Mark Lee |

Kita akan memulai satu seri yang baru hari ini, yaitu seri pengenalan Injil. Seri ini akan dibagi menjadi 10 sesi. Saya akan memulai dari kitab Kejadian, mengikuti urut-urutan kitab di dalam Alkitab. Kitab yang pertama di dalam Alkitab disebut ‘Kejadian’. Kitab Kejadian adalah catatan tentang bagaimana Allah menciptakan alam semesta dan isinya, termasuk umat manusia.

Pertanyaan yang sering diajukan oleh orang banyak adalah – “mengapa Allah menciptakan manusia?” Mengapa Allah menciptakan manusia setelah Dia menciptakan alam beserta isinya? Apakah tujuannya? Dapatkah penciptaan ini diibaratkan seperti suatu eksperimen dengan tikus percobaan di dalam laboratorium? Apakah Dia menciptakan sekumpulan manusia, menempatkan mereka di bumi ini untuk mengamati bagaimana mereka mencari tempat berlindung di tengah hutan, bagaimana degup jantung mereka saat mendengarkan suara guntur, bagaimana mereka bereaksi terhadap berbagai keadaan, dan bagaimana mereka mengutarakan berbagai macam perubahan isi hatinya? Atau mungkin, seperti yang dikatakan oleh beberapa orang, bahwa alam semesta ini, termasuk Anda dan saya, bermula dari satu ledakan besar yang terjadi milyaran tahun yang lalu? Dengan kata lain, segala sesuatunya berlangsung secara kebetulan.

Pertanyaan tentang mengapa Allah ingin menciptakan manusia secara erat terkait dengan pertanyaan mengenai makna kehidupan. Apakah arti dari keberadaan Anda dan saya? Menurut teori Big Bang (teori ledakan besar alam semesta) jawabannya sangat sederhana. Hidup Anda dan saya hanyalah suatu hasil dari peristiwa kebetulan. Nah, jika kita eksis hanya karena kebetulan, itu berarti hidup ini tidak ada maknanya!


APAKAH HIDUP ANDA TERASA KOSONG?

Filsafat Nihilisme berasal dari teori Big Bang. Aliran ini menyatakan bahwa kita tidak perlu mencari makna hidup ini. Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan minumlah selagi masih ada anggur untuk dinikmati. Mari kita nikmati sepuas-puasnya hari-hari kita. Persoalan tentang mengapa kita hidup dan apa tujuannya hidup ini – semua itu, tidak perlu kita renungkan, apalagi dipersoalkan. Jika hidup Anda dan saya hanyalah hasil dari suatu peristiwa kebetulan, maka rencana yang paling bijak adalah nikmati saja selagi bisa.

Banyak orang yang berkata, manusia berjuang dari fajar hingga petang, hanya sekadar untuk bisa hidup. Apakah hidup ini sedemikian sengsara? Sedemikian tak berarti? Apakah kita ini tidak sedang merendahkan diri kita sampai ke tingkatan binatang? Bukankah pencarian makanan itu yang membuat hewan-hewan berjuang siang dan malam? Bukankah anjing dan kucing liar menjalani hidup mereka hanya untuk mencari makanan? Apakah kita hidup hanya demi makanan? Jika memang demikian halnya, lalu apa bedanya manusia dengan binatang?

Ada perbedaan yang sangat nyata antara manusia dengan binatang! Manusia punya visi! Jika Anda merasa bahwa hidup Anda sangat hampa dan kosong, hal itu terjadi bukan karena kekurangan materi tetapi karena adanya kekosongan batin. Tidak peduli sekaya apapun seseorang, dan sepenuh apapun jadwal kegiatan sosialnya, kekosongan itu tetap ada. Perasaan hampa ini akan meningkat tajam saat setelah kesenangan dan kegembiraan dilewati. Hal-hal material dan juga hiburan duniawi tidak dapat mengisi kekosongan di dalam hati ini.

Seperti yang tertulis di dalam Alkitab, “Manusia tidak hidup hanya dari roti saja.” Manusia memerlukan visi, dia memerlukan tujuan. Hanya mereka yang hidup dengan visi, dengan tujuan, yang tahu bagaimana harus berjuang. Melalui perjuanganlah kehidupan seseorang menjadi penuh dan bermakna. Dalam terang pemahaman ini, mari kita cermati pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah tujuan dari keberadaan ini? Apakah makna hidup ini? Mengapa Anda dan saya eksis? Apakah tujuan Allah menciptakan Anda dan saya?

Ada satu poin yang aneh yang diutarakan di dalam pasal pertama dari kitab Kejadian – pernyataan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Dia! Dengan kata lain, manusia memiliki gambaran Allah; manusia dan Allah itu mirip! Mari kita melakukan pengamatan yang lebih teliti atas pertanyaan-pertanyaan yang ditimbulkan di atas dari sudut ini.


MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN DALAM GAMBAR DAN RUPA ALLAH?

Allah menciptakan manusia dalam gambar dan rupa Dia, dan mengapa Dia tidak melakukan hal yang sama pada binatang-binatang? Mengapa Dia tidak menciptakan monyet, singa, atau bahkan malaikat di dalam gambaran dan rupa-Nya? Mengapa hanya di dalam penciptaan manusia saja Dia memakai gambar-Nya yang menjadikan kita mirip dengan Dia? Apakah keistimewaan dari penciptaan menurut gambar dan rupa Dia?

Banyak orang, khususnya yang tinggal di pedesaan, senang memelihara anjing. Saat saya masih muda, saya tinggal dengan kerabat yang mencintai anjing. Karena anak anjing yang baru lahir tidak bisa menggigit tulang, maka saudara saya ini membeli bakso ikan, memotong-motongnya, lalu merebusnya di dalam susu untuk dimakan oleh anak anjing itu. Bayangkan betapa istimewa perhatian yang dia berikan kepada anjingnya itu. Kebanyakan waktu luangnya digunakan untuk mengurusi anjingnya. Belakangan, saudara saya itu pindah tempat dari rumah kayunya di atas gunung ke sebuah apartemen yang tinggi di kota. Pemilik bangunan tidak mengizinkan anjing di gedungnya, maka dia terpaksa meninggalkan anjingnya. Anjing yang disayanginya itu seolah-olah tahu bahwa tuannya akan pergi, matanya berkaca-kaca seperti tidak rela melihat kepergian tuannya.

Anjing adalah hewan yang sangat perhatian dan sangat setia – itu sebabnya mengapa banyak orang yang lebih memilih anjing ketimbang kucing. Kucing cenderung lebih angkuh, tidak seperti anjing yang bisa membangun hubungan yang akrab dengan manusia. Saat Anda pulang kerja, mungkin tidak ada anggota keluarga Anda yang menyahut seruan, “Aku pulang!” dari Anda. Akan tetapi anjing Anda akan memberi sambutan yang paling hangat, sambil menggoyang-goyangkan ekornya, dia akan melompat ke pangkuan Anda. Jika dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain, sambutan anjing jelas jauh lebih hangat.

Di samping itu, anjing akan membela tuannya! Mereka yang tinggal di rumah-rumah pedesaan yang terpencil sangat tahu akan hal ini. Gonggongan anjing berfungsi sebagai isyarat tentang adanya orang asing di sekitar rumah. Banyak orang yang senang bepergian bersama anjing. Sekalipun mereka dihadang penjahat, mereka tidak takut. Anjing akan sekuat tenaga melindungi tuannya. Jika teman perjalanan Anda bukanlah anjing, tetapi teman Anda, maka situasinya bisa sangat berbeda. Teman Anda bisa saja lari lebih kencang daripada Anda dan meninggalkan Anda menghadapi bahaya sendirian! Kesetiaan anjing terhadap tuannya adalah hal yang sudah diketahui secara luas. Banyak anjing yang akan berkelahi untuk membela tuanya sekalipun itu dapat mengakibatkan dia kehilangan nyawanya.

Banyak pemilik anjing yang begitu mencintai anjing sehingga mereka bersedia membayar harga yang sangat mahal untuk bisa memelihara anjing. Mereka bahkan rela mengorbankan sebagian kebebasan mereka demi anjing-anjing mereka. Tentu saja, ada banyak masalah yang timbul sehubungan dengan hal memelihara anjing ini. Anda perlu mengajak mereka berjalan-jalan pada saat-saat tertentu, mereka akan kencing dan buang hajat sembarangan, melolong di rumah tanpa sebab, dan membuat Anda pusing.

Sekalipun memang banyak orang yang sangat mencintai anjing, tetapi komunikasi yang mendalam tidak akan dapat dijalin dengan anjing karena anjing dan manusia adalah spesies yang berbeda. Saat Anda pulang ke rumah, si anjing akan menggoyang-goyangkan ekornya, dan Anda bisa bermain-main dengannya, akan tetapi Anda tidak akan dapat berbagi beban perasaan Anda dengannya. Sebagai contoh, Anda menghadapi hari yang sangat berat di kantor dan setelah pulang ke rumah, Anda berkata kepada anjing Anda, “Oh Doggie, Doggie, tahukah kamu, hari ini bos aku sangat menyebalkan! Tahukah kamu betapa kesalnya aku hari ini?” Apakah yang akan dilakukan oleh si anjing? Dia akan menatap Anda dengan matanya yang lugu, sama sekali tidak mengerti apa yang Anda inginkan dari dia. Atau mungkin Anda sedang putus dengan pacar Anda, si anjing tidak akan mampu memberi hiburan atau saran karena dia bahkan tidak mengerti bagaimana perasaan Anda. Tak peduli seberapa keras upaya Anda untuk berkomunikasi dari hati ke hati dengan anjing Anda, dia tidak akan dapat memahami Anda. Ini adalah karena Anda dan dia bukan dari spesies yang sama. Hanya mereka yang berasal dari satu jenis yang bisa memahami perasaan terdalam Anda.

Sekalipun anjing setia dan memiliki perasaan, mereka tidak akan mampu memahami isi hati Anda. Ada perbedaan yang tak dapat dijembatani. Mereka berasal dari jenis yang berbeda dengan Anda. Jika mereka tidak mirip dengan Anda, bukan spesies yang sama dengan Anda, maka Anda dan anjing itu, tidak akan dapat saling mencurahkan isi hati.


MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK MENJADI SAHABAT ALLAH

Sekarang dapatkah Anda memahami tujuan Allah menciptakan manusia? Mengapa Dia tidak menciptakan kita seperti kuda, yang bisa bergerak cepat? Seperti sapi, yang kuat dan bisa membajak sawah? Seperti burung, yang bisa melayang-layang tinggi di udara? Makhluk-makhluk itu tidak mampu menyelami isi hati Allah karena mereka dari jenis yang berbeda. Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambaran-Nya, sesuai dengan rupa-Nya dalam rangka menciptakan komunikasi yang mendalam dengan manusia! Tuhan melakukan semua itu dengan tujuan untuk membangun persahabatan yang paling mendalam dengan manusia!

Sebelum Allah menciptakan manusia, Dia sudah memiliki segalanya – singa, harimau, semua ciptaan, bahkan malaikat. Walaupun demikian, Dia tetap ingin menciptakan manusia, dan yang satu ini ingin Dia ciptakan dalam gambar dan rupa Dia. Dan apakah tujuan-Nya? Dia berharap untuk membangun keakraban dengan manusia.

Kata ‘kawan akrab (confidantes)’ adalah kata yang sangat indah. Hati mereka sudah sangat selaras dengan kita – Anda mengenal dia dengan baik, dan dia mengenal Anda dengan baik. Tentu saja, jika Anda bukan dari jenis yang sama dengan dia, atau tidak memiliki keserupaan, maka Anda tidak akan bisa menjadi kawan akrab. Sama seperti kerabat saya, tak peduli seberapa besar kasihnya pada anjingnya, sekalipun ia menghidangkan bakso ikan yang dimasak dengan susu kepada anjingnya, mereka tetap tidak dapat menjadi kawan akrab.

Dapatkah Anda menangkap gambarannya? Apa tujuan Allah menciptakan manusia? Tujuannya adalah untuk membangun persahabatan dengan Allah. Ini juga menjawab pertanyaan tentang makna hidup. Allah menciptakan manusia dengan harapan agar manusia dapat bersahabat dengannya. Ini bukan sekadar tujuan dari penciptaan manusia, tetapi juga tujuan dari penyelamatan manusia. Mengapa Allah ingin menyelamatkan Anda dan saya? Apakah supaya kita segera memberitakan Injil? Ini juga benar, akan tetapi bukan alasan yang utama. Yang paling penting bagi Allah adalah harapan-Nya agar kita dapat menjadi sahabat-Nya! Sedihnya, manusia meninggalkan Dia, menolak untuk bersahabat dengan-Nya. Demikianlah, Allah ingin mencari kembali manusia, untuk memulihkan tujuan pertama dari penciptaan manusia. Allah ingin membangun kembali persahabatan dengan manusia.


AKU MENYEBUT KAMU “SAHABAT”

Mari kita lihat sebuah ayat – di Yohanes pasal 15, ayat 15. Yesus berkata kepada para muridnya,

“Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.”

Dapatkah Anda memahami isi hati Allah yang diungkapkan oleh Yesus Kristus di sini? Dia memanggil kita untuk mengikut dan melayani dia. Akan tetapi dia tidak menginginkan kita menjadi budaknya, di mana kita hanya akan menunggu dan menerima perintah saja. Dia bermaksud menjadikan Anda dan saya sebagai sahabatnya – “Aku menyebut kamu sahabat.”

Apakah arti dari “Aku menyebut kamu sahabat”? Yesus Kristus menjelaskan, “Hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya…” Seorang hamba hanya tahu bahwa dia harus menjalankan perintah tuannya. Jika sang tuan ingin agar dia menyediakan makanan, maka dia akan menyediakan makanan; jika tuannya ingin agar dia berbelanja sesuatu, maka dia segera berbelanja. Dia tidak akan memiliki pemahaman yang sempurna akan isi hati tuannya. Akan tetapi Yesus Kristus berkata,

“Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.”

Apa yang disampaikan oleh Yesus kepada para muridnya adalah rahasia isi hati Allah! Inilah persahabatan! Saat dua sahabat duduk bersama, mereka akan saling memberitahukan isi hati mereka. Inilah tujuan utama Allah memanggil kita dan menyelamatkan kita.

Seringkali, kita mendengar orang menggabarkan Injil dengan berbicara tentang keselamatan Allah atau tentang karya luar biasa yang telah Allah kerjakan melalui Yesus.  Akan tetapi kita jarang mendengar penjelasan tentang mengapa Allah menyelamatkan manusia. Keselamatan dari Allah tidak sama dengan regu penyelamat atau kepolisian. Mereka menolong orang-orang yang terjebak di tanah longsor atau yang menjadi korban kecelakaan kapal laut. Penyelamatan yang semacam ini hanya merupakan suatu pelaksanaan tugas, dan mereka yang terlibat tidak akan menjalin hubungan lebih lanjut setelah tugas tersebut diselesaikan. Paling-paling mereka hanya menerima kartu ucapan selamat Natal. Sangat sedikit petugas penyelamat yang akan menjalin hubungan persahabatan dengan mereka yang menerima pertolongan. Bagi kebanyakan petugas penyelamat, menolong orang tak lebih dari pelaksanaan tugas, sesuatu yang merupakan bagian dari pekerjaan mereka. Jika tugas sudah selesai, maka dia tidak lagi memiliki kepentingan pribadi dengan orang yang sudah diselamatkannya.

Keselamatan dari Allah bukan sekadar pelaksanaan tugas – demikian pula halnya dengan pemberitaan Injil. Apakah Anda memandang pemberitaan Injil sebagai suatu tugas? Apakah penugasan Anda berakhir setelah Anda membawa seseorang ke gereja untuk mendengarkan khotbah? Apakah itu berarti Anda telah menyerahkan PR Anda? Atau tugas seterusnya adalah menunjukkan keprihatinan saat yang bersangkutan tidak masuk ke gereja dan mungkin harus terus bertugas sampai orang tersebut dibaptiskan? Apakah ini yang kita lakukan?

Apakah Anda benar-benar ingin membangun persahabatan dengan orang itu? Atau apakah Anda memandang bahwa ini hanyalah suatu tugas yang tercakup di dalam pekerjaan pemberitaan Injil? Anda masih belum mengerti isi hati Allah jika Anda memandang bahwa pemberitaan Injil adalah semacam pekerjaan. Niat hati Allah adalah untuk membangun persahabatan yang kekal dan tak berubah. Jika Dia sekadar menyelamatkan Anda dan berhenti di titik itu, maka hidup ini tidak ada tujuan atau maknanya.


INDAHNYA PERSAHABATAN

Pernahkah Anda merasakan indahnya persahabatan? Pernahkah Anda memiliki sahabat sejati, seorang kawan akrab? Jika belum, maka Anda kehilangan satu bagian yang terindah di dalam hidup ini. Tak ada yang lebih berharga daripada persahabatan di dunia ini. Hal apakah yang sedang Anda kejar sekarang ini? Apakah Anda mengejar rumah yang lebih mewah, mobil model terakhir, atau gelar akademis yang lebih tinggi? Apakah Anda yakin bahwa hal yang Anda kejar itu memang berharga? Anda perlu tahu bahwa di dunia ini, di dalam hidup ini, tak ada yang lebih penting, tak ada yang lebih indah, dan tak ada yang lebih memuaskan daripada persahabatan. Sangatlah menyedihkan jika Anda belum pernah merasakan persahabatan, dan Anda juga tidak akan mengerti apa yang sedang saya bicarakan ini.

Saya telah merasakan persahabatan yang akrab, itu sebabnya saya mengerti. Saya memiliki seorang kawan karib ketika saya masih duduk di kelas satu SMP. Kami segera menjadi sahabat setelah saling berkenalan. Saat itu, kami tinggal sangat berjauhan. Namun bagi kami, jarak bukanlah masalah.

Suatu kali, teman saya mengalami masalah di saluran pencernaan yang parah dan dirujuk ke Rumah Sakit yang lokasinya agak jauh dan terpencil. Pada masa itu, saya baru berusia sekitar sebelas atau dua belas tahun, dan sekalipun saya sangat jarang pergi sendirian, saya bersedia dan berani menempuh jarak yang jauh itu untuk mengunjunginya di rumah sakit. Perjalanan menuju ke rumah sakit pada masa itu adalah perjalanan yang jauh. Sarana transportasi tidak sebagus yang ada sekarang. Jadi, pertama-tama saya harus naik bus ke pelabuhan, kemudian naik kapal feri kecil menyeberang laut, lalu naik bus lagi ke jurusan lain. Dan dari sana, saya masih harus naik truk menuju rumah sakit itu (tidak ada kendaraan umum yang menuju ke rumah sakit itu pada waktu itu). Truk itu dari jenis yang berbobot satu setengah atau dua ton – ukuran yang cukup besar, dengan sebuah papan tanda yang menunjukkan jurusan ke Rumah Sakit. Tidak ada tempat duduk di truk tersebut, Anda harus berdiri dan berpegangan erat pada palang-palang besi yang ada.

Sekalipun saya baru berusia sekitar sepuluhan tahun, saya tidak memandang bahwa perjalanan menjenguk sahabat saya ini melelahkan. Begitulah, saya sendiri memiliki pengalaman pribadi mengenai persahabatan. Bahkan sampai sekarang ini, jika saya mengenangnya, hati saya terasa hangat.

Saya bersyukur kepada Tuhan – saya masih memiliki beberapa sahabat yang lain. Setiap kali menyebutkan tentang para sahabat ini, hati saya dipenuhi sukacita dan kehangatan. Para kawan akrab membuat hidup kita lebih berwarna-warni. Mereka memberi gizi dan memuaskan jiwa kita. Saat Anda berada bersama sahabat baik, Anda tidak memerlukan segala macam barang-barang atau hiburan untuk memuaskan Anda. Secangkir teh dan obrolan santai sudah memenuhi semua itu. Anda tidak perlu membeli tiket bioskop atau menonton film bagus untuk melewatkan waktu.

Jika Anda belum pernah menikmati persahabatan yang nyata, izinkan saya memakai gambaran yang lain untuk membantu Anda memahaminya. Pernahkah Anda jatuh cinta? Saat seseorang dilanda asmara, sekalipun langit runtuh, hal itu tidak akan membuatnya berhenti memikirkan tentang si dia, karena perasaan jatuh cinta menimbulkan semacam kepuasan di dalam diri seseorang. Bagi orang yang sedang jatuh cinta, dia tidak akan tertarik pada kesempatan untuk mendapatkan uang lebih banyak karena kepuasan yang sempurna telah memenuhi kekosongan di dalam batinnya.

Ada banyak poin yang mirip antara persahabatan dengan percintaan. Saat seseorang sedang jatuh cinta, ia akan merasakan suatu gairah dan sukacita yang tak terkirakan, sama seperti jika dua sahabat bertemu, atau saat kawan lama bertemu. Persahabatan benar-benar membawa sukacita yang awet.

Akan tetapi, ada beberapa perbedaan antara percintaan dengan persahabatan. Sangat sedikit hubungan romantis yang bisa bertahan – ini adalah suatu hal yang dapat dipahami dengan baik oleh mereka yang telah menikah. Sebaliknya, persahabatan itu lebih murni, lebih awet. Jika Anda tidak mengubah dasar hubungan Anda dengan kekasih Anda melampaui daya tarik jasmani menuju hubungan jiwa, dan membangun persahabatan yang akrab, maka hubungan Anda tidak akan bertahan lama.


YANG PALING PENTING DALAM HIDUP INI

Saya ingin mengajukan satu pertanyaan kepada Anda – menurut Anda apakah hal yang penting bagi hidup Anda? Hal apakah yang Anda kejar? Apakah hal-hal yang fana? Benarkah anggapan bahwa Anda akan bisa mendapatkan banyak sahabat jika Anda memiliki uang banyak; mobil mewah yang meluncur mulus di jalanan; jam tangan emas di pergelangan Anda; rantai emas di leher yang memamerkan status Anda?

Benar, hal-hal tersebut jelas akan menarik banyak perhatian. Akan tetapi, apakah Anda mengejar semua itu untuk bisa mendapatkan perhatian dari orang lain? Jika memang demikian, maka Anda adalah orang yang kurang percaya diri. Hanya orang yang kurang percaya diri yang membutuhkan segala macam hal tersebut untuk memikat orang lain. Sesungguhnya, apa yang benar-benar diperlukan oleh seseorang adalah persahabatan yang tulus, persahabatan yang mendalam antara Anda dengan teman Anda.

Janganlah berpikir bahwa Anda akan dipuji dan dikagumi karena memberi kesempatan kepada orang lain untuk menaiki kendaraan mewah Anda. Tidak tahukah Anda bahwa pujian bisa berubah menjadi cercaan dalam sekejap saja? Orang itu bisa saja berkomentar, “Dia mengantarkan kita hanya untuk memamerkan kekayaannya!” Tahukah Anda bahwa daya tarik jasmaniah tidak ada gunanya? Yang Anda inginkan adalah membangun persahabatan yang saling memberi manfaat.

Sekalipun kita bisa menikmati persahabatan antar manusia yang cukup awet, yang sangat murni, semua itu tidak bisa dibandingkan dengan persahabatan dengan Allah. Hari ini, Alkitab memberitahu kita bahwa Allah ingin bersahabat dengan kita! Mengapa Allah menciptakan kita? Mengapa kita hadir di dunia ini? Bagaimana bisa Anda sampai mendengarkan khotbah hari ini? Allah punya rencana. Dia sangat ingin agar Anda mengenal Dia. Dia sangat ingin agar Anda tahu isi hati-Nya. Dia benar-benar ingin menjadi sahabat Anda.


MENGAPA ALLAH MAU BERSAHABAT DENGAN KITA?

Pikirkanlah hal itu… siapakah kita ini? Kita bukanlah pimpinan dari sebuah perusahaan; kita tidak punya kekayaan yang melimpah; kita tidak punya banyak rumah atau tanah yang luas. Mengapa Allah ingin berteman dengan makhluk seperti kita? Mengapa Allah begitu tertarik pada orang-orang kecil yang tidak penting seperti kita ini? Manusia memang berbeda – saat seseorang sedang jatuh dan tak bisa berbuat apa-apa, tak ada orang yang mau berkawan dengannya; tetapi saat seseorang berada di puncak apakah dari segi kekayaan atau status, segerombolan besar orang akan mengelilinginya dan dengan penuh semangat menunggu untuk melakukan kehendaknya.

Mengapa Allah ingin menjadi sahabat kita? Inilah inti dari pesan hari ini. Allah tidak sekadar ingin menjadi sahabat Anda, Dia bahkan mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan manusia. Hal ini dapat kita lihat di seluruh Kitab Suci. Terlebih lagi, Dia benar-benar ingin mengundang Anda untuk datang ke rumah-Nya! Ini adalah suatu hal yang sangat unik!

Jika ratu Inggris ingin bertemu dengan Anda, maka dia akan mengeluarkan undangan kepada Anda. Jika Presiden ingin mengundang Anda ke istana, maka dia juga akan mengirimkan undangan kepada Anda. Saat Anda menerima undangan semacam itu, Anda mungkin merasa seperti sudah terbang ke surga ketujuh. Mungkin Anda akan segera membingkai undangan tersebut dan memajangnya di ruang tamu. Suatu kehormatan yang luar biasa mendapat undangan dari orang penting semacam itu!

Cara Allah mengerjakan sesuatu sangatlah berbeda. Dia tidak mengutus Yesus ke istana raja. Yesus lahir di Nazaret, sebuah kota kecil yang tidak penting. Tahukah Anda apa yang Alkitab katakan tentang reaksi orang-orang saat para murid memperkenalkan Yesus sebagai orang Nazaret? “Dapatkah hal yang baik datang dari Nazaret?” Belum pernah seorang penting pun yang berasal dari Nazaret. Tinggal di Nazaret seperti tinggal di daerah pinggiran. Bukan daerah yang bisa Anda banggakan kepada orang lain.

Saat saya masih kecil, saya tinggal di daerah kumuh. Daerah itu biasanya disebut “Kandang Ayam”. Daerah kumuh itu telah dibongkar dan diganti dengan satu blok apartemen dengan nama yang lebih modern – Emerald Way Garden. Jika Anda berkata kepada seseorang, “Aku dilahirkan di Kandang Ayam,” maka orang itu akan meremehkan Anda. Akan tetapi jika Anda memperkenalkan diri Anda sebagai orang yang dilahirkan di “Emerald Way Garden”, reaksi orang jadi berbeda.

Nazaret adalah tempat yang biasa-biasa saja. Yesus lahir dan menetap di desa yang sangat miskin dan tidak  istimewa. Dia menjalankan pekerjaan kelas rendahan sebagai seorang tukang kayu. Yesus tidak pernah belajar di universitas atau bekerja di perusahaan besar seperti Microsoft. Dia hanya seorang tukang kayu. Dalam pemahaman zaman sekarang ini, dia mungkin adalah salah satu dari sekian banyak buruh. Dia datang ke lingkungan ekonomi dan sosial semacam ini untuk bisa menjalin hubungan dengan Anda dan saya.

Inilah cara kerja Allah yang dicerminkan oleh seluruh kehidupan Yesus. Yesus merendahkan dirinya ke tingkatan kita untuk mencari kita untuk bisa berteman dengan kita. Tidaklah sukar untuk membayangkan bahwa jika Presiden datang, mungkin Anda tidak akan punya kesempatan untuk menjabat tangannya atau bercakap-cakap dengannya. Para pengawal dan ajudannya akan mengelilingi dia. Bayangkan jika Anda baru selesai memperbaiki sebuah mobil, dan Anda masih dilumuri oleh kotoran dan oli, bagaimana mungkin Anda bisa berjabat tangan dengan seorang penting semacam itu, apalagi jika dia berpakaian resmi? Situasinya sangatlah tidak memungkinkan. Tidak ada dasar untuk menjalin suatu persahabatan. Jurang perbedaan status terlalu jauh untuk dapat dijembatani.

Namun cara kerja Allah sangat berbeda. Yesus diutus ke tengah-tengah masyarakat biasa. Dia bertumbuh di suatu daerah pinggiran yang miskin sebagai seorang tukang kayu yang sederhana. Dia duduk di salah satu sudut warung dan berbagi isi hati dengan kita sambil ditemani secangkir teh. Dia tidak akan menjumpai Anda di hotel berbintang lima atau tempat-tempat mewah lainnya, tetapi dia akan menjumpai Anda di warung mie di pinggir jalan  atau di tempat minum-minum. Seperti inilah Yesus yang ingin berteman dengan kita.

Mari kita pelajari ayat lain yang merujuk kepada persahabatan. Yohanes pasal 15 ayat 13. Yesus di sini berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Yesus tidak sekedar berbicara tentang hal persahabatan dengan kita. Dia menyerahkan nyawanya untuk menyatakan ketulusannya! Tentu saja, sangatlah menyenangkan bisa makan, minum dan bercakap-cakap sebagai sahabat. Tidak ada kasih di dunia ini yang bisa melampaui kasihnya. Tak ada harga yang terlalu mahal bagi Yesus untuk dibayar demi sahabat-sahabatnya. Allah, melalui Yesus, mengungkapkan kedalaman dari ketulusannya untuk bisa berteman dengan kita, bahkan sampai rela menyerahkan nyawanya. Dia memang Allah yang sangat menghargai persahabatan!


PERSAHABATAN DENGAN ALLAH DAPAT DIALAMI

Tentu saja, kita tahu bahwa ada banyak macam sahabat. Ada beberapa orang yang hanya sekadar kenal dengan Anda. Mereka mungkin bahkan tidak ingat siapa nama Anda. Ada orang yang memiliki hubungan lebih dekat dengan Anda. Mereka mungkin akan mengunjungi Anda di hari raya, dan mungkin akan bertukar kado dengan Anda di Natal. Mereka, misalnya, mungkin akan memberi kita parsel di tahun baru, atau memberi anak-anak kita ‘ang pao’ di Tahun Baru Cina. Akan tetapi, yang sedang kita bahas sekarang ini sebenarnya adalah sahabat sejati. Persahabatan yang paling dalam. Tak ada persahabatan yang lebih akrab daripada yang satu ini. Dan Yesus bersedia mati demi para sahabatnya, untuk menawarkan kepada kita persahabatan semacam ini.

Saya mengenal Yesus secara akrab selama sekitar dua puluhan tahun. Sejak saat saya mengenalnya, saya telah mengalami persahabatannya. Di dalam hal ini, saya masih berada di tingkat yang dangkal. Akan tetapi apa yang dikatakan oleh Alkitab sangatlah jelas bagi saya – Persahabatan dan kasih Allah lebih berharga daripada hidup! Jika Anda tidak mengalami hal ini secara pribadi, maka Anda tidak akan dapat memahaminya. Tak banyak hal di dunia ini yang lebih berharga, dan yang lebih indah daripada hidup. Akan tetapi persahabatan Allah jauh melampaui nilai hidup itu sendiri! Tentu saja, saya tidak sedang merujuk kepada berbagai macam berkat dan hal-hal lainnya yang telah Dia berikan kepada saya.

Sebenarnya, di dalam masa dua puluhan tahun saya mengikut Tuhan, saya banyak sekali mengalami Allah. Ya, Dia memang banyak memberkati saya, entah secara keuangan, kesehatan atau pun dalam pendidikan. Akan tetapi saya tidak mau mengutamakan semua berkat itu. Persahabatan jauh melampaui berkat, dan inilah hal yang paling penting. Jika Anda seorang pimpinan dari sebuah perusahaan besar, atau mungkin pimpinan perusahaan media, akan ada banyak orang yang ingin menjadi sahabat Anda karena ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari persahabatan ini. Akan tetapi, inikah jenis persahabatan yang Anda inginkan? Apakah Anda mau berteman dengan seseorang yang ingin bersahabat dengan Anda hanya supaya dia bisa bekerja di perusahaan Anda? Tidak, saya rasa Anda tidak akan menyukai persahabatan semacam ini.

Inilah hal yang sangat penting. Saat Anda mengejar Allah, janganlah menekankan pada apa yang dapat Anda peroleh atau berkat-berkat yang akan Anda dapatkan. Ya, Allah akan memberkati kita. Akan tetapi, jika Anda menempatkan penekanan Anda di aspek itu saja, maka Anda masih belum memahami apa arti persahabatan. Bagi saya, yang paling penting bukanlah berkatnya. Allah boleh saja memberi saya berkat, akan tetapi Dia juga boleh menarik kembali semua berkat itu. Dia pernah menarik sebuah berkat dari saya pada masa lalu; saat itu Dia menguji apakah saya menghargai persahabatan dengan Dia di atas segalanya.

Apakah Anda menghargai persahabatan dari orang lain? Tahukah Anda bagaimana cara menghargai persahabatan yang Allah berikan kepada Anda? Hari ini, Anda beroleh kesempatan untuk mendengarkan pesannya – Allah sekarang ini sedang mengulurkan tangan-Nya untuk bersahabat dengan Anda, Dia memberitahu Anda bahwa Dia ingin menjadi sahabat Anda. Jadi, apakah respons Anda?


MAUKAH ANDA MENJADI SAHABAT ALLAH?

Dalam pesan tersebut di atas, kita bisa mengerti mengapa Allah menciptakan kita, apa arti keberadaan kita, dan sebagainya. Inti dari semua itu adalah bahwa kita boleh berkenalan dengan Allah. Kita boleh membangun persahabatan dengan Dia, persahabatan yang paling mendalam. Di dalam hidup ini, tak ada hal yang lebih berharga, dan tak ada hal yang bisa memberikan kepuasan melebihi persahabatan. Persoalannya adalah: sudahkah Anda menanggapi? Sangatlah penting untuk memberi tanggapan.

Ada beberapa orang yang telah bergabung dengan gereja untuk waktu cukup lama. Ada yang mungkin sudah menghadiri gereja sekitar setahun, atau mungkin lebih lama lagi. Mereka semua telah mendengarkan beberapa khotbah. Hanya ada satu penjelasan jika Anda masih belum mengalami kemajuan rohani, walaupun Anda sudah mendengarkan khotbah-khotbah ini – yaitu bahwa Anda tidak memberi tanggapan. Jika Anda ingin maju, maka Anda harus memberi respons!

Anda perlu merenungkan dengan serius permasalahan ini. Jika hari ini Anda sudah tahu persis bahwa Allah ingin menjadi sahabat Anda, maka Anda harus memberi tanggapan di dalam hati Anda. Apakah Anda benar-benar ingin menjadi sahabat Allah? Apakah Anda ingin menerima persahabatan ini? Anda tidak akan melangkah maju jika Anda tidak berminat untuk menanggapi. Tak peduli seberapa banyak khotbah yang telah Anda dengarkan, selama Anda tidak menanggapi, maka tidak akan ada manfaatnya bagi hidup Anda. Jika Anda pikir bahwa khotbah ini cukup menarik, tidak terlalu membosankan, tetapi Anda tetap tidak memberi respons, maka yang pasti terjadi adalah Anda akan segera melupakan isi khotbah ini dalam satu atau dua hari.

Di sisi lain, jika Anda ingin menerima persahabatan dari Allah, Anda bisa berkata kepada Allah di dalam hati Anda, “Ya Allah, saya memahami isi hati-Mu. Engkau tidak sekadar menciptakan saya, Engkau sendiri telah datang ke dunia ini dalam Kristus, merendahkan diri-Mu ke tingkatan saya untuk mencari saya, untuk memperkenalkan diri-Mu dengan harapan bisa membangun persahabatan ini dengan saya. Ya Allah, saya bersedia. Saya bersedia mengenal-Mu. Datanglah dan bangunlah persahabatan ini.” Jika hati Anda memberi tanggapan yang tulus dan Anda berharap bisa berbuat sesuatu dalam hal ini, beritahu kami, karena Anda memerlukan pertolongan. Izinkanlah kami membantu Anda untuk melangkah maju. Allah telah mengutus kami untuk memberitakan pesan ini kepada Anda. Untuk memberitahu Anda tentang isi hati dan rencana-Nya, yaitu mengajak setiap orang masuk ke dalam persahabatan yang lebih berharga ketimbang hidup!

 

Berikan Komentar Anda: