Download eBook: THE ONLY TRUE GOD

Download eBook: THE ONLY PERFECT MAN


Pastor Joe Liang | Monoteisme |

Mayoritas orang Kristen percaya bahwa Allah ada dalam tiga pribadi, yaitu Allah adalah sebuah ketritunggalan. Orang-orang percaya seperti itu mengeklaim menemukan bukti dalam Alkitab. Namun, ada juga orang Kristen lainnya percaya bahwa Allah tidak terdiri dari tiga pribadi, tetapi hanya satu pribadi, yaitu Bapa di surga. Orang-orang ini berpendapat bahwa tidak ada bukti sama sekali untuk doktrin trinitas di dalam Alkitab.

APAKAH KATA JAMAK “KITA” MEMBUKTIKAN TRINITAS?

Jika Anda berbicara dengan orang-orang Kristen yang percaya pada doktrin trinitas dan bertanya kepada mereka — di mana dalam Alkitab Anda menemukan bukti? Banyak dari mereka akan berkata kepada Anda, “Di halaman pertama Alkitab, kita melihat bukti untuk doktrin trinitas.” Mereka mengacu pada kitab Kejadian 1:26.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk melihat apakah Kejadian 1:26 membuktikan bahwa Allah memang merupakan tiga pribadi dalam satu Allah. Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita tinjau apa yang dikatakan doktrin trinitas.

Trinitas berarti ada satu Allah, tetapi ada tiga pribadi dalam satu Allah ini, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Ketiganya setara dan abadi. Jadi, mari kita baca Kejadian 1:26. Tujuan kita adalah untuk melihat apakah ayat ini membuktikan bahwa Allah ialah sebuah ketritunggalan.

Kemudian, Allah berkata, “Marilah sekarang Kita membuat manusia menurut gambar Kita, dalam keserupaan Kita. Dan, hendaklah mereka berkuasa atas semua ikan di laut, burung-burung di udara, atas semua binatang ternak, dan semua binatang melata yang merayap di bumi.” (Kej 1:26)

Perhatikan bentuk jamak — “Marilah sekarang Kita membuat manusia menurut gambar Kita.” Orang Kristen yang percaya pada doktrin trinitas berpikir ayat ini dapat membuktikan bahwa Allah adalah sebuah ketritunggalan. Satu-satunya alasan mereka berpikir demikian adalah karena ketika Allah berbicara, Dia berbicara tentang Diri-Nya dalam bentuk jamak, “Kita”.

Apakah pronomina “Kita” yang jamak ini cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa Allah merupakan sebuah trinitas?

Bagi mereka yang percaya pada trinitas, sangat wajar bagi mereka untuk berpikir seperti itu.  Oleh karena ketika Allah berbicara, Dia menggunakan bentuk jamak, maka wajar untuk berpikir bahwa ayat ini berbicara tentang Allah dalam beberapa pribadi.

KEPADA SIAPA ALLAH BERBICARA?

Faktanya adalah Kejadian 1:26 tidak menyebutkan secara spesifik kepada siapa Allah berbicara. Tentu saja, Allah berbicara kepada beberapa individu lain, bukan kepada Diri-Nya sendiri. Namun, Alkitab tidak mengatakan Allah sedang berbicara kepada berapa banyak orang. Alkitab juga tidak mengatakan kepada siapa Allah berbicara.

Jadi, pertanyaan kita adalah: kepada siapa Allah sedang berbicara? Mungkin Allah Bapa yang sedang berbicara. Dapatkah kita menemukan bukti dalam ayat Alkitab ini bahwa Allah Bapa sedang berbicara kepada Allah Anak dan Allah Roh Kudus?  Dalam kenyataannya, teks itu tidak menentukan dengan siapa Allah berbicara.

DALAM KITAB KEJADIAN, KATA GANTI “KITA” UNTUK ALLAH MUNCUL TIGA KALI

Ketika kita mempelajari Alkitab, ada pedoman yang harus diikuti. Bagi para ahli Alkitab yang menafsirkan Alkitab, ada pedoman yang harus dipatuhi. Salah satu pedoman dasar adalah membiarkan penulis menjelaskan apa yang dia maksud. Jika dia bisa menulis kalimat seperti itu di pasal 1, mungkin di pasal lain dari kitab yang sama, dia telah meninggalkan petunjuk tentang apa yang dia maksud.

Saya telah melakukan penelitian atas hal ini. Saya telah menemukan bahwa dalam kitab Kejadian, ungkapan seperti, “Allah berkata, ‘Mari kita…’” muncul tiga kali (1:26, 3:22 dan 11:7). Kita baru saja membaca Kej 1:26. Sekarang kita beralih ke Kejadian 3 dan 11 untuk menemukan petunjuk, apa yang dimaksudkan penulis ketika Allah menggunakan bentuk jamak “kita” atau “kami”.

Lalu, YAHWEH Allah berkata, “Lihatlah, manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita; ia tahu tentang yang baik dan yang jahat. Sekarang, jangan sampai ia juga mengambil buah dari pohon kehidupan dan memakannya sehingga ia dapat hidup selama-lamanya.” (Kej 3:22)

Di sini kita melihat untuk kedua kalinya dalam Alkitab kata “Kita” dipakai sebagai kata ganti untuk Allah. Allah sedang berbicara, dan tampaknya Dia sedang berbicara dengan individu-individu lain, tetapi tidak dikatakan kepada siapa Allah berbicara. Kita harus bersabar dan menyelidiki konteksnya. Ketika Anda mencari konteksnya, Anda mungkin menemukan petunjuknya. Setelah ayat 22, kita lihat di ayat 24.

Setelah Allah mengusir manusia itu dari taman, Ia menempatkan kerubim dengan pedang api yang menyambar-nyambar untuk menjaga jalan yang menuju ke pohon kehidupan. (Kej 3:24)

“Kerubim” adalah kata Ibrani dalam bentuk jamak. Kerubim merujuk pada dua malaikat berpangkat tinggi, yang berdiri paling dekat dengan takhta Allah Yahweh di surga.

Berikutnya, kita sampai pada kali ketiga dan terakhir di mana kitab Kejadian mencatat Allah berbicara dalam bentuk jamak, Kejadian 11:7.

1  Pada waktu itu, seluruh dunia berbicara dengan satu bahasa dan satu logat yang sama.
2  Kemudian, ketika mereka mulai pindah ke timur, mereka menemukan dataran di tanah Sinear dan menetap di sana.

5  Akan tetapi, turunlah YAHWEH untuk melihat kota dan menara itu.

7  Marilah Kita turun dan mengacaukan bahasa mereka sehingga mereka tidak dapat memahami bahasa satu sama lain.”
8  Maka, YAHWEH menceraiberaikan mereka ke seluruh bumi. Dan, mereka berhenti membangun kota itu. (Kej 11:1-2, 5, 7-8)

Rupanya, Allah sedang berbicara dengan seseorang dan kita ingin mencari tahu siapa. Di sini kita juga melihat YAHWEH disebut turun ke bumi.

Di kitab Kejadian pasal 18 dan 19, kita melihat penulis kitab menggambarkan YAHWEH turun dari surga ke bumi untuk mengunjungi seseorang bernama Abraham bersama dua pribadi lain. Kedua pendamping ini adalah malaikat tingkat tinggi. Mari kita baca dari Kejadian 18 dan 19 untuk melacak alur pemikiran penulis Kejadian.

1 Suatu ketika, YAHWEH menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin Mamre saat Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di suatu siang yang panas.
2  Saat Abraham mengangkat wajahnya, ia melihat ada tiga orang yang berdiri di seberangnya. Ketika melihat mereka, Abraham berlari dari pintu kemahnya untuk menyambut mereka, dan bersujud di tanah. (Kej 18:1-2)

Jadi, ketika Yahweh menampakkan diri kepada Abraham, Dia muncul dalam bentuk manusia. Akan tetapi, bersama dengan Yahweh, dua orang lain juga muncul. Mari kita baca ayat 16-18.

16  Kemudian, orang-orang itu berdiri untuk melanjutkan perjalanan. Mereka memandang ke arah Sodom dan Abraham berjalan bersama mereka untuk mengantar mereka.
17  YAHWEH berkata, “Haruskah Aku menyembunyikan dari Abraham apa yang akan Kulakukan sekarang,
18  sedangkan Abraham akan menjadi satu bangsa yang besar dan di dalam dia seluruh bangsa di bumi akan diberkati? (Kej 18:16-18)

Kita lanjut baca ke ayat 22,

Jadi, mereka berpaling dan berjalan menuju Sodom, tetapi Abraham masih berdiri di hadapan YAHWEH. (Kej 18:22)

Jadi, Allah Yahweh tetap bersama Abraham, dua orang lainnya pergi. Ketika kita melanjutkan ke pasal 19:1, identitas kedua orang itu diungkapkan.

Maka, sampailah kedua malaikat itu di Sodom pada sore hari… (Kej 19:1)

Ketika kita melacak alur pemikiran penulis kitab Kejadian, kita melihat petunjuk, siapakah orang-orang yang Allah ajak bicara ini.

Saya tidak mengatakan bahwa kita telah sampai pada kesimpulan akhir bagi pertanyaan itu. Akan tetapi, berdasarkan alur pemikiran penulis, kami telah menemukan beberapa petunjuk. Allah mungkin sedang berbicara dengan beberapa malaikat berpangkat tinggi, yang berada di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya.

PERSIDANGAN ILAHI YAHWEH

Sekarang kita meninggalkan kitab Kejadian untuk sementara waktu dan melemparkan jaring kita lebih lebar untuk menyelidiki seluruh Kitab Suci Ibrani. Kita ingin mencari bagian-bagian dalam Alkitab Ibrani yang menggambarkan persidangan ilahi Yahweh di surga. Kita beralih ke 1 Raja-raja 22:19  di mana Mikha adalah nabi Allah yang setia.

Jawab Mikha, “Oleh sebab itu, dengarkanlah firman YAHWEH. Aku telah melihat YAHWEH duduk di takhtanya dengan segenap tentara surga berdiri di dekat-Nya, di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya. (1Raj 22:19)

Jadi, di persidangan Allah yang surgawi, takhta Allah Yahweh dikelilingi oleh malaikat yang tak terhitung jumlahnya, di sini disebut “tentara surga”.

Kita beralih ke Ayub 1:6.

Ada satu hari, ketika anak-anak Allah datang untuk menghadapkan diri mereka kepada YAHWEH. Iblis juga datang di tengah-tengah mereka. (Ayb 1:6, bdk. 2:1)

Anak-anak Allah merupakan sebutan lain untuk para malaikat. Takhta Allah di surga selalu dikelilingi oleh tentara malaikat surgawi yang tak terhitung jumlahnya. Untuk tujuan pelajaran kita ini, Ayub 15:7-8 sangat penting. Seorang teman Ayub mengkritik Ayub, menegurnya karena berbicara dengan arogan. Jadi, berikut ini merupakan perkataan seorang teman Ayub.

7  Apakah kamu manusia pertama yang pernah dilahirkan? Apakah kamu dijadikan sebelum bukit-bukit?
8  Apakah kamu mendengarkan nasihat rahasia Allah? Apakah kamu membatasi hikmat bagi dirimu sendiri? (Ayub 15:7-8)

Orang ini berkata kepada Ayub — apakah Anda mengeklaim telah mendengar, atau ikut mendengarkan nasihat rahasia Allah? Saya mencari dan menemukan bahwa kata Ibrani untuk “nasihat rahasia” adalah kata sod. [Kata yang diterjemahkan sebagai “musyawarah” oleh LAI.]

