Pastor Eric Chang | Lukas 9:23-27

Di zaman ini, kita menghadapi sangat banyak gunung. Kita semua menghadapi gunung dalam kehidupan kita; dunia ini penuh dengan gunung; dan Gereja juga penuh dengan gunung. Hari ini hati saya terasa sangat berat. Ini karena adanya gunung-gunung yang mengepung kita dan juga yang berada di dalam Gereja. Jadi kita butuh iman dalam memanjatkan doa ini: Berilah aku iman yang dapat memindahkan dan meruntuhkan gunung menjadi tanah datar dan juga untuk menyingkirkan gunung-gunung.

Saudara, bagi Gereja hal ini mungkin sudah terlambat. Namun saya harap masih belum terlambat bagi Anda secara pribadi. Khotbah ini akan terdiri dari dua bagian: bagian yang pertama berkaitan dengan Anda secara individu; bagian yang kedua berkaitan dengan Gereja Kristus, di mana Anda dan saya berada di dalamnya.

Jika masih ada setitik harapan bagi Gereja, maka Andalah harapan itu, harapan bagi Gereja Kristus di hari-hari akhir ini. Kita hidup di zaman yang sangat penting. Jika yang Anda pikirkan di sepanjang hidup Anda adalah bagaimana meneruskan pekerjaan Anda, bagaimana mengumpulkan lebih banyak uang, bagaimana mengejar gelar yang lebih tinggi, izinkan saya memberitahu Anda, bahwa Anda masih belum tahu di zaman apa Anda sedang menjalani hidup ini. Dan Anda akan berada di antara kelima gadis bodoh yang terkunci di luar serta kehilangan saat-saat yang menjadi kesempatan mereka.


Apakah Anda memiliki hubungan yang hidup dengan Allah?

Bagian pertama dari khotbah ini adalah bagaimana kita bisa masuk ke dalam hubungan yang hidup dengan Batu Karang keselamatan kita. Kira-kiranya berapa orang di dalam Gereja yang memiliki hubungan yang hidup dengan Allah dalam seharian mereka. Saya tahu, sebagai orang yang telah bertahun-tahun menjalani tugas pastoral, saya tahu bahwa sangat sedikit sekali orang di dalam setiap gereja yang memiliki hubungan yang hidup dan mendalam dengan Allah. Tentu saja, Gereja terdiri dari para individu, dan jika benar bahwa jumlah orang Kristen yang punya hubungan dengan Tuhan itu sangat sedikit, maka apakah yang akan terjadi dengan Gereja?

Pertanyaannya adalah bagaimana dengan Anda? Secara rohani, apakah Anda sedang tidur atau terjaga? Apa arti ‘terjaga’ itu? Kata ‘terjaga’ memiliki arti bahwa Anda sadar akan apa yang sedang berlangsung di sekitar Anda. Jika Anda tertidur secara jasmani, maka Anda tidak tahu apa yang sedang berlangsung di sekitar Anda. Jika Anda tertidur secara rohani, itu berarti Anda tidak akan tahu peristiwa-peristiwa rohani yang terjadi di sekitar Anda. Anda tidak tahu makna rohaniah dari dekade terakhir di mana Anda sedang menjalani hidup Anda. Lebih buruk lagi, Anda tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Anda secara rohani, apalagi pada diri orang lain. Anda bahkan tidak tahu bahwa Anda telah mati ketika sedang tertidur. Gereja penuh dengan orang-orang yang tidak memahami perkara-perkara rohani. Gereja penuh dengan orang-orang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Gereja. Mereka bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan kehidupan rohani mereka, lebih buruk lagi, mereka ternyata tidak peduli.

Saya yakin bahwa Anda semua mampu membaca dan menulis. Alasan apa yang akan Anda berikan pada saya, jika saya membacakan ayat-ayat dari Alkitab pada Anda dan Anda berkata pada saya, “Saya tidak mengerti apa artinya itu karena saya tidak menguasai Alkitab; saya tidak paham Alkitab”? Atau, apakah Anda akan berkata, “Maafkan saya, pendidikan saya tidak memadai; isi Alkitab terlalu mendalam bagi saya; hanya cocok untuk orang-orang yang lebih pandai.” Atau, mungkinkah, alasan yang sebenarnya mengapa Anda tidak bisa memahami isi Alkitab, adalah karena Anda sedang tertidur? Secara rohani Anda tidak peka terhadap Firman Allah. Kita bahkan belum masuk ke dalam tingkatan hikmat rohani. Hikmat adalah perkara yang terlalu tinggi bagi kita. Saat ini saya sekadar berbicara tentang keadaan terjaga atau tertidur; tak bisa lebih rendah dari bahan ini. Jika saya membahas pengajaran yang alkitabiah tentang hikmat, Anda mungkin malah akan bingung. Mari kita berbicara hal yang paling sederhana saja bagi orang-orang semacam kita ini. Mari kita berbicara tentang keadaan terjaga dan tertidur, lupakan masalah bijak atau bodoh.

Anggaplah Anda adalah orang-orang yang sedang terjaga, dan mari kita baca Lukas 9:23-27. Jika Anda terjaga, maka beritahukan saya apa arti ayat-ayat ini:

Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.”

Ini adalah perikop yang saya yakin tentunya sudah sering Anda baca. Apakah masalah pemahaman atas ayat-ayat ini merupakan persoalan kecerdasan? Yaitu, jika yang membaca adalah orang pandai maka dia akan berkata, “Ya, aku bisa memahami ayat-ayat itu,” namun bagi kita yang tidak memadai kepandaiannya, saat kita membacanya kita berkata, “Aku tidak tahu artinya.” Atau apakah yang menjadi masalah sebenarnya adalah persoalan apakah Anda terjaga secara rohani atau sedang tertidur? Anda tahu, Yesus tidak pernah memakai teka-teki sekadar untuk membingungkan orang-orang sehingga mereka tidak tahu apa yang sedang dia bicarakan. Yang Yesus mau adalah agar Anda mengenal Allah yang hidup dan membangun kehidupan Anda di atas Batu Karang. Dia ingin memberi Anda petunjuk di jalan menuju hidup yang kekal.


Tidur rohani: kita tidak menyimak apa yang telah kita dengar

Kebanyakan dari keadaan tertidurnya kita secara rohani adalah karena kita cenderung tidak mau menyimak apa yang telah kita dengar. Dan saya sering perhatikan bahwa ketika isi khotbah mulai benar-benar menusuk ke dalam hati orang, mereka mulai menutup matanya karena hal itu mulai menimbulkan rasa tidak nyaman. Apakah yang sedang disampaikan oleh Yesus? Bahasanya sederhana, “Setiap orang yang mau mengikut Aku…” – tentu saja, jika Anda tidak berminat untuk mengikut dia, Anda bisa mulai tidur sekarang. “…ia harus menyangkal dirinya.” – oh, aku tidak suka menyangkal diriku. “…memikul salibnya setiap hari.” – Apa arti salib itu? Memikulnya setiap hari? Oh tidak!

Yang berikut ini kalimat yang menarik: “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.“”Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya” – apakah ada orang yang tidak mau menyelamatkan nyawanya? Tampaknya, setiap orang mau menyelamatkan nyawanya. Tapi Yesus berkata, “Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya,” itu berarti bahwa setiap orang di sini akan kehilangan nyawanya karena semua orang mau menyelamatkan nyawanya. “Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.” Apakah benar, kata-kata ini disampaikan oleh Yesus? Anda terbelalak.

Perhatikanlah sekali lagi: jika Anda kehilangan nyawa Anda, maka Anda menyelamatkan nyawa Anda. Apakah itu yang Yesus maksudkan? Tidak. Tetapi yang dikatakan Yesus adalah, “barangsiapa kehilangan nyawanya,” lalu disambung dengan kata-kata yang penting, “karena Aku, ia akan menyelamatkannya.” Artinya, jika segenap arah hidup Anda berubah dan Anda hidup demi dan untuk Dia, maka Anda akan diselamatkan. Itulah kata-kata hikmat.


Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tidak bisa dia pertahankan

Bisakah kita menyatakannya lewat cara lain? Saya pernah mendengar kata-kata tersebut dinyatakan dalam bentuk lain yang sangat memberi pencerahan, sungguh ucapan dari orang yang sangat bijak. Isinya sama persis dengan kata-kata tersebut: Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tidak bisa dia pertahankan, demi memperoleh apa yang tidak akan hilang darinya. Kabarnya, ini adalah ucapan dari Jim Elliot, orang yang menjadi martir bagi Kristus di Amerika Selatan. Mungkin tidak ditulis olehnya akan tetapi ditemukan tertulis di dalam journalnya setelah mereka menemukan mayatnya di tepi sungai di pendalaman Ekuador.

Renungkanlah kata-kata tersebut. Segala sesuatu yang Anda peroleh akan direnggut dari Anda. Gelar Anda tidak akan ada artinya jika Anda mati, prestasi Anda tidak akan bertahan, kekayaan Anda tidak akan bertahan. Alkitab berkata bahwa Anda datang ke dunia ini dengan telanjang dan Anda akan meninggalkan dunia ini dengan telanjang juga; Anda tidak bisa membawa apapun bersama Anda. Anda bekerja sangat keras, tetapi tak ada satupun yang bisa Anda bawa! Pikirkanlah tentang segala sesuatu yang Anda sukai dan Anda akan mendapati bahwa tak ada satupun dari semua itu yang bisa Anda pertahankan. Kesehatan Anda pernah sangat baik, bukankah begitu? Seiring dengan berlalunya tahun demi tahun, Anda bahkan tidak bisa mempertahankan kesehatan Anda; makin lama makin memburuk. Demikianlah, sama halnya dengan diri saya, apa yang akan Anda lakukan? Kita bisa mencoba latihan kungfu and Taichi untuk manula, dan mungkin jenis latihan yang lebih berat untuk yang berusia muda. Akan tetapi kita tetap tak bisa mempertahankan kesehatan kita. Hari-hari gemilang di masa lalu telah hilang.

Tapi bagaimana dengan hasil pendidikan Anda? Tentunya, Anda bisa mempertahankan hasil pendidikan dan pengetahuan Anda. Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, ayah saya lulus dengan berbagai penghargaan, di tengah usia dua puluhan tahun, di saat masih muda sudah memiliki dua gelar Doktor; dan saya masih menyimpan ijazah Doktornya itu. Dapatkah ayah saya membawa mati ijazahnya? Tidak. Setiap kali saya melewati Hawaii, tempat ayah saya dikuburkan, di luar kota Honolulu, saya berdiri hening dan mengamati makam ayah saya, dan saya terkenang akan ayah saya sebagai orang besar, tetapi dia tak bisa membawa apa-apa bersamanya – pasukannya, pendidikannya, apapun itu, bahkan rambut di kepalanya tidak bisa dia bawa bersamanya.

Saya kembali pada pertanyaan ini, “Apa yang bisa Anda bawa bersama Anda? Apa yang bisa Anda pandang sebagai sesuatu yang benar-benar milik Anda sekarang ini yang bisa Anda bawa pergi saat Anda mati nanti?” Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tak bisa dia pertahankan, dengan satu syarat yaitu untuk memperoleh apa yang tidak akan hilang darinya. Itulah hikmat! Itulah orang yang bijak! Dia melepaskan segalanya karena dia tidak bisa mempertahankan apapun, dan karena – sebagai gantinya, dia memperoleh apa yang tidak akan hilang darinya.

Sekarang Anda bisa memahami apa maksud Yesus dengan perkataan, “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku.” Anda bahkan tidak bisa mempertahankan nyawa Anda, Anda harus kehilangan nyawa Anda, mengapa tidak melepaskan saja sesuatu yang memang layak dilepaskan? “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya dalam kekekalan.” Akan tetapi orang-orang yang bodoh secara rohani, masih mencoba untuk mempertahankan hal-hal yang sudah jelas tak mampu mereka pertahankan. Mereka akan berakhir dalam kehampaan. Termasuk yang manakah Anda? Apakah Anda orang yang bijak? Dapatkan Anda memahami arti ayat-ayat itu?


Para pekerja full-time adalah orang-orang bijak

Saya berpikir, “Allah telah mengerjakan karya yang ajaib di dalam diri kami semua di gereja dan saya memandang itu sebagai suatu kesempatan istimewa untuk bisa bekerja bersama dengan ratusan pekerja full time. Semuanya ini adalah atas kasih karunia Allah. Setiap orang dari mereka adalah tenaga ahli di bidang pekerjaan mereka sebelumnya. Saya pikir setidaknya 98% dari mereka memiliki gelar sarjana, para sarjana dari berbagai universitas di seluruh dunia. Dan banyak pula dari mereka yang memegang gelar yang lebih tinggi. 

Jemaat di gereja kita benar-benar sangat beruntung. Umpamanya di Melbourne ini. Ada 3 pekerja full time. Dan setiap dari mereka memiliki dua gelar dari universitas ternama, karena masing-masing dari mereka memiliki ijazah S2. Akan tetapi, apakah mereka mencari uang banyak? Saya memperkirakan bahwa dalam satu tim, jika penghasilan mereka digabungkan, maka jumlahnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan apa yang bisa diperoleh oleh setiap dari mereka jika mereka bekerja untuk dunia. Akan tetapi mereka melayani penuh dengan sukacita dan kepuasan.

Gereja kita yang di Shatin memiliki 10 pekerja full-time; dari 10 orang itu, 5 di antaranya memegang gelar S2. Secara umum, semua mitra full-time kita sangat terdidik dalam ilmu pengetahuan. Dan di dalam tim pelatihan yang ke-5 kali ini, ada 27 orang yang ikut, kebanyakan dari mereka ahli komputer dari berbagai bidang. Banyak dari antara mereka yang pernah memegang jabatan tinggi di bidang administrasi dan penelitian. Namun jika Anda kunjungi kami di Shatin, Anda akan lihat bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka. Mereka telah meninggalkan rumah mereka yang besar, mobil mereka yang mewah dan mereka berebut kesempatan untuk tinggal di kamar yang paling kecil. Dan saya sendiri harus terlibat dalam pengaturan untuk memastikan bahwa setiap orang mendapat tempat yang nyaman untuk tidur. Mereka adalah orang yang sangat sangat bijak; akan tetapi di mata dunia, mereka adalah orang bodoh!

Jika semua pekerja full time meninggalkan pelayanan dan bekerja sesuai dengan bidang keahlian mereka, saya yakin penghasilan tahunan mereka akan sangat besar. Mereka memang orang-orang yang bijak. Mengapa? Karena mereka telah melepaskan apa yang tak dapat mereka pertahankan untuk memperoleh apa yang tak akan hilang dari mereka. Dan apa yang tak akan hilang dari mereka adalah sesuatu yang akan mereka dapatkan suatu hari nanti. Bahkan sekarang ini mereka sudah mengalami apa artinya memperoleh sesuatu yang tak akan hilang dari mereka, karena mereka mengalami realitas Allah yang hidup! Bukankah ini hal yang mengesankan?

Mereka semuanya adalah orang-orang merdeka. Setiap orang bisa saja memutuskan untuk meninggalkan tim mereka setiap saat. Tak ada kontrak, tak ada ikatan atas mereka, mereka boleh melangkah keluar pintu dan tak pernah kembali lagi. Saya berkata pada mereka, “Hanya ada satu hal yang mengikat kita semua, yaitu kasih Kristus dan tugas yang telah dibebankan-nya ke dalam hati kita. Jika ada mitra kerja yang kehilangan visi atau tidak berminat untuk melanjutkan, Anda bebas untuk keluar dan tidak perlu kembali lagi.”

Di sisi lain, jika ada dari antara mitra kerja kita yang gagal memenuhi standar kesempurnaan yang tertinggi – dan standar kesempurnaan yang sudah ada saja sudah cukup untuk membuat pusing kebanyakan orang – maka saya akan berbicara padanya dari hati ke hati dan berkata, “Maafkan saya, saya pikir Anda kurang cocok bagi pekerjaan Allah. Kembalilah ke dunia. Kembalilah pada profesi yang telah Anda tinggalkan. Perolehlah penghasilan di dunia, bangunlah rumah bagusmu, belilah mobil idamanmu, namun tinggalkanlah tim.”

Salah satu tantangan terberat di dalam tim pelayanan adalah kegagalan di dalam memenuhi standar kesempurnaan. Bagi yang gagal, mereka akan dikeluarkan buat sementara dari tim. Mereka akan diminta untuk meninggalkan tim untuk masa 2 atau 3 tahun, atau bahkan secara permanen. Mereka telah mengorbankan segalanya bagi Tuhan, akan tetapi bahkan dari antara mereka ada yang tidak bisa memenuhi standar yang ditetapkan oleh Allah bagi kita. Dan standar itu berlaku tidak hanya atas semua mitra kerja tetapi juga atas saya. Jika saya gagal – kiranya Allah menolong saya agar hal itu tidak terjadi – maka saya juga keluar.

Allah mengerjakan perkara-perkara yang ajaib. Demikianlah, jika saya menatap para mitra kerja yang terkasih, jika saya amati cara mereka hidup di hadapan Allah, saya melihat kemuliaan Allah di dalam hidup mereka. Dan jika saya tidak bisa melihatnya, saya beritahu Anda, tak mungkin saya bisa melanjutkan hidup sampai sekarang ini. Saya tahu bahwa Allah itu nyata karena saya bisa melihat kuasa karya-Nya dia dalam kehidupan mereka dalam cara di mana mereka sendiri tidak bisa melihatnya. Hal inilah yang membuat saya bisa bertahan hari demi hari, walau kadang kala saya begitu kelelahan akibat beban pekerjaan sehingga saya nyaris tidak bisa bangun dari tempat tidur di pagi hari. Saya rasa beberapa dari antara Anda mulai bisa membayangkan bagaimana rasanya melayani sebagai semacam supervisor bagi puluhan gereja, sambil memberikan pelatihan untuk melatih pekerja full-time minggu demi minggu.

Mari kita simpulkan pernyataan tersebut sekali lagi. Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tidak bisa dia pertahankan, demi memperoleh apa yang tidak akan hilang darinya. Inilah prinsip di balik ajaran Yesus ketika dia berkata, “Jangan menimbun hartamu di bumi, di mana pencuri, pembobol, perampok, perang atau apapun itu, akan merampasnya darimu.” Anda tak akan mampu mempertahankan harta kekayaan itu. Tetapi transfer-lah  harta kekayaan itu ke tempat di mana Anda tidak akan kehilangan.

Saya pernah hidup di tengah dua masa peperangan di China: masa Perang Jepang dan Perang Komunis. Saya pernah melihat orang-orang yang memiliki uang jutaan dolar mengemis di jalanan demi sepiring nasi. Mereka tak cukup bijak untuk memahami tentang hal apa saja yang tak mungkin bisa mereka pertahankan; semestinya mereka bisa saja menukar uang mereka dengan hal-hal yang tak akan hilang dari mereka. Mereka orang-orang yang bodoh! Mereka tidak mengerti dunia macam apa yang sedang mereka tinggali.

Sekarang ini di dalam rekening bank Anda, mungkin Anda memiliki uang sampai jutaan dolar, tapi jangan terkejut, mungkin dibutuhkan tidak lebih dari beberapa bulan untuk Anda kehilangan semuanya. Ada seorang kenalan saya di masa saya masih sekolah di London, seorang multi-jutawan, namun ketika pasar modal ambruk, ia menjadi bangkrut. Hari ini dia adalah orang kaya, besok dia sudah tidak punya apa-apa. Dan saya juga teringat pada sabda Yesus kepada orang kaya yang bodoh, “Hai kamu orang bodoh! Malam ini nyawamu akan diambil darimu.” Bahkan nyawa Anda sekalipun akan lenyap, lantas apa yang akan Anda kerjakan dengan uang jutaan Anda?

Bagaimana cara kita menukar apa yang tak bisa kita pertahankan dengan apa yang tak akan hilang dari kita? Yesus memberitahu kita bagaimana melakukan hal ini. Seperti yang sudah saya sampaikan, Yesus bukan Pribadi yang gemar membuat bingung orang-orang. Saya akan merangkumnya dengan kata Royal.


‘R’ : repentance (pertobatan)

Langkah yang pertama di dalam hukum Royal, hukum Raja – jika diterjemahkan secara harfiah, adalah repentance (pertobatan).

Anda tentu sudah mendengar kata “bertobat”. Akan tetapi, tahukah Anda apa arti pertobatan itu? Salah satu masalah terbesar di dalam pengajaran adalah mengajar orang yang mengira bahwa mereka tahu sesuatu yang sebenarnya tidak begitu mereka ketahui. Di saat kita menyebutkan kata ‘pertobatan’, setiap orang berkata, “Oh, aku tahu apa arti pertobatan itu.” Apakah Anda telah sampai pada pemahaman tentang apa arti pertobatan itu?

Di dalam Matius 4:19, kata pertama yang Yesus khotbahkan adalah kata “bertobat.” Mengapa bertobat? Karena Kedaulatan Allah akan dijalankan. Allah akan mulai memerintah sebagai Raja di bumi ini. Dan lagi, Alkitab tidak mengajarkan bahwa Allah akan menjadi hanya Raja di Surga. Itu bukanlah ajaran yang Alkitabiah. Dia memang Raja di Surga, akan tetapi kenyataan itu bukan pokok utama dari Alkitab. Poin penting dari Alkitab adalah bahwa Allah akan memerintah di sini, di tempat ini; Allah akan memerintah sebagai Raja di bumi. Dan Yesus berkata, karena Allah akan segera memerintah, sebaiknya kalian bertobat.

Dalam rangka memasuki hubungan yang hidup dengan Allah, Anda harus bertobat, artinya Anda harus mengubah arah tujuan hidup Anda. Bertobat tidak cukup sekadar berkata “Maaf,” dan kemudian Anda mengulanginya lagi. Itu bukanlah pertobatan. Bertobat menurut artinya di dalam Alkitab berarti seluruh arah tujuan hidup Anda berubah. Inti yang sejati dari pertobatan adalah memahami bahwa sekarang saya melepaskan apa yang tak bisa saya pertahankan, untuk memperoleh apa yang tak akan hilang dari saya. Ada pembalikan sepenuhnya dari arah dan tujuan hidup.


‘O’ : Obedience (ketaatan)

Yang kedua adalah hal ‘ketaatan’. Jika Anda ingin mengenal Allah yang hidup, Anda harus belajar apa arti ketaatan. Dan di dalam Alkitab, ketaatan tidak diartikan sebagai ketaatan sambil menggerutu. Ketaatan di dalam Alkitab mencakup unsur sukacita. Seperti yang kita baca di dalam surat Ibrani, “Aku bersukacita, ya Tuhan, dalam melakukan kehendak-Mu.” Jika Anda datang pada saya dan berkata, “Sejak saat ini, saya akan mentaati Tuhan,” namun wajah Anda cemberut dan Anda menggerutu, maka saya akan berkata, “Lupakan saja.” Akan tetapi jika Anda berkata, “Bolehkah saya memperoleh kesempatan istimewa dan sukacita untuk taat pada-Nya dan untuk hidup dalam ketaatan pada-Nya?” maka saya dapat melihat bahwa Anda telah mulai memahami kebenaran. Alkitab berbicara tentang mentaati Injil; Injil sekarang ini dikhotbahkan di gereja-gereja seperti sesuatu yang boleh Anda percayai sebagai bahan pelajaran saja: percaya dan Anda sudah selamat. Injil itu tidak sekadar untuk dipercayai saja, ia juga harus ditaati, seperti yang Anda baca di dalam 1 Petrus 4:17 dan di dalam banyak ayat yang lainnya.


‘Y’ : yoked (memikul kuk)

Poin yang ketiga adalah ‘memikul kuk’. ‘Memikul kuk’ berarti dikenakan ikatan, disatukan dengan Tuhan. Saat Anda dibaptis, Anda dikuk-kan bersama Kristus. Sama seperti dua orang yang akan menikah, mereka di-kuk-kan satu dengan yang lain; mereka terikat dan menjadi satu melalui pernikahan. ‘Memikul kuk’ berarti komitmen; saya berkomitmen pada Tuhan dan Tuhan berkomitmen pada saya. Dan kuk ini sangatlah penting karena itulah sumber kekuatan kita. Jika satunya menjadi lemah; maka orang yang satunya lagi bisa membantunya tetap teguh.

Apakah tujuan orang menikah? Apakah tujuan menikah itu agar Anda bisa saling menjambak? Apakah tujuan dari pernikahan itu agar Anda bisa bekerja keras seharian, dan sesudahnya Anda bertengkar satu dengan yang lain? Apakah tujuan Anda menikah adalah untuk saling melemparkan piring satu dengan yang lain? Apakah tujuannya saling mengenakan kuk? Pada saat dua hewan dikenakan satu kuk di ladang, tujuannya adalah agar keduanya saling membantu dalam menarik beban; beban dibagi kepada dua orang; bukan yang satu saja yang mengangkut beban itu, keduanya mengangkut beban bersama-sama.

Akan tetapi di dalam kebanyakan rumah tangga sekarang ini, tampaknya kuk itu sudah patah entah di bagian yang mana, sampai-sampai yang satu ingin melangkah maju tetapi yang satunya justru ingin melangkah mundur. Hal ini mengingatkan saya pada mobil yang dipakai di sekolah mengendara mobil di mana instrukturnya memiliki pedal remnya sendiri dan sang siswa juga memiliki pedal rem dan gasnya sendiri. Kemudian sang siswa menekan pedal gas dan terheran-heran mengapa mobil itu tidak mau bergerak. Dia tidak tahu bahwa sang instruktur sedang menginjak pedal rem di tempatnya. Dan begitulah kejadian yang berlangsung di banyak rumah tangga, bukankah begitu?

Izinkan saya untuk meyakinkan Anda bahwa Tuhan tidak ingin kita mengikatkan diri dengannya supaya kita boleh bertengkar dengannya setiap hari. Saya yakin masih banyak urusan yang lebih berguna yang perlu Tuhan kerjakan ketimbang mengurusi hal yang semacam ini. Tuhan ingin kita melangkah maju bergandengan tangan bersama Dia di dalam persekutuan yang manis, saling bercakap-cakap, membicarakan persoalan masing-masing, dan saling menguatkan satu dengan yang lain.

‘A’ : ‘All, Absolute’ (segalanya, mutlak)

Yang berikutnya adalah huruf ‘A’ untuk kata ‘all (semua)’ atau ‘absolute (mutlak)’. Bagian ini sangatlah penting di dalam pengajaran Yesus. Di titik inilah sebagian besar orang Kristen mengalami kemacetan. Dan saya tidak tahu sudah berapa ribu jam konseling yang sudah saya luangkan dengan orang-orang yang tidak mengerti prinsip dasar bagaimana seseorang harus berkomitmen kepada Tuhan. Ada orang yang berkata, “Aku berkomitmen 75% kepada Tuhan, bolehkah aku dibaptis?” Dan kami berkata, “Tidak, tidak cukup. 75% tidak diterima.” “80%?” “Tidak.” “85%?” Rasanya saya seperti sedang berada di sebuah pasar dan sedang tawar menawar harga barang. Mereka tampaknya tidak mengerti bahwa yang Tuhan minta adalah semua, semua atau tidak sama sekali. Itulah pengajaran yang alkitabiah; ini bukan ajaran ciptaan kami sendiri. Dan bagi Anda yang telah mengikuti Commitment Training tahu tentang hal ini, jadi saya tidak perlu meluangkan waktu untuk poin ini. Anda harus mengasihi Allah dengan segenap hati Anda, segenap jiwa Anda, segenap pikiran Anda, segenap kekuatan Anda, dengan segala sesuatu yang ada pada diri Anda, Anda harus mengasihi Dia dengan segalanya.

Kata-kata Yesus malah semakin mengerikan di dalam Lukas 14:33 –

“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Hal ini tidak selalu berarti bahwa Anda pulang ke rumah dan segera menjual mobil dan rumah Anda dan tidur menggelandang di pinggir jalan. Yang dimaksud ayat itu adalah, mulai sekarang, terhadap segala sesuatu yang Anda miliki, Anda berkata, “Tuhan, semua ini milik-Mu karena Engkau telah telah menebusku; aku ini milik-Mu. Itu sebabnya, segala milikku sekarang adalah milik-Mu.”

Sama seperti di dalam pernikahan. Semua yang saya miliki, termasuk jaket yang indah ini, menjadi milik istri saya. Anda lihat, saya telah menyerahkan segalanya karena ketika saya menikahinya dalam kuk tersebut, maka jika dia menginginkan sapu tangan saya, dia bisa memilikinya, jika kebetulan dia suka dengan sepatu saya, dia bisa memakai sepatu saya. Tak bisa saya berkata, “Ini punyaku, jangan sentuh ini, ini milikku.” Hal yang sama berlaku dalam arah yang sebaliknya, dia memiliki sepasang sepatu putih yang indah, dan jika saya ingin memakainya, tak masalah. Dia akan berkata, “Kamu boleh memakai sepatuku.” Lalu mengapa kita memandang ajaran Tuhan sebagai sangat menakutkan? Mengapa Tuhan berkata, “Jika seseorang belum melepaskan dirinya dari segala miliknya, dia tidak bisa menjadi murid-ku”? Tentu saja, saat saya menikahi istri saya, saya melepaskan segala-galanya – diri dan segala milik saya ini menjadi miliknya, dan dia menjadi milik saya.


‘L’ : Launch (berangkat)

Sekarang poin yang terakhir. Huruf ‘L’ berarti ‘launch (berangkat)’, yaitu diluncurkan. Poin ini juga sangatlah penting, tetapi karena keterbatasan waktu, saya hanya akan menyinggungnya sekilas saja. Salah satu alasan mengapa orang-orang Kristen tidak masuk ke hubungan yang mendalam dengan Allah adalah karena mereka penakut. Dibutuhkan keberanian untuk mau menikah. Jika Anda belum menikah, maka Anda tidak akan tahu persoalan seluruhnya. Maksud saya, Anda akan menyerahkan hidup Anda pada seseorang untuk sisa waktu hidup Anda, ini membutuhkan keberanian yang besar. Akan tetapi dibutuhkan keberanian yang jauh lebih besar lagi untuk menjadi orang Kristen. Masalah yang dihadapi banyak orang Kristen adalah bahwa mereka tidak punya keberanian untuk masuk ke sesuatu yang baru.

Pernikahan adalah sesuatu yang baru, akan tetapi menjadi orang Kristen adalah sesuatu yang jauh lebih baru lagi. Amerika menjadi besar karena semangat pionirnya; Pergi ke barat, anak muda! Berangkat menuju tanah yang masih asing! Itulah yang dimaksudkan dengan berangkat atau launch. Itulah jenis sikap yang Anda temukan dalam diri rasul Petrus. Yesus menguji dia dan berkata, “Bertolaklah ke tempat yang dalam. Arahkan perahumu ke tempat yang dalam.” Anda bisa baca itu di dalam Lukas 5:4 sebagai contoh. Di dalam Lukas 8:22, Yesus menyuruh murid-murid untuk melayari Danau Galilea. Dan jika Anda baca perikop itu, Anda akan melihat apa yang terjadi setelah mereka bertolak. Mereka bertolak langsung menuju badai. Tentu saja, Yesus tahu bahwa badai akan datang, akan tetapi Yesus berkata kepada murid-murid itu, “Marilah berlayar.” Dan di tengah badai itulah mereka melihat kemuliaan Tuhan, namun hal ini terjadi hanya setelah mereka berlayar. Menjadi orang Kristen, sebagaimana yang telah saya katakan, tidak cocok bagi orang penakut. Dibutuhkan keberanian untuk berangkat menuju sesuatu yang baru. Dan tentu saja, dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk melepaskan apa yang sebenarnya tidak bisa Anda pertahankan – untuk memperoleh apa yang tidak akan hilang dari Anda.


Gereja Masa Kini telah berakhir

Izinkan saya untuk masuk ke bagian terakhir dari khotbah ini. Bagian yang pertama berkaitan dengan tiap-tiap kita secara individual; tentang bagaimana kita bisa masuk ke dalam hubungan yang hidup dengan Allah. Dan menurut Alkitab, hubungan yang hidup dengan Allah adalah hikmat. Di dalam menit-menit yang terakhir ini, mari kita bahas tentang Gereja. Di saat berbicara tentang Gereja, hati saya menjadi sangat berat. Saya tidak sedang berbicara tentang gereja-gereja lain; saya tidak sedang menjelek-jelekkan gereja-gereja lain sambil memuji gereja sendiri. Setiap orang yang memahaminya seperti ini berarti belum memahami apa yang sedang saya bicarakan, karena Anda dan saya, jika kita semua ini orang Kristen sejati, kita semua adalah bagian dari segenap Gereja Kristus, yang tersebar di seluruh tempat. Saya tidak sedang berbicara tentang gereja Anda atau gereja saya; saya sedang berbicara tentang Gereja Kristus di zaman sekarang ini, di seluruh bumi.

Gereja induk kita di Montreal, adalah anggota dari Persekutuan Gereja-gereja Baptis Injili di Kanada. Saya sendiri diberi kartu identitas khusus dari Persekutuan Gereja-gereja Baptis Injili yang menyatakan bahwa saya diakui oleh Persekutuan Gereja-gereja Baptis Injili di Kanada sebagai seorang pendeta di Persekutuan tersebut. Jadi, pada dasarnya, kita ini termasuk dalam gereja Baptis. Jadi, saya tekankan sekali lagi poinnya, saat saya berbicara tentang situasi gawat yang dihadapi oleh Gereja sekarang ini, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa gereja-gereja lain itu jahat dan gereja kita baik. Kita adalah bagian dari seluruh situasi yang buruk ini.

Apakah masalah yang dihadapi oleh Gereja? Sangat sulit bagi saya untuk berbicara tentang poin ini karena hati saya rasanya menjadi semakin berat saja setiap kali memikirkannya. Masalah itu dapat kita ucapkan dengan satu kalimat, Gereja sudah tidak menjadi Gereja yang dimaksudkan oleh Tuhan. Gereja yang kita sebut sebagai Gereja Kristus sekarang ini, bukanlah Gereja yang dibangun oleh Kristus dengan mengorbankan nyawanya. Bangkit dan amatilah situasi yang ada jika Anda memang belum tertidur secara rohani. Gereja sudah dibusukkan dan dikorsupsi sepenuhnya oleh dunia. Saya ulang, Gereja sudah dibusukkan sepenuhnya oleh dunia. Jika Anda memang benar-benar melangkah bersama Tuhan, maka situasi ini akan menyakiti hati Anda seperti hati saya.

Gereja tidak sekadar tertidur, Gereja mengalami kebutaan! Jika sekadar tertidur, hal itu tidak akan menjadi masalah besar. Gereja sedang buta! Gereja tidak mengerti bahaya yang sedang dihadapi. Lebih buruk lagi, Gereja sudah berakhir! Ucapan saya ini direkam. Saya mempertaruhkan reputasi saya sebagai seorang hamba Allah, pada ucapan tersebut. Gereja Kristus di bumi ini sudah berakhir. Ia sudah mati. Sudah menjadi bangkai. Dan penghakiman Allah yang akan dijalankan terhadap Gereja-Nya.


Gereja telah dibusukkan oleh dunia

Saya selalu memantau perkembangan terakhir dalam berita-berita, dan saya juga mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang menarik. Di salah satu koran saya menemukan gambar ini. Saya rasa Anda bisa melihat bahwa di gambar ini ada ular yang sangat besar, ular piton. Ular piton membunuh mangsanya dengan melilitnya sampai mati remuk sebelum ditelannya. Potongan koran ini memberitahu kita bahwa ular piton ini panjangnya 7 meter, artinya, sekitar 22-23 kaki panjangnya. Bayangkanlah seberapa panjang ular itu, panjangnya mulai dari ujung ke ujung ruangan ini. Dan jika Anda perhatikan gambar itu, di sana terlihat ada seorang anak kecil yang sedang bermain-main dengan ular ini. Anak itu masih kecil dan ular tersebut kadang-kadang melingkarinya. Dan anak itu bisa bersantai-santai dengan ular tersebut. Ular ini bisa saja memakan anak kecil ini hanya dalam waktu sekitar 3 menit, kalau dia kebetulan sangat lapar. Dan ular ini tentunya tidak sedang kelaparan saat itu. Ular sepanjang 7 meter sanggup menelan seekor sapi bulat-bulat, apalagi anak kecil berusia 6 tahun.

Saat saya melihat di gambar ini, tahukah Anda apa yang saya lihat? Saya melihat Gereja dan dunia. Ular di dalam Alkitab melambangkan setan, namun, ia punya daya tarik yang besar. Perhatikanlah foto ular di sini; ada pola-pola yang indah di kulitnya. Dan ular ini sangat bersahabat, sangat lembut dan sangat jinak, karena itu orang tua anak itu berani membiarkan anak mereka bermain dengannya. Anak itu sama sekali tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh ular itu padanya, sama seperti Gereja, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh dunia padanya. Ini menjadi semacam perumpamaan bagi saya. Dan saya bertanya, “Tuhan, apakah hal ini sudah terjadi pada Gereja?” Si ular, musuh Gereja yang paling mematikan telah menjadi sahabat Gereja. Telah terjadi hal yang sangat aneh.

Kami yang menjadi pendeta di Gereja menerima penghormatan dari dunia. Saat saya diundang untuk menggembalai gereja di Kanada, saya mengajukan permohonan imigrasi di Kanada. Dan karena saya adalah seorang pendeta, mereka memajukan saya dari belakang ke depan. Setiap orang harus antri, akan tetapi pendeta boleh langsung ke depan. Ular sudah menjadi sahabat saya! Apakah yang telah terjadi pada Gereja? Gereja telah terkorupsi.

Mari kita lihat beberapa poin dari apa yang Allah harapkan bagi Gereja-Nya. Mari kita simpulkan secara ringkas saja:


Gereja itu adalah satu

Gereja itu adalah satu. Di bagian Alkitab manapun yang Anda baca tentang Gereja, Anda akan membaca kata ‘satu’. Kita dibaptiskan oleh satu Roh ke dalam satu tubuh. Di dalam 1 Korintus pasal 12 sampai 14, disebutkan, “Kita semua ini, yang terdiri dari banyak orang, adalah anggota dari satu tubuh di dalam Kristus.” Dan Paulus meminta Gereja untuk memelihara kesatuan di dalam Roh melalui ikatan kasih, sehingga melalui kesatuan Gereja, maka dunia bisa melihat keesaan Allah. Satu bukan berarti satu lembaga, melainkan ada harmoni, ada kasih dan ada damai dalam hubungan antara satu dengan yang lain. Ada kerjasama dan kepedulian. Tak peduli apakah Anda dari gereja Baptis, Methodist atau Anglikan, kita semua satu. Anda bahkan tak perlu menjadi seorang Kristen untuk bisa melihat bahwa Gereja itu tidak menunjukkan kesatuan. Sudah sejak lama Gereja berhenti menjadi satu. Bukan saja tidak ada kesatuan, malahan mereka juga berkelahi antara satu dengan yang lain. Setiap orang saling mencela. Inikah yang disebut Gereja Kristus? Itu sebabnya mengapa saya katakan bahwa ini bukanlah Gereja Kristus. Apakah Yesus mati untuk Gereja semacam ini? Sungguh memalukan! Gereja sudah menjadi noda bagi nama Allah, mari kita berterus terang saja! Jika Anda pernah menghadiri pertemuan para hamba Tuhan, Anda akan keluar dari sana dengan hati sekeras batu. Mungkin tidak ada hal di dunia ini yang lebih memalukan daripada pertemuan para hamba Tuhan! Saat mereka berkumpul, dan tidak ada jemaat di sana, hanya ada para pendeta, sungguh mengerikan! Saya beritahu Anda, rapat para pengusaha mungkin lebih harmonis, lebih damai, lebih positif ketimbang rapat mereka yang menyebut dirinya ‘pendeta’. Bukan untuk Gereja seperti ini Kristus mengorbankan nyawa!


Gereja adalah terang

Hal apa lagi yang seharusnya ada pada Gereja? Yesus berkata, “Kamu seperti kota yang terletak di atas bukit dan yang menyinarkan terangnya untuk dilihat oleh semua orang.” Gereja adalah terang, dahulunya Anda adalah kegelapan, kata Paulus kepada jemaat di Efesus, sekarang kamu adalah terang di dunia (Ef 5:8). Izinkan saya bertanya pada Anda, bahkan pada Anda yang bukan Kristen, menurut Anda, apakah Gereja itu terang? Ia sudah menjadi cela! Memalukan! Saya malu menjadi anggota Gereja. Bukalah surat kabar: pendeta ini melarikan uang, pendeta itu melarikan perempuan, dan pendeta yang lainnya membuat onar yang lain… saya sangat muak membaca hal-hal semacam itu. Dan ketika para hamba Tuhan itu berbuat dosa, apakah yang dilakukan oleh Gereja? Tak ada. Dosa tidak dianggap masalah penting di Gereja. Inikah Gereja Kristus? Coba lihat Perjanjian Baru, seperti apa itu Gereja Perjanjian Baru? Coba lihat Gereja di sekitar Anda, maka Anda akan melihat bahwa keduanya jauh berbeda.


Gereja adalah satu keluarga

Mari kita bahas hal yang paling mendasar sebelum kita tutup. Gereja adalah satu keluarga. Itulah yang diajarkan oleh Alkitab kepada kita. Itu sebabnya mengapa kita saling memanggil “saudara atau saudari.” Kita saling menyayangi. Namun saat Anda masuk ke sebuah gereja, Anda mendapati bahwa tak seorangpun yang menyapa Anda. Jika Anda masuk ke dalam rumah dan tak seorangpun yang menyapa Anda, Anda tentu akan berpikir, “Aku salah masuk. Apakah ini rumahku?” Tak seorang pun yang menyapa Anda di dalam kumpulan yang menyebut dirinya ‘tubuh Kristus’ itu. Itukah Gereja Kristus? Kemudian Anda bertemu dengan pendetanya. Oh! Dia orang yang disegani. Seperti saya, dia memakai kaca mata berkerangka emas. Dan tindak tanduknya seolah-olah dengan angkuh menyatakan, “Tahukah kamu siapa aku? Akulah pendeta di sini.” Maka Anda akan berkata, “Maafkan saya. Maaf kalau saya tidak mengenal Anda.” Di manakah kita dapat menemukan keindahan, kerendahan hati dan kemuliaan Kristus? Jika Gereja Allah dipimpin oleh orang-orang semacam ini, maka apakah yang akan terjadi pada Gereja? Ya Allah, tolonglah kami!


Gereja tidak munafik

Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa saya lebih baik daripada mereka semua. Akan tetapi saudara-saudariku, ada satu hal yang tak tahan saya melihatnya, yaitu kemunafikan. Izinkan saya memberitahu Anda, ada banyak kelemahan di dalam diri saya; akan saya beritahukan pada Anda segala sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan saya itu. Datanglah mengunjungi saya sewaktu-waktu. Jika saya tak bisa mengingatnya, maka saya akan minta istri saya untuk menceritakannya pada Anda tentang kelemahan-kelemahan saya itu. Jangan ragu untuk bertanya tentang kelemahan-kelemahan saya. Namun saya percaya bahwa ada satu hal yang tidak menjadi kelemahan saya, dan hal itu adalah kemunafikan. Satu hal yang tidak bisa saya pahami adalah kemunafikan yang terdapat pada para hamba Tuhan; benar-benar tak terjangkau oleh akal pikiran saya.

Saya teringat ketika saya pergi ke Toronto, ke gereja,  yang pendetanya tiada hentinya menjelek-jelekkan saya di balik punggung saya. Dia adalah seorang pendeta yang terkenal di Toronto. Dan suatu hari, sepasang calon pengantin, pindahan dari gereja kami di Montreal, bersikeras agar saya yang berkhotbah dalam upacara pernikahan mereka di gereja di Toronto, tempat pendeta ini menggembalai. Jadi, demi sepasang pengantin baru ini, saya pergi berkhotbah di sana. Ketika saya tiba di gereja besar di Toronto itu, sang pendeta segera menyambut saya, “Ah, Pendeta Chang, bagaimana kabar Anda? Apakah Anda baik-baik saja?” Saya menatapnya dan tidak berkata apapun. Dia mengulurkan tangannya ke arah saya tetapi saya tidak mau berjabat tangan dengannya. Anda tidak tahu bahwa saya ternyata seburuk itu, bukankah begitu? Sekarang Anda tahu. Tahukah Anda mengapa? Karena saya tidak tahan dengan kemunafikan. Pendeta ini, yang, di balik punggung saya, telah menjelek-jelekkan saya selama bertahun-tahun, ketika berhadapan muka dengan saya, apa yang dilakukannya? Dia menjadi aktor yang sempurna; maksud saya, bintang film Hollywood tak akan mampu menyaingi kualitasnya! Saat itu saya hanya berkata padanya, “Selamat pagi.”

Saya beritahu Anda, saudara-saudari, kalau dia itu bukan hamba Tuhan, dan dia mengabarkan hal yang buruk-buruk tentang saya, maka saya justru mau berjabat tangan dengannya; saya akan menunjukkan kasih Kristus padanya; dan jika memungkinkan, saya akan membersihkan sepatunya sekalian. Akan tetapi saya tidak tahan jika melihat kemunafikan pada hamba Tuhan. Saya tidak akan mentolerir pendeta yang pembohong dan munafik. Jadi, setelah berkata, “Selamat pagi,” padanya, tanpa senyum di muka, saya berjalan melewatinya. Dia mencoba ikut di belakang saya untuk bisa berbicara dengan saya, tetapi saya tidak mau berbicara dengannya. Saya tidak mau berbicara dengan orang munafik karena Tuhan saya tidak suka dengan kemunafikan. Anda bisa baca sendiri di dalam Matius pasal 23, Yesus berbicara kepada para pemimpin agama, para pendeta di dalam lingkungan umat Yahudi, “Celakalah kamu, orang-orang Farisi, kamu yang munafik! Kamu seperti orang yang dilabur putih di luarnya, seperti kuburan, tetapi di dalamnya, kamu cuma tulang belulang orang mati!” Allah muak melihat Gereja dan kemunafikannya, hal ini saya beritahukan pada Anda, saudara-saudaraku, sama seperti saya, Anda mungkin punya banyak kelemahan, namun saya mohon, semoga kemunafikan bukan salah satu dari kelemahan Anda itu.

Jadilah orang yang jujur; orang yang murni. Dunia mungkin akan membenci Anda karena hal itu. Pendeta yang terkenal di Toronto itu terus saja bercerita ke sana kemari, bahwa saya tidak pernah tersenyum padanya selama saya berada di gerejanya. Yah, memang begitu kejadiannya. Saya tidak pernah tersenyum padanya, dan tidak akan, sampai suatu hari nanti dia bertobat dari kebohongan dan kemunafikannya di hadapan Tuhan. Itulah penyakit yang melanda Gereja. Apa yang akan terjadi pada gereja jika dipimpin oleh orang semacam ini? Mari kita bersikap adil pada orang ini, dia bukan satu-satunya orang munafik di dalam Gereja; dia bukan satu-satunya orang munafik yang menjadi pendeta.

Saya adalah hamba Allah; saya bukan politisi gereja; minimal saya adalah seorang nabi kecil Allah. Dan itulah sebabnya mengapa gereja-gereja di banyak tempat sangat membenci saya, karena saya tidak bersikap ramah pada mereka, karena saya akan membongkar dosa mereka, karena saya akan menelanjangi kejahatan mereka di depan muka mereka.

Tapi saya akan memberitahu Anda sisi lain dari diri saya, sekiranya Anda berpikir, “Wah! Orang ini menakutkan!” Saya berusaha untuk menjadi satu macam orang; menjadi sahabat orang-orang berdosa, menjadi sahabat mereka yang lemah, melayani mereka yang miskin, menjadi sahabat mereka yang lemah lembut dan rendah hati. Jika Anda termasuk di antara mereka yang lemah lembut dan rendah hati, maka saya ingin berkata, saya bukan sekadar ingin menjadi sahabat Anda, saya ingin menjadi pelayan Anda, karena Yesus berkata, “Aku datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.”


Allah akan membinasakan Gereja-Nya yang mengejar dunia

Sebagai penutup, saya ingin membagikan kepada Anda sebuah mimpi yang saya dapatkan di Kuala Lumpur, tepat sebelum saya datang ke acara perkemahan ini. Saya sudah membaginya dengan para mitra kita di Kuala Lumpur. Sangat jarang saya bermimpi, dan jika saya sampai bermimpi, itupun biasanya saya tidak ingat lagi setelah itu. Mimpi yang saya dapatkan pada saat itu adalah mimpi tentang saya sedang berjalan di tepi kolam, sebuah kolam yang sangat besar, kolam yang sangat tua, mungkin berasal dari zaman Kristus. Kolam itu terletak di luar Yerusalem. Saya pernah belajar di Yerusalem di masa kuliah dulu di Hebrew University, dan itulah sebabnya saya bisa mengenali kolam yang ada di dalam mimpi itu. Sekarang ini, kolam itu sudah dipagari oleh pagar besi, karena sudah menjadi obyek wisata. Kolam itu menyediakan air bagi kota Yerusalem, dan di dalam mimpi itu saya sedang berjalan di dekat Kolam Mamila itu. Dii dalam mimpi itu, saya ingat bahwa saya sedang berada di Yerusalem. Dan saat saya sedang berjalan kaki di sana, saya berpikir, “Mengapa aku ada di Yerusalem?”

Lalu saya mengangkat mata saya dan menatap sekeliling dan yang mengejutkan saya adalah bahwa semua bangunan di sana terlihat seperti baru saja dihantam bom atom. Segala sesuatunya mati. Tak ada air di dalam kolam, bangunan-bangunan rusak, Yerusalem hancur. Dan tiba-tiba, saya merasa hati saya menjadi sangat berat. Kemudian, saya melihat ada terowongan, lalu saya melangkah ke arah terowongan itu. Hati saya sangat berat. Yerusalem mati! Saya ingat bahwa saat itu saya tidak bisa lagi berjalan tegak karena beban berat di dalam hati saya. Saya berlutut, dan saya melangkah dengan lutut saya. Saya melangkah di dalam terowongan itu dengan lutut saya, permukaannya sangat kasar, berbatu-batu. Permukaan yang kasar itu mengoyak lutut saya, tetapi saya tidak menyadarinya.

Lalu saya perhatikan terowongan itu, di dalam terowongan itu ada banyak orang. Kota yang di atas sudah mati, Yerusalem sudah mati, tetapi di bawah, ada terowongan-terowongan dan orang-orang hidup di sana. Dan saya pikir saya akan melihat pertobatan dalam diri mereka karena penghakiman Allah telah tertimpa atas mereka, kita tahu dari Alkitab bahwa jika penghakiman Allah tercurah atas satu bangsa, maka bangsa itu akan binasa. Akan tetapi saya tidak melihat adanya pertobatan. Malahan, sungguh mengejutkan hati saya, saya melihat pertunjukan film, dan orang-orang berebutan merangkak untuk menonton film. Saya menatap ke arah lain, dan di sana juga ada pertunjukan film, dan orang-orang di sana juga berebutan untuk bisa menikmati hiburan tersebut. Lalu saya berkata, “Ya Allah! Penghakiman sudah tertimpa atas Yerusalem tetapi orang-orang ini tidak bertobat!” Hati orang-orang itu tertuju pada dunia. Mereka mencari hiburan dan kesenangan di tengah kebinasaan dan kematian. Mereka mencoba melupakan masalah yang tengah menghimpit mereka.

Saya akan persingkat saja kesaksian tentang mimpi ini, tentang penglihatan ini. Saya terbangun dan kepedihan memenuhi hati saya. Yerusalem di dalam Alkitab melambangkan gereja dan penghakiman Allah di dalam penglihatan itu berarti penghakiman sudah dijatuhkan pada Gereja, akan tetapi adakah orang yang bertobat? Gereja diharapkan untuk menjadi tubuh yang mulia, Paulus berbicara tentang Gereja sebagai kemuliaan Kristus, sesuatu yang indah yang mewujudkan terang Allah ke seluruh dunia, agar bangsa-bangsa di dunia berdatangan ke Gereja hanya dengan membawa satu permintaan: Ajarilah aku bagaimana mengenal Allah, Allah yang hidup. Itulah uraian tentang Gereja yang Anda temukan di Alkitab. Akan tetapi Gereja sudah mati. Ia sudah terpecah belah. Ia sudah dipimpin oleh orang-orang munafik. Tak ada kasih, tak ada kebenaran; kebenaran sudah ditolak dan dibuang. Untuk Gereja semacam inikah Kristus mati?


Allah akan mengumpulkan sisa-sisa orang bijak.

Jika saya merenungkan tentang Yesus yang tergantung di kayu salib, dan darahnya mengalir bagi kita agar kita bisa membangun masyarakat yang baru; masyarakat baru yang benar dan yang hidup dalam kebenaran bahwa Allah adalah Raja, dan kemuliaan Tuhan memancar darinya, di manakah Gereja itu? Tunjukkan kepada saya, di manakah Gereja itu? Apakah Kristus telah mati secara sia-sia? Jika masih ada harapan yang tersisa, saudara-saudariku, maka Andalah harapan itu. Dapatkah Anda menyatakan kemuliaan Allah yang terpancar melalui kehidupan Anda dalam hari-hari sebelum Gereja nantinya disingkirkan oleh Allah? Saya beritahu Anda, Allah akan membinasakan Gereja. Bacalah Alkitab Anda dan Anda akan tahu hal itu. Allah tidak bisa mentoleransi hal-hal semacam ini, akan tetapi Dia akan mempertahankan yang tersisa, sama seperti yang pernah Dia lakukan di dalam Perjanjian Lama, ada sisa orang bijak. Itulah yang disebut dalam Alkitab sebagai orang bijak; orang bijak adalah mereka yang bertahan sampai pada akhirnya, sisa-sisa yang setia. Apakah Anda termasuk sisa-sisa itu, di mana jika orang lain melihat Anda maka mereka akan berkata, “Sekarang aku telah melihat kemuliaan Allah dengan mata kepalaku sendiri! Aku telah melihatmu dan aku telah melihat kemuliaan-Nya di dalam dirimu.” Waktu yang tersisa bagi dunia ini sudah sangatlah singkat, dan jika memang masih ada harapan yang tersisa, maka kalianlah harapan itu. Apakah Anda orang bijak?


Doa penutup

Ya Tuhan dan Raja kami, Bapa dan Allah kami, kami tidak tahu bagaimana berdoa sebagaimana yang seharusnya. Bagi kami yang telah mengerahkan segenap tahun-tahun terbaik di dalam hidup kami untuk membangun Gereja-Mu, dan yang kami lihat ternyata Gereja-Mu membusuk dan korup, kami tidak tahu apa yang harus kami katakan. Tetapi yang terlebih penting lagi, kami menyadari bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah untuk memunculkan ciptaan baru, tetapi sia-sia kami mencari di sekeliling dunia, di manakah ciptaan baru itu? Dan jika hati kami dirundung kepedihan akan hal ini, tak dapat kami bayangkan seberapa pedihnya hati-Mu melihat seluruh masalah ini. Kami hanya bisa berdoa untuk satu hal: kiranya Engkau menemukan sukacita karena kehidupan kami, kiranya Engkau masih menemukan sukacita di dalam kumpulan orang-orang setia yang sangat sedikit ini, dan kumpulan-kumpulan kecil orang-orang setia di seluruh gereja yang ada di seluruh dunia. Kami percaya bahwa dari beribu-ribu gereja di segenap penjuru dunia ini, akan tersisa beberapa yang setia dari setiap gereja itu. Kami berdoa kiranya Engkau menemukan sukacita karena mereka.

Dengarlah doa kami. Berbelaskasihlah atas kami. Ampunilah dosa dan kegagalan kami. Berilah kami kekuatan, ya Bapa, untuk sekali lagi di akhir zaman ini, dengan kasih karunia dan kuasa-Mu, untuk membangun gereja di mana pun kami berada, tak peduli seberapa besar atau kecil; gereja sebagai persekutuan orang-orang yang bijaksana yang dipenuhi oleh hikmat-Mu, yang akan memberi sukacita bagi hati-Mu. Kami memohon demi kemuliaan-Mu, Amen.

 

Berikan Komentar Anda: