Pastor Eric Chang | Matius 18:10 |
Hari ini, kita melanjutkan pendalaman kita akan Firman Allah di dalam pengajaran Yesus di dalam Matius pasal 18. Minggu yang lalu, kita meneliti fakta bahwa di dalam perikop ini, Yesus mengungkapkan kepada kita, dengan sangat tegas, tentang kasih Allah kepada kita. Bahwa Allah begitu mengasihi setiap murid Yesus yang disebut-nya sebagai ‘anak-anak kecil’ di sini. Keseluruhan bagian di ayat 1 itu ditujukan kepada para murid-nya. Di dalam ayat 1, di sana dikatakan, “Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus”, dengan demikian segenap pembicaraan ini ditujukan kepada murid-murid-nya. Perlu untuk selalu dicamkan di saat kita mempelajari ajaran Yesus, yakni tentang hal kepada siapa perkataan itu disampaikan. Kadang kala perkataan itu ditujukan kepada orang-orang Farisi, kadang kepada orang-orang Saduki, dan kadang kala kepada masyarakat umum. Namun pada bagian yang lainnya, perkataan itu ditujukan kepada para murid, kepada mereka yang telah meninggalkan segala-galanya untuk mengikut dia.
Di ayat-ayat sebelumnya Yesus mengarahkan perkataan-nya kepada murid-muridnya, bahwa mereka harus betul-betul waspada agar tidak membuat orang lain tersandung sampai murtad dari Kristus. Itulah makna menjatuhkan atau menyesatkan yang telah kita bahas pada pesan yang lalu. Karena, dikatakan oleh Yesus, Allah begitu menyayangi setiap murid-Nya, sedemikian hingga setiap orang, bahkan sekalipun itu murid, tapi menyebabkan salah satu murid-Nya tersandung dan murtad dari-Nya, maka murka Allah akan begitu keras terarah pada orang tersebut, orang yang telah menjadi batu sandungan itu, sehingga tak ada satupun tindakan orang itu terhadap dirinya sendiri yang bisa dibandingkan dengan apa yang akan diperbuat oleh Allah ke atasnya pada Hari Penghakiman nanti. Dia berkata bahwa lebih baik jika Anda mengikatkan batu kilangan ke leher Anda dan terjun ke laut yang paling dalam. Bahkan hal tersebut masih tidak akan bisa dibandingkan dengan apa yang akan diperbuat oleh Allah kepada Anda jika Anda membuat seseorang murtad dari Kristus, membuat imannya runtuh.
Apakah yang diajarkan Kitab Suci tentang malaikat?
Pada hari ini, kita akan melihat bagian yang lainnya, dari Matius 18:5-10, bagaimana Yesus menyatakan kasihnya kepada murid-muridnya.
Di Matius 18:5-10
“Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.”
Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga. Sungguh pernyataan yang sangat tegas! Suatu pernyataan yang sangat luar biasa! Kebanyakan orang Kristen di zaman sekarang ini tidak tahu apa-apa tentang malaikat. Lagi pula, dia nyaris tidak tahu apa-apa tentang hal-hal rohani. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika dia juga nyaris tidak tahu apa-apa tentang malaikat.
Hari ini, saya ingin tunjukkan kepada Anda apa yang diajarkan Kitab Suci tentang malaikat dan bagaimana kasih Allah dinyatakan melalui hal ini. Para malaikat memainkan peranan yang sangat penting di dalam karya keselamatan Allah bagi umat-Nya sebagaimana yang akan kita lihat nanti. Di dalam zaman yang gelap ini, di tengah peperangan rohani di mana semua kuasa kejahatan tampaknya menekan kita dari segala arah untuk menghancurkan kita, untuk menjatuhkan kita, untuk menggoda kita agar jatuh ke dalam dosa dan murtad dari Allah, kita boleh bersyukur kepada Allah karena adanya para malaikat ini. Para malaikat itu berperang di pihak kita. Dan sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui sesuatu tentang malaikat. Dan mungkin sampai sekarang ini, Anda nyaris tidak tahu apa-apa tentang malaikat.
Pandangan yang keliru: pelayanan para malaikat tidak begitu diperlukan
Pendapat dari Watchman Nee adalah pandangan yang lazim ditemui di kalangan orang Kristen sekarang ini: suatu pandangan yang kurang utuh dan keliru mengenai malaikat. Berikut adalah pandangan Watchman Nee di dalam tafsirannya tentang Matius. Dia berkata, “Karena Roh Kudus berdiam di dalam diri kita pada zaman ini, maka pelayanan para malaikat kepada kita telah banyak dibatasi.” Artinya, banyak dikurangi. Pernyataan ini sangat jauh dari kebenaran. Saya mengutipkan hal ini bukan dalam rangka menjelekkan nama Watchman Nee, melainkan untuk menunjukkan bahwa pengabaian akan pelayanan para malaikat ini sudah meluas bahkan sampai ke kalangan para pendeta dan para pemimpin Kristen. Pandangan bahwa karena Roh Kudus, seperti yang dikatakan oleh Watchman Nee, telah berdiam di dalam diri kita, maka pelayanan dari para malaikat tidak begitu diperlukan adalah pandangan yang keliru.
Pandangan ini sangat keliru berdasarkan beberapa alasan. Pertama, pandangan ini tidak benar menurut Kitab Suci, hal yang akan kita lihat nanti. Yang kedua, tidak akan mungkin terjadi pertentangan antara berdiamnya Roh Kudus dengan pelayanan dari para malaikat. Berdiamnya Roh Kudus di dalam diri kita tidak akan membuat pelayanan para malaikat menjadi tidak diperlukan. Pandangan Watchman Nee ini keliru secara logika dan juga secara alkitabiah, hal yang akan kita lihat nanti.
Dan juga merupakan pandangan yang sangat salah bahwa jika Allah sedang berkarya, maka Dia tidak memerlukan pihak lain untuk ikut berbuat sesuatu. Artinya, jika Roh Kudus sedang bekerja di dalam diri ini maka kita tidak memerlukan malaikat. Jika Anda tidak memerlukan para malaikat, lalu mengapa Anda memerlukan kami? Mengapa kami perlu menjadi hamba-hamba Allah? Jika Allah akan melakukan semuanya sendiri, lalu mengapa Allah memerlukan para hamba? Prinsip yang sering diabaikan dan gagal dipahami secara benar adalah prinsip bahwa Allah selalu bekerja melalui para hamba-Nya, saya tegaskan bahwa ini adalah pernyataan yang berlaku mutlak, entah hamba itu adalah malaikat atau manusia.
Ini adalah hal indah yang perlu disadari. Sungguh suatu hal yang menggairahkan jika memahami bahwa sekalipun Allah itu maha kuasa, maha hadir dan maha tahu, bukan berarti Dia tidak membutuhkan Anda. Bukan berarti Dia tidak membutuhkan para pelaksana yang mewakili Dia, bahwa Dia akan membuat kita menjadi tidak berguna, bahwa Dia akan melakukan segalanya, dan kita hanya perlu menjadi penonton saja, suatu peranan yang banyak diambil oleh orang Kristen zaman sekarang ini.
Tidak, jangan pernah mengira bahwa karena Allah itu maha kuasa dan bahwa Dia mampu melakukan segalanya, maka Dia memilih untuk melakukan segalanya sendirian, tanpa kita ataupun para malaikat-Nya, atau para hamba-Nya. Ini adalah pandangan yang paling keliru. Bagi setiap orang yang memahami Firman Allah, Anda tahu bahwa Allah itu, justru di dalam hikmat-Nya yang sempurna itu, justru karena Dia itu maha kuasa, memilih untuk berkarya melalui para hamba-Nya, melalui umat-Nya, dan para malaikat adalah sebagian dari hamba-Nya, hal yang akan kita lihat nanti. Jadi janganlah mengambil pandangan yang keliru bahwa karena Roh Kudus telah berdiam di dalam diri kita, maka para malaikat itu tidak ada lagi kaitannya dengan kita.
Anda hanya perlu membuka buku konkordansi untuk memeriksa apa yang disampaikan oleh Kitab Suci. Jika Anda periksa Perjanjian Baru, dan lihat berapa kali kata ‘malaikat’ ini dipakai. Anda akan menemukan bahwa kata ‘malaikat’ ini disebutkan sebanyak 170 kali di dalam Perjanjian Baru. Jadi, kata ini secara statistik bukanlah kata yang tidak penting. Kata malaikat dirujuk sampai sebanyak 170 kali di dalam Perjanjian Baru. Tahukah Anda akan hal itu? Berpikir bahwa karena Roh Kudus sudah datang, maka para malaikat akan menjadi pengangguran adalah pandangan yang keliru.
Para malaikat adalah “para petugas rahasia Allah bagi kepentingan gereja”
Kita hanya perlu melihat ke dalam kitab Kisah Para Rasul. Itulah cara paling sederhana untuk memeriksanya, dan kita akan lihat berapa kali malaikat disebut di dalam kitab ini. Dalam beberapa pasal di dalam kitab ini, Anda akan menemukan bahwa kata malaikat disebutkan sebanyak 21 kali setelah peristiwa pentakosta, setelah turunnya Roh Kudus. 21 kali. Dan mereka tidak disebutkan dalam bentuk pembahasan teori namun selalu dalam keadaan aktif mengerjakan sesuatu. Mereka membawakan pesan kepada salah satu hamba Allah seperti Paulus ataupun membebaskan rasul dari penjara, atau menyuruh Filipus mengerjakan sesuatu. Para malaikat itu terlibat aktif di dalam kehidupan dan karya jemaat. Jadi Anda bisa melihat betapa pernyataan yang menyebutkan bahwa ketika Roh Kudus datang maka para malaikat menjadi tidak berguna lagi adalah pandangan yang keliru. Sebaliknya, mereka itu sangat aktif bekerja di sepanjang kitab Kisah Para Rasul. Ini tentu adalah hal yang sangat membuka mata Anda, namun saya tidak cukup waktu untuk menelusuri semua rujukan di dalam kitab ini.
Tentunya akan sangat membuka pandangan Anda cukup dengan membaca rujukan-rujukan tersebut untuk melihat betapa pentingnya peranan yang dimainkan oleh para malaikat di dalam kehidupan dan kegiatan jemaat. Kita membutuhkan semua pertolongan rohani sebagai jemaat di tengah zaman sekarang ini. Dan syukur bagi Allah karena Dia telah menyediakan para malaikat. Dan ada yang mengatakan bahwa para malaikat itu adalah para agen rahasia Allah bagi kepentingan gereja, yang memang demikian adanya. Ini adalah ungkapan yang agak dramatis akan tetapi memang ada sedikit kebenaran di dalam pernyataan itu.
Berbagai jenis dan tingkatan malaikat
Saat kita mempelajari rujukan-rujukan yang mengacu pada para malaikat ini di tengah jemaat, kita juga akan melihat bahwa di dalam Alkitab, terdapat berbagai jenis malaikat dan juga ada berbagai tingkatan di kalangan mereka. Alkitab malahan memberitahu kita begitu banyak keterangan tentang malaikat dan sangatlah mengherankan bahwa di tengah timbunan keterangan tentang malaikat di dalam Alkitab ini ternyata rata-rata orang nyaris tidak tahu apa-apa tentang malaikat. Ada berbagai jenis malaikat, baik dari jenis maupun tingkatannya. Tidak semua malaikat itu sederajat. Ada yang berpangkat tinggi ada pula yang berpangkat rendah. Dan pokok ini sangatlah penting untuk bisa memahami pengajaran Yesus di dalam perikop ini.
Kerub
Ada malaikat yang disebut kerub, cherub dalam bahasa Ibrani, untuk bentuk jamaknya adalah cherubim. Jika jumlahnya banyak maka sebutannya adalah Kerubim. Akhiran ‘im’ di dalam kata kerub ini menunjukkan bentuk jamak dari kata dalam bahasa Ibrani. Di dalam bahasa Inggris, bentuk jamaknya bisa memakai kata ‘cherubs (dengan tambahan akhiran ‘s’ di akhir katanya). Di dalam Perjanjian Lama, Anda akan dapati bahwa kata ‘kerub’ ini sering disebutkan. Kata ini disebutkan sampai 90 kali di dalam Perjanjian Lama. 90 kali di dalam Perjanjian Lama, hanya rujukan kepada kalangan malaikat dari tingkatan yang satu ini saja, yakni para ‘kerub’. Kata ‘kerub (cherub)’ ini mungkin berakar dari kata Ibrani yang memiliki arti great (besar, dahsyat) atau mighty (kuat, penuh kuasa, artinya mereka berasal dari tingkatan malaikat yang sangat kuat) atau gracious (berbelas kasihan). Karena biasanya yang kuatlah yang berada dalam posisi berbelas kasihan, menganugerahkan kasih karunia dan berkat kepada yang lain-lainnya.
Jadi para kerub ini, jika Anda teliti Perjanjian Lama, selalu berada dekat dengan takhta Allah. Malahan, di dalam ayat-ayat seperti di dalam 1 Samuel 4:4, mereka malah disebut menjadi takhta Allah. Memang demikianlah, Allah selalu berada di atas para kerub. Dan di tempat yang maha suci di dalam Tabernakel, terdapat dua kerub raksasa yang saling berhadapan di sisi takhta kemurahan dan di atas takhta kemurahan itu. Para kerub itu adalah patung buatan tangan manusia. Semua itu sekadar melambangkan hadirat Allah. Dan jika imam tinggi masuk ke dalam tempat yang maha suci di dalam Tabernakel, hadirat Allah akan muncul di atas kedua kerub besar yang sayap-sayapnya terentang, sayap terentang yang melambangkan hadirat Allah, itu. Para kerub itu di mana-mana digambarkan sebagai penyembah Allah yang paling dekat. Sosok kerub ini, sebagaimana yang and aketahui dari Perjanjian Lama, bahkan disulam di atas kain tirai di Bait Allah karena mereka melambangkan malaikat yang berada paling dekat dengan hadirat Allah.
Perhatikanlah kaitannya dengan perikop ini: bagaimana untuk menjadi yang terbesar dan yang menjadi kecil. Kebesaran itu tidak terletak pada tindakan Anda menonjolkan diri, melainkan seperti para kerub ini, yakni dengan rendah hati menyembah dan memuja Allah dan melayani Dia.
Serafim
Ada lagi kumpulan malaikat yang disebut serafim, kata ‘seraph’ adalah kata yang bermakna membara, terbakar. Kiranya Allah menjadikan para murid-Nya, para hamba-Nya, terbakar, karena hanya itulah cara untuk menjadi berarti di mata Allah. Tentang para serafim ini disebutkan di dalam Yesaya pasal 6, di mana nabi Yesaya yang sedang bersembahyang di Bait Allah, memperoleh penglihatan dari Allah dan dia melihat para serafim, para malaikat Allah yang perkasa, yang sedang menyembah di hadirat Allah. Demikianlah, kita sudah menelaah tentang dua macam malaikat.
Penghulu Malaikat
Tentu saja, para malakat itu juga memiliki tingkatan. Ada sebagian yang berada pada tingkatan yang tinggi dan ada juga yang berada di dalam tingkatan yang rendah. Dan ada salah satu malaikat yang disebut sebagai ‘penghulu malaikat’. Penghulu malaikat pada dasarnya berarti pemimpin malaikat. Kata ‘arc (penting, utama, penghulu)’ berasal dari bahasa Yunani, yang artinya pimpinan. Penghulu malaikat berarti pemimpin malaikat. Dan salah satu nama yang kita kenal sebagai penghulu malaikat adalah Mikhael. Di dalam Perjanjian baru, Mikhael ini disebutkan di Yudas pasal 9 dan di Wahyu 12:7 sebagai Penghulu Malaikat Mikhael.
Bahkan namanya, Mikhael, adalah nama yang melambangkan penyembahan. Ini adalah nama yang menunjukkan kekaguman dan pujian, yang menunjukkan bahwa segenap karakter malaikat ini ditujukan untuk menyembah dan memuliakan Allah, yang kemuliaan-Nya terbuka bagi mata para malaikat. Nama Mikhael itu sendiri berasal dari kata Ibrani Mikael – siapa yang seperti Allah? ‘El‘ adalah Allah, mi berarti ‘siapa’, ka berarti seperti: “Siapakah yang seperti Allah?” Anda lihat, namanya adalah ungkapan penyembahan – Siapa yang seperti Allah, yang boleh disembah, dipuji dan dikagumi?
Ciri-ciri malaikat
Hal ini menunjukkan bahwa karakter utama dari para malaikat itu adalah pribadi-pribadi yang mengarahkan segala kemuliaan kepada Allah. Mereka tak pernah mengambil kemuliaan itu bagi diri mereka sendiri. Mereka mengarahkan segala kemuliaan kepada Allah. Para serafim, di dalam kitab Yesaya, bahkan disebutkan menutupi wajah mereka dengan sayap-sayap mereka. Sayap-sayap tersebut melambangkan kecepatan gerak, kekuatan dan mobilitas mereka. Para makhluk rohani yang perkasa itu menyembah dan mengagumi Allah terus menerus siang dan malam, hal yang bisa kita baca di dalam Kitab Suci khususnya di dalam kitab Wahyu. Segenap sukacita, kesukaan, mereka terletak pada penyembahan mereka kepada Dia, sumber segala kuasa dan kemuliaan dan pujian, bahkan sumber dari kehidupan.
Para rabi Yahudi menyadari bahwa rata-rata malaikat, atau malaikat kelas biasa, pada umumnya tidak memiliki akses ke hadirat Allah atau, boleh dikatakan, sangat jarang mendapatkan akses ke dalam hadirat Allah. Mereka tidak terus menerus mendapatkan kesempatan istimewa untuk menyaksikan Allah. Hanya para malaikat dari tingkatan yang tinggi seperti kerubim, serafim dan malaikat seperti Gabriel yang memiliki hak istimewa tersebut. Malaikat Gabriel disebutkan di Lukas 1:19 saat dia hadir untuk menyampaikan pesan langsung dari Allah kepada Zakharia, ayah dari Yohanes Pembaptis, dan saat itu Gabriel berkata,
Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang berdiri di hadirat Allah.”
Dia adalah salah satu dari kumpulan malaikat yang boleh hadir dan melayani di dalam hadirat Allah, salah satu dari kumpulan malaikat berkedudukan sangat tinggi.
Yesus berkata, “Para malaikat yang mengurusi murid-murid-Ku berasal dari tingkatan malaikat yang tertinggi.”
Sebagaimana yang telah saya sampaikan, sangatlah penting untuk memahami hal ini karena di dalam ayat 10 kita diberi tahu bahwa, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” Artinya, “Para malaikat yang mengurusi murid-murid-ku berasal dari tingkatan malaikat yang tertinggi.” Mereka adalah para malaikat dari tingkatan yang memiliki hak istimewa tanpa batas ke dalam hadirat Allah. Mereka bisa selalu datang ke hadirat Allah. Mereka berasal dari tingkatan malaikat yang paling tinggi.
Allah begitu mengasihi murid-murid-Nya! Renungkanlah barang sesaat, renungkanlah hal ini. Hal ini memberi sukacita di dalam hati saya! Allah begitu mengasihi Anda dan saya, walau kita ini adalah murid-murid yang hina dan tidak berarti sama sekali, dan Dia menugaskan para malaikat dari tingkatan yang paling tinggi untuk mengurusi kita, untuk mengurusi kepentingan kita, dan mereka selalu ada di hadirat Allah dalam hal-hal yang berkenaan dengan kesejahteraan kita. Sungguh indah makna ucapan Yesus di sini. Sungguh merupakan hal yang sangat indah! Pernahkah Anda memahami betapa Anda, sebagai seorang murid, sangat disayangi di hati Allah?
Yesus yang memberitahu Anda akan hal ini. Bukan saya yang menyatakannya. Saya tidak berhak untuk menyatakan ini kepada Anda. Yesuslah yang menyatakan hal ini kepada kita. Dia berkata bahwa jika Anda adalah salah satu dari anak-anak kecil yang merendahkan diri, yang tidak lagi berpikir bahwa Anda adalah orang penting dan berkuasa, dan yang merendahkan diri di hadapan Allah, yang menjadi seperti anak kecil di dalam hadirat Allah dan menjadi bukan siapa-siapa di hadirat Allah dan di dalam dunia ini, maka Anda akan menjadi salah satu murid-Nya yang sangat berharga. Dan Dia akan menugaskan para malaikat-Nya yang berasal dari tingkatan yang tertinggi untuk mengurusi Anda. Wah! Ini adalah hal yang luar biasa! Dalam banyak kesempatan kita bisa melihat bahwa tangan Allah selalu siap menjaga kita, sebagaimana yang dikatakan oleh Yakub di dalam Kejadian 48:16,
“Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya.”
Demikianlah, kita perlu melanjutkan untuk menelaah apa yang disampaikan oleh Kitab Suci mengenai para malaikat dan apa saja tugas-tugas mereka. Bahkan rasul Paulus pun memahami arti penting dari pelayanan para malaikat ini. Saya akan memberikan salah satu contoh mengenai hal ini dari 1 Timotius 5:21, untuk memberi Anda gambaran tentang bagaimana Paulus memahami pelayanan para malaikat ini. Bagi dia, tentunya, pelayanan para malaikat ini jelas bukan sesuatu hal yang tidak berarti atau sia-sia.
Di Timotius 5:21, Paulus memberitahu anak rohani dan juga muridnya, Timotius, “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus,” apakah itu saja? Tidak, menurut Paulus,
“Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu.”
Kupesankan dengan sungguh-sungguh kepadamu di hadapan mereka semua itu. Para malaikat itu sangatlah penting bagi jemaat, kalau tidak penting maka penyebutan tentang mereka di dalam konteks ini tentu tidak akan ada gunanya.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa para malaikat itu ikut disebutkan sebagai saksi bagi pesan penting yang disampaikan oleh Paulus kepada Timotius itu. Dengan kata lain, Paulus menaruh tanggung jawab yang besar kepada hamba Allah yang satu ini untuk menjalankan tugasnya di hadapan Allah, Kristus dan para malaikat yang kudus dari Allah.
Para malaikat berkedudukan lebih tinggi daripada manusia untuk sementara ini
Berdasarkan hal ini, kita perlu untuk teruskan penelaahan beberapa hal lagi mengenai para malaikat ini. Kita telah menemukan bahwa mereka terdiri dari berbagai tingkatan kelompok, berbagai jenis dan berbagai tingkatan, ada malaikat yang berkedudukan tinggi dan ada yang kedudukannya rendah. Namun Kitab Suci juga memberitahu kita bahwa setiap malaikat, apapun kedudukan mereka, dalam segala hal berada di posisi yang lebih tinggi daripada manusia, setiap malaikat berada dalam kedudukan yang lebih tinggi daripada manusia untuk sekarang ini, apapun kedudukan mereka di sana. Dan hal ini bisa kita lihat di Ibrani 2:7, bahwa:
Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Jadi, hal ini memberi kita dasar untuk menalar bahwa kedudukan para malaikat, tingkatan mereka untuk sekarang ini, berada di atas manusia.
Namun akan tiba saatnya di mana para malaikat akan berada dalam posisi di bawah kita, jika kita terbukti menjadi murid yang setia dan juga pemenang di masa ini
Ungkapan ‘untuk waktu yang singkat’ ini sangatlah penting karena kita akan lihat nanti bahwa tata susunan ini akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Sebagaimana yang disampaikan oleh Paulus kepada kita di 1 Korintus 6:3, bahwa kedudukan itu akan berubah nantinya. Saatnya akan tiba nanti di mana para malaikat itu akan berada di bawah kita, jika – kata jika ini sangatlah penting – jika kita terbukti menjadi murid yang setia dan juga pemenang di masa ini. Kehidupan di dunia ini sama seperti menjalani masa percobaan. Dapat kita katakan bahwa kita semua sedang dalam masa percobaan. Mata Allah menjelajahi dunia ini mengamati sluruh umat manusia dan juga gereja, Dia mengamati dan menguji seperti apa kualitas setiap orang. Seperti yang dikatakan oleh Paulus, Allah akan menguji kualitas setiap orang dengan api untuk melihat terbuat dari bahan apakah Anda ini. Dan dari semua yang diuji ini, Dia akan memilih murid-murid-Nya, yakni jika Anda berhasil melewati ujian-ujian menurut standar-Nya. Dan orang-orang yang lulus ujian itulah yang diuraikan oleh Paulus di dalam 1 Korintus 6:3, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi para malaikat.
Kata ‘menghakimi’ ini bermakna Anda akan memerintah atas malaikat. Menghakimi adalah tugas para raja dan penguasa pada jaman itu. Mereka yang berada di posisi yang rendah tidak akan menghakimi mereka yang berada dalam kedudukan yang lebih tinggi. Seorang hakim, pada zaman itu, berkedudukan sangat tinggi. Biasanya dia adalah seorang raja atau penguasa. Seperti yang bisa kita lihat di dalam kitab Wahyu, Dia telah menjadikan kita sebagai raja dan imam Allah. Oh! Itu adalah kesempatan istimewa yang dianugerahkan kepada mereka, seperti yang disampaikan oleh kitab Wahyu kepada kita – bahwa barangsiapa yang menjadi pemenang, yang membuktikan dirinya tetap setia di dalam pergumulan melawan kejahatan, yang bergantung kepada kasih karunia Allah yang selalu mencukupi di dalam peperangan melawan kejahatan dan terbukti menjadi pemenang – mereka akan menghakimi para malaikat. Mereka akan memerintah bersama Kristus.
Dan Allah tidak memberikan hak istimewa ini secara gampang karena para malaikat itu juga memang sangat Dia kasihi. Para malaikat itu juga disebut sebagai ‘anak-anak Allah’ di dalam Alkitab. Camkanlah hal ini baik-baik. Bukan kita saja yang disebut sebagai ‘anak-anak Allah’. Para malaikat itu juga sangat dikasihi oleh Allah. Mereka juga disebut sebagai ‘anak-anak Allah’.
Ada hal lain lagi yang perlu kita pahami mengenai malaikat ini. Jika Anda baca Alkitab, tampak bahwa para malaikat itu sangat mirip dengan kita. Mereka juga memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan moral. Mereka mampu memutuskan pilihan moral yang akan diambil. Mereka bukanlah robot otomatis yang hanya menuruti saja setiap keputusan dari Allah, tak ada tombol yang jika ditekan oleh Allah akan membuat mereka mengangkat satu tangannya, atau membuka mulutnya. Para malaikat itu adalah pribadi-pribadi yang utuh, atau pribadi-pribadi yang memiliki kecerdasan. Malahan, Alkitab pernah menyebutkan tentang ‘hikmat para malaikat’. Mereka disebutkan memiliki hikmat dan kecerdasan yang sangat tinggi. Di atas semua itu, mereka mampu mengambil keputusan dan juga menetapkan pilihan moral sebagaimana halnya dengan kita.
Mereka bisa saja tidak mentaati Allah dan jatuh ke dalam dosa
Justru karena mereka itu bisa menetapkan pilihan moral, maka sebagaimana halnya manusia, mereka juga bisa tidak taat kepada Allah. Mereka juga bisa jatuh ke dalam dosa. Itulah harga dari kemampuan untuk menetapkan pilihan moral. Jika Anda singkirkan kemampuan ini, maka Anda akan menurunkan derajat setiap orang menjadi robot yang bekerja secara otomatis. Satu-satunya jalan bagi Anda untuk mencegah seseorang berbuat dosa [dengan memakai hikmat dunia] adalah dengan menurunkan derajatnya menjadi mesin. Sebuah mesin tidak akan mampu berbuat di luar dari apa yang telah Anda perintahkan.
Namun jika Anda beri seseorang kebebasan bersikap dalam perkara-perkara moralitas, jika Anda beri dia kemampuan untuk menetapkan pilihan moral, maka nantinya bisa saja orang itu akan menolak keinginan Anda. Para malaikat itu juga bisa menjadi tidak taat kepada Allah. Ini adalah pokok yang penting untuk dipahami. Itulah sebabnya mengapa mereka begitu dikasihi oleh Allah. Mereka juga bisa menjadi tidak taat. Itulah ajaran yang alkitabiah.
Jika malaikat berbuat dosa, Allah tidak akan melepaskan mereka. Akan tetapi Allah secara khusus berbelaskasihan kepada manusia sehingga Dia memberi kita kesempatan untuk bertobat. Janganlah berbuat bodoh dengan mengabaikan kesempatan itu!
Hal itulah yang bisa kita baca, misalnya, di dalam 1 Petrus 2:4. Ayat itu mengatakan,
“Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman.”
Para malaikat yang tidak taat kepada Allah, yang memilih kejahatan ketimbang kebaikan, yang berdosa kepada Allah, mereka tidak dilepaskan oleh Allah. Penghakiman Allah terhadap mereka itu bersifat final dan tidak bisa diubah lagi. Kebinasaan bagi mereka adalah suatu kepastian. Petrus menyatakan hal ini kepada kita untuk menunjukkan betapa baiknya Allah kepada kita, betapa baiknya Allah kepada Anda. Bahwa sekalipun para malaikat ini untuk sementara waktu – sebagaimana yang telah kita ketahui – berkedudukan lebih tinggi daripada kita, Allah tidak memberi mereka hak istimewa yang berlebihan dibandingkan kita, di mana jika mereka berbuat dosa, Allah tidak melepaskan mereka, demikianlah yang disampaikan oleh Petrus kepada kita.
Akan tetapi Allah kasihan kepada kita. Allah memberi kita kesempatan untuk bertobat. Allah berbelas kasihan terutama kepada mereka yang paling tidak layak menerima kemurahan-Nya. Camkanlah hal ini baik-baik.
Kita bisa lihat hal yang sama di dalam surat Yudas ayat 6, bahwa para malaikat yang tidak tetap pada batas-batas kekuasaannya dan meninggalkan tempat kediaman mereka, Allah menghadapkan mereka pada penghakiman dan kebinasaan dari-Nya. Allah adalah Allah yang kudus. Dia tidak bersikap seolah-olah iblis itu tidak ada. Dia tidak menutup mata ketika Anda berbuat salah lalu berkata, “Baiklah, mari kita lupakan saja.” Allah adalah Allah yang kudus. Dia tidak bertoleransi terhadap kejahatan.
Namun Allah di dalam kemurahan-Nya telah memberi Anda dan saya, pada zaman sekarang ini, satu kesempatan untuk bertobat. Petrus berkata, “Sebaiknya kamu rebut kesempatan itu. Jangan kehilangan kesempatan itu para malaikat itu bahkan tidak memiliki kesempatan ini. Allah telah memberi kamu kesempatan untuk tidak dilewatkan. Kalau kamu kehilangan kesempatan itu, jangan pernah berkata bahwa Allah tidak pernah memberimu kesempatan itu.” Kesempatan itu, demikian kata Petrus kepada kita, adalah hal yang sangat dirindukan oleh para malaikat akan tetapi tidak diberikan kepada mereka. Di dalam 1 Petrus 1:12 dikatakan bahwa para malaikat sangat rindu untuk melihat hal tersebut akan tetapi hal ini tidak dinyatakan kepada mereka.
Demikianlah, Alkitab memberitahu kita banyak hal tentang para malaikat. Sekarang kita telah tahu banyak tentang mereka. Mereka memiliki berbagai macam tingkatan, golongan, dan ada juga kelompok pemimpin para malaikat, yang salah satunya telah kita ketahui bernama Mikhael. Dan sekarang kita juga tahu bahwa mereka adalah makhluk-makhluk yang memiliki kecerdasan dan hikmat yang sangat tinggi. Mereka memiliki kemerdekaan untuk mentaati Allah karena mereka memiliki kemerdekaan untuk memilih sikap moral.
Satu golongan malaikat yang telah menolak untuk mentaati Allah: Iblis dan para malaikatnya
Kita juga telah melihat dari Kitab Suci tentang adanya satu golongan malaikat yang telah menolak untuk mentaati Allah dan berpaling dari Dia. Para malaikat ini disebut, di dalam Matius 25:41, sebagai Setan dan para malaikatnya, di dalam Matius 25:41 itu disebutkan tentang adanya sekumpulan malaikat yang memilih untuk berpaling dari Allah, sama seperti keputusan yang telah diambil oleh manusia. Mereka telah berpaling dari Allah dan mengikuti si jahat, mengikuti Iblis. Dan kita diberitahu bahwa api yang kekal telah disediakan bagi Iblis dan para malaikatnya.
Allah tidak menciptakan neraka untuk manusia. Tetapi jika kita memilih untuk menyamakan diri kita dengan si jahat, memilih untuk menyamakan diri kita dengan dosa, memilih untuk menyamakan diri kita dengan Iblis, maka itu berarti kita juga memilih untuk ikut pergi ke mana Iblis dan para malaikatnya menuju, yakni masuk ke dalam api yang kekal. Renungkanlah, sungguh luar biasa kesempatan istimewa untuk bertobat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita ini. Janganlah kita berbuat bodoh dengan melewatkannya.
Para malaikat dari jajaran yang tertinggi ditugaskan melayani kita sebagai pelayanan mereka kepada Allah
Mari kita masuk ke dalam ajaran Yesus di bagian yang khusus ini, yang menekankan betapa besar kasih Allah kepada kita. Betapa makhluk-makhluk yang berada dalam jajaran yang tertinggi itu ditugasi untuk melayani kita, melayani kita bagi Allah. Itulah hal yang disampaikan dalam Ibrani 1:14: Bahwa Allah telah menjadikan para malaikat-Nya sebagai pelayan kita demi Dia, bahwa mereka melayani Allah dengan cara melayani kita, dengan mengurusi kepentingan kita. Sungguh pernyataan yang luar biasa, bahwa makhluk-makhluk yang perkasa itu ditugaskan oleh Allah untuk mengurusi kita.
Apakah persisnya hal-hal yang mereka kerjakan di dalam mengurusi kita? Jika kita telusuri Perjanjian Lama, dan juga Perjanjian Baru, kita akan lihat bahwa itu adalah tugas yang dikerjakan oleh para malaikat, dan saya akan membagi poin ini ke dalam tujuh pokok yang akan kita bahas secara singkat.
Para malaikat melindungi kita
Hal pertama yang bisa segera kita lihat adalah bahwa para malaikat itu ditugaskan untuk melindungi kita. Dari sanalah muncul istilah, “Malaikat pelindung (guardian angels).” Para malaikat itu ditugaskan untuk melindungi kita. Anda bisa temukan hal itu baik di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru.
Para malaikat Allah berjaga di sekitar Elisa untuk melindungi dia
Salah satu rekaman peristiwa yang sangat indah di dalam Perjanjian Lama ada di dalam 2 Raja-raja pasal 6, mengenai Elisa. Anda tentu ingat hamba Allah yang hebat ini, yaitu Elisa, yang tidak seperti kebanyakan orang Kristen, Elisa sama sekali tidak mengabaikan pelayanan para malaikat. Setiap hamba Allah yang sejati harus diajari dengan baik tentang siapa-siapa yang menjadi sekutunya, yang berperang di pihaknya. Para malaikat itulah, yang berperang melawan kejahatan. Pokok yang utama adalah bahwa para malaikat ini ditugaskan untuk melindungi, dan Elisa, hamba Allah yang besar ini, tahu persis akan hal itu. Dan Anda tentu ingat bagaimana, pada suatu hari, ketika Elisa dan bujangnya bangun pagi, saat mereka menatap ke luar rumah, wah! Apa yang mereka lihat? Mereka melihat pasukan Asyur sudah mengepung desa mereka. Mengapa? Karena mereka sangat jengkel terhadap Elisa, hamba Allah ini. Dan mengapa mereka begitu marah terhadap Elisa? Karena hamba Allah ini tampaknya selalu tahu setiap rahasia yang tersimpan di dalam benak mereka.
Setiap kali orang-orang Asyur ini merencanakan suatu rencana perang terhadap Israel, seolah-olah Elisa ikut ada di dalam ruangan karena dia tahu persis apa yang akan mereka kerjakan dan dia akan mendatangi raja Israel dan berkata, “Orang-orang Asyur akan melakukan ini dan itu, sebaiknya engkau bersiap-siap.” Demikianlah ketika orang-orang Asyur menjalankan rencana rahasia mereka bergerak menyerang orang Israel, mereka mendapati bahwa orang-orang Israel telah siap menghadapi mereka. “Wah!” kata orang Asyur, “Bagaimana orang-orang ini bisa tahu apa yang kita rencanakan?” Lalu mereka segera mundur kebingungan dan mencoba membuat rencana lainnya.
Demikianlah, mereka lalu datang lagi dengan rencana rahasia yang baru untuk menyerang Israel, dan ketika mereka sampai di tempat yang mereka tuju, mereka dapati bahwa orang-orang Israel itu ternyata sudah siap menghadapi rencana rahasia yang baru ini. Mereka bertanya-tanya, “Apa-apaan ini? Apakah ada orang di kalangan perwira yang telah menjual rencana rahasia kita kepada orang-orang Israel ini?” Kemudian seorang di antara mereka menjawab, “Bukan itu. Ini karena Israel punya nabi Allah yang hebat yang bernama Elisa. Dan semua yang kita bicarakan di sini, entah bagaimana caranya, Elisa bisa mengetahuinya. Dia itu nabi. Dia bisa tahu hal itu.”
Lalu orang-orang Asyur ini berkata satu sama lain, “Kita harus menangkap Elisa ini. Kita harus mengejarnya.” Setelah melakukan penyelidikan, mereka mendapati bahwa Elisa tinggal di sebuah kota kecil. Demikianlah, ketika Elisa bangun di suatu pagi, dia lihat pasukan Asyur sudah mengepungnya. Dan Anda tentu ingat ketika murid Elisa bangun pagi dan melihat keluar, dan melihat segala macam helm dan perisai serta kereta perang di luar sana, murid yang malang ini benar-benar ketakutan. Dia berseru kepada Elisa, “Apa yang akan kita perbuat? Bala tentara Asyur sudah mengepung kita!” Dia tidak mengerti kenapa Elisa begitu tenang menghadapi ini.
“Oh ya? Oh begitu.” “Wah, apakah engkau tidak cemas? Apakah Anda tidak ketakutan? Apakah Anda tidak gemetar?” Elisa berkata, “Tidak.” “Mengapa Anda tidak gentar? Mengapa Anda tidak takut?” Elisa menjawab, “Tidakkah kau tahu bahwa mereka yang ada di pihak kita jauh lebih banyak daripada mereka yang menentang kita?”
Kali ini si murid benar-benar tidak mengerti. Dia tidak bisa melihat satupun tentara Israel di sekitarnya. Dan dia berkata, “Tentunya Anda tidak bermaksud mengatakan bahwa itu adalah aku, bukankah begitu? Aku tidak akan melawan pasukan Asyur.” Dia tidak bisa melihat satupun tentara di sekitarnya. Kemudian Elisa berkata, “Tuhan, bukalah matanya.”
Lalu Tuhan membuka mata murid ini (dia disebut sebagai bujang atau hamba karena seorang murid memang adalah seorang hamba). Dan ketika dia melihat lagi ke sekelilingnya, sekarang dia bisa melihat. Dia bisa melihatnya! Di segenap penjuru, terlihat barisan bala tentara Allah! Para malaikat Allah ada di mana-mana, tepat seperti yang disebutkan di dalam Mazmur dan bagian-bagian Alkitab lainnya, “Di akan menjadi tembok berapi di sekelilingmu.” Dia melihat kereta-kereta perang yang berapi! Dia melihat bala tentara Allah ada di sekeliling Elisa! Apa yang bisa diperbuat oleh pasukan Asyur? Tak ada. Tak ada yang bisa diperbuat oleh pasukan Asyur jika Allah tidak mengizinkannya.
Tanpa seizin Allah, Anda dan saya tidak akan bisa disentuh
Di sinilah letak keindahannya, bahwa jika Anda adalah seorang murid Allah, jika Anda adalah murid Yesus, tak akan ada hal yang bisa terjadi atas diri Anda tanpa seizin Allah. Tak akan ada yang akan menimpa Anda. Itulah sebabnya mengapa ketika Iblis ingin mencelakai Ayub, dia harus meminta izin kepada Allah. Sungguh suatu pengalaman yang merendahkan. “Bolehkah aku mencelakai dia?” Wah! Dia tidak bisa menyentuh Ayub. Dia tidak bisa menyentuh Anda. Tanpa seizin Allah, Anda tidak akan bisa disentuh.
Saya sudah mengalami hal ini berkali-kali. Berulang kali, saya terhindar dari kematian atau pun kecelakaan serius dalam peristiwa yang ajaib! Sungguh sangat ajaib betapa para malaikat Allah, seperti yang dikatakan oleh Ayub, “Malaikat Tuhan telah menebusku.” Bahkan selama beberapa bulan ini, saya rasa saya sudah cukup sering membagikan kesaksian ini.
Saat itu saya sedang mengemudi di jalan tol nomor 20 dan, tanpa penyebab yang jelas, mobil di sebelah saya tiba-tiba tergelincir serta meluncur ke arah mobil saya. Kami tadinya meluncur beriringan, dan tiba-tiba saja mobil itu tergelincir dan berputar! Dan saya melihat begaimana mobil itu melayang ke arah mobil kami, anehnya – tanpa saya tahu mengapa – saya berhasil menghindarinya. Anda tahu bahwa di jalan tol tidak tersedia banyak ruang gerak bagi mobil. Akhirnya mobil itu berhenti dengan posisi berlawanan arah dari semula. Begitu parahnya mobil itu tergelincir! Berputar-putar berulang kali.
Pada kejadian yang lain, pernah juga terjadi ada mobil orang lain yang memotong jalan dan meluncur ke arah mobil kami. Dan lagi, entah bagaimana, dia tidak menabrak kami dan kami berhasil menghindarinya.
Dan pada kejadian yang lain lagi, saat itu saya berada di daerah Pincourt (yang saya sampaikan ini hanyalah peristiwa-peristiwa yang terjadi baru-baru ini saja, tidak termasuk hal-hal yang sudah lama berlangsung, hanya yang baru-baru saja), saat itu saya sampai ke persimpangan yang dilengkapi dengan tanda untuk berhenti sejenak. Saat saya sampai di persimpangan ini, saya berhenti sejenak dan memeriksa ke arah kanan, dan dari arah sana saya melihat sebuah bus umum, saya melihat bus tersebut jaraknya masih cukup jauh. Dan Anda tentunya tahu bahwa siapa yang lebih dulu sampai di tanda berhenti itu, maka dialah yang mendapat kesempatan untuk melintas lebih dahulu. Bus tersebut jaraknya masih cukup jauh, dan ketika saya sampai di persimpangan itu – entah apa alasannya – Tuhan berkata, “jangan maju. Jangan maju, diam saja.” Saya saat itu berniat untuk menekan gas akan tetapi Tuhan berkata, “Stop.” Lalu saya batalkan niat saya.
Tahukah Anda apa yang terjadi? Bus itu terus melaju melewati tanda berhenti dan melintasi persimpangan. Nah, di tengah jalan, pengemudi bus itu mendadak sadar akan adanya tanda untuk berhenti dan tiba-tiba saja dia menekan rem dengan kuat sehingga asap dari ban yang bergesekkan dengan aspal segera mengepul kemana-mana. Mendadak saja dia sadar akan adanya tanda berhenti itu. Kalau saja saya tidak membatalkan niat untuk melintas, silakan Anda bayangkan bagaimana jadinya jika ditabrak oleh bus yang sedang melaju! Mungkin saya akan tergencet hancur. Sungguh ajaib! Bagaimana Anda bisa memahami hal-hal tersebut? Itulah kemurahan dan kebaikan Allah.
Kita bisa saja melanjutkan kesaksian-kesaksian semacam ini dan saya yakin bahwa Anda juga punya banyak contoh tentang cara Allah yang dengan ajaib melindungi Anda. Dan jika Anda kilas balik, maka Anda akan kagum pada semua itu. Sebagaimana lagu dalam Mazmur 91:11 yang gemar kita nyanyikan, “Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.” Memang benar. Iblis pernah mencoba mengutipkan ayat itu kepada Yesus, tapi di luar konteksnya. Akan tetapi ayat itu tidak lantas menjadi kurang berharga hanya karena pernah disalahgunakan oleh Iblis. Anda nyaris ragu untuk memakai ayat tersebut karena setan pernah mengutinya. Mungkin rasa tidak enak itu juga merupakan salah satu tujuannya: lebih baik Anda tidak mengutipnya sama sekali karena Iblis pernah mengutipnya! Bukan begitu.
Dua belas pasukan malakat siap untuk membela Yesus di taman Getsemani
Salah satu fungsi yang paling penting dari para malaikat adalah untuk melindungi hamba-hamba-Allah. Itulah sebabnya, Anda ingat, ketika Petrus melihat orang-orang yang datang untuk menangkap Yesus, Petrus menghunus pedangnya dan berseru, “Apa? Berani kamu sentuh Tuanku?”
Pada saat itu dia terlihat sangat berani. Namun semua keberaniannya lenyap sesaat kemudian. Setidaknya, pada saat itu dia memang sangat berani. Dia songsong orang yang berada di barisan depan dan diayunkannya pedangnya ke arah orang itu. Untungnya, orang ini mengenakan semacam helm pelindung, pedang itu tergelincir dan akhirnya memotong telinga orang tersebut.
Lalu apa yang dikatakan oleh Yesus? “Petrus, apakah menurutmu aku sangat memerlukan perlindunganmu? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku bisa saja berseru kepada Bapa-ku dan meminta-nya untuk mengirimkan dua belas pasukan malaikat? Dua belas pasukan! Berlaksa-laksa malaikat! Segenap bala tentara surga akan membela-ku. Petrus, sarungkan pedangmu. Singkirkan pedangmu!” Anda lihat, Yesus selalu menjalani hidup di dalam keyakinan bahwa para malaikat ada di sana. Perhatikan, Yesus tidak berkata, “Bapa-ku akan melindungiku.” Dia berkata, “Bapa-ku akan mengutus para malaikat untuk melindungi-ku. Aku tidak memerlukan bantuanmu.
Apakah Anda memiliki keyakinan yang semacam ini? Dapatkah Anda menatap kehidupan ini sama seperti cara Elisa melihatnya? Atau, mungkin lebih tinggi dari itu, sebagaimana cara Yesus melihatnya? Keyakinan yang luar biasa, sungguh sukacita yang besar jika mengetahui bahwa ada bala tentara surgawi milik Allah, para malaikat perkasa itu, para makhluk dari tingkatan yang tertinggi, yang memiliki hak istimewa untuk bisa berhubungan langsung dengan Allah, yang ditugaskan untuk mengurusi kepentingan Anda dan saya. Wah! Seringkali, saat Anda berada di dalam pesawat terbang, Anda menjadi sedikit gugup. “Apakah pesawat ini akan jatuh seperti pesawat-pesawat yang lainnya?” Di bawah Anda ada tangan-tangan yang kekal. Mereka yang menaruh kepercayaan kepada Allah tidak akan takut pada hal-hal semacam itu.
Para malaikat ditugaskan untuk berperang melawan kuasa kejahatan
Pokok yang kedua berkenaan dengan tugas para malaikat ini adalah sebagai berikut. Para malaikat ditugaskan untuk berperang melawan kejahatan. Syukur kepada Allah karena kita memperoleh segala yang kita butuhkan untuk keperluan ini. Para malaikat itu berperang melawan segenap kekuatan Iblis. Kita bisa melihat pernyataan yang mencengangkan itu di Daniel 10:13,21 dan juga di Wahyu 12:7 di mana Mikhael, penghulu malaikat, berperang melawan Iblis dan para malaikatnya dan Mikhael menggusur mereka keluar dari Surga. Dia mengusir mereka keluar. Sangat hebat peperangan melawan kejahatan ini. Saya telah sampaikan kepada Anda satu contoh dari Perjanjian Lama dan juga dari Perjanjian Baru – contoh mengenai peperangan melawan iblis, tentang kuasa-kuasa rohani yang berperang melawan Iblis. Di antara kuasa-kuasa itu, disebutkan tentang malaikat-malaikat mulia dari Allah.
Para malaikat menjalankan penghakiman Allah
Dan tugas ketiga yang bisa kita lihat dari para malaikat adalah bahwa mereka itu memiliki peran dalam melaksanakan penghakiman Allah. Mereka menjalankan penghakiman Allah. Tugas-tugas mereka tidak selalu berhubungan dengan hal kemurahan, kadang kala mereka bertugas menjalankan penghakiman. Di dalam memerangi kejahatan, kadang kala penghakiman harus dijalankan. Di 2 Samuel 24:16, misalnya, di sana diceritakan tentang seorang malaikat yang menghakimi Israel dan ribuan orang mati di bawah pedangnya. Jika satu malaikat mampu membasmi Israel, bagaimana dengan dua belas pasukan malaikat? Saya tidak berani membayangkannya. Kuasa para malaikat itu jauh melampaui apa yang bisa diperbuat oleh manusia.
Saya tidak bisa memahami orang-orang Kristen, sesungguhnya saya tidak bisa memahami orang-orang Kristen yang takut pada kegelapan, takut pada hantu. Saya sampaikan kepada Anda, ketika ada orang yang bercerita tentang hantu kepada anak kami dan dia ketakutan sampai bermimpi buruk, saya bersaksi kepada Anda, saat itu saya cukup terganggu, saya agak marah akan hal ini. Saya tidak tahu mengapa orang Kristen sampai takut kepada hantu! Tak ada hantu yang bisa menakut-nakuti saya, beribu-ribu hantu tidak akan membuat saya takut! Siapa yang takut pada hantu? Atau kepada roh jahat? Selama Anda berjalan di dalam kebenaran, siapa yang harus takut pada hal-hal semacam ini? Seperti yang dikatakan oleh pemazmur, “Kepada siapa aku harus takut kalau Allah adalah Gunung Batu dan keselamatanku? Kepada siapa aku harus takut?”
Silakan Anda sebut. Saya tidak takut pada satupun dari antara mereka karena adanya para malaikat perkasa dari Allah, sangatlah besar kuasa mereka. Sangat besar kuasa dan hikmat mereka. Dan hal ini sangat menyejukkan karena jika yang ada hanya kuasa tanpa adanya hikmat, Anda mungkin akan sedikit takut juga. Saya tidak tahu bagaimana jika mereka tidak memiliki cukup hikmat untuk mengetahui apa yang harus diperbuat. Dia akan melakukan hal-hal yang salah. Kuasa itu sendiri bisa menjadi berbahaya. Namun syukur kepada Allah karena para malaikat ini juga terkenal karena hikmat mereka. Di 2 Samuel 14:20 terlihat satu contoh tentang kebesaran hikmat mereka.
Para malaikat memisahkan yang baik dan yang jahat pada akhir zaman
Tugas yang keempat ini berkaitan dengan penghakiman. Di dalam Perjanjian Baru kita lihat bahwa para malaikat memiliki satu tugas besar yang harus dikerjakan pada akhir zaman. Yesus menyampaikan hal tentang malaikat di Matius 13:27, 30 dan 39, di mana para malaikat terlibat di dalam penuaian, dan membawa hasil tuaian di akhir zaman, dan mereka memisahkan gandum dengan lalang. Perhatikan betapa banyaknya tugas yang dikerjakan oleh para malaikat, dan pada hari akhir nanti mereka akan datang untuk mengumpulkan, dan semoga saja Anda termasuk di dalam kumpulan gandum. Karena jika mereka tidak mendapati Anda berada di antara gandum, berarti Anda berada di antara lalang yang akan dibuang ke dalam perapian untuk di bakar. Para malaikat akan memisahkan keduanya. Tentu saja, mereka yang sudah didampingi oleh malaikat diberi jaminan oleh kasih karunia Allah untuk berada di antara gandum. Demikianlah, para malaikat ini memiliki peranan penting dalam memisahkan yang baik dan yang jahat pada hari akhir nanti. Hal ini juga bisa dilihat, misalnya, di Matius 24:31.
Para malaikat menuntun orang-orang
Kita sampai pada poin kelima berkenaan dengan tugas para malaikat ini. Dan tugas tersebut, berkaitan dengan hubungan mereka dengan umat manusia, terutama para murid, adalah tugas menuntun. Mereka menuntun umat dalam berbagai cara. Di dalam Perjanjian Lama, misalnya, mereka menuntun Lot dan keluarganya untuk keluar dari Sodom. Mereka membawa keluarga Lot keluar dari Sodom. Anda bisa baca tentang dua malaikat yang pergi ke Sodom dan membawa Lot “orang benar itu – demikian ia disebut – dan juga keluarganya keluar dari Sodom sebelum kota Sodom dihancurkan. Anda bisa baca itu di Kejadian 19:17 dan seterusnya. Dan Anda juga bisa temukan malaikat, salah satu dari mereka yang disebut sebagai ‘Malaikat Tuhan’, ditugaskan untuk menuntun bangsa Israel di tengah padan gurun. Malaikat yang sangat mulia yang bertugas memimpin bangsa Israel melewati padang gurun itu. Anda bisa baca akan hal itu misalnya di dalam Keluaran 23:23 dan juga di bagian-bagian yang lainnya.
Di dalam Perjanjian Baru, Anda bisa menemukan contoh ini ketika Petrus berada dalam penjara dan seorang malaikat dikirim untuk memimpinnya keluar dari penjara di Kisah 12:8-9, dan itu hanya sekadar salah satu contoh aktifitas para malaikat itu. Petrus dipimpin keluar dari penjara oleh seorang malaikat. Bagaimanapun juga, Anda bisa saja tersesat jika berjalan sendirian di dalam penjara. Walaupun Anda sudah dibebaskan dari sel Anda, Anda bisa saja berjalan ke arah yang salah dan akhirnya justru masuk ke dalam sel yang lain. Anda tidak tahu jalan untuk keluar dari sana. Penjara adalah tempat yang cukup rumit. Biasanya pada zaman itu terdapat ruang-ruang tahanan bawah tanah, dan untuk itulah malaikat ini memimpin Petrus keluar dari penjara.
Malaikat menyampaikan pesan
Dan yang keenam adalah bahwa para malaikat itu mendapat tugas untuk menyampaikan pesan kepada berbagai orang. Ini adalah salah satu tugas yang paling lazim mereka jalankan. Sebagai contoh, pesan-pesan disampaikan oleh para malaikat kepada Yusuf dan Maria di dalam Perjanjian Baru, berkenaan dengan hal Yesus. Kita baru saja menelaah tentang malaikat Gabriel yang menyampaikan pesan kepada Zakharia, bapa dari Yohanes Pembaptis.
Kita juga temukan adanya malaikat yang memberikan penjelasan, misalnya kepada rasul Yohanes di dalam kitab Wahyu. Yohanes tidak dapat memahami sesuatu hal di dalam penglihatan itu dan seorang malaikat memberikan penjelasan kepadanya. Malaikat itu berkata, “…Aku akan mengatakan kepadamu rahasia …” Anda bisa baca itu di Wahyu 17:7.
Juga, Anda bisa temukan tentang seorang malaikat yang menyampaikan pesan kepada rasul Paulus di Kisah 27:23, dan tindakan ini juga berkenaan dengan kegiatan malaikat di dalam Kisah Para Rasul. Malaikat berfungsi menyampaikan pesan-pesan kepada berbagai orang. Kita bisa melihat hal-hal yang luar bisa sehubungan dengan para malaikat ini.
Malaikat melayani umat dalam cara-cara yang sangat praktis dan ajaib
Pokok yang ketujuh dan yang terakhir yang akan saya sampaikan di sini adalah bahwa kadang kala para malaikat itu melayani umat dalam cara-cara yang sangat praktis dan ajaib, bukan sekadar melepaskan orang-orang dari penjara, yang bisa kita lihat di Kisah 5:19 dan Kisah pasal 12; atau melindungi orang-orang sebagaimana yang bisa kita lihat, misalnya, di dalam Daniel, di mana kita temukan malaikat yang mengatupkan mulut singa-singa supaya hewan-hewan ini tidak bisa mencelakai Daniel. Malaikat juga melayani umat dalam cara-cara yang sangat luar biasa.
Mereka menyediakan makanan yang dibutuhkan oleh Yesus setelah menghadapi pencobaan
Anda bisa baca bahwa di dalam pencobaan kepada Yesus di dalam Matius pasal 4 dan Lukas pasal 4, di mana Yesus merasa lapar setelah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam, dan dia sangat lapar setelah masa puasa itu. Dan kondisi lapar itu merupakan salah satu hal yang dimanfaatkan oleh setan di dalam mencobai dia. Namun Yesus mengatasi pencobaan itu. Dan setelah itu, kita diberitahu bahwa para malaikat datang dan melayani Yesus. Apa maksud dari kata ‘melayani’ di sini? Karena pada saat itu, hal yang sangat dibutuhkan oleh Yesus adalah makanan, tentunya melayani dia berarti menyediakan makanan buat-nya di padang gurun itu, karena di sana tidak ada tempat untuk mendapatkan makanan. Dia telah menolak untuk mengubah batu menjadi roti, namun sekarang malaikat-malaikat menyediakan makanan yang dia butuhkan itu.
Para malaikat menyediakan makanan sampai 8 kali kepada para hamba Allah di Indonesia
Say tidak tahu apakah ada di antara Anda yang sudah membaca buku tentang kebangkitan rohani di Indonesia. Ada beberapa buku yang menyampaikan tentang kebangkitan rohani di Indonesia dan salah satunya ditulis oleh seorang Jerman yang berpandangan skeptis yang bernama Kurt Koch. Buku itu berjudul, The Revival in Indonesia (Kebangkitan Rohani di Indonesia). Di dalam buku itu dia menggambarkan contoh-contoh pelayanan para malaikat, yang akan saya sampaikan kepada Anda sambil kita tutup pembahasan ini. Saat itu ada satu tim pelayanan yang datang ke sebuah kota kecil (mungkin Anda pernah dengar tentang kejadian ini), dan penduduk setempat tidak punya makanan yang bisa dihidangkan kepada tim ini. Seiring dengan terjadinya kebangkitan rohani di Indonesia, para hamba Tuhan bergerak ke berbagai tempat [di Indonesia] untuk memberikan bimbingan, pengajaran, dan bantuan kepada penduduk Kristen setempat. Dan ketika mereka sampai di kota kecil ini, mereka mendapati bahwa di sana tidak tersedia makanan padahal mereka sudah sangat lelah dan lapar. Lalu para penatua di gereja setempat berkumpul dengan tim pelayanan ini dan berdoa untuk mencari petunjuk tentang apa yang harus diperbuat sehubungan dengan masalah ketiadaan makanan ini. Lalu mereka berdoa dengan setulus hati akan keadaan ini dan ketika mereka selesai berdoa, Kurt Koch – sebagaimana yang telah saya sampaikan, dia ini orang yang skeptis – melanjutkan uraian di dalam bukunya.
Dia berkata bahwa ketika mereka selesai berdoa, tiba-tiba sebuah meja yang penuh dengan berbagai makanan muncul di hadapan mereka. Dan ada beberapa tangan yang terlihat membagikan makanan dari meja kepada semua hamba Tuhan di sana. Mereka semua menatap dengan takjub ke meja yang penuh dengan makanan tersebut. Mereka bingung apakah ini mimpi atau kenyataan. Ketika mereka mengambil makanan itu dan mencicipinya, tahulah mereka bahwa itu semua memang benar-benar kenyataan. Ini sungguh suatu hal yang sangat mengagumkan!
Dan hal yang sangat mengagumkan adalah bahwa meja yang penuh dengan hidangan ini bukan sekadar sekali atau dua kali saja muncul, hal ini terjadi sampai delapan kali. Dan jumlah orang yang menjadi saksi serta mengalami kejadian-kejadian tersebut, kejadian pelayanan malaikat oleh kuasa Allah, adalah lima puluh orang. Ada lima puluh saksi atas kejadian pelayanan malaikat yang ajaib ini! Allah adalah Allah yang hidup.
Begitu terbatasnya pengenalan gereja akan Allah sekarang ini! Begitu sedikitnya yang kita ketahui tentang apa yang Yesus katakan di dalam Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu..” Apabila Allah menyediakan bagi pelayan-Nya, Ia tidak hanya memberikan setiap orang satu pisang dan secangkir air. Tetapi ke-lima puluh orang di situ menyaksikan bahwa meja itu penuh dengan makanan. Lima puluh orang hadir di delapan peristiwa. Hal-hal yang ajaib akan Allah lakukan bagi mereka yang berjalan bersama-Nya. Berbahagialah orang yang percaya pada Allah, yang pengharapannya adalah pada Allah!
Allah mengutus malaikat dari tingkatan tertinggi untuk kita!
Marilah kita memahami kebenaran yang mulia yang disampaikan oleh Yesus di sini. Setelah menelaah seluruh pengajaran tentang pekerjaan para malaikat di dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, bisakah Anda bayangkan seberapa indah Firman Tuhan di sini? Yesus berkata, di Matius 18:10,
“Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.”
Berbahagialah orang yang mengenal Allah. Semua hal ini mungkin terdengar seperti dongeng bagi Anda, bukankah begitu? Namun saya beritahu Anda, bahwa mereka yang berjalan bersama Allah sanggup memberi banyak sekali kesaksian tentang hal-hal semacam ini kepada Anda. Sungguh indah bisa mengenal Allah, dan mengetahui bahwa Anda sangat berharga bagi-Nya jika Anda adalah murid-Nya, bahwa Dia telah memerintahkan malaikat-malaikat dari tingkatan yang tertinggi untuk mengurusi kesejahteraan Anda. Begitu besarnya kasih Allah!