Ev. Xin Lan | Yakob (1) |

Hari ini kita akan mempelajari kehidupan Yakub. Dia adalah cucu Abraham, anak Ishak, dan kakek buyut bangsa Israel. “Israel” merupakan nama Yakub yang diberikan oleh Allah kepadanya secara pribadi. Perjanjian Lama menunjuk kepada Allah sebagai, “Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub”. Allah sering memperkenalkan diri-Nya kepada Israel sebagai, “Aku adalah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub”.

Yakub memainkan peran yang sangat penting di dalam Alkitab. Janji-janji Allah kepada Abraham terlaksana di dalam diri Yakub. Keduabelas anak Yakub menjadi keduabelas suku Israel. Nama Israel berasal dari nama Yakub, yang muncul lebih dari 300 kali di dalam Alkitab, angka kemunculan yang melebihi kemunculan nama Abraham.

Namun, Yakub bermula sebagai orang yang dengan licik memperoleh hak kesulungan dari Esau, kakaknya. Dia juga membohongi ayahnya dan mendapatkan berkat yang harusnya menjadi milik Esau.  Hal ini berbeda dengan kakeknya (Abraham) dan ayahnya (Ishak) yang menghormati Allah dan mengikuti panggilan Allah sepanjang hidup mereka. Kita bahkan sulit melihat kualitas yang baik pada Yakub. Malahan, dapat dikatakan Yakub sangat kedagingan. Namun, Yakub akhirnya memperoleh berkat dari Allah. Lalu, apa yang membuat Allah bisa memberkati Yakub?


Tiga Tahap Kehidupan Yakub

Pada umumnya kehidupan Yakub dapat dibagi ke dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah masa-masa remajanya di tanah Kanaan; tahap kedua, dia membangun keluarganya sambil bekerja untuk Laban; dan tahap yang ketiga, meninggalkan Laban dan kembali ke tanah Kanaan.


Tahap Pertama: Kehidupan Yakub di Kanaan

Tahap pertama kehidupan Yakub dimulai dari Kejadian 25 yang berbunyi:

21  Ishak berdoa kepada YAHWEH bagi istrinya karena istrinya itu mandul, dan YAHWEH mendengar doa Ishak sehingga Ribka mengandung. 22  Akan tetapi, ketika Ribka mengandung, bayi-bayi yang ada di dalam kandungannya saling menolak sehingga ia berdoa kepada YAHWEH dan berkata, “Apa yang terjadi kepadaku?” 23  Maka, YAHWEH berkata kepadanya, “Dua bangsa ada dalam rahimmu. Dan, kedua bangsa yang berasal darimu itu akan dipisahkan. Bangsa yang satu akan lebih kuat daripada yang lain, tetapi yang lebih tua akan melayani yang lebih muda.” 24  Ketika tiba waktunya untuk melahirkan, Ribka pun melahirkan anak kembar. 25  Bayi yang pertama warnanya kemerahan dan kulitnya seperti pakaian yang berbulu. Jadi, ia dinamai Esau. 26  Ketika bayi kedua lahir, ia memegang tumit Esau, jadi bayi itu dinamai Yakub. Ishak berumur 60 tahun ketika Ribka melahirkan Yakub dan Esau. 27  Saat kedua anak itu tumbuh besar, Esau menjadi seorang pemburu yang terampil, seorang yang suka tinggal di padang. Akan tetapi, Yakub adalah seorang tenang, yang suka tinggal di kemah. 28  Ishak, yang suka memakan hewan buruan, mengasihi Esau. Namun, Ribka mengasihi Yakub. 29  Pada suatu hari, ketika Yakub sedang memasak sesuatu, datanglah Esau dari padang dan ia sangat kelaparan. 30  Lalu, kata Esau kepada Yakub, “Berikanlah kepadaku yang merah-merah itu sebab aku sangat kelaparan.” Oleh sebab itu, orang menamainya “Edom.” 31  Akan tetapi, Yakub berkata, “Juallah dulu hak kesulunganmu kepadaku.” 32  Kata Esau, “Lihatlah, aku hampir mati kelaparan; apakah gunanya hak kesulungan itu bagiku sekarang?” 33  Namun Yakub berkata, “Bersumpahlah dulu kepadaku!” Maka Esau bersumpah kepadanya dan menjual hak kesulungannya kepada Yakub. 34  Kemudian, Yakub memberikan roti dan sup kacang itu kepada Esau. Esau memakannya dan minum, lalu pergi. Demikianlah Esau meremehkan hak kesulungannya.

Kejadian 27: 1   Ketika Ishak sudah semakin tua dan matanya menjadi rabun sehingga ia tidak dapat melihat dengan jelas, ia memanggil Esau, anaknya yang tertua, dan berkata “Anakku!” Jawab Esau, “Ya, ayah.” 2  Katanya, “Dengarlah, sekarang aku sudah tua aku tidak tahu kapan aku akan mati. 3  Jadi, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, kemudian pergilah ke padang untuk menangkap buruan untukku. 4  Lalu, siapkanlah makanan yang lezat seperti yang kusukai, dan bawalah kemari untuk kumakan supaya aku dapat memberkatimu sebelum aku mati.” 5  Ketika Ishak mengatakan ini kepada Esau, anaknya, Ribka mendengarnya. Karena itu, ketika Esau pergi ke padang untuk berburu, 6  Ribka berkata kepada Yakub, anaknya, “Aku mendengar ayahmu berbicara kepada saudaramu Esau: 7  ‘Bawalah kepadaku binatang buruan dan persiapkanlah untukku makanan yang lezat supaya aku dapat memberkatimu di hadapan Allah sebelum aku mati.’ 8  Karena itu, anakku, dengarlah perkataanku baik-baik dan lakukanlah apa yang kukatakan kepadamu. 9  Pergilah kepada kawanan kambing kita dan ambillah dua kambing jantan muda yang terbaik supaya aku dapat mempersiapkan makanan yang lezat bagi ayahmu seperti yang ia sukai. 10  Setelah itu, bawalah makanan itu kepada ayahmu supaya ia dapat memberimu berkat sebelum ia mati.” 11  Namun, Yakub berkata kepada ibunya, “Tetapi, Esau, kakakku itu adalah orang yang berbulu, sedangkan aku tidak berbulu seperti dia. 12  Bagaimana jika ayah menyentuhku? Aku tentu akan dianggapnya sebagai penipu, dan ia akan menjatuhkan kutuk kepadaku, bukannya berkat.” 13  Akan tetapi, ibunya berkata kepadanya, “Akulah yang akan menanggung kutuk itu, anakku. Lakukanlah apa yang ibu katakan dan ambillah kambing-kambing itu untukku.” 14  Maka, pergilah Yakub dan mengambil dua kambing jantan, lalu memberikannya kepada ibunya. Dan, ibunya mempersiapkan makanan yang lezat itu sesuai dengan kesukaan ayahnya. 15  Kemudian, Ribka mengambil pakaian terbaik milik Esau, anak sulungnya, yang disimpannya di rumah dan mengenakannya pada anaknya bungsunya. 16  Ia juga menaruh kulit kambing muda pada tangan dan bagian tengkuk Yakub yang tidak berbulu. 17  Kemudian, ia juga menyerahkan kepada Yakub, anaknya, makanan lezat dan roti yang telah dimasaknya. 18  Kemudian, Yakub pergi kepada bapanya dan berkata, “Ayah.” Ayahnya itu menjawab, “Ya, Nak. Siapakah kamu, anakku?” 19  Yakub berkata kepada ayahnya, “Aku Esau, anak sulungmu. Aku telah melakukan apa yang ayah katakan kepadaku. Sekarang, duduklah dan makanlah hasil buruanku ini supaya engkau dapat memberkatiku.” 20  Kata Ishak kepada anaknya, “Bagaimana kamu dapat berburu dan membunuh binatang secepat ini, anakku?” Jawab Yakub, “Karena YAHWEH Allahmu yang memberiku keberhasilan.” 21  Kemudian, Ishak berkata kepada Yakub, “Mendekatlah agar aku dapat merabamu, anakku, supaya aku tahu apakah engkau benar-benar Esau atau bukan.” 22  Maka, Yakub mendekat kepada Ishak, ayahnya, dan Ishak merabanya lalu berkata, “Suaranya suara Yakub, tetapi tangannya adalah tangan Esau.” 23  Ishak tidak mengenali Yakub karena tangan Yakub berbulu seperti tangan Esau. Jadi, Ishak memberkati Yakub. 24  Namun, sekali lagi Ishak bertanya, “Apakah kamu benar-benar anakku Esau?” Jawab Yakub, “Ya, inilah aku.” 25  Kemudian, Ishak berkata, “Bawalah hasil buruanmu untuk kumakan supaya aku memberkatimu.” Yakub membawa makanan itu kepada ayahnya, dan Ishak pun memakannya. Yakub juga membawakan anggur untuk ayahnya, dan Ishak pun meminumnya. 26  Kemudian, Ishak, ayahnya, berkata kepadanya, “Kemarilah dan ciumlah aku, anakku.” 27  Maka, Yakub pun mendekat kepada ayahnya dan menciumnya. Dan, ketika Ishak mencium bau pakaian Esau, ia memberkatinya dan berkata, “Bau anakku seperti padang yang telah diberkati YAHWEH. 28  Kiranya Allah memberikan kepadamu embun dari langit, tanah yang gemuk, serta gandum dan anggur baru yang berlimpah-limpah. 29  Kiranya bangsa-bangsa melayanimudan suku-suku bangsa sujud kepadamu. Jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan kiranya anak-anak ibumu sujud kepadamu. Terkutuklah orang yang mengutukmu, dan diberkatilah orang yang memberkatimu.” 30  Baru saja Ishak selesai memberkati Yakub dan Yakub baru saja meninggalkan bapanya, pulanglah Esau dari perburuannya. 31  Ia juga mempersiapkan makanan yang lezat dan membawanya kepada ayahnya, kemudian berkata, “Ayah, ini aku anakmu. Bangunlah dan makanlah hasil buruan ini supaya engkau memberkati aku.” 32  Namun, Ishak bertanya kepadanya, “Siapa kamu?” Jawabnya, “Aku anakmu, anak sulungmu, Esau.” 33  Kemudian terkejutlah Ishak sampai tubuhnya gemetar dan berkata, “Lalu siapa yang memburu binatang dan membawanya kepadaku? Sebelum kamu datang, aku telah memakan makanan itu dan memberkatinya; dan ia akan tetap menerima berkat itu.” 34  Ketika Esau mendengar perkataan ayahnya itu, ia berteriak dengan suara nyaring dalam kepahitan hatinya dan berkata kepada ayahnya, “Berkati aku juga, ayah!” 35  Kata Ishak kepadanya, “Saudaramu telah menipu aku dan telah mengambil berkatmu.” 36  Esau berkata, “Memang tepat ia diberi nama Yakub sebab ia telah menipuku dua kali; ia mengambil hak kesulunganku dariku, dan sekarang ia mengambil berkatku!” Kemudian kata Esau kepada ayahnya, “Tidakkah ayah menyimpan berkat lain untukku?” 37  Jawab Ishak kepada Esau, “Aku telah menjadikannya tuan atasmu dan atas semua sanak saudaranya, dan aku pun telah memberkatinya dengan banyak gandum dan anggur baru. Karena itu, apa lagi yang dapat kulakukan untukmu, anakku?” 38  Kata Esau kepada ayahnya, “Tidakkah ayah memiliki satu berkat lainnya? Berkati aku juga, ayah!” Kemudian, Esau mulai menangis dengan suara keras. 39  Lalu Ishak, ayahnya, berkata kepadanya, “Dengarlah, tempat tinggalmu akan tinggal jauh dari tanah yang subur di bumi, dan jauh juga dari embun yang dari surga. 40  Kamu akan hidup oleh pedang, dan kamu akan melayani saudaramu. Akan tetapi, jika kamu berusaha sungguh-sungguh, kamu akan dapat melemparkan kuknya dari lehermu.”


Esau berjanji untuk Membunuh Yakub

Sekalipun Ishak juga memberkati Esau, hal ini tidak mengubah fakta bahwa Yakub menjadi lebih kuat daripada Esau dan Esau akan menjadi hambanya. Esau menaruh dendam kepada Yakub karena berkat yang telah diberikan oleh ayahnya kepadanya, lalu ia berkata kepada dirinya sendiri:

“Masa berkabung karena kematian ayah sudah dekat; setelah itulah aku akan membunuh saudaraku, Yakub.”

Diberitahukanlah kepada Ribka perkataan anak sulungnya ini. Ribka mulai khawatir lalu Ribka berkata kepada Ishak:

“Aku lelah dengan hidupku karena perempuan-perempuan Het ini. Jika Yakub mengambil istri dari antara perempuan di negeri ini, dari perempuan-perempuan Het seperti ini, tidak ada gunanya lagi aku hidup.”

Esau menikahi perempuan Het sebagai istrinya. Hal ini membuat Ishak dan Ribka sering berduka. Tentu saja Ribka menggunakan hal ini sebagai sebuah alasan agar Yakub dapat meninggalkan rumah dan melarikan diri dari ancaman kakaknya.

1  Kemudian, Ishak memanggil Yakub, memberkati dia, dan menasihatinya, “Jangan kamu mengambil istri dari antara anak-anak perempuan Kanaan. 2  Bersiaplah dan pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah dari ibumu. Carilah bagimu seorang istri di sana, yaitu salah seorang dari anak-anak perempuan Laban, saudara laki-laki ibumu. 3  Kiranya Allah Yang Mahakuasa memberkatimu, membuatmu beranak cucu dan melipatgandakan keturunanmu sehingga engkau menjadi suatu bangsa yang besar. 4  Kiranya Ia juga memberkatimu dengan berkat yang diberikan-Nya kepada Abraham, kepadamu dan kepada keturunanmu, supaya engkau menjadi pemilik atas negeri yang diberikan Allah kepada Abraham, yaitu tanah yang sekarang kamu tinggali sebagai seorang asing.”

Yakub mengakhiri tahap awal kehidupannya di Kanaan dan memulai fasa kehidupan yang lain.


Yakub tidak Menunjukkan Kualitas yang Terpuji

Yakub, pada awal hidupnya menerima berkat hak kesulungan dengan memainkan kecurangan yang hina. Sesuai dengan kebiasaan masyarakat pada masa itu, hanya anak sulung yang dapat mewarisi warisan dari ayahnya. Lagi pula, Allah menjanjikan Kanaan untuk Abraham yang mana Ishak sebagai pewarisnya. Pewaris Ishak adalah Esau karena dia anak sulung. Ishak ingin memberkati Esau. Namun, Yakublah yang mendapat berkat dengan cara yang tidak terpuji. Pada awalnya, Yakub mengetahui bahwa Esau lelah dan kebetulan dia baru saja memasak sepanci kacang merah. Oleh karena itu, Yakub menggunakan kacang merah sebagai alat penukar dan meminta Esau menjual hak kesulungan kepadanya. Yakub mengambil kesempatan pada momen kelemahan Esau dan dengan cara itu telah “merampas” hak kesulungan dari Esau.

Kita dapat berkata transaksi ini cukup adil, karena Esau sendiri yang setuju dengan usulan itu. Namun, kemudian Yakub berpura-pura menjadi Esau untuk menipu berkat dari ayahnya, hal yang tentunya sulit diterima. Ketika Yakub berpura-pura menjadi Esau, ayahnya bertanya, “Apakah benar engkau Esau, anakku?” Ishak sepertinya sudah tahu Yakub lebih licik dari Esau, sehingga Ishak harus memastikan lagi apakah “Yakub” benar-benar adalah Esau. Tentu saja, karena Ishak tidak dapat melihat dengan jelas dan Ribka dengan sengaja menyamarkan Yakub, Ishak akhirnya tertipu.

Jadi, Yakub, pada kehidupan awalnya, tidak menunjukkan kualitas yang baik dari hidupnya. Sebaliknya, dia adalah manusia daging, cenderung melakukan hal-hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi.


Mengapa Allah Memilih Yakub?

Namun, mengapa Allah memilih Yakub? Mengapa Allah mengizinkan dia menjadi pewaris dari keturunan Abraham dan Ishak untuk menerima janji Allah mendapatkan tanah itu? Perhatikan fakta pada saat Ribka mengandung, Allah telah memberitahunya bahwa ada dua bangsa di dalam kandunganmu, dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat daripada yang lain, dan anak yang lebih tua akan menjadi hamba kepada yang muda. Nampaknya Allah lebih memilih Yakub dan hal ini sudah ditetapkan sebelum ia lahir. Apakah tidak ada cara untuk mengubah keputusan itu? Bagaimana kita dapat memahami hal ini?

Allah adalah Allah yang maha kuasa, Ia dapat memprediksi. Itulah sebabnya Alkitab penuh dengan nubuatan. Dengan mempelajari sejarahnya, kita dapat menemukan begitu banyak bukti yang membuktikan bahwa kebanyakan nubuat telah tergenapi dan sebagian lagi belum karena belum waktunya. Oleh karena itu, Allah tahu persis apa hasil akhirnya. Allah tahu akhirnya Yakub akan mendapat berkat untuk menjadi leluhurnya Israel. Hal ini bukan berarti Allah telah memilih Yakub sejak semula dan menjauhkan Esau dari berkat itu. Yahweh bukanlah Allah yang otoriter. Jika tidak, apakah gunanya kita memberitakan Injil? Jika Allah telah memilih siapa yang akan masuk kerajaan dan siapa yang tidak, kenapa kita harus memberitakan Injil ke mana-mana? Sesuai dengan pengertian Alkitab akan kasih Allah, Ia bukanlah Allah yang demikian. Justru perilaku masing-masing orang akan menentukan bagaimana tanggapan Allah kepada kita.


Allah tidak Mengatur Esau untuk Kehilangan Hak Kesulungannya

Bukan karena Allah sudah mengaturnya maka Esau kehilangan hak kesulungannya. Esaulah yang telah kehilangan haknya. Kenapa kita katakan begitu? Di Kejadian 25, ketika Yakub berkata, “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.”  Sahut Esau, “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” Esau hanya melihat kebutuhannya sekarang adalah makan, dan berkat pada masa depan, tidak penting bagi dia. Itu sebabnya Alkitab berkata Esau memandang ringan hak kesulungannya. Ibrani 12:16-17 juga berkata,

“Esau yang menjual hak kesulungannya demi semangkuk makanan.”

Sejak Esau menjual hak kesulungannya, ia pun kehilangan haknya. Ada sebab, ada akibat.

Ditambah lagi, buku Kejadian mencatat bahwa Esau menikahi dua wanita Het. Mereka sering membuat Ishak dan Ribka berduka. Kita harus tahu bahwa Allah tidak ingin anak-anak-Nya menikahi wanita non-Yahudi sebagai istri-istri mereka. Sehubungan dengan ini, Abraham kuatir Ishak akan menikahi perempuan setempat, atau tidak kembali lagi setelah menikah di kampung halamannya dan dengan demikian akan kehilangan janji-janji Allah. Itu sebabnya Abraham mengirim hambanya yang tua untuk menyeberangi ribuan mil kembali ke kampung halaman dan mendapatkan Ribka sebagai istri untuk Ishak. Dalam proses itu, Allah memberkati dan memimpin pelayan tua itu. Dengan demikian, kita dapat melihat hal itu menyenangkan Allah. Lalu, Ishak juga memberitahu Yakub beberapa kali, “Jangan menikahi perempuan Kanaan, engkau harus pergi ke kampung halaman kakekmu, Betuel dan ke rumah Laban, saudara laki-laki ibumu untuk menikah.”

Sangatlah jelas, Esau menuruti keinginan dagingnya menikahi wanita setempat dan hal ini tidak menyenangkan Allah. Jadi, Esau kehilangan hak kesulungannya karena tindakannya sendiri dan bukan karena Allah yang memperlakukannya demikian.


Yakub Menginginkan Hak Kesulungan dan Berkat dari Allah

Sebaliknya, Yakub mempunyai alasan untuk mendapatkan hak kesulungan dan berkat-berkat yang mengikutinya. Sekalipun Yakub tidak memiliki kualitas yang bagus pada masa-masa awalnya, satu hal yang sangat jelas adalah dia fokus pada berkat Allah. Dia menginginkan berkat-berkat dari Allah. Dengan cara yang sama, Abraham dan Ishak dengan sengaja menjalani hidup menjauh dari kampung halaman sepanjang hidup mereka untuk memperoleh berkat Allah.

Lapar dan haus atas berkat Allah itu merupakan hal yang baik dan Allah akan memberkati orang yang demikian. Apakah kita juga menginginkan berkat Allah?  Yesus datang memberitahu kita Allah telah menyediakan bagi kita kerajaan-Nya. Namun, apakah kita ingin sekali mewarisi kerajaan-Nya dan tinggal bersama Allah?

Saya teringat pernah mendengar dari beberapa teman yang bukan Kristen bahwa orang Kristen bukanlah orang yang mulia, anda percaya pada Allah hanya untuk memasuki kerajaan-Nya. Tidakkah ini juga satu bentuk keegoisan, satu manifestasi kedagingan?

Pemahaman ini sangat salah. Allah menginginkan semua orang berhasrat untuk memasuki kerajaan-Nya. Jika kita tidak memiliki keinginan ini, Ia bahkan tidak akan memberikannya bagi kita. Lapar dan haus akan janji-janji Allah dan berhasrat untuk memasuki kerajaan Allah merupakan merinduan yang baik dan menyenangkan Allah. Yakub ingin sekali mendapatkan berkat Allah, tetapi dia menggunakan taktik penipuan yang merugikan orang lain demi keuntungannya sendiri. Hal ini tentunya tidak menyenangkan Allah.

Sebagian orang percaya bahwa Ribka menolong Yakub untuk menipu, karena Ribka tahu tentang nubuatan Allah bahwa Yakub-lah yang akan menjadi anak sulung. Oleh karena itu, Ribka melakukan itu untuk menggenapi kehendak Allah.

Namun, kita harus tahu bahwa hal ini tidak ditetapkan secara subyektif oleh Allah. Hal ini ditentukan oleh sikap yang berbeda dari kedua bersaudara ini. Hal yang kedua, meskipun Allah memberikan berkat kesulungan kepada Yakub, hal ini bukan berarti Yakub boleh menggunakan penipuan untuk mendapatkan hak kesulungan. Allah tidak pernah meminta orang untuk menggunakan cara yang menyimpang untuk mencapai tujuan-Nya. Pada tahun-tahun awalnya, Yakub mempunyai perilaku yang tidak baik dan dipastikan hal ini tidak diterima oleh Allah. Oleh karena hal ini, Yakub harus membayar harga untuk kesalahannya. Ia harus melarikan diri seorang diri ke rumah Laban.

Ini merupakan perjalanan yang panjang. Kita tahu ketika Abraham keluar dari kampung halamannya dia berjalan kurang lebih 1.500 kilometer. Dewasa ini jarak ini tidak lagi kita anggap jauh. Kita membutuhkan satu atau dua jam jika kita pergi dengan pesawat. Jika menggunakan kereta api, sekitar 10 jam. Akan tetapi, pada masa itu tidak tersedia alat transportasi modern. Mengendarai atau menggunakan unta setidaknya membutuhkan waktu satu atau dua bulan.  Jangan lupa Alkitab berkata bahwa Yakub tidak suka keluar rumah. Dia menyukai ketenangan, sering tinggal di tenda. Ibunya sangat mengasihinya. Ishak adalah orang kaya, Yakub tidak khawatir akan apa pun, ia tidak perlu bekerja keras karena ada banyak pelayan. Yakub pasti seorang yang sangat dimanjakan dari masa kecilnya. Oleh sebab itu, perjalanan panjang ini; kelaparan, tidur di alam liar, terus melangkah dalam cuaca yang tidak cocok, menghadapi bahaya binatang liar yang buas dan para penjahat, semua ini bukanlah hal yang mudah bagi Yakub. Yakub harus membayar dengan harga yang mahal untuk kesalahannya. Saya percaya hal ini adalah cara Allah untuk mendidik Yakub.


Ringkasan

Dalam Alkitab, Yakub adalah tokoh yang sangat penting. Janji Allah kepada Abraham tergenapi pada Yakub. Kedua belas anak Yakub telah menjadi keduabelas suku Israel. Orang Israel dinamai berdasarkan nama Yakub. “Yakub” muncul lebih dari 300 kali di dalam Alkitab. Angka kemunculan ini melebihi angka kemunculan nama Abraham.

Akan tetapi, Yakub berbeda dari kakeknya (Abraham) dan ayahnya (Ishak) yang menghormati dan mengikuti panggilan Allah di sepanjang hidup mereka. Yakub sangat duniawi dan ia ingin mendapatkan yang terbaik. Oleh karena itu, dia menggunakan tipu muslihat untuk menipu kakaknya, Esau, untuk mendapatkan berkat bagi anak sulung.

Kita sudah melihat bahwa Allah sebelumnya sudah mengatakan: “Anak yang tua akan melayani yang muda”. Hal ini bukan berarti Allah sudah memilih sebelumnya siapa yang akan mendapatkan berkat Allah. Namun, Allah mampu memprediksi, tetapi hasil akhirnya tergantung pada tanggapan masing-masing kepada Allah. Yakub berfokus kepada berkat Allah, ia ingin mendapatkannya dan hal ini berkenan kepada-Nya. Esau memandang ringan berkat Allah dan mengikuti kemauan dagingnya, hal ini tidak menyenangkan Allah.

Namun, sekalipun kita menginginkan berkat Allah, Allah juga melihat kehidupan kita apakah pantas atau tidak untuk mendapatkan berkat itu. Pada tahun-tahun awal kehidupan Yakub egois dan tidak menyenangkan Allah. Allah tidak akan mengizinkan kita menggunakan cara yang tidak terpuji, khususnya penipuan dan ketidakadilan untuk memenuhi kehendak Allah. Untuk alasan ini, Yakub harus membayar harga untuk kesalahannya. Yakub harus meninggalkan kampung halamannya, bepergian jauh dan melarikan diri ke kampung halaman Ribka, ibunya dan bersembunyi di tempat Laban, pamannya. Di sini dia memulai tahap kehidupannya yang kedua.

Bersambung…

 

Berikan Komentar Anda: