Pastor Mark Lee | Pembaruan (6) |

Sebelum saya memulai pesan saya, saya ingin mengenang banyak tahun yang terlewati sejak gereja ini dimulai, di mana saudara-saudari kita telah belajar dan melayani bersama. Saya ingin bersyukur kepada Allah dan berterima kasih pada saudara-saudari, dan berterima kasih pada Anda semua (baik yang lama maupun yang baru) atas partisipasi yang antusias dalam pelayanan gereja yang meliputi: pekerjaan penginjilan, memberi dukungan dan perhatian, atau pelayanan dengan posisi yang berbeda-beda dalam gereja. Saya bisa bersaksi bahwa Anda telah memberi sangat banyak kepada keluarga gereja dan saya sangat bersyukur untuk kerelaan dan komitmen Anda untuk melayani.

Di sisi lain, saya ingin mengingatkan bahwa sekalipun pekerjaan pelayanan Anda baik, saya telah mengamati bahwa Anda belum secara serius mengejar dan fokus pada studi tentang ‘pertumbuhan rohani’. Pelayanan Anda sangat baik, tapi pada saat yang bersamaan Anda perlu menyeimbangkan dengan pertumbuhan rohani juga. Maksud saya di sini adalah Anda bukan hanya harus bergairah untuk melayani Allah, tapi Anda juga harus mengikuti pimpinan Allah dalam ‘pertumbuhan dalam kehidupan pribadi’ dan secara berterusan berkembang dan bertumbuh. Saya prihatin Anda melayani dengan sangat baik, tapi tidak sebaik itu dalam hal mengejar pertumbuhan rohani. Karena itu, saya ingin mengingatkan semua saudara-saudari bahwa Anda perlu memberi perhatian lebih pada hal ini.

Dalam kenyataannya, untuk waktu yang cukup lama, pesan-pesan khotbah telah difokuskan pada pengajaran tentang pengejaran ‘kehidupan rohani’ dan pembangunan fondasi yang stabil. Melihat ke belakang, saya telah mengajar tentang aspek ini sejak camp akhir tahun di bulan Desember 2017. Terhitung dari 2018, kita sekarang ada di pertengahan 2020, yang berarti sudah ada dua setengah tahun. Dua setengah tahun adalah 30 bulan, waktu yang tidak singkat. Saya yakin Anda akan mengingat pengajaran-pengajaran dan pesan-pesannya, meski tidak harus semuanya tapi paling tidak beberapa konsep. Selama dua setengah tahun ini, Roh Allah telah menuntun Anda selangkah demi selangkah untuk mengejar ‘makna batiniah dari kehidupan rohani–kekuatan hidup’. Pada mulanya saya tidak terlalu jelas ke arah mana pesan-pesan ini menuju, tetapi sembari Roh Allah memimpin prosesnya selangkah demi selangkah, dan membuka mata batiniah dari hamba-Nya, seluruh arahnya menjadi makin jelas dan makin jelas, yaitu fokus pada ‘pengejaran akan kehidupan rohani’.

Tentu saja, saya tidak mengatakan bahwa pekerjaan pelayanan tidak penting. Namun,  Anda perlu memiliki keseimbangan yang tepat di antara dua hal tersebut. Sebagaimana saya katakan di awal, saya memuji saudara-saudari kita untuk pelayanan mereka dalam gereja, karena telah mengerjakan dengan baik, berkomitmen dan rela untuk mengambil bagian. Namun di sisi lain, pengejaran akan kehidupan dan pertumbuhan rohani Anda agak lemah dan bahkan stagnan. Tampak bahwa banyak saudara-saudari yang tidak mempunyai arah yang jelas dalam pengejaran mereka, dan ini adalah area yang perlu kita berikan perhatian yang serius dan sasar. Karena itu, Roh Allah telah memimpin saya untuk berbagi dan mendorong Anda untuk mengejar area-area kehidupan rohani Anda yang masih kurang. Jadi saya ingin mengingatkan Anda arah yang Anda harus ambil, sehingga Anda bisa mempunyai keseimbangan yang tepat dan merespon pimpinan Allah.


Tidak ada yang lebih penting dari Pembaruan pikiran

Mengapa saya membicarakan ini? Karena saya melihat bahwa banyak saudara dan saudari yang masih tampak acuh tak acuh dan terkesan cuek dengan hal ini. Anda mungkin sudah mendengar, tapi setelah mendengar, sudahkah Anda mengejar hal ini secara serius? Sudahkah Anda secara serius mempelajari dan menerapkannya? Meski beberapa saudara-saudari telah berpartisipasi dalam tugasan dan mengirimkan tugas-tugas mereka, saya bisa mengatakan dengan melihat tugasan-tugasan Anda apakah Anda mengerjakannya hanya demi mengerjakan tugas itu saja atau Anda mengejar pengajaran-pengajaran itu dari hati Anda. Keduanya sangat berbeda. Kalau Anda seorang guru, Anda akan tahu apakah seorang siswa itu serius atau hanya mengerjakan tugasan demi mengerjakan tugasan itu saja. Ini tidak sulit dimengerti dan inilah yang saya khawatirkan.

Beberapa saudara-saudari lebih serius dalam pengejaran mereka. Seandainya Anda ada di sekolah, Anda akan dianggap sebagai pelajar yang baik. Namun, saya masih harus katakan bahwa Anda belum berkomitmen secara penuh. Anda punya keinginan untuk belajar, dan telah cukup berusaha, tapi Anda belum sampai pada tingkat di mana Anda menempatkan pertumbuhan rohani sebagai prioritas utama dalam hidup Anda. Jadi saya ingin memperjelas lagi bahwa ‘perubahan dalam kehidupan rohani’ bersifat perintah yang siapapun tidak bisa hindari atau lewatkan begitu saja. Saat ini saya tidak hanya mendorong Anda semua, tapi meminta Anda untuk secara serius memperhatikan masalah ‘pertumbuhan rohani’ dan untuk menaruhnya sebagai yang terdepan dalam kehidupan rohani Anda. Jangan berpikir bahwa karena Anda telah melayani dalam gereja dan telah melakukan banyak hal, Anda baik-baik saja. Kalau Anda berpikir dengan cara demikian, Anda sedang berjalan di jalan yang salah.

Pada subyek tentang pembaruan akal budi, Anda belum mampu melihat kepentingannya di waktu yang lalu, jadi saya ingin melanjutkan pengajaran dalam area ini. Selain dari fakta bahwa ini tidak mudah untuk dilihat, ada juga kesulitan-kesulitan dalam mempelajarinya. Untuk melayani dan melakukan beberapa pekerjaan di gereja, Anda dapat melakukannya selama Anda masih punya hati dan tenaga untuk berpartisipasi, tapi dalam pembelajaran ‘pembaruan akal budi’, pikiran Anda harus terbuka. Saat Anda tidak menangkap dengan baik seperti apa itu pembaruan akal budi, Anda akan segera putus asa, menjadi ragu karena ketidakfamiliaran dengan masalah ini. Saya sudah mengajar hal ini selama dua setengah tahun. Anak-anak TK tamat dalam tiga tahun. Jadi, tidak peduli seberapa mudanya Anda, setelah dua setengah tahun, Anda seharusnya sudah bertumbuh, tapi tampaknya Anda masih harus membuat usaha lebih.

Banyak orang telah mendengar, tapi mereka masih merasa tidak familiar dengan topik ini. Ini adalah karena Anda belum berusaha untuk menerapkan setelah Anda mendengar. Hanya ketika Anda sudah menerapkannya, Anda akan mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang hal ini. Mungkin tidak tahu apa yang benar, tapi setidaknya Anda akan tahu apa yang salah. Namun, saya dapat melihat bahwa respon Anda agak lemah, jadi saya perlu untuk menasihati Anda bahwa ini adalah hal-hal yang paling penting dalam kehidupan rohani Anda. Tentu saja, ada beberapa jenis pengajaran dalam Alkitab, masing-masing dengan tingkat kepentingannya, tapi pengajaran tentang ‘pembaruan akal budi’ adalah yang paling penting, yang adalah prioritas utama dalam kehidupan rohani. Pokok ini harus diutamakan dalam pengejaran dan pembelajaran kita. Kiranya pendahuluan dari saya ini telah memberi Anda arahan dan pemahaman tentang pentingnya pesan yang sedang Anda dengar.