Apa artinya kata ini? Kata ini memiliki dua arti. Kata ini bisa berarti “percakapan rahasia antara orang “, yaitu hal-hal yang dibicarakan teman dekat. Atau sod bisa berarti lingkaran orang kepercayaan, teman-teman yang sangat dekat. Ketika kita memahami itu dan kembali ke Ayub 15:7-8, kalimat ketiga akan membawa makna “apakah engkau, Ayub, mengaku dapat mendengarkan rencana rahasia Allah, seolah-olah engkau sangat dekat dengan Allah, engkau sahabat Allah yang akrab?”

Faktanya adalah, Allah tidak mengizinkan Ayub pergi ke surga dan mendengarkan rencana rahasia-Nya. Izinkan saya menunjukkan kepada Anda sebuah contoh bagaimana kata Ibrani sod ini digunakan di tempat lain. Mazmur 55:14-15, dengarkanlah apa yang dikatakan Pemazmur. Penulis dikhianati oleh seorang teman yang sangat baik dan dia merasa sangat terluka.

14 Akan tetapi, orang yang seperti aku, sahabatku, seseorang yang kukenal.
15  Kita saling memberi nasihat yang manis, di dalam rumah Allah, kita berjalan di tengah kerumunan. (Mzm 55:14-15)

Kita lihat di sini lagi, kata sod mengacu pada sekelompok teman dekat, dan hal-hal rahasia yang mereka bicarakan di antara mereka sendiri. Jadi, Ayub dinilai bukan salah satu dari orang kepercayaan ini bagi Allah, dia tidak dapat mendengarkan rencana rahasia Allah. Akan tetapi, malaikat dapat ikut mendengarkan. Namun, bukan setiap malaikat. Hanya malaikat-malaikat terpilih yang dapat mendengarkan rencana rahasia Allah.

Dari studi yang telah kita lakukan sejauh ini, Allah besar kemungkinan sedang berbicara kepada beberapa malaikat yang berdiri paling dekat dengan takhta Allah YAHWEH di pelataran surgawi.

KATA “KAMI” DI YESAYA 6

Kita melanjutkan pencarian kita dalam Alkitab Ibrani. Kita beralih ke kitab Yesaya 6:1-2,

1  Pada tahun kematian Raja Uzia, aku melihat Tuhan (yaitu Allah Yahweh) duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang; ujung jubah-Nya turun memenuhi Bait Suci.
2  Para serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing memiliki enam sayap. Dua sayap menutupi wajah, dua sayap menutupi kaki, dan dua sayap lainnya untuk terbang. (Yes 6:1-2)

Perhatikan bahwa “serafim” bukanlah kata bahasa Indonesia. Ini adalah kata Ibrani. Kita melihat kesamaan dalam Mazmur — kerubim dan serafim adalah kata-kata Ibrani dalam bentuk jamak. Serafim adalah jenis malaikat lain yang berdiri di sekitar takhta Allah. Dalam sekejap kita akan menemukan bahwa Allah hanya memiliki dua kerubim, tetapi ada lebih banyak serafim. Mari kita baca di pasal 6 ayat 3. Malaikat-malaikat yang disebut serafim ini berseru:

Para serafim itu berseru satu sama lain, “Kudus, kudus, kuduslah YAHWEH semesta alam; seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya!” (Yes 6:3)

Jadi, salah satu tugas dasar serafim adalah berdiri di hadapan satu-satunya Allah yang benar, dan menyembah-Nya. Mari kita melanjutkan pembacaan di ayat 5.

Kemudian, aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab, aku seorang yang najis bibir dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir. Namun, mataku telah melihat Sang Raja, YAHWEH semesta alam.” (Yes 6:5)

Di ayat 8, nabi Yesaya mendengar suara yang datang dari takhta Allah, dan apa yang dikatakan suara itu sangat mirip dengan Kejadian 1:26,

Setelah itu, aku mendengar suara Tuhan berfirman: “Siapa yang akan Kuutus? Siapa yang mau pergi untuk Kami?” Lalu, aku menjawab, “Ini aku. Utuslah aku!” (Yes 6:8)

Bukankah itu aneh? Dalam satu tarikan napas dari bentuk tunggal ke bentuk jamak! Bagi mereka yang memahami persidangan ilahi Allah, ini sama sekali tidak aneh. Walaupun ayat 8 tidak menentukan kepada siapa Yahweh berbicara, tetapi dari konteksnya kita dapat menduga bahwa Yahweh mungkin sedang berbicara kepada malaikat di sekitar-Nya; mungkin serafim dan mungkin kedua kerubim itu, satu di kanan-Nya dan satu di kiri-Nya.

DUA KERUB DI ATAS TUTUP PENDAMAIAN

Kita ingin melangkah lebih jauh dan mencari lebih banyak petunjuk. Kitab Keluaran 25:17-19. Di sini kita membaca tentang tabut perjanjian. Bagi Anda yang mengenal tabut perjanjian, kita tahu ada tutup pendamaian di atasnya. Tutup pendamaian sebenarnya adalah penutup untuk tabut perjanjian.

17  Lalu, buatlah penutup tabut itu dari emas murni. Ukurannya adalah panjang 2,5 hasta dan lebarnya 1,5 hasta.
18  Kemudian, buatlah dua kerub dan letakkan pada setiap ujung penutup itu. Tempalah emas untuk membuat kerub-kerub ini.
19  Tempatkanlah satu kerub pada salah satu ujung penutup dan kerub satunya pada ujung yang lain. Gabungkan kerub-kerub itu bersama dengan penutupnya.

Di sini kita membaca instruksi tentang bagaimana membuat tutup pendamaian. Dua kerubim yang terbuat dari emas harus menutupi tutup pendamaian. Tutup pendamaian merupakan simbol takhta Allah di surga. Fakta bahwa harus ada dua kerubim di atas tutup pendamaian membuktikan bahwa kedua kerubim ini adalah dua malaikat berpangkat tinggi yang berdiri paling dekat dengan takhta Allah Yahweh.

Kita dapat membandingkan kitab Bilangan 7:89,

Setiap kali Musa memasuki Kemah Pertemuan untuk berbicara dengan YAHWEH, dia mendengar suara yang berbicara kepadanya. Suara itu datangnya dari antara kedua kerub yang berada pada tutup pendamaian, di atas Tabut Perjanjian. Dengan cara itulah Tuhan berbicara kepada Musa. (Bil 7:89)

Jadi, kita melihat lagi dan lagi dalam Alkitab Ibrani bahwa di persidangan surgawi Allah, sejumlah malaikat berpangkat tinggi kadang-kadang dapat mendengarkan rencana-rencana Allah.

Sudah saatnya kita sampai pada kesimpulan tentatif. Tujuan kita adalah untuk menentukan apakah Kejadian 1:26 membuktikan bahwa Allah ada dalam tiga pribadi. Saya akan memberi tahu Anda kesimpulan yang telah saya buat. Saya sampai pada kesimpulan ini hanya setelah berjam-jam belajar. Anda tidak perlu setuju dengan saya.

KEJADIAN 1:26 TIDAK MEMBUKTIKAN TRINITAS

Saya telah menyimpulkan bahwa Kejadian 1:26 tidak membuktikan doktrin trinitas. Jika kita berpendapat Alkitab mengandung bukti untuk mendukung trinitas, kita harus mencarinya di tempat lain, bukan di Kejadian 1:26.

Ayat itu hanya mengatakan bahwa Allah Yahweh membuka isi hati-Nya kepada malaikat-malaikat-Nya yang paling terpercaya, sesuatu tentang rencana penciptaan-Nya. Akan tetapi, harap diingat, kerubim tidak mengambil bagian dalam ciptaan Allah YAHWEH. Mereka bukanlah asisten Allah dalam penciptaan manusia. Alkitab sangat eksplisit bahwa hanya Allah YAHWEH sendiri yang menciptakan seluruh dunia. Misalnya,

Beginilah firman YAHWEH, Penebusmu, yang membentukmu sejak dalam kandungan, “Akulah YAHWEH, yang menjadikan segalanya; yang membentangkan langit sendirian dan menghamparkan bumi sendirian; (Yes 44:24)

Kita dapat membandingkan dengan,

Sebab, beginilah firman YAHWEH, yang menciptakan langit — Dialah Allah yang membentuk bumi dan menjadikannya. Dia mendirikannya dan tidak membiarkannya kosong, tetapi membentuknya untuk didiami — “Akulah YAHWEH. Tidak ada allah yang lain. (Yes 45:18)

“MANUSIA ITU TELAH MENJADI SEPERTI SALAH SATU DARI KITA”

Akan tetapi, kita masih memiliki satu pertanyaan yang belum terjawab. Kejadian 1:26 memang mengatakan,

Allah berkata, “Marilah sekarang Kita membuat manusia menurut gambar Kita, dalam keserupaan Kita.” (Kej 1:26)

Mengapa Allah mengatakan itu dalam bentuk jamak, sehingga termasuk kedua kerubim itu?

Di sini kita menerapkan prinsip dasar lain dari penafsiran Alkitab. Membandingkan ayat dengan ayat. Kita ingin membandingkan Kej 1:26 dan Kej 3:22, dan membiarkan penulis menjelaskan dirinya sendiri, daripada memaksakan interpretasi subjektif kita ke atasnya.

Lalu, YAHWEH Allah berkata, “Lihatlah, manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita; ia tahu tentang yang baik dan yang jahat…”

Di pasal 1:26, kita melihat kata “gambar” dan juga kata “rupa”. Di pasal 3:22, kita juga melihat kalimat “seperti salah satu dari Kita”, yaitu mirip dengan kita. Jadi seperti Allah Yahweh, dan seperti para malaikat, manusia juga bebas untuk membuat pilihan moral dan dapat mengetahui yang baik dan yang jahat. Hanya dalam pengertian ini — “gambar Kita dan rupa Kita” harus dipahami, bahkan serupa atau seperti para malaikat.

YAHWEH SENDIRI YANG MENCIPTAKAN MANUSIA

Namun, siapa yang menciptakan manusia dan dunia? Yahweh sendiri. Yahweh tidak bergantung pada bantuan apa pun. Ketika Allah menciptakan manusia, Dia menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri, bukan gambar para malaikat.

Untuk alasan ini, Anda harus mencatat fenomena perubahan frasa lain sebelum kita menutup. Sementara di ayat 26, Allah berbicara menggunakan bentuk jamak, ayat 27 berikutnya, beralih kembali ke tunggal.

Maka, Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya (tunggal). Menurut gambar Allah, Ia menciptakannya. Ia menciptakan mereka laki-laki dan perempuan.

Meskipun Anda dan saya bukan malaikat tingkat tinggi, kita diberikan pandangan sekilas tentang karakter indah Bapa Surgawi kita, YAHWEH. Kadang-kadang Dia memilih untuk menceritakan kepada kedua kerubim itu sesuatu tentang rencana rahasia-Nya. Akan tetapi, ketika Dia merancang Anda, Dia memutuskan untuk merancang Anda menurut gambar-Nya sendiri, dengan segala potensi ilahinya.

Tidak heran, spesies manusia merupakan yang paling pintar di seluruh alam semesta.

 

Berikan Komentar Anda: