Pastor Eric Chang | Lukas 8:16-17 |
Yesus mengatakan di Lukas 8:16,
“Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.”
Anda barangkali bertanya, “Apa yang ingin Yesus katakan kepada kita di sini?” Ketika Yesus berkhotbah, orang banyak menjadi takjub mendengar pengajarannya. Namun, apa yang begitu menakjubkan tentang sebuah pernyataan seperti ini? Orang banyak suka mendengar pengajarannya, tetapi ada apa dalam pernyataan seperti itu yang layak didengarkan? Maksud saya, apa yang begitu menakjubkan tentang pernyataan ini yang mengatakan, tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan? Tentu saja, tidak ada orang yang berbuat seperti itu! Saya tidak dapat melihat apa-apa yang begitu menakjubkan dalam pernyataan seperti ini. Saya bahkan tidak dapat melihat arti rohani semacam apa yang terkandung dalam pernyataan seperti itu.
Akan tetapi, jika ayat 16 kedengaran terlalu aneh, lalu ayat 17 pula berlawanan,
“Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.”
Apa artinya semua ini? Menurut Anda, apa yang dapat diartikan oleh orang banyak yang mendengarkan Yesus pada waktu itu? Jika saya mengucapkan kata-kata tersebut kepada Anda, atau jika Anda keluar kepada orang-orang di jalan dan berkata kepada mereka, “Dengar, aku ingin memberitahu kamu sesuatu yang sangat penting. Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan,” tidakkah mereka akan berkata, “Ada yang kurang beres dengan orang ini…” Apabila Anda melihat pernyataan ini, Anda mungkin bertanya, “Apa yang ingin disampaikan oleh Yesus?” Tentu saja, pernyataan ini sangat penting karena ia muncul lima kali di dalam tiga Injil yang pertama. Kalau begitu, mengapa begitu penting? Apakah orang Yahudi memahami pernyataan itu dengan cara yang sama seperti orang lain?
Pada kenyataannya, pernyataan tersebut sangat berarti bagi orang Yahudi yang memahami Kitab Suci. Namun, tidak demikian bagi bagi orang non-Yahudi. Jadi, apa yang begitu penting tentang pernyataan ini, yang tampaknya tidak menyatakan sesuatu yang sangat penting, tetapi justru muncul lima kali di dalam kitab-kitab Injil sinoptik, yaitu tiga Injil yang pertama? (Mat 5:15, 10:26; Mrk 4:21-22; Luk 8:16-17, 11:33)
Gideon dan Tiga Ratus Orangnya Menutupi Terang Mereka
Apa artinya menutupi terang atau pelita? Pada dasarnya, terdapat dua cara bagaimana seorang Yahudi dapat memahami pernyataan tersebut. Yang pertama, mereka akan mengingat satu peristiwa bersejarah di dalam Kitab Suci. Yang kedua, mereka tahu apa yang telah ditetapkan oleh peraturan orang Yahudi tentang terang.
Yang pertama, siapa pun yang mengenal Kitab Suci akan segera mengingat, “Ah ya! Terang yang ditutupi dengan tempayan!” Tahukah Anda di mana terang ditutupi dengan tempayan di dalam Alkitab? Hakim-hakim pasal 7 ialah satu tempat di dalam Kitab Suci di mana terang ditutupi dengan tempayan. Hal ini sangat penting untuk dimengerti. Bagi Anda yang bukan orang Kristen atau yang baru percaya, saya akan menceritakan apa yang terjadi di situ.
Terjadi satu peperangan dan Israel berhadapan dengan tentara musuh yang sangat besar. Jadi, seluruh bangsa Israel berada dalam ketakutan. Situasinya sangat gawat dan Allah memanggil seorang hamba-Nya bernama Gideon. Gideon mengerahkan satu angkatan tentara sebesar mungkin untuk melawan musuh besar yang datang menyerang mereka. Namun, Gideon masih kalah jauh dari segi jumlah. Sekilas pandang, tentara Israel yang terdiri dari campuran bermacam-macam orang, tidak mungkin dapat melawan pihak musuh. Besar kemungkinan mereka akan dibantai habis-habisan. Namun, Allah berkata kepada Gideon, “Tidak. Kita tidak akan pergi berperang dengan orang-orang ini. Aku mau tiga ratus orang. Perhatikan mereka apabila mereka minum. Pilih mereka yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya.” Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang. Nah, apakah tiga ratus prajurit yang khusus ini, telah mempelajari seni “kung fu” atau seni perang yang lain? Tidak! Tidak sama sekali! Mereka dipilih berdasarkan kualitas rohani belaka, bukan kemahiran perang, karena mereka akan bertempur oleh kuasa Allah. Mereka akan memenangkan peperangan ini dengan terang, bukan dengan pedang. Setahu saya, inilah satu-satunya peperangan yang dimenangkan hanya dengan menyinarkan terang, bukan dengan menarik pedang. Yang dikatakan Allah ialah: “Siapkan suluh, dan tutup setiap suluh itu dengan sebuah buyung.” Maka Gideon dan tiga ratus orang itu masing-masing mengambil suluh yang telah dinyalakan dan menutupinya dengan sebuah buyung.
Pada malam hari, tiga ratus orang ini maju melawan puluhan ribu tentara musuh. Mereka dibagikan menjadi tiga pasukan yang ditempatkan di sekeliling perkemahan musuh dari tiga sisi. Satu-satunya senjata yang dibawa masing-masing orang ialah suluh yang ditutupi buyung di tangan kiri dan sangkakala di tangan kanan. Lalu Gideon berkata, “Saat aku meniup sangkakala, kamu semua yang bersamaku, juga meniup sangkakala. Kamu juga pecahkan buyung dan cahaya suluh akan bersinar tiba-tiba dalam kegelapan dan kamu akan berteriak, ‘Demi YAHWEH dan demi Gideon!’” (Hak 7:18-19)
Pendengar Yahudi akan segera dapat menangkap maksud Yesus: Apakah suluh dinyalakan untuk tetap berada di dalam buyung? Tentu saja tidak! Itulah sebabnya Yesus melanjutkan untuk berkata di Lukas 8:17, “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.” Suluh-suluh tentara Gideon disembunyikan saat mereka datang di tengah-tengah musuh, tetapi mereka dinyatakan dan diketahui saat Gideon memberikan sinyal untuk memecahkan buyung dan memulai perang. Bukankah ini hebat? Perhatikan bahwa Yesus tidak sekadar berkata, “Tidak seorang pun menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan” karena itu sendiri tidak terlalu berarti.
Tempayan, atau Manusia Lama Menutupi Terang Itu
Orang Kristen yang sejati adalah terang yang telah dinyalakan Allah. Lalu apakah yang dilambangkan tempayan? Tempayan di luar diri kita tentu saja melambangkan manusia lama. Dapatkah Gideon dan orang-orangnya memenangkan peperangan ini selama suluh mereka masih ditutupi oleh buyung? Kita juga tidak dapat bersinar sebagai terang di dunia ini dan memenangkan peperangan rohani ini selama kita masih ditutupi oleh manusia lama. Seperti tempayan itu, manusia lama kita harus dipecahkan. Kata “memecahkan” yang digunakan di Hakim 7:18 merupakan kata yang sama yang dipakai Paulus di Roma 16:20 untuk “menghancurkan” (kepala ular). Menghancurkan atau meremukkan kepala ular adalah sebuah referensi kepada Kejadian 3:15. Di situ ia menunjuk kepada keselamatan manusia. Manusia diselamatkan apabila Iblis dihancurkan dan apabila manusia lama kita dihancurkan pada saat keselamatan itu diterapkan ke dalam diri kita. Saya sudah banyak kali mengatakan bahwa keselamatan itu tidak berarti bagi kita kecuali pada saat ia diterapkan ke dalam kehidupan kita. Kenyataan bahwa Yesus telah menyelesaikan pekerjaan keselamatan di atas kayu salib tidak berarti kita secara otomatis diselamatkan. Kalau tidak, seluruh dunia akan diselamatkan secara otomatis tanpa perlu berbuat apa-apa. Tidak, kita hanya diselamatkan pada saat keselamatan ini diterapkan ke dalam kehidupan kita. Inilah yang dimaksudkan dengan iman.
Namun, apa artinya menerapkan keselamatan ke dalam kehidupan kita? Pertama-tama, ini berarti manusia lama harus dihancurkan. Alasan mengapa kita harus tetap mengulangi hal ini adalah karena ini merupakan kebenaran pokok dari ajaran Yesus dan dari seluruh ajaran Perjanjian Baru. Namun, kenyataan ini tidak dimengerti oleh banyak orang Kristen masa kini. Itulah sebabnya Yesus sering menyatakan hal yang sama dengan cara yang berbeda. Kita telah melihat bahwa ia berbicara tentang kain yang lama dan kain yang baru, anggur yang lama dan anggur yang baru. Yesus telah berulang kali menyatakan bahwa Anda harus menyangkal diri Anda; dan seperti benih Anda harus mati. Jika pesan ini tidak dapat menembus ke dalam hati Anda, keselamatan akan begitu saja melewati telinga Anda seperti angin! Menjadi seorang Kristen yang sejati berarti menjadi seorang manusia baru. Kita hanya dapat menjadi seorang manusia baru jika yang lama sudah ditinggalkan. Akan tetapi, jika Anda mendapati yang lama masih aktif di dalam diri Anda, jika Anda belum benar-benar berubah sejak datang kepada Tuhan, maka orang Kristen macam apakah Anda itu?
Lebih dari itu, kita tidak diselamatkan supaya kita dapat menikmati terang itu sendiri, supaya kita dapat menutupi diri kita dalam tempayan dan berkata, “Bagus sekali, aku punya terang itu untuk diriku sendiri.” Itu tidak akan terjadi karena Yesus berkata itu bukan alasannya mengapa Anda diberi terang. Tujuan memberikan terang kepada Anda bukanlah supaya Anda dapat menikmatinya dengan egois, tetapi supaya Anda bercahaya di dunia ini, supaya Anda dapat berjuang melawan kuasa kegelapan agar musuh-musuh kebenaran dapat disingkirkan. Dalam pengertian ini, Anda tidak mungkin dapat menjadi seorang Kristen secara rahasia; Anda tidak mungkin dapat menjadi seorang Kristen bawah tanah.
Orang Kristen di negara-negara tertentu menjalankan kegiatan-kegiatan mereka di bawah tanah, tetapi kehidupan mereka harus senantiasa menunjukkan bahwa mereka adalah orang Kristen. Mereka barangkali harus menjalankan kegiatan bawah tanah seperti, mencetak Alkitab secara tersembunyi, seperti yang terjadi di Rusia pada zaman dulu. Mereka barangkali harus mengadakan pertemuan di dalam hutan dan di gunung. Kegiatan bisa saja dirahasiakan disebabkan oleh situasi, tetapi kehidupan mereka tidak dapat dirahasiakan. Terang selalu bercahaya. Memang telah menjadi sifat terang untuk bersinar agar orang lain tahu bahwa mereka adalah orang Kristen. Ketika saya berada di Tiongkok, saya diketahui sebagai orang Kristen. Hal itu tidak dapat dirahasiakan. Teman-teman saya di Tiongkok dikenal sebagai orang Kristen. Itu bukan rahasia. Tentu saja, sejauh mungkin seringkali kita harus mengadakan pertemuan di tempat yang sepi dan rahasia. Akan tetapi, ingatlah hal ini, kita tidak diselamatkan hanya supaya kita dapat menikmati terang itu. Allah telah menyelamatkan Anda supaya Anda dapat mengambil bagian di dalam peperangan rohani ini.
Menutupi Terang Anda apabila Tertekan?
Anda barangkali berkata, “Astaga! Peperangan rohani bukan keahlian saya!” Yesus mengetahui itu juga. Apabila Anda membandingkan kelima-lima ungkapan Yesus ini, Anda akan menemukan pola yang menarik. Sekalipun kita telah bercahaya sebagai terang, tetapi kadang-kadang karena banyaknya tantangan yang harus dihadapi, banyak orang ingin menutupi terang itu kembali.
Ketika kami berada di Tiongkok, kami yang dikenal sebagai orang Kristen mulai ditekan. Sebagai contoh, saya menarik perhatian pihak polisi meskipun saya orang Kristen yang baru percaya, seorang anggota jemaat yang tidak berarti. Saya tidak dapat membayangkan tekanan yang harus dihadapi oleh pemimpin-pemimpin jemaat. Bahkan saya, seorang Kristen baru percaya yang tidak berarti di gereja, ditekan sedemikian rupa sehingga saya tergoda untuk menutupi terang itu kembali. Keadaan menjadi terlalu sulit. Jika Anda melihat seorang polisi berpakaian seragam di luar pintu gereja dengan sebuah buku catatan guna mencatat nama Anda sementara Anda memasuki gereja hari ini, saya bertanya-tanya apakah Anda akan berhenti di pintu pagar dan berkata, “Tidak jadi ke gereja hari ini,” dan dengan terburu-buru Anda akan meninggalkan tempat itu? Sebenarnya, itulah yang terjadi kepada kami. Kami datang ke gereja dan menemukan polisi duduk di luar pintu untuk mencatat nama kami. Dalam keadaan seperti itu banyak orang yang memutuskan untuk menutupi terang mereka. Mereka mengambil tempayan dan menutupi kepala mereka. Dari banyak sisi, kita tidak dapat menyalahkan mereka. Apakah Anda siap untuk mempertaruhkan seluruh karir Anda demi Kristus seperti yang dilakukan teman saya? Oleh karena ia seorang Kristen, ia tidak diizinkan untuk masuk universitas. Ia tidak dapat melanjutkan studinya. Bukankah lebih baik berkata, “Aku akan membiarkan terangku bercahaya setelah aku keluar dari universitas, bukan sebelumnya”? Masalahnya ialah, pada waktu Anda telah mendapatkan pendidikan universitas, profesi Anda yang terancam. Jadi, lebih baik Anda menutupi terang Anda sekali lagi. Oleh karena itu, meskipun Anda telah menjadi seorang Kristen yang sejati dan manusia lama telah dihancurkan, Anda akan senantiasa dicobai untuk menutupi terang itu sekali lagi.
Bagaimana dengan Anda? Umpamanya, sebagai seorang Kristen, Anda harus berdoa sebelum makan di kantin, atau di restoran. Lalu, teman-teman Anda berkata, “Ah! Kamu salah satu orang yang fanatik itu!”
“Aku? Tidak! Siapa bilang aku fanatik?”
Mereka berkata, “Kami tahu kamu fanatik. Kamu pergi ke gereja setiap Minggu. Tahukah kalian? Ia pergi ke gereja!!!”
Lalu wajah Anda menjadi merah. Anda barangkali segera merasakan seluruh manusia lama itu menjadi hidup kembali dan Anda memasukkan kepala Anda ke dalam tempayan kembali. Anda berkata, “Sebenarnya aku hanya pergi sekali-sekali. Aku sudah tidak ke gereja beberapa minggu,” hampir merasa begitu gembira Anda tidak ke gereja untuk beberapa minggu. Tekanan yang begitu lembut menyebabkan Anda menutupi dirimu dengan tempayan sekali lagi.
Pelita dan Adat Yahudi
Yesus berbicara tentang pelita yang ditutupi dengan beberapa benda selain tempayan. Pelita dapat ditutupi dengan gantang juga. “Gantang” muncul di Matius 5:15, Markus 4:12 dan Lukas 11:33. Gantang ialah alat yang digunakan untuk mengukur jagung, tepung jagung atau tepung gandum. Gantang umumnya dibuat dari kayu dan cukup ringan untuk digunakan sebagai penutup. Di Markus 4:21, Yesus berbicara tentang meletakkan pelita di bawah tempat tidur. Bukan hal yang gampang terjadi! Meletakkan pelita dibawah tempat tidur! Kemudian di Lukas 11:33, bukan saja ditempatkan di bawah tempat tidur, tetapi juga ditempatkan di dalam kolong rumah! Apa itu kolong rumah? Kolong rumah ialah tempat di mana Anda menyimpan makanan dan barang-barang berharga. Kolong rumah ialah semacam kamar gudang. Kolong rumah ialah tempat yang paling sulit untuk didobrak karena paling dilindungi. Jadi, di samping tempayan, kita menemukan bahwa terang dapat ditutupi dengan gantang, dan juga dapat ditempatkan di bawah tempat tidur dan ke dalam kolong rumah.
Apa artinya semua ini? Anda berkata, “Tentu saja tidak ada orang yang berbuat seperti itu.” Dalam kenyataannya, mereka berbuat seperti itu. Anda perlu mengetahui adat orang Yahudi untuk memahami hal ini. Bagi seorang Yahudi, meletakkan pelita di bawah tempat tidur bukan hal yang tak masuk akal. Hal itu sering dilakukan. Untuk memahami hal ini, Anda perlu memahami beberapa hal tentang adat orang Yahudi. Salah satu hal yang harus dimengerti ialah pada hari-hari tertentu dalam satu minggu atau hari perayaan tertentu dalam satu tahun, terang tidak boleh dipadamkan. Terang tidak boleh dipadamkan, umpamanya pada hari Sabat, yaitu pada hari Sabtu, hari suci bagi orang Yahudi, karena itu merupakan suatu pekerjaan. Menyalakan pelita merupakan suatu pekerjaan. Memadamkannya juga merupakan suatu pekerjaan. Jadi, jika Anda memadamkan pelita Anda, Anda telah melakukan suatu pelanggaran menurut adat para rabi zaman itu. Anda telah berbuat dosa. Lalu, apa yang akan Anda lakukan jika Anda punya pelita yang sedang menyala dan Anda tidak diizinkan untuk memadamkannya? Seandainya Anda ingin tidur, dan pelita itu masih menyala, bagaimana Anda dapat tidur jika pelita itu masih menyala? Anda tidak diizinkan untuk memadamkannya dan Anda tidak dapat tidur, jadi, Anda meletakkannya di bawah tempat tidur! Itu diperbolehkan. Geserkan saja di bawah tempat tidur dan Anda tidak melanggar peraturan apa pun! Jadi, apabila Yesus berbicara tentang meletakkan pelita di bawah tempat tidur, orang Yahudi mengenal kebiasaan itu dengan baik. Tidak ada bahayanya meletakkan pelita di bawah tempat tidur, walaupun Anda harus berhati-hati. Pelita mungkin menyebabkan kayu di bawah tempat tidur menjadi sedikit panas, tetapi tidak akan membakar tempat tidur karena jarak di antara tempat tidur dan lantai agak tinggi. Jadi, itulah satu cara untuk menyingkirkan terang.
Jika Anda tidak ingin mengambil risiko, cara yang lain ialah menutup terang pelita itu. Anda dapat menutupinya dengan gantang yang agak besar. Pelita tidak akan padam karena gantang itu dibuat dari kayu. Atau, Anda dapat menutupinya dengan tempayan dan kemudian berharap ia akan padam dengan sendirinya untuk menghemat sedikit minyak! Jika pelita padam dengan cara ini, Anda tidak bersalah karena Anda bisa berkata, “Aku tidak berniat untuk memadamkannya. Aku menutupinya supaya aku tidak diganggu oleh terangnya.” Jadi, Anda lihat, kebiasaan-kebiasaan ini sangat umum. Satu cara lagi ialah dengan memasukkan saja pelita itu ke dalam kolong rumah.
Selain hari Sabat, terdapat juga waktu-waktu lain bilamana terang harus ditutupi. Umpamanya, menurut adat orang Yahudi, jika seseorang menghampiri saat kematiannya, terang juga harus ditutupi. Waktu yang lain apabila terang harus ditutupi adalah pada waktu Perayaan Terang. Sekali lagi, terang tidak boleh dipadamkan dan dalam kasus ini, mereka tidak boleh memadamkan terang selama delapan hari! Jadi, Anda dapat bayangkan seperti apa pelita dibiarkan menyala selama delapan hari. Sekarang, Anda tahu betapa berartinya kata-kata tersebut bagi orang Yahudi.
Tempayan dan gantang melambangkan pekerjaan kita
Bagaimana hal ini dapat diterapkan kepada kita? Manusia lama kita mungkin telah dipecahkan setelah kita menjadi orang Kristen yang sejati. Sayangnya, banyak orang “Kristen” yang bahkan belum mencapai tahap itu. Mereka belum putus sepenuhnya dari masa lalu mereka. Cara hidup mereka yang lama menghantui mereka sehingga hari ini, dan membuntuti mereka seperti bayang-bayang. Mereka belum pernah merasakan sukacita sebagai ciptaan baru. Kehidupan mereka merupakan suatu pergumulan yang terus menerus di antara daging dan roh. Kehidupan yang penuh kesengsaraan ini menjadi bagian dari kehidupan harian. Oleh karena itu, mereka umpama “orang Kristen padang gurun” yang belum sampai Tanah Perjanjian. Kehidupan Kristen bagi mereka adalah hal yang tidak menggembirakan. Mereka tidak menikmati berkat-berkat rohani yang dilambangkan oleh susu dan madu. Akan tetapi, sekalipun Anda telah menjadi seorang Kristen yang sejati, kita telah melihat bahwa ada banyak alasan mengapa adanya godaan untuk menutupi terang itu kembali. Di Tiongkok, kita telah melihat bahwa itu disebabkan oleh penganiayaan. Di dunia Barat, harga untuk menjadi seorang Kristen yang sejati juga tinggi dalam pelbagai cara.
Lihatlah pada gantang dan tempayan. Gantang dan tempayan melambangkan makanan dan minuman karena mereka digunakan untuk mengukur tepung dan biji-bijian, dan untuk menyimpan minuman. Berarti, benda-benda ini digunakan untuk mengumpulkan makanan dan minuman. Jadi, mereka mewakili keperluan kehidupan harian. Sama seperti gantang dan tempayan mengumpulkan makanan dan minuman kita, pekerjaan dan profesi kita merupakan sarana untuk kita menyediakan keperluan harian kita. Sangat mengherankan berapa banyak orang Kristen yang mengizinkan profesi mereka, pekerjaan mereka dan keinginan duniawi mereka untuk menutupi terang mereka. Banyak orang yang ingin melayani Tuhan, tetapi tidak melakukannya karena hal-hal ini terlalu berharga bagi mereka.
Tempat Tidur Melambangkan Perkawinan
Apa yang dilambangkan oleh tempat tidur di dalam Alkitab? Pada saat Anda berpikir tentang tempat tidur, Anda segera berpikir tentang istirahat, tentang tidur, tentang bersantai-santai. Bukankah benar bahwa kesenangan dan kesukaan akan kesenangan dapat menjadi suatu bahaya yang besar bagi kehidupan Kristen? Namun, di dalam Kitab Suci, tempat tidur ialah simbol untuk perkawinan. Sangat luar biasa betapa bahayanya perkawinan itu bagi kerohanian seseorang. Bagi kalian yang memikirkan perkawinan, tolong tandai kata-kata saya ini. Tempat tidur, atau perkawinan, mempunyai satu cara untuk membujuk kita untuk meletakkan pelita itu bukan di atas tempat tidur, tetapi di bawah. Sangat luar biasa betapa banyaknya orang yang telah kehilangan terang mereka yang bercahaya karena perkawinan. Sebelumnya, Tuhan sangat penting bagi mereka, tetapi setelah mereka bernikah, istri atau suami dan anak-anak menjadi yang terutama bagi mereka. Tuhan digeserkan dari tempatnya. Jangan Anda berkata dalam hati Anda, “Hal ini tidak akan terjadi kepadaku!” Seperti yang dikatakan Paulus, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” Kita telah kehilangan banyak orang yang baik dalam pekerjaan Tuhan karena segera sesudah mereka bernikah, mereka kehilangan semangat untuk keluar dan bersinar demi Kristus. Seringkali hal-hal ini berkaitan. Segera sesudah Anda bernikah, tiba-tiba pekerjaan Anda dan profesi Anda yang tidak terlalu berarti bagi Anda sewaktu masih bujang, sekarang menjadi sangat penting karena Anda harus menyediakan bagi keluarga Anda. Saya masih ingat ada beberapa orang yang pernah berkata kepada saya, “Aku barangkali telah melayani Tuhan jika aku masih bujang. Akan tetapi, aku sekarang telah berkeluarga. Aku tidak bisa melakukannya sekarang.” Terangnya telah digeserkan ke bawah tempat tidur.
Kolong Rumah Melambangkan Harta Milik Kita
Bagaimana dengan kolong rumah? Kolong rumah ialah tempat di mana kita menyimpan harta milik kita. Jadi, ia melambangkan semua harta milik kita, bukan? Kolong rumah itu sama dengan brankas, atau bank pada zaman modern ini. Uang disimpan di bawah rumah di dalam kolong rumah. Orang menggali lubang di dalam kolong rumah mereka dan menutupinya dengan penutup palsu untuk menyembunyikan harta mereka sama seperti orang membangunkan tembok pada masa kini. Ya, cinta akan uang telah mencegah terang dari bercahaya.
Oleh karena itu, gantang melambangkan makanan; tempayan, minuman; tempat tidur, perkawinan; dan kolong rumah, harta milik dan barang-barang berharga kita; apakah hal-hal tersebut menghalangi Anda dari bersinar bagi Tuhan hari ini? Apakah Anda benar-benar berfungsi sebagai terang di dunia ini?
Ringkasan
Mari kita meringkaskan khotbah kita. Allah tidak memberikan kepada kita terang demi kepentingan kita sendiri. Seperti Gideon dan orang-orangnya, kita harus bercahaya di dunia ini sebagai hamba-hamba Kristus yang setia. Untuk dapat bercahaya, agar terang dapat bersinar dari kehidupan kita, manusia lama itu harus dihancurkan. Namun, berhati-hatilah, jangan-jangan Anda mengambil tempayan yang lain dan menutupi terang Anda lagi, yaitu Anda kembali kepada cara hidup yang lama yang mementingkan diri sendiri. Atau, Anda menutupi terang Anda dengan tempayan atau gantang, Anda meletakkan terang di bawah tempat tidur atau menaruhnya ke dalam kolong rumah dengan mengizinkan cinta akan hal-hal duniawi untuk mencegah Anda dari bersinar. Karena itu, berjaga-jagalah! Tempayan, gantang, tempat tidur dan kolong rumah dapat sepenuhnya menutupi terang Anda. Ini berarti Anda dapat sepenuhnya berpaling dari menjadi seorang Kristen.
Jadi, kita lihat bahwa apa yang tampaknya seperti sebuah pernyataan yang sepele dari Yesus ternyata mengandung kekayaan rohani yang begitu besar bagi kita. Sekarang kita dapat mengerti mengapa pernyataan ini diulangi begitu banyak kali. Ia menangani bukan saja keselamatan kita, tetapi juga apa yang disebut sebagai pengudusan kita, yaitu fungsi kita sebagai seorang Kristen, sebagai terang pada masa kini.