Pastor Eric Chang

Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. (Mazmur 66:18)

Beberapa waktu yang lalu kita mengadakan doa bersama dan salah satu pengakuan atau masalah yang paling banyak kita dengar adalah mengapa orang Kristen berdoa tetapi tidak mendapat jawaban. Ini adalah masalah yang sangat sering disampaikan sehingga paling tidak kita harus membahas salah satu alasan penting untuk masalah ini. Jika kita berdoa dan kita tidak mendapatkan jawaban, kesimpulan yang paling sering diambil adalah bahwa Allah tidak menjawab doa kita. Dari hasil pengamatan saya, orang-orang yang mengeluh bahwa Allah tidak menjawab doa mereka adalah orang-orang yang bahkan tidak berhak untuk mengajukan permohonan kepada Tuhan. Sangatlah aneh jika Allah tidak menjawab doa, pengalaman saya pribadi justru sebaliknya. Sangat sukar bagi saya untuk mengingat adakah doa saya yang tidak dijawab oleh Allah.

Alasan mengapa Allah tidak menjawab doa anda dinyatakan dengan jelas di ayat ini, dan ini adalah salah satu alasan yang vital. Jika ada niat jahat di dalam hati saya, jika saya memupuk dosa di dalam hati saya, maka Tuhan tidak akan mau mendengarkan saya. Prinsip ini terus disampaikan berulang-ulang dalam Kitab Suci, dan saya hanya mengutip salah satu ayatnya saja. Takaran dari kejahatan atau dosa itu tidak dipertimbangkan di sini. Dalam pandangan Allah, dosa adalah dosa, tidak peduli apakah itu dosa besar atau dosa kecil. Jika anda membiarkan dosa menetap di dalam hati anda, anda boleh yakin bahwa doa-doa anda akan menjadi sia-sia dan Allah tidak akan mau mendengarkannya. Saya tidak tahu berapa banyak orang Kristen yang masih menyimpan dosa-dosa di dalam hati mereka. Mungkin anda menyimpan keluhan terhadap saudara atau saudari seiman, atau mungkin anda tahu bahwa ada saudara atau saudari seiman yang menyimpan keluhan terhadap anda, dan sumber permasalahannya terletak pada diri anda.

Ingatlah, dalam khotbahnya di atas bukit, Yesus Kristus berkata, “Kalau kamu mempersembahkan sesuatu dan kamu ingat ada orang yang menyimpan keluhan terhadap kamu…” Jika anda tidak peka terhadap perbuatan anda yang mungkin menyakiti orang lain, Yesus berkata, “Akan sia-sia saja kamu memberikan persembahan. Tidak akan diterima.” Dengan kata lain, persoalan interaksi anda dengan orang lain bisa menghambat doa anda, atau persembahan anda tidak diterima oleh Allah. Jadi, karena di sini berkaitan dengan masalah relasi, jika anda memeriksa isi hati anda, bisakah anda berkata bahwa anda sama sekali tidak memiliki kebencian atau permusuhan terhadap orang lain? Dapatkah anda berkata bahwa tak ada orang yang memiliki alasan kuat untuk membenci anda? Apakah anda tidak melakukan hal-hal yang menyinggung hati orang lain? Berapa banyak orang Kristen yang bisa berkata bahwa hati nurani mereka bersih dari niat jahat dan kebencian? Nah, jika isi hati anda masih berisi hal-hal semacam itu, atau jika masih ada dosa yang tersimpan di dalam hati, maka doa-doa anda tidak akan mendapat jawaban. Ini adalah pokok yang ingin disampaikan oleh Pemazmur kepada kita.

Sangat jelas jika anda berdoa lalu Allah tidak akan menjawab doa anda, maka anda akan merasa tidak ada gunanya berdoa. Untuk waktu yang lama, anda akan bertanya-tanya apakah Allah benar-benar nyata? Dan anda justru lupa bahwa Dia tidak menjawab doa anda karena diri anda sendiri, bukan karena Dia tidak mampu memberi jawaban. Jadi, kehidupan rohani anda akan terus merosot dan mungkin akan mustahil untuk menghentikan kemerosotannya. Kehidupan rohani itu seperti kehidupan jasmani, kemerosotannya akan semakin melaju jika anda terus melakukan hal-hal yang merusaknya. Itu sebabnya mengapa upaya menghentikan kemerosotan itu akan menjadi semakin sukar, dan tak lama kemudian Allah akan menghilang dari benak anda, menghilang dari hati anda dan dari kehidupan anda. Lalu bagaimana agar kita bisa membalikkan situasi ini?


PRINSIP PENGAKUAN DOSA DI DALAM KITAB SUCI

Dalam hal inilah pentingnya pokok ajaran biblika tentang prinsip pengakuan dosa. Menurut Kitab Suci, dosa selalu berkaitan dengan kesombongan. Pengakuan dosa sangat menghancurkan kesombongan dan kesalahan. Tindakan mengakui dosa dan kesalahan akan berdampak pada hancurnya kesombongan. Untuk itu kita perlu memahami bagaimana pengakuan dosa ini bekerja. Dalam hal dosa, entah dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan jemaat, tuntutan Kitab Suci adalah pengakuan dosa. Pada umumnya, pandangan di kalangan orang Kristen adalah bahwa jika kita berbuat dosa, lalu kita mengakuinya di hadapan Tuhan, hal itu sudah cukup. Mengakui dosa anda kepada Tuhan sama sekali tidak mengikis kesombongan anda. Salah satu syarat yang diminta oleh Kitab Suci adalah mengakui dosa di depan umum atau di hadapan orang yang menjadi korban dari dosa anda. Hal ini sekarang jelas menjadi urusan yang sangat berbeda.

Mari kita lihat ajaran yang biblika secara ringkas. Pertama-tama, menurut Kitab Suci, pengakuan dosa harus disampaikan kepada Allah, ini tindakan yang pertama dan yang paling penting. Mari kita lihat beberapa ayat yang menjelaskannya.

Tetapi sekarang mengakulah di hadapan YAHWEH, Allah nenek moyangmu, dan lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya dan pisahkanlah dirimu dari penduduk negeri dan perempuan-perempuan asing itu! (Ezra 10:11)

Pengakuan dosa dibarengi oleh persoalan melakukan kehendak-Nya, kita akan lihat ayat lain lagi.

Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada YAHWEH pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. (Mazmur 2:5)

Perhatikan di sini bahwa pengampunan dari Tuhan memiliki syarat pengakuan dosa. Tanpa pengakuan dosa, maka tidak akan ada pengampunan. Pertobatan di dalam hati tanpa pengakuan dosa masih belum memenuhi syarat. Pengakuan ini juga harus dilakukan di hadapan manusia. Ada banyak contoh ayat yang menjelaskan hal ini, tetapi mari kita ambil beberapa contoh saja. Ini dari Perjanjian Lama

…maka haruslah ia mengakui dosa yang telah dilakukannya itu; kemudian        membayar tebusan sepenuhnya dengan menambah seperlima, lalu menyerahkannya    kepada orang terhadap siapa ia bersalah. (Bilangan 5:7)

Dalam konteks ini, pengakuan dosa dibuat di hadapan imam dan para saksi. Mari kita lihat contoh lain dalam Perjanjian Baru.

Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. (Matius 3:6)

Dalam ayat ini terlihat bahwa pengakuan dosa itu dilakukan di depan umum. Mari kita lihat contoh lain dalam Kisah 19:18

Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. (Kisah 19:18)

Saya sajikan berbagai rujukan ini supaya anda bisa melihat bahwa kami menyampaikan khotbah atas  landasan Kitab Suci dan bukan pendapat pribadi. Di sini orang-orang yang tidak percaya dan para ahli sihir, dan masyarakat lainnya, mereka mengakui dosa-dosa mereka di depan umum sambil menghancurkan berbagai benda magis milik mereka.


PENGAKUAN DOSA: KUNCI BAGI DOA YANG EFEKTIF

Mari kita lihat lagi sebuah ayat dari Yakobus 5:16

Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang benar yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh, sangat besar kuasanya.

Di sini kita kembali ke uraian di bagian awal khotbah ini. Jika ada niat jahat, jika ada dosa di dalam hati kita, Allah tidak akan mendengarkan kita. Akan tetapi, bagian kedua dari ayat ini juga menyatakan bahwa doa orang benar sangat besar kuasanya. Untuk menggambarkan hal ini, Yakobus melanjutkan dengan uraian tentang nabi Elia. Yakobus menekankan bahwa Elia adalah manusia biasa yang sama seperti kita. Mengapa dia membuat penegasan ini? Dia ingin menekankan satu pokok penting bahwa Elia bukanlah orang yang tanpa dosa; dia bukan orang yang begitu sempurna sehingga tidak pernah berbuat dosa. Yakobus mengatakan bahwa ketika Elia berdoa, langit tertutup sampai 3 tahun dan 6 bulan. Begitulah besarnya kuasa doa dari Elia!

Jadi, jika kita kilas balik ke ayat 16, apa hubungan antara bagian pertama dan bagian kedua dari ayat 16 ini? Apa hubungan antara pengakuan dosa dengan kuasa doa? Justru inilah pokok yang penting. Orang benar itu memiliki kebenaran bukan karena dia tidak pernah berbuat dosa tetapi karena dia tidak pernah menyembunyikan dosanya, dia tidak menyimpan dosa di dalam hatinya. Kebenaran terwujud di dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk pengakuan dosa kepada Allah dan kepada sesama manusia, jadi dia selalu membuang noda dosa dari dalam hatinya. Itu sebabnya dalam ayat ini disebutkan bahwa kita harus mengakui dosa-dosa kita bukan hanya kepada Tuhan melainkan juga kepada sesama manusia. Bagian pengakuan dosa kepada sesama manusia akan menghancurkan kesombongan kita. Akan tetapi kebenaran yang dibicarakan oleh Yakobus ini bukanlah kebenaran dalam arti ingin benar sendiri, lalu kita ingin agar dilihat benar oleh orang lain. Kebenaran yang dibicarakan oleh Yakobus di sini adalah kebenaran yang datang dari Allah karena kita bertobat dan mengakui dosa kita.


PENGAKUAN DOSA MEMUSNAHKAN KESOMBONGAN KITA

Yakobus mengatakan bahwa jika kita mengakui dosa kita, maka kita akan menjadi orang benar dan doa-doa kita akan menjadi efektif. Secara alami, kita begitu takut mengakui dosa-dosa kita di hadapan orang lain. Kalau kita harus mengakui dosa kita di hadapan orang lain, lalu bagaimana nanti penilaian orang lain terhadap kita? Mungkin mereka tidak pernah menyangka bahwa kita sudah berbuat dosa semacam itu. Justru dalam tindakan pengakuan dosa itulah ada dua hal yang dihancurkan, yang pertama adalah kesombongan kita dan yang kedua adalah dosa kita.

Sekarang anda tahu mengapa salah satu tindakan disiplin dari gereja bagi dosa yang serius adalah mengakuinya di depan jemaat agar memperoleh pengampunan. Baru-baru ini ada seorang saudara seiman yang membuat pengakuan dosa di depan jemaat, dan saya ingin agar anda mengetahui mengapa hal ini dilakukan, dan sekarang dari eksposisi isi Kitab Suci ini anda akan mengerti jawabannya. Sangatlah penting untuk mengakui dosa secara terbuka, sama seperti mereka yang berkumpul di hadapan Yohanes Pembaptis, mereka yang datang ke Bait Allah dan jemaat yang di surat Yakobus. Hal ini sama sekali bukan untuk mempermalukan atau mempersulit saudara seiman yang bersangkutan, melainkan supaya dia mendapat pengampunan dari Allah melalui pengakuan terbuka yang diwajibkan oleh Kitab Suci.


PENGAMPUNAN BAGI YANG MENGAKUI DAN BERHENTI BERBUAT DOSA

Setelah pengakuan terbuka itu dilakukan, maka dosa-dosa orang itu sudah diampuni dan sangatlah penting bagi dia untuk mengetahui bahwa dosa-dosanya sudah diampuni. Lalu muncul pertanyaan, “Nah, saya sudah mengakui dosa-dosa saya, lalu apa yang akan terjadi?” Mari kita lihat isi 1 Yohanes 1:9

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yohanes 1:9)

Dari sini kita melihat bahwa jawabannya sudah jelas, jika kita mengakui – yakni mengakui dosa kita seperti yang disyaratkan oleh Kitab Suci.  Perhatikan dikatakan, jika kita mengaku dosa kita, tidak disebutkan di sini bahwa pengakuan itu disampaikan kepada Allah atau kepada manusia. Namun, Kitab Suci sudah membuatnya jelas bahwa kita perlu membuat pengakuan kepada Allah dan juga manusia. Mari kita lihat ayat yang lainnya.

Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. (Amsal 28:13)

Di sini, sekali lagi prinsip yang sama diteguhkan dengan jelas. Jika anda menyembunyikan dosa anda, maka secara rohani anda tidak akan bertumbuh. Jika anda tidak bisa bertumbuh secara rohani, maka kemerosotan adalah satu-satunya jalur yang akan anda tempuh. Namun, orang yang mengakui dan meninggalkan pelanggarannya akan memperoleh belas kasihan. Jadi sangatlah penting untuk memahami bahwa begitu pengakuan dosa ini dibuat, maka anda akan memperoleh belas kasihan dari Tuhan, anda akan memperoleh pengampunan. Secara rohani anda akan bertumbuh, inilah dampak ajaib dari pengakuan dosa. Jadi, dalam kasus saudara seiman yang menerima kasih karunia dari Tuhan untuk mengakui dosanya secara terbuka, kita tahu pasti bahwa Tuhan akan membuatnya bertumbuh secara rohani nanti. Dan perlu saya tegaskan sekali lagi, dia sudah mendapat pengampunan dan masalahnya sudah ditutup. Masalah ini tidak lagi seperti rantai yang dililitkan di lehernya dan membebaninya selama-lamanya. Dalam kaitannya dengan hal ini, mari kita lihat ayat yang lainnya.

Marilah, baiklah kita berperkara!  —  firman YAHWEH  —  Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. (Yesaya 1:18)

Ini adalah salah satu ayat yang terindah dalam Kitab Suci. Bahwa sekalipun dosa kita begitu pekat, merah gelap seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju. Di dalam kitab Wahyu ada gambaran tentang umat yang mengenakan pakaian putih yang sudah dibasuh oleh darah anak domba. Sekalipun dosa kita begitu pekat seperti kirmizi, akan dibersihkan menjadi lebih putih dari salju. Inilah kuasa penebusan dari kematian Kristus bagi kita. Akan tetapi janganlah kita lupa berapa besar pengorbanan yang telah Kristus berikan untuk membersihkan kita menjadi seputih salju. Sekarang mari kita kembali ke titik awal pembahasan, yakni jika kita menyembunyikan dosa di dalam hati kita, maka Dia tidak akan mendengarkan kita, dan pokok ini juga disampaikan di Yesaya 1:15.


DOSA MEMBUAT DOA KITA DITOLAK OLEH ALLAH

Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. (Yesaya 1:15)

Mengapa dosa digambarkan dengan warna merah gelap seperti kirmizi? Ini karena orang yang berbuat dosa itu harus bertanggung jawab atas perlanggarannya yang diibaratkan telah menumpahkan darah. Jadi, ayat ini bukan menggambarkan bahwa orang Yahudi gemar berkeliling sambil membunuh orang lain, melainkan untuk menekankan betapa beratnya dosa yang sudah mereka perbuat. Dan sekarang perhatikan hal-hal yang perlu mereka lakukan, Yesaya 1:16

Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat.

Di sini kita melihat bahwa pertobatan itu mencakup tindakan bersih diri dan berhenti berbuat jahat, lalu belajar berbuat baik sebagaimana yang disebutkan di Yesaya 1:17

belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!

Di sini kita melihat kembali hubungan antara berbagai pokok yang sedang kita bahas. Yesaya berkata kepada orang-orang Yahudi, “Kalian adalah orang-orang religius, kalian selalu pergi ke Bait Allah untuk beribadah.” Namun, mari kita lihat tanggapan Tuhan di ayat 11, “‘Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?’ firman TUHAN; ‘Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.’” Tuhan justru merasa muak dengan persembahan korban mereka. Di ayat 12, “Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku,” yakni beribadah ke Bait Allah. Kemudian di ayat 13 disebutkan bahwa mereka sangat cermat dalam menaati “bulan baru dan sabat“, atau bagi orang Kristen adalah ibadah hari Minggu. Dan di ayat 14, dengan kata-kata yang keras Tuhan menegur orang-orang Yahudi, “Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap,” ini serupa dengan perayaan Paskah dan yang lainnya dalam lingkungan Kristen, “Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.” Dan apakah orang-orang Yahudi ini memanjatkan doa? Tentu saja mereka gemar berdoa, dan kita sampai ke ayat 15, “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa,” ada cukup banyak gereja zaman yang jemaatnya menadahkan tangan ke atas saat berdoa, hal ini yang lazim dilakukan oleh orang Yahudi sejak zaman dulu. Tuhan menanggapi, “Aku tidak akan mendengarkannya,” karena masih tersimpan dosa dalam hidup anda. Sekali lagi terlihat alasan yang sama mengapa saat kita berdoa, doa kita tidak mendapatkan jawaban, tidak ada kuasa di dalam doa kita. Hal ini akhirnya akan membuat anda meragukan realitas Allah. Kalau Allah tidak pernah mau mendengarkan doa anda, lalu bagaimana mungkin Allah dapat menjadi nyata bagi anda?


ALLAH MENDISIPLIN ORANG YANG TERUS BERBUAT DOSA

Sekarang saya perlu menyimpulkannya dalam pokok berikut ini — karena waktu kita sudah habis. Hal yang menyedihkan adalah sebagian orang Kristen yang sedang berada di bawah tindakan disiplin dari Tuhan, tetapi masih tidak mendapat pesannya. Tindakan disiplin yang langsung dari Tuhan dan bukan oleh gereja. Tuhan bertindak langsung terhadap orang tersebut. Kita bisa melihat uraian penyebabnya di Ibrani 12:6 dan banyak ayat lainnya, bahwa Allah akan mengambil tindakan disiplin terhadap orang-orang Kristen yang tidak mau berhenti dari dosa-dosanya, tetapi banyak orang Kristen yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Sama seperti kondisi orang-orang Yahudi, mereka masih belum mengerti juga bahwa mereka berulang kali sedang menghadapi tindakan disiplin, yakni terjadinya serbuan dari bangsa-bangsa lain di sekitar mereka, sampai sang nabi akhirnya berkata, “Apa lagi yang harus dilakukan supaya kalian mengerti pesan yang mau disampaikan oleh Allah kepada kalian?”

Demikianlah, saya perlu menekankan pokok-pokok penting ini, bahwa kiranya doa kita akan benar-benar dijawab oleh Tuhan. Tidak ada gunanya mengadakan pertemuan doa setiap minggu, jika anda menghadiri pertemuan itu tanpa keyakinan bahwa doa anda akan dijawab oleh Allah. Kadang-kadang saya menyimak daftar pokok yang didoakan, mendengarkan orang mendoakan hal ini dan itu, terbersit keinginan untuk menyela orang tersebut dan bertanya, “Apakah anda yakin bahwa doa anda akan dijawab?” Dan saya tidak tahu ada berapa dari anda yang berani menjawab, “Dia pasti akan menjawabnya.” Dalam pengalaman saya berdoa, kadang kala isi doa saya hanya sekadar menyampaikan sedikit gambaran keadaan yang sedang saya hadapi kepada Tuhan dan dia begitu cepat menjawab sampai-sampai membuat saya terpesona. Untuk doa-doa yang melibatkan permohonan terperinci, saya tidak tahu bagaimana doa itu akan dijawab tetapi saya yakin bahwa Dia tak pernah gagal menjawabnya.


MENGALAMI JAWABAN DOA DARI TUHAN

Kita semua menjadi saksi dari fakta bahwa keluarga Cooks mengunjungi kita minggu yang lalu. Ini menjadi contoh tentang bagaimana Tuhan menjawab suatu doa. Dalam beberapa minggu terakhir saya memohon kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, jika Engkau ingin agar aku berangkat ke Israel, jika ini memang merupakan kehendak-Mu, maka Engkau pasti akan membuka jalan bagiku di sana karena aku tidak tahu bagaimana membangun kontak dengan orang-orang Kristen di sana.” Saya pernah ke Israel dulu dan saya tahu bahwa sangat sukar bagi kita untuk mendapatkan orang Kristen di sana, apalagi menentukan dari mana akan memulai pencariannya. Beberapa hari yang lalu, sebelum keluarga Cooks berangkat pulang, mereka memberikan saya sebuah daftar alamat orang-orang Kristen Ibrani di Israel, dan ternyata ini adalah kunci jawabannya. Saya berharap saat kami bertemu lagi di Israel nanti, mereka bisa secara pribadi memperkenalkan kami dengan lingkungan orang Kristen Ibrani di Israel. Namun, perhatikan bahwa di saat kedatangan mereka hari Minggu yang lalu, mereka tidak langsung memberi saya daftar alamat itu. Hal itu memang sengaja mereka lakukan. Mereka datang dan menyaksikan sendiri hal-hal di lingkungan jemaat kita, dan pada hari Selasa ketika kami bertemu lagi, mereka dengan keyakinan penuh memberikan daftar alamat tersebut kepada saya. Seperti inilah keajaiban cara kerja Tuhan, betapa Tuhan selalu menjawab doa melampaui apa yang bisa dibayangkan.


KESIMPULAN

Demikianlah, dari semua uraian ini, saya menasehati anda untuk memurnikan hati anda melalui pengakuan dosa, kiranya para suami dan istri saling mengakui kesalahan masing-masing, dan bagi anda yang tinggal bersama, lakukanlah hal yang sama. Bagi dosa-dosa yang serius, buatlah pengakuan terbuka di depan jemaat, dengan demikian kiranya seluruh jemaat bisa dimurnikan. Kiranya kebenaran dari Tuhan bisa ditegakkan di dalam hati anda. Jangan biarkan kesombongan menghalangi niat anda untuk mengakui dosa. Ingatlah selalu bahwa pengakuan dosa sangat mampu menghancurkan kesombongan dan dosa. Kiranya para pimpinan gereja juga membuat pengakuan dosa setiap kali mereka melakukan kesalahan. Jangan berpikir bahwa jika anda mengakui dosa anda, lalu jemaat akan terkejut, “Apa? Pimpinan gereja juga berbuat salah?” Apakah jemaat harus memandang bahwa pimpinan gereja tidak pernah berbuat salah? Kiranya para pimpinan gereja membangun teladan kebenaran dalam hal pengakuan dosa, selanjutnya anda akan melihat bahwa doa-doa jemaat mendapat jawaban dari Tuhan di dalam gereja ini dan di dalam kehidupan pribadi para jemaat, jawaban doa yang akan melampaui hal-hal yang bisa anda bayangkan. Setiap orang akan melihat betapa Allah Maha Kuasa dan Maha Ajaib.

 

Berikan Komentar Anda: