keluar dari sarangnya. Ia berlari kesana kemari berkotek dan mengeluh – orang lain selalu salah di matanya. Jika Anda memiliki roh seperti itu, Anda harus membereskan hal itu sekarang. Anda harus menyingkirkannya dari hidup Anda. Darah Yesus Kristus membersihkan semua dosa. Alih-alih menutupi dan mencoba menyembunyikannya di suatu tempat, sebutlah sesuai namanya yang benar dan singkirkan oleh kasih karunia Allah.
Selanjutnya, ada tabiat pemarah (temper). Jangan menyebutnya marah demi kebenaran. Jangan mengkristenkannya dengan menggunakan nama lain. Sebut saja apa adanya. Jika Anda memiliki sifat mudah marah, Anda akan disingkirkannya atau marah yang akan menyingkirkan sebagian besar kerohanian dan sukacita Anda.
Mari selesaikan dosa secara menyeluruh. Mari menjadi jujur dengan sempurna. Tuhan menyukai orang-orang yang jujur.
JANGAN MEMILIKI APAPUN
Sumpah yang kedua adalah jangan memiliki apapun. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa Anda tidak boleh memiliki apapun. Yang saya maksudkan adalah Anda seharusnya tidak posesif terhadap sesuatu. Sifat posesif ini yang menghalangi kita. Semua bayi dilahirkan dengan tangan terkepal, dan menurut saya, kelihatannya berarti “Milikku!” Salah satu kata penting pertama adalah “milikku” yang diucapkan dengan nada marah. Perasaan “Ini milikku” adalah hal yang sangat berbahaya bagi roh. Jika Anda dapat menyingkirkannya sehingga Anda tidak memiliki sifat posesif terhadap apapun, akan muncul sebuah perasaan bebas dan merdeka yang luar biasa di dalam hidup Anda.
Jangan berpikir bahwa Anda harus menjual semua yang Anda miliki dan mendonasikannya. Tidak, Allah akan mengizinkan Anda memiliki mobil dan bisnis, praktik dan posisi Anda, apapun itu, asalkan Anda memahami bahwa semua ini sama sekali bukan milik Anda, tetapi milik-Nya, dan yang perlu Anda lakukan adalah hanya bekerja untuk-Nya. Anda dapat tenang karena kita tidak perlu khawatir kehilangan apapun yang merupakan milik orang lain. Jika hal itu milik Anda, Anda akan senantiasa melihat apakah masih ada di dalam tangan Anda. Jika itu milik Tuhan, Anda tidak perlu mengkhawatirkannya.
Saya akan menunjukkan beberapa hal di mana Anda harus berpaling kepada Allah. Properti adalah satu hal. Beberapa anak-anak Allah tertahan karena sebuah bola besi dan rantai terikat pada kaki mereka. Jika ia pria, itu adalah mobilnya yang besar dan rumahnya yang bagus. Jika ia wanita, itu adalah perabutan Louis XIV yang mewah dan semua perlengkapannya. Kita ambil contoh sebuah vas. Vas itu berdiri, dan jika seseorang menjatuhkannya, pemiliknya yang malang akan kehilangan lima tahun hidupnya!
JANGAN MEMBELA DIRI
Sumpah yang ketiga adalah Jangan membela diri. Kita lahir dengan insting membela diri sendiri. Jika Anda bersikeras membela diri sendiri, Allah akan membiarkan Anda melakukannya. Namun jika Anda menyerahkannya kepada Tuhan, Ia yang akan membela Anda. Suatu kali Allah berkata kepada Musa, di Keluaran 23:22: “Aku akan memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu.”
Dulu Tuhan dan saya melewati Keluaran 23 bersama-sama dan Ia memberikan pewahyuannya kepada saya. Selama 30 tahun itu menjadi sumber berkat yang tak terhitung dalam hidup saya. Saya tidak perlu bertempur. Tuhan yang bertempur untuk saya. Dan Ia akan berbuat hal yang sama untuk Anda. Ia akan menjadi musuh bagi musuh Anda dan lawan bagi lawan Anda, dan Anda tidak akan perlu membela diri Anda sendiri.
Apa yang selalu kita perjuangkan? Kita memperjuangkan pelayanan kita, terutama reputasi kita. Reputasi Anda adalah apa yang orang-orang pikirkan mengenai Anda, dan jika sebuah berita mengenai Anda muncul, merupakan godaan yang besar untuk meredakannya. Namun Anda tahu, meredakan berita adalah pekerjaan yang sia-sia. Benar-benar sia-sia! Itu seperti menemukan burung yang menjatuhkan bulunya di halaman rumput Anda. Anda tidak dapat menemukannya. Namun bila Anda menyerahkan diri Anda sepenuhnya kepada Allah, Ia yang akan membela Anda sepenuhnya dan memastikan supaya tidak ada orang yang akan melukai Anda. “Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil,” Ia berkata, dan “setiap lidah yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah” (Yesaya 54:17)
Pada suatu waktu Henry Suso adalah orang Kristen yang besar. Suatu kali ia mencari apa yang dicari orang-orang Kristen, yaitu mengenal Allah lebih baik. Mari kita gambarkan seperti ini: Anda mencari supaya terjadi kebangkitan rohani di dalam roh Anda yang akan mendorong Anda mengenal Allah lebih baik. Ketika Henry Suso mencari Allah, orang-orang mulai mengatakan berita-berita buruk tentang dia. Itu membuatnya berduka sehingga ia menangis dengan pahit dan hatinya sangat bersedih.
Suatu hari ia menatap ke luar jendela dan melihat seekor anjing sedang bermain di halaman rumput. Anjing itu memiliki keset, dan terus menggigit keset itu, mengguncangkannya ke atas bahunya, berlari dan memperolehnya, mengguncangkannya beberapa kali, menggigit kembali dan mengguncangkannya lagi. Tuhan berkata kepada Henry Suso, “Keset itu adalah reputasimu, dan Aku membiarkan anjing dosa mencabik-cabik reputasimu dan mengguncangkanya untuk kebaikanmu sendiri. Suatu hari keadaan akan berubah.”
Dan keadaan pun berubah. Tidak lama kemudian orang-orang yang mencabik reputasinya dikutuk. Suso bangkit ke tempat yang membuat ia berkuasa dan hingga kini orang-orang yang menyanyikan himnenya dan membaca karyanya masih merasakan berkat yang besar.
JANGAN MELUKAI ORANG LAIN DENGAN KATA-KATA
Sumpah berikutnya: Jangan pernah berkata-kata tentang siapapun yang akan melukainya. “Kasih menutupi banyak dosa.” (1 Petrus 4:8) Pengadu tidak memiliki tempat di dalam naungan Allah. Jika Anda mengetahui sesuatu yang akan menghalangi atau melukai reputasi salah satu anak-anak Allah, kuburkan itu selamanya. Temukan sebuah taman kecil di belakang dan ketika seseorang datang membawa berita jahat, keluarlah dan kuburkan berita itu, dan berkata, “Di sini berbaring dengan damai berita mengenai saudara saya.” Tuhan akan mengurusnya. “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi” (Matius 7:2)
Jika Anda ingin Allah berbaik hati kepada Anda, Anda harus berbaik hati kepada anak-anak Allah. Anda berkata, “Itu bukan kasih karunia.” Kasih karunia membawa Anda ke dalam kerajaan Allah. Itu adalah kebaikan yang tidak layak didapatkan. Namun setelah Anda duduk semeja dengan Allah, Ia berharap Anda belajar sopan santun di meja makan. Ia tidak akan mengizinkan Anda makan kecuali Anda menaati etikanya. Apa etikanya? Etikanya adalah Anda tidak membicarakan saudara yang duduk semeja dengan Anda – tidak peduli denominasinya, atau kebangsaannya, atau latar belakangnya.
JANGAN MENERIMA HORMAT DARI SIAPA PUN
Sumpah berikutnya adalah: Tidak menerima hormat dari siapa pun. Menurut saya, wajar jika orang-orang berharap bahwa melalui pelayanan mereka bisa menunjukkan talentanya. Benar, mereka ingin melayani Allah, tetapi mereka juga ingin orang lain mengetahui bahwa mereka melayani Allah. Mereka ingin memiliki reputasi di antara orang-orang suci. Ini merupakan dasar yang sangat berbahaya – mencari reputasi di antara orang-orang suci. Mencari reputasi di dunia saja merupakan hal yang buruk, apalagi mencari reputasi di antara umat Allah. Yesus telah menyerahkan reputasinya, demikian juga kita.
Meister Eckhart pernah berkhotbah mengenai Yesus membersihkan bait Allah. Ia berkata, “Tidak ada yang salah dengan orang-orang yang menjual dan membeli di sana. Tidak ada yang salah dengan transaksi tukar uang di sana. Malah itu harus terjadi. Dosa terjadi ketika mereka melakukannya demi keuntungan. Mereka mengambil keuntungan saat melayani Allah.” Lalu ia berkata: “Siapapun yang melayani demi keuntungan, demi sedikit kemuliaan yang bisa diperoleh dari pelayanan tersebut, ia adalah seorang pedagang dan ia harus dilempar keluar dari bait suci.”
Jika Anda melayani Allah, tetapi dengan licik – mungkin hampir tidak Anda sadari – Anda berharap memperoleh sedikit keuntungan lima persen, maka waspadalah! Itu akan membuat kerohanian Anda menjadi dingin. Anda harus berketetapan untuk tidak mencuri kemuliaan sedikitpun, melainkan memastikan Allah menerima kemuliaan sepenuhnya.
Sekarang hal termudahnya adalah menyampaikan pesan seperti ini. Hal yang susah adalah melakukannya di dalam hidup kita sendiri. Ingat, kelima sumpah ini tidak seperti Anda menulisnya di balik Alkitab Anda dan melupakannya. Sumpah-sumpah ini haruslah ditulis dengan darah Anda. Mereka harus bersifat final, tidak dapat dibatalkan. Jika sumpah itu hanya menyentuh permukaan, ia tidak berarti apa-apa. Kebanyakan janji-janji kita menyentuh permukaan saja. Tidak! Biarkan ia keluar dari dalam hati Anda, dari dalam roh Anda.
Sumpah-sumpah ini berlawanan dengan sifat alami manusia lama. Mereka yang akan memperkenalkan salib ke dalam hidup Anda. Dan tidak ada seorangpun yang pernah kembali dari salib yang dipikulnya – tidak seorangpun, pernah sekali pun. Ketika seseorang memikul salibnya, ia sudah mengucapkan selamat tinggal. Ia telah membenahi semuanya dan mengucapkan selamat tinggal kepada istri dan anak-anaknya. Ia tidak akan kembali. Orang yang memikul salibnya tidak akan kembali. Ketika Anda membuat sumpah-sumpah ini, ingatlah: Sumpah-sumpah ini memperkenalkan salib ke dalam hidup Anda, mereka menghantam tepat di jantung kehidupan pribadi Anda dan tidak ada tempat untuk kembali. Dan saya berkata, “Celakalah orang-orang yang tidak mengganggap serius hal-hal ini!”
Di Amerika – dan mungkin di beberapa tempat lain juga – ada banyak orang yang berkata, “Mari kita coba Yesus, coba Tuhan!” Mereka adalah orang-orang yang bereksperimen orang yang suka coba-coba, orang-orang yang suka mencicip. Seperti seekor kelinci dengan setengah lusin lubang di mana jika satu lubang dihadang, mereka akan melarikan diri ke lubang yang lain! Bukan! Tidak ada tempat untuk melarikan diri dari salib. Anda tidak “mencoba” Yesus. Kita tidak bereksperimen dengan hal ini. Kristus tidak sedang diadili, tetapi Anda. Kita yang diadili. Ia tidak! Allah membangkitkannya dari kematian, memeteraikannya, dan menempatkan Yesus di tangan kanan-Nya. Serahkanlah semua kepada Kristus dan Anda akan mendapati kehidupan Anda akan mulai terangkat. Anda akan berkembang dengan cara yang indah.
Jika Tuhan sudah meletakkan tangan-Nya atas Anda untuk kehidupan yang lebih dalam, lebih berkuasa, lebih penuh, maka saya bertanya-tanya apakah Anda akan bersedia untuk berdoa seperti ini: “Ya Tuhan, dimuliakanlah Engkau atas pengeluaranku. Kirimkan kepada saya tagihannya – apa saja, Tuhan. Saya tidak menetapkan harga. Saya tidak akan tawar-menawar. Dimuliakanlah Engkau. Saya akan menerima konsekuensinya.”
Doa jenis ini sederhana, tetapi ini doa yang dalam, indah, dan berkuasa. Saya percaya, jika Anda dapat berdoa seperti itu, itu akan menjadi jalan di mana Anda akan naik ke tempat yang lebih tinggi dan ke langit yang lebih biru dalam hal-hal rohani.