Pastor Jeremiah C. |
Pernikahan merupakan pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari dalam hidup ini. Banyak pemuda–pemudi yang ingin menikah, tetapi sebenarnya mereka tidak memahami arti dan tujuan dari pernikahan. Meskipun mereka melihat begitu banyak realita pernikahan yang tidak bahagia, tetapi mereka tetap sangat berani untuk menikah.
Pernikahan selebritis Nicholas Tse dan Cecilia Cheung merupakan contoh yang sangat jelas. Mereka merupakan pasangan yang sangat serasi di mata manusia. Mereka pasangan yang sangat saling mencintai. Lantas mengapa pasangan yang demikian sempurna berakhir dengan perceraian? Mereka tidak sekedar bercerai, melainkan berakhir sebagai musuh, saling bermusuhan satu dengan lain. Saya benar–benar tidak mengerti apakah mereka merupakan pasangan atau musuh.
Oleh karena itu, saya mengatakan bahwa pernikahan merupakan pelajaran yang sangat sulit. Mari kita pikirkan apa yang dapat mempertahankan sebuah hubungan pernikahan? Apakah uang? Mereka memiliki banyak uang. Saya orang yang miskin. Satu juta dollar bagi saya adalah sebuah angka yang astronomis, jumlah yang sangat banyak. Mereka memiliki ratusan juta dollar. Seringkali kita berpikir bahwa uang dapat mempertahankan sebuah hubungan. Jelas bahwa meskipun mereka memiliki lebih banyak uang lagi, hubungan mereka tetap tidak dapat dipertahankan.
Beberapa wanita berpikir bahwa jika mereka memiliki anak–anak, mereka akan dapat memiliki hati suaminya. Cecilia Cheung memiliki dua anak laki-laki, tetapi ia tetap tidak dapat mempertahankan hati Nicholas Tse. Beberapa perempuan kuatir jika mereka tidak cantik, suami mereka akan melirik wanita lain. Para pria juga kuatir jika mereka tidak tampan atau menarik, istri mereka akan tidur dengan pria lain. Nicholas Tse dan Cecilia Cheung secara umum dikenal sebagai pria yang brilian dan wanita yang cantik. Namun, hubungan mereka tetap tidak dapat dipertahankan.
Jadi, apakah yang dapat mempertahankan sebuah hubungan pernikahan? Jika Anda tetap ingin mengejar sebuah hubungan pernikahan, Anda harus memikirkan pertanyaan ini baik–baik. Saya sudah mengatakan bahwa ini merupakan pelajaran yang paling sulit di dalam hidup. Ini tidak sesederhana seperti yang dipikirkan oleh orang–orang di dunia ini. Mereka menikah kapanpun mereka inginkan. Banyak orang yang tidak memahami arti dari pernikahan, tujuan pernikahan, dan cara mempertahankan hubungan pernikahan.
Alkitab memberikan banyak sekali nasihat tentang pernikahan. Ibrani 13:4 memberikan beberapa nasihat yang sangat penting:
Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap pernikahan, dan janganlah kamu mencemarkan ranjang pernikahan, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi oleh Allah.
“Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap pernikahan.” Kata yang yang hendak saya berikan kepada para pasangan sekarang ini adalah “penuh hormat”. Tema dari pernikahan ini adalah “Dapat dipakai oleh Allah”. Secara pribadi saya tidak suka berbicara tentang hal-hal yang sangat besar. Saya suka memulai dengan hal-hal yang paling kecil. Sebagai contoh, seringkali kita berharap pasangan yang baru menikah akan tetap bahagia menikah hingga usia tua, memiliki hubungan pernikahan jangka panjang. Namun, jika mereka tidak tahu bagaimana caranya saling menghormati, maka ini menjadi harapan yang sia-sia, harapan yang mustahil. “Dapat dipakai oleh Allah” merupakan tema yang indah dan hebat. Jika Anda sungguh-sungguh berharap bahwa pernikahan Anda akan dapat dipakai oleh Allah, menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar Anda, maka Anda harus memulainya dari hal yang kecil. Anda harus tahu bagaimana cara menghormati pernikahan Anda.
Mengapa kita perlu untuk menghormati pernikahan? Kitab Ibrani memberikan kita sebuah peringatan: Allah akan menghakimi. Pernikahan adalah hadiah yang sangat istimewa yang diberikan Allah kepada manusia. Pernikahan membuat manusia menikmati hubungan yang luar biasa istimewa dengan pasangan lawan jenisnya. Sementara Anda menikmati hadiah ini, pada saat yang sama, Anda harus memikul tanggung jawab yang mengikutinya. Allah menuntut kita menjadi orang yang bertanggung jawab. Jangan mudah untuk menikah dan bercerai. Suatu hari Anda akan menyesal. Anda harus mempertanggungjawabkan cara Anda memperlakukan pernikahan dan pasangan Anda di hadapan Allah.
Jika Anda tidak mengizinkan Allah untuk mengatur hidup Anda, saya yakin bahwa Anda tidak dapat mengatur pernikahan Anda dengan baik; Anda tidak dapat mengatur keluarga Anda dengan baik; karena pernikahan Anda tidak dapat dipisahkan dari Allah. Orang-orang yang hidup tanpa Allah di dalam hati mereka, tidak peduli dengan hati nurani mereka. Mereka juga tidak tahu bagaimana menghormati manusia, atau pernikahan. Oleh karena itu, sulit bagi mereka untuk memiliki pernikahan yang langgeng.
Apa yang harus kita lakukan untuk menghormati pernikahan? Pasangan harus belajar cara saling menghormati. Saling menghormati tidak dilakukan pada hubungan suami istri saja. Itu juga sangat diperlukan di dalam hubungan dengan orang lain. Ketika saling menghormati hilang atau tidak ada, kita akan saling menyakiti. Oleh karena itu, saling menghormati tidak hanya penting di dalam hubungan suami istri saja. Anda harus memahami, jika Anda menginginkan sebuah hubungan pernikahan yang langgeng, Anda harus tahu bagaimana caranya saling menghormati. Anda juga harus memulainya dari sekarang.
Jika Anda ingin bercerai, saya akan memberitahukan Anda sebuah resep rahasia. Anda hanya perlu lebih sering mengatakan beberapa pernyataan. Saya jamin mereka akan lebih cepat sampai pada perceraian. Pernyataan apa yang perlu sering dikatakan? Katakan pernyataan berikut ini lebih sering: “Apakah kamu idiot? Apakah kamu tidak punya otak?” Jika kalimat itu tidak manjur, katakan: “Bagaimana mungkin keluargamu begitu tidak beradab!” Jika kata-kata tersebut masih tidak manjur, katakan: “Apakah kamu mau bercerai? Ayo kita bercerai saja!” Jika Anda seorang istri, Anda bisa mengatakan kepada suami Anda: “Kamu seharusnya belajar dari suami itu dan itu.” Suami bisa berkata kepada istri: “Kamu ini tidak ada harapan. Lihat istri itu dan itu. Dia jauh lebih baik daripada kamu.” Katakan hal-hal itu lebih sering, terutama di depan orang lain. Dengan cara ini, proses perceraian pasti lebih cepat.
Apa yang hendak saya katakan? Tidak saling menghormati adalah cara menghancurkan pernikahan kita sendiri. Saat ini saya hanya berbicara tentang satu poin, yaitu belajarlah untuk saling menghormati yang lain dalam hal berbicara. Mungkin Anda berpikir prinsip ini terlalu sederhana. Seringkali kita ingin belajar prinsip yang hebat. Kenyataannya kata-kata sangat berkuasa. Ia dapat membangun sebuah hubungan. Ia juga dapat menghancurkan hubungan. Dalam kehidupan sehari-hari, persoalan mengenai hubungan manusia seringkali dikarenakan oleh kata-kata yang diucapkan secara ceroboh atau tidak sopan. Tanpa perlu dikatakan, kita tidak bisa ceroboh dalam berkata-kata. Untuk menghormati pernikahan, langkah pertama adalah belajar bagaimana caranya saling menghormati dalam berbicara. Kadang-kadang kesalahan tidak dapat dihindari di antara pasangan karena pasangan Anda tidak sempurna. Jika pasangan Anda melakukan kesalahan, Anda akan memperlakukan ia dengan sikap bagaimana? Apakah Anda akan mengecamnya, atau mengkritiknya? “Bagaimana mungkin kamu bisa sebodoh ini? Apakah kamu tahu berapa kali kamu melakukan kesalahan ini?” Atau, Anda akan mengatakan kata-kata yang menyenangkan untuk menerimanya? Tentu saja orang yang berbuat kesalahan seharusnya tidak menghindari tanggung jawab. Ia seharusnya berani mengakui kesalahannya dan memperbaiki kesalahannya.
Cara berbicara itu sangat penting. Ia dapat meningkatkan hubungan. Sebagai contoh, di dalam kehidupan sehari-hari kita, Anda dapat lebih sering mengatakan kata-kata yang mengapresiasi pasangan Anda. Contohnya guru saya. Ia mengingatkan kami untuk tidak mengambil begitu saja layanan dari istri Anda seiring berjalannya waktu. Setiap kali istrinya memberinya segelas air, ia akan mengucapkan terima kasih. Saya selalu mengingat contoh yang diberikan guru saya. Saya memperlakukan istri saya dengan cara yang sama.
Manusia selalu seperti ini. Setelah menikah untuk waktu yang lama, kita mengambil begitu saja semua hal yang dilakukan oleh pasangan kita kepada kita. Pasangan Anda membawakan Anda segelas air, Anda mengambilnya begitu saja. Anda tidak mengucapkan terima kasih. Seiring berjalannya waktu, Anda bahkan lupa nama pasangan Anda: “Hei, ambilkan aku segelas air!” Ini adalah sikap kurang hormat. Pasangan Anda memiliki nama. Meskipun demikian, Anda dapat menambahkan kata “sayang”. Jika Anda menambahkan kata “sayang”, hubungan Anda akan berbeda. Jika Anda menghilangkan kata ini, mungkin itu tidak penting. Akan tetapi jika Anda menghilangkan namanya, akibatnya akan serius. Ini penting dalam berbicara. Jangan berpikir bahwa itu adalah hal yang kecil. Kenyataannya, banyak masalah besar dipicu oleh hal-hal yang kecil.
Oleh karena itu, untuk lebih sederhananya, saya ingin mendorong pasangan baru. Saya juga ingin mendorong siapapun: Pernikahan adalah sebuah hadiah yang diberikan Allah kepada Anda. Pasangan Anda merupakan rekan seumur hidup yang diberikan Allah kepada Anda. Anda harus menghormati, menghargai rekan Anda, tidak hanya dalam perbuatan, tetapi juga dalam perkataan.
Berbicara mengenai saling menghormati, ada sebuah pokok yang perlu diperhatikan. Ini juga merupakan sebuah pokok yang sering diabaikan, yaitu sebelum saling menghormati, kita harus menghormati diri kita sendiri terlebih dahulu. Sebuah contoh nyata: Suatu kali seorang suami memiliki hubungan seksual dengan wanita lain. Istrinya mengetahui hubungan tersebut dan menuntut cerai dari suaminya. Suami itu menyatakan penyesalannya kepada saya. Ia sungguh-sungguh mencintai istrinya. Ia tidak pernah berpikir untuk berbuat sesuatu yang tidak setia kepada istrinya. Ia terus mengatakan betapa ia mencintai istri dan anak-anaknya. Ia juga percaya bahwa ia sungguh-sungguh sangat mencintai istrinya. Ia tidak mengerti bagaimana mungkin ia demikian mencintai istrinya, tetapi ia juga melakukan hal yang menyakiti istrinya. Sesungguhnya, alasan mendasarnya adalah ia tidak tahu bagaimana caranya menghormati dirinya sendiri.
Masyarakat saat ini mendidik kita untuk tidak menghormati diri kita sendiri. Kita memandang ringan terhadap pernikahan. Mulai ketika berada di universitas, Anda berganti-ganti pacar setiap tahun sehingga Anda memiliki cukup banyak pengalaman untuk menemukan kandidat yang cocok untuk pernikahan. Konsep ini yang ditanamkan ke dalam pikiran kita oleh masyarakat saat ini. Pengajaran di balik konsep ini adalah Anda tidak perlu menghormati diri Anda sendiri di dalam hubungan dua lawan jenis. Banyak orang yang memandang hubungan dengan lawan jenis seperti ini.
Saya ingin memberitahu Anda, jika Anda tidak tahu cara menghormati diri Anda sendiri, tidak peduli sedalam apapun Anda mengasihi pasangan Anda di dalam hati, pada akhirnya yang Anda lakukan adalah menghina dia. Hal ini tidak terelakkan. Anda harus tahu cara menghormati diri Anda sendiri. Anda harus menjaga kesucian dan harga diri Anda sendiri. Allah memberikan Anda kepada pasangan Anda sebagai hadiah baginya. Ia juga memberikan dirinya kepada Anda sebagai hadiah untuk Anda. Bukan hanya ia yang harus menghargai dirinya, tetapi Anda juga harus menghargai diri Anda sendiri. Hubungan pernikahan Anda dapat langgeng hanya ketika Anda berbuat demikian.
Baru–baru ini saya membaca sebuah berita. Berita ini mengenai seorang profesor wanita berkebangsaan Tiongkok yang bekerja di Fukuoka, Jepang. Suatu hari ia sedang mengendarai mobil. Batas kecepatan yang diizinkan adalah 60 km/jam. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan 88 km/jam, melebihi batas kecepatan yang ditentukan. Dengan sangat cepat, seorang polisi lalu lintas mengetahuinya dan menghentikannya. Profesor wanita ini seharusnya merupakan orang yang sangat berpendidikan. Namun, segera setelah ia keluar dari mobilnya, ia beradu argumentasi dengan polisi tersebut. Dengan sangat percaya diri, ia menyatakan bahwa ia tidak mengemudi melebihi batas kecepatan. Polisi tersebut tidak punya pilihan lain selain menunjukkan catatan yang telah terekam oleh komputer. Ia bahkan tidak melihat catatan itu sedikit pun. Ia mengambil catatan itu, merobeknya, dan membuangnya ke tanah. Pada akhirnya, ia tidak hanya dituduh atas pelanggaran kecepatan, tetapi juga dituduh menghalangi polisi saat bertugas.
Perilaku profesor ini merupakan contoh tipikal atas kebanyakan orang Tiongkok. Kita tidak tahu cara menghargai diri kita sendiri. Sebagai contoh, mengemudi dalam keadaan mabuk. Ketika terjadi kecelakaan, orang mulai menyangkal, bertengkar, dan berkelahi. Kita berpikir bahwa menyangkal adalah tindakan yang cerdas. Tetapi teknologi saat ini sudah berkembang. Orang dapat menggunakan telepon genggamnya atau video kameranya untuk memotret semua gambar yang buruk dan memasangnya di internet. Ketika gambar-gambar tersebut tersebar, mau menyesal pun sia-sia karena gambar-gambar tersebut memengaruhi suami yang Anda kasihi, istri, anak-anak dan orang tua. Simpulannya, tidak menghormati diri sendiri sama dengan menghina diri kita sendiri, menghina anggota keluarga kita yang lain, terutama orang yang paling dekat dengan kita – pasangan kita. Anda tidak hanya menghormati pasangan Anda, tetapi juga menjaga kesucian dan harga diri kita sendiri.
Ini alasan yang mendasari kitab Ibrani memperingati kita untuk menghormati pernikahan, yaitu karena Allah akan menghakimi. Allah akan melihat hubungan pernikahan kita dan mendapati bagaimana kita memperlakukan pernikahan di dalam hidup kita. Karena itu, Anda harus memiliki rasa takut akan Tuhan di dalam hati Anda. Biarlah Allah yang memerintah hidup Anda. Dengan cara ini, ketika Anda berdua datang mendekat bersama-sama, Allah akan memberkati pernikahan Anda.
Apa tujuan dari pernikahan? Hubungan pernikahan bukanlah untuk menikmati dunia berdua saja. Sebenarnya, dua orang yang bersama-sama dari pagi hingga malam bisa sangat menyiksa jika tidak rukun. Mencoba bersama seseorang selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan, 365 hari setahun. Makan bersama, tidur bersama. Untuk pasangan seperti ini, dunia akan menjadi neraka di bumi. Ini juga merupakan alasan bagi orang yang menikah memilih untuk bercerai pada akhirnya.
Alkitab menggambarkan hubungan yang harmonis itu seperti di taman. Mengapa? Mengapa orang suka mengunjungi taman? Karena di sana ada pohon-pohon, bunga dan rumput, danau dan aliran sungainya, burung-burung bernyanyi, wewangian bunga, sebuah tempat yang indah di mana orang dapat merasa santai dan gembira. Banyak orang yang pergi ke taman karena mereka ingin bersantai dan beristirahat. Hubungan pernikahan yang harmonis itu seperti taman yang menyenangkan. Kapan pun orang-orang berhubungan dengan Anda, mereka akan tertarik. Mereka ingin bersama dengan Anda karena mereka dapat merasakan bahwa hubungan Anda memiliki sesuatu yang spesial.
Saya dan istri saya mendatangi seorang wanita. Ia berasal dari utara. Ia datang ke selatan untuk bekerja. Ia diperkenalkan kepada kami di gereja. Saya diundang untuk memberikan khotbah di gerejanya sebelumnya. Setelah khotbah tersebut, ia mencoba dengan sangat keras untuk mencari kami. Ia ingin tahu di mana kami tinggal. Setelah itu, ia mulai menghubungi kami. Wanita itu ingin mengunjungi kami. Tentu saja, karena ia ingin mengunjungi kami, tidak ada alasan bagi kami untuk menolaknya. Lalu kunjungannya menjadi makin sering dan makin sering. Ia selalu mencari kesempatan untuk berbicara dengan kami.
Mengapa wanita ini meninggalkan kotanya untuk bekerja demikian jauh? Karena ia merasa pernikahannya tidak bahagia. Bukan karena suaminya tidak mengasihinya, tetapi karena keluarga suaminya tidak baik terhadapnya. Ia merasa suaminya tidak mampu melindunginya. Dengan berjalannya waktu, hatinya menjadi pahit dan tidak puas. Kemudian ia memutuskan untuk meninggalkan suami dan anaknya untuk bekerja jauh dari kotanya.
Setelah ia meninggalkan rumahnya, ia merasa kesepian. Karena itu, ia berkenalan dengan beberapa pria yang sudah menikah. Ia tidur dengan pria yang berbeda-beda. Ia tidak hanya mengkhianati pasangannya, tetapi ia juga menghancurkan rumah tangga orang lain.
Setelah mendengarkan Injil, hatinya mulai tersentuh. Ia lalu mencari kami untuk mengaku kepada kami. Kami juga mendorongnya untuk bertobat secepat mungkin, memercayai Allah, dan tidak berkubang di dalam dosanya. Akhirnya, ia memutuskan untuk berpisah dari kekasihnya, mengundurkan diri dari pekerjaannya, dan kembali ke rumah untuk berkumpul kembali dengan suaminya. Kemudian, hubungannya dengan suami dan keluarganya perlahan-lahan diperbaharui.
Apa yang ingin saya katakan? Apa tujuan dari pernikahan? Hubungan pernikahan yang bermakna sudah pasti dapat memberkati orang-orang di sekitar Anda. Orang-orang yang berhubungan dengan Anda seperti menemukan oasis di padang gurun. Mereka sangat ingin berkenalan dan mengenal Anda. Mereka akan mulai untuk menghubungi Anda, ingin mengunjungi Anda, membuka hatinya untuk berbicara dengan Anda, dan membagi beban yang ada di dalam hatinya dengan Anda.
Banyak orang yang memiliki beban di dalam hatinya, tetapi mereka harus tersenyum kepada orang lain. Mereka tidak ingin berbagi dengan orang lain karena mereka tidak ingin orang lain tahu masalah pribadi mereka. Mereka membutuhkan pertolongan. Hanya Allah yang dapat menolong mereka, tetapi Allah ingin memakai orang-orang Kristen untuk menolong mereka. Anda adalah saluran Allah, yang digunakan oleh Allah untuk memberkati orang lain. Jika Anda tahu bagaimana menghormati pernikahan, sudah pasti Allah akan memakai Anda. Hubungan dengan Anda adalah seperti oasis di padang gurun, taman dengan wewangian, dapat menarik orang-orang di sekitar Anda untuk datang mengenal Anda. Melalui Anda, mereka mendapatkan pertolongan, arahan, dan direvitalisasi. Saya berharap Allah akan memakai Anda untuk memberkati banyak orang, memimpin mereka untuk mengenal Allah.