Pastor Eric Chang | Matius 7:8-11 |

Kita akan mempelajari Firman Allah yang diambil dari Matius 7:8-12.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.


Janji Tuhan Sangat Nyata Dan Siap Diuji

Di ayat 8 ini, Yesus telah membuat sebuah janji yang mengatakan, “Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Perkataan ini boleh diuji dan dibuktikan kebenarannya. Yesus tidak takut perkataannya diuji. Dan ini bukan satu-satunya janji yang tertulis di dalam Alkitab, tetapi janji ini begitu sangat jelas dan kita dapat membuktikannya langsung melalui jawaban doa kita. Kita dapat menguji kebenarannya melalui pengalaman sendiri asalkan kita mematuhi persyaratan yang diberikan. Tidak ada perjanjian tidak bersyarat karena hal tersebut akan membuat Firman Tuhan diremehkan. Kita akan mempelajari persyaratan yang harus ditaati. 

Sekarang ini kita menemukan banyak pengajaran sesat yang begitu kabur yang membuat kita tidak mengerti apa sebenarnya yang mau disampaikan. Terdapat satu kuil di kota Shanghai yang dinamakan “Chenghuangmiao” atau “Town God Temple” (Kuil Kota Allah). Orang-banyak datang ke kuil ini untuk membakar sesaji dan mendapatkan ramalan atas keberuntungan mereka. Pesannya ditulis sedemikian rupa agar tidak pernah salah. Tidak kira bagaimana caranya Anda mengartikan pesan tersebut, kalimat tersebut akan terbukti benar. Salah satu contoh yang saya ingat adalah pesan seperti: “orangtuamu adalah dua dan kamu tidak dapat kehilangan salahsatunya.” Begitulah kurang lebih kedengarannya. “Keindahan” pernyataan ini adalah apapun yang terjadi dengan orangtuamu, ramalan itu tetap benar.

Tipuan semacam ini tidak hanya dilakukan oleh peramal di China tetapi juga oleh peramal Yunani. Di dalam sejarah adalah kisah tentang raja Croesus yang terkenal yang mendatangi seorang ahli ramal untuk mengetahui apakah ia diperbolehkan untuk menyeberangi sungai dan menyerang kerajaan Persia. Dan ahli nujum Yunani ini menjawab, “Kamu menyeberang sungai maka sebuah kerajaan akan binasa.” Raja yang malang ini beranggapan bahwa kerajaan Persia yang akan binasa. Dia pergi melaksanakannya dan akhirnya kerajaannya sendiri yang binasa. Seluruh kerajaan dan wilayahnya mengalami kekalahan. Ahli nujum ini tidak salah karena dia mengatakan salah satu dari kerajaan akan binasa. Jadi, tidak kira apa hasilnya ia tidak akan salah.

Inilah kiat nabi palsu untuk berdalih supaya orang mempercayai mereka. Banyak orang bersedia mengeluarkan uang untuk hal-hal demikian. Ada banyak orang yang melihat suratkabar dan membaca petunjuk astrologi: “Jika Anda berbintang Pisces, Scorpio, atau yang lainnya, hari ini Anda akan ….” Petunjuk yang diberikan sangat umum. Dan hal yang mengecewakan adalah ada sebagian orang Kristen mempercayakan hidupnya kepada para ahli astrologi ini. Saya mengenal seorang yang mengaku dirinya orang Kristen, yang melakukan hal yang demikian dan pada akhirnya menghancurkan relasi dengan keluarganya. Tahukah kita dari mana pengajar palsu ini mendapatkan ide mereka ini?

Firman Tuhan berbeda dari sebuah ramalan. Firman Tuhan bukanlah sesuatu hal yang tidak jelas. Yesus berkata jika kita memenuhi persyaratan yang diajarkannya maka carilah maka kamu akan mendapatkannya, mintalah maka kamu akan menerimanya. Kita berhadapan dengan Allah yang hidup dan tidak ada seorang manusiapun yang mampu memberikan janji-janji ini.

Jika Yesus adalah guru palsu maka dia akan melakukan sama halnya dengan yang dilakukan guru palsu lainnya, yaitu ia tidak akan memberikan sebuah pernyataan yang dapat diuji kebenarannya.

Pengalaman yang wajib: Kelahiran Baru

Mengapa Yesus begitu menekankan kita untuk mengenal Allah melalui pengalaman? Karena hanya melalui cara inilah iman kita bertumbuh. Orang Kristen yang tidak pernah mengalami komunikasi yang pasti dengan Allah adalah jenis orang Kristen yang hidupnya berdasarkan kepada pengalaman hidup orang lain. Ini bukanlah pondasi yang kuat untuk pertumbuhan iman dan kerohanian. Seorang Kristen haruslah menjadi saksi bagi Tuhan di dunia. Anda hanya dapat bersaksi jika Anda pernah mengalami apa yang sedang Anda bicarakan. Misalnya, bagaimana Anda bersaksi tentang kelahiran baru kepada orang lain? Lahir baru adalah suatu pengalaman, bukan suatu teori. Bagaimana Anda dapat bersaksi tentang proses kelahiran baru dan bagaimana Allah mengubah Anda jika Anda sendiri belum berubah atau mengalami apa artinya dilahirkan kembali?

Jika Anda tidak mengalami Allah melalui kelahiran baru, bagaimana mungkin Anda dapat masuk lebih jauh ke dalam hal yang lebih rohani? Anda harus melakukan langkah pertama terlebih dahulu untuk dapat melangkah ke hal yang berikutnya.

Jika Anda adalah seorang Kristen KTP, tentunya hal pertama yang harus kita akui adalah mengakui bahwa “Saya tidak pernah dilahirkan baru walaupun saya pernah mendengar tentangnya. Tetapi saya tidak yakin dengan pengalaman sendiri,” lalu Anda memintanya! Katakan, “Tuhan, saya tidak pernah mengalami hal ini. Saya pernah mendengar kesaksian seseorang tetapi saya tidak pernah mengalaminya. Saya memohon, jadikanlah saya seorang manusia baru. Sampai kini saya hanya puas menjadi seorang Kristen yang pura-pura. Saya ingin mengalami sendiri bagaimana mengalami suatu kebangkitan, diubahkan, disadarkan dari kerohanian yang mati menjadi hidup.”

Sekali kita mengalami kuasa Allah dalam kelahiran baru, Anda sudah melangkah ke dalam proses bertumbuhan rohani. Apakah melalui satu kali pengalaman ini saja Anda sudah cukup merasakan kepuasaan? Tentu saja tidak. Anda rindu untuk mengenalnya lebih dalam lagi. Orang Kristen yang tidak bertumbuh adalah orang yang tidak mengalami kuasa Allah di dalam hidupnya. Tetapi barangsiapa yang mengalaminya akan merasakan api yang berkobar dan kehausan untuk hal-hal rohani secara terus menerus. Bagi seseorang yang pernah meminta kepada Allah dan menerimanya, tentu saja ia akan terus memintanya berulang-ulang.

Masalah yang utama adalah permintaan “pertama,” karena pada waktu itu Anda tidak yakin bahwa Allah akan mengabulkannya. Sekali Allah menjawab doa Anda, akan muncul dorongan untuk meneruskan, “Oh, Allah telah menjawab doaku yang pertama; dan Dia akan memberi jawaban yang berikutnya.” Bayangkan bagaimana iman Anda bertumbuh setiap kali permintaanmu dijawab oleh Allah. Dan ketika Anda telah menyamai posisi George Mueller di mana semua 50.000 permintaan doanya terjawab semua oleh Allah, Anda sudah menjadi raksasa rohani. Betapa luar biasanya imanmu pada saat itu! Orang akan takjub bertanya kepadamu. “Bagaimana engkau bisa penuh keyakinan bahwa setiap kali engkau meminta sesuatu, Allah akan memberikan jawaban? Berapa kali jawaban tersebut telah tersedia tanpa disadari sebelum engkau meminta atau menanti jawabannya? Inilah yang disebut pertumbuhan iman! Pada waktu tersebut, iman Anda telah meningkat sampai Anda tidak perlu menantikan jawaban lagi. Anda sudah tahu jawaban yang akan datang karena Anda telah mengenal Dia dan mengetahui kehendak-Nya. Anda sudah tahu jenis doa-doa apa yang akan dijawab-Nya.


Contoh
jawaban doa

Seorang wanita muda di jemaat kami di London menderita penyakit yang kritis. Para dokter yang menanganinya mengatakan bahwa tidak ada harapan untuknya sembuh. Dia menderita hipertensi dan mengalami pendarahan otak. Menurut diagnosa doktor, sekalipun hidup, dia akan mengalami lumpuh seumur hidupnya. Namun ketika berdoa untuknya, Allah memberikan keyakinan pada saya bahwa dia tidak akan mati. Saya ditanya, “Apakah dia akan hidup?” Tanpa sedikit keraguan pun saya menjawabnya, “Ya, dia akan tetap hidup.”  

Saya tentunya tidak berani bicara sembarangan saja karena jika jawabannya salah, tidak ada seorangpun yang mau mempercayai saya lagi. Dengan kata lain, saya mempertaruhkan reputasi saya untuk menyatakan hal yang berlawanan dengan pandangan dokter. Saya terus mendoakan gadis ini. Saya juga terbeban untuk  mendoakan suaminya karena mereka baru saja menikah dan mereka adalah orang Kristen yang baru. Saya khawatir ujian ini mungkin akan meruntuhkan iman mereka yang tergolong muda ini.

Janganlah kita takut kepada pengujian, baik di dalam hal keuangan, kesehatan, atau masalah keluarga. Apapun jenis ujiannya, janganlah takut! Sebab jika Anda tidak mengalaminya, kapankah Anda dapat menyaksikan kekuasaan Tuhan untuk membawamu keluar dari masalah tersebut? Setiap kali ada masalah yang timbul, jadikanlah hal ini sebagai kesempatan untuk meminta sesuatu dari Tuhan. Ketika masalah datang, pikirkanlah, “Inilah kesempatan yang baik.” Dengan kata lain, setiap masalah adalah kesempatan untuk menerima berkat jika Anda tahu bagaimana memintanya.

Tanpa adanya masalah, Anda seringkali tidak mengetahui apa yang harus diminta. Jika Anda memiliki uang yang berlimpah, Anda tidak akan meminta bantuan finansial dari Tuhan. Jika kesehatanmu begitu baik, Anda tidak akan meminta, “Tuhan, berikanlah aku kesehatan yang baik.” Tetapi ketika masalah datang, inilah kesempatanmu untuk meminta.

Ketika masalah datang, ingatlah kalimat ini, “Mintalah maka kamu akan mendapatkan.” Jika pintu tertutup, ketuklah dan nantikan kesempatanmu. Jika pintu terbuka, Anda tidak perlu mengetuknya.

Kembali ke cerita tentang saudari kita yang sakit tersebut, saya berdoa untuk seluruh keluarganya di saat dia sedang berbaring tidak berdaya dan tidak mampu bergerak di rumah sakit. Saya berdoa untuk suaminya, “Tuhan, kasihanilah dia. Dia sangat tertekan dan hancur hatinya. Mereka baru saja menikah beberapa bulan yang lalu dan sekarang istrinya terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit ini.”

Saya bertanya dulu kepada Tuhan, “Apakah yang harus kukatakan untuk menghiburnya?” Dan Allah hanya menjawab: “2-1-4.” Saya kembali bertanya, “Tuhan, apakah yang harus saya katakan kepadanya?” Jawaban yang kembali adalah: “2-1-4.” Saya menjadi kebingungan! 2-1-4. Mungkin angka yang dimaksud ini adalah sebuah ayat Alkitab! Pasal 2 ayat 14 atau pasal 21 ayat 4. Dan saya tidak tahu dari kitab mana ayat ini berasal.

Lalu saya bertanya, “Tuhan, dari kitab manakah ayat ini berasal?” Tidak ada jawaban dari kitab mana. Saya terus bertanya tapi Tuhan tidak menanggapinya karena jawaban yang diberikan hanya sampai di sini. “Tuhan, jika saya menjawabnya 2-1-4, orang ini akan menganggap saya gila.”

Akhirnya saya memberanikan diri berkata kepadanya, “Saudaraku, saya telah berdoa dan sekarang akan menyampaikan jawaban yang diberikan Tuhan untukmu adalah ‘2-1-4’.” Saya pikir dia akan menatap saya dan berpikir, “Ada apa dengan pendeta ini?” Tapi saya terkejut karena saudara ini hanya berkata, “Oh, ya. Baik. 2-1-4.” Saya berpikir, “Oh, dia mengerti!” Dia tidak menanyakan saya arti 2-1-4 ini dimana saya sendiri tidak mengerti. Saya sadar bahwa ketika saya mendapat jawaban itu, saya hanya menjadi seorang perantara, saya tidak perlu memahaminya. Ternyata, saudara ini memahami artinya.

Seringkali ketika nabi menyampaikan sebuah pesan, mereka sendiri tidak mengerti artinya. Mereka hanya menyampaikan perkataan dari Yahweh. Contohnya, ketika seorang nabi berbicara tentang nubuat Yesus di Mazmur 22:16, “mereka menusuk tangan dan kakiku.” Apakah nabi ini mengerti nubuatnya tentang tangan dan kaki yang dipakukan, apalagi salib tidak digunakan di masa tersebut? Saya tidak yakin bahwa penulis ini mengerti. Dia hanya menjadi penyambung lidah Allah. Tugasnya adalah menyampaikan pesan Allah tanpa dia harus mengerti arti pesan tersebut.

Tahukah Anda apa arti “2-1-4” ini? Ketika saudari ini mampu berjalan dan keluar dari rumah sakit, ia telah tinggal di rumah sakit selama 214 hari! Dan saya mulai mengerti mengapa suaminya dapat mengerti jawaban yang saya sampaikan. Dia berdoa dan bertanya kepada Tuhan, berapa lama istrinya akan berada di rumah sakit. Dan Tuhan memilih saya untuk menyampaikan jawaban kepadanya. Bukankah Tuhan kita ajaib?


Pemberian yang berkelimpahan

Mintalah, carilah, dan ketuklah supaya Anda menemukan bagaimana Tuhan bekerja secara luar biasa di dalam hidupmu. Yesus  khawatir kita tidak meminta, itulah sebab menganpa dia mendorong kita untuk meminta dengan mengatakan betapa murah-Nya hati Bapa kita di surga.

Anda tidak meminta mungkin karena Anda tidak mengerti bahwa Allah kita sangat pemurah. Dia memberitahu kita bahwa bapa kita di bumi walaupun  jahat dan egois, mereka selalu cukup bermurah hati kepada anaknya (Matius 7.9-10), lalu tentulah Allah Yahweh yang adalah Bapa kita di surga akan sangat bermurah hati dan baik terhadap kita.

Bagi non-Kristen, mereka harus mengenal terlebih dahulu Allah sebagai Bapa mereka. Mereka tidak mungkin memperoleh hak untuk meminta sama sekali jika mereka bukan anak. Tidak mungkin Anda pergi ke seorang kaya untuk meminta uang padahal dia bukan ayah Anda. Sama halnya pula jika Anda seorang Kristen pada nama saja, maka bagi Allah, Anda belum memenuhi syarat untuk menjadi anak-Nya. Hanya jika Anda telah lahir baru di dalam kerohanian maka Anda akan memiliki Allah sebagai Bapa. Tanpa kelahiran baru Anda tidak akan pernah mengenal Allah sebagai Bapamu. Tetapi sekali Anda mengenal Bapamu, Ia adalah seorang yang penuh kemurahan. Orang Kristen sendiri banyak yang tidak menyadari hal ini.

Yakobus 1:5 mengatakan,

Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit ,maka hal itu akan diberikan kepadanya.”

Janganlah berprasangka bahwa kita akan merepotkan Allah jika kita terus menerus meminta kepada-Nya setiap hari. Memang orangtua kita di dunia seringkali bosan dengan rengekan anaknya. Mereka selalu minta ini dan itu dan Anda sering mengancam mereka untuk tidak menganggumu terus. Tetapi Allah kita adalah Bapa yang berbeda. Keindahan ini diungkapkan oleh rasul Yakobus bahwa Allah memberi tanpa membangkit-bangkitkan. Dia tidak akan menolakmu bahkan Dia akan membalasnya dengan pemberian yang berkelimpahan.  


Mintalah Hal Kebutuhan, Bukan Kemewahan

Yesus berbicara tentang roti dan ikan. Mengapa Ia menyebutkan kedua hal ini? Roti dan ikan adalah makanan sehari-hari yang dibutuhkan penduduk di Palestina. Yesus tidak mengajarkan kita untuk datang menuntut kemewahan. Yakobus juga menuliskan,

“kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”

Contohnya Anda membutuhkan sebuah mobil, Anda tidak meminta seperti ini, “Tuhan, saya tidak puas dengan mobil kecil. Berikanlah saya mobil yang lebih besar dan nyaman.” Anda boleh meminta mobil kepada Tuhan, tetapi jika Anda memang membutuhkan mobil untuk tujuan pelayanannya. Anda tidak berhak menuntut Allah untuk memberikan mobil yang sesuai dengan keinginan pribadimu. Tetapi jika Anda meminta sesuatu sesuai dengan kebutuhanmu, seringkali Ia akan memberikan sesuatu yang lebih baik dari apa yang Anda pikirkan. 

Kebaikan Allah yang luar biasa ini sering membuat diri saya malu. Beberapa kali saya meminta Allah untuk memenuhi kebutuhan yang sederhana dan Ia menjawab dengan kebaikkan-Nya yang membuat saya terpana. Saya ingat suatu ketika saat membutuhkan sebuah jam tangan. Adalah hal yang sangat sulit hidup di dunia yang modern ini tanpa memiliki penunjuk waktu. Saya cukup puas dengan jenis jam tangan apa saja yang bisa menunjukkan waktu. Suatu hari ibu saya memberikan sebuah jam tangan peninggalan ayah saya yang tidak pernah dipakai sebelumnya. Ketika saya mengamati jam tangan ini, mendadak saya tidak berani memakainya. Bayangkan jam tangan otomatis ini dilapisi emas bermerk Omega! Tidak akan ada orang menyangka, sebagai seorang mahasiswa miskin yang hampir tidak memiliki uang sepeserpun, mampu memakai jam tangan otomatis Omega emas!

Saat kita berdoa meminta kepada Allah, Ia tidak berkata bahwa kita berhak untuk menuntut agar diberikan yang terbaik. Kita tidak boleh menuntut dan mengatur pemberian Tuhan. Tetapi karena kebaikan dan kemurahan-Nya, Tuhan akan memberikan yang terbaik kepada kita. Bapamu di dunia tahu memberikan yang baik, apalagi Bapamu yang di Sorga. Ayahmu mungkin mampu membelikanmu jam tangan yang sangat bagus, tetapi Bapaku yang di Surga memberikanku sebuah jam Omega emas otomatis. Saat saya memilih jalan yang sulit, disitulah saya menemukan berkat Tuhan. Inilah rahasia kehidupan Kekristenan. Jika ada jalan yang mudah dan sulit saat menghadapi persimpangan jalan, pilihlah jalan yang sulit! Karena melalui jalan itulah, Anda akan menemukan betapa baik-Nya Tuhan kepadamu.

Ketika saya akan bepergian dari Hong Kong ke Inggris, saya berusaha mencari kapal yang termurah untuk ditumpangi. Tahukah apa yang akhirnya saya dapatkan? Saya diberikan tempat di kabin first-class dalam perjalanan ke Eropa. Ketika saya mencari pelayaran yang termurah ternyata kapal tersebut hanya memiliki satu jenis kelas yaitu first-class. Dan mereka hanya mengangkut dua belas penumpang yang akan bepergian dengan kabin first class. Saya membayar lebih sedikit dibanding mereka yang berlayar sebagai turis dengan kapal terkenal bernama Pacific & Orient Line (P&O).


Mintalah Makanan Rohani!

Berbicara mengenai makanan yaitu roti dan ikan, kita tidak hanya meminta Tuhan untuk makanan jasmani saja, tetapi mintalah makanan rohani yang lebih banyak. Berapa banyak orang yang begitu lapar kerohaniannya tetapi mereka tidak mendapatkannya? Itulah sebabnya mereka tidak dapat bertumbuh.

Apakah Anda mengalami kesulitan memahami Alkitab? Mintalah segera agar Allah dapat mengajarkanmu! Saya adalah orang yang memiliki kehausan akan Firman Tuhan. Begitu laparnya sampai saya dapat memakan makanan rohani di setiap kesempatan. Saya adalah seorang pelahap yang tidak pernah merasakan kepuasaan dalam hal makanan rohani Firman Tuhan.

Sebagai seorang Kristen muda, saya telah memiliki kehausan yang besar setiap harinya untuk menerima makanan rohani. Oleh sebab itu saya membuka Firman Tuhan untuk memperoleh makanan. Tetapi saat membaca dan mempelajarinya berulang-ulang, saya sering tidak mengerti. Kita semua tentunya pernah mengalami hal ini. Lalu saya menerapkan kata-kata ini, “Mintalah, maka kamu akan mendapatkannya!” Saya berlutut dan berdoa kepada Allah, “Tuhan, saya lapar dan haus tapi saya tidak mengerti perkataanMu. Mohon ajarkanlah saya!” Saya akan berlutut dan menaruh Alkitab di atas kursi dan meminta, “Tuhan, ajarkan saya!” Alangkah luar biasa, Tuhan mulai membukakan arti Firman-Nya. Akhirnya saya memperoleh makanan rohani. Semakin banyak saya menerima makanan rohani, semakin saya bertumbuh. Hingga kini, saya masih haus akan Firman dan terus menerima makanan. Ketika Anda sedang menikmati makanan yang sangat enak, nafsu makanmu akan terus bertambah untuk memakan lebih banyak. Kerinduan saya terhadap Firman Tuhan pun semakin bertumbuh setiap harinya.

Berhentilah menjadi pasif dengan duduk berdiam saja sambil menunggu seseorang memberimu makan. Pergi dan mintalah! Carilah dan dapatkanlah! Temukanlah cara untuk mendapatkannya. Dimana ada hamba-hamba Allah yang menyampaikan Firman Tuhan, saya selalu berada di tempat tersebut. Setiap hari Minggu di London, saya duduk di kaki seorang hamba Allah bernama Martyn Lloyd-Jones. Saya begitu bersemangat untuk menerima Firman yang disampaikannya. Ini bukan berarti saya adalah seorang Kristen yang gemar mengunjungi dari satu gereja ke gereja lainnya. Tidaklah demikian. Jika saya tahu sebuah restoran yang enak, maka saya akan terus mengunjunginya yaitu, gereja Westminster dimana Dr. Lloyd-Jones berkotbah. Disinilah tempat makanan rohani saya.


Syarat untuk mendapatkan jawaban dari Tuhan

Dalam terjemahan aslinya, ayat 12 bermula dengan kata,

“Jadi segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”

Kata ‘jadi’ atau ‘oleh sebab itu (therefore)’ menghubungkan ayat 12 ke bagian sebelumnya. Lalu apa hubungannya ayat 12 ini dengan kalimat sebelumnya? Kata ‘jadi’ memberitahu kita persyaratan apa harus dipenuhi untuk menerima jawaban dari Tuhan. Tidak semua orang akan menerima jawaban atas doanya. Hanya orang-orang yang tertentu yang akan menerima jawaban bagi doa-doanya. Mereka adalah orang yang melakukan kehendak Allah sebagaimana yang tertulis di hukum Taurat dan kitab para nabi.

Istilah hukum Taurat dan kitab para nabi adalah istilah teknis yang digunakan orang Yahudi untuk menunjukkan Alkitab atau firman Allah. Bahkan di bahasa Ibrani modern, orang Yahudi menyebut Alkitab sebagai hukum Taurat dan kitab para nabi dan tulisan-tulisannya.

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa hanya orang yang melakukan kehendak Allah yang akan menerima jawaban doa dari-Nya dan mengalami kemurahan-Nya.

Sekarang Anda dapat mengerti mengapa orang Kristen palsu tidak pernah mendapatkan jawaban apapun. Ini disebabkan karena mereka tidak menjalankan kehendak Allah. Ketika Anda menjalankan perintah-Nya, Anda akan mengalami kebaikan dan kemurahan-Nya. Marilah kita selalu berjalan di tengah-tengah kehendak-Nya supaya kita dapat menikmati kebaikan Tuhan melalui pengalaman pribadi sendiri!

Kita diminta untuk “Pergi dan lakukan kehendak Allah.” Sekali lagi Allah bukan peramal yang memberikan jawaban yang kabur. Dia memberitahu kita dengan jelas apa kehendak-Nya yang Dia mau kita lakukan. Hal ini akan kita bahas di pesan yang selanjutnya di dalam pesan, “Perlakukanlah orang lain, sebagaimana Anda mau diperlakukan” (Matius 7:12).

 

Berikan Komentar Anda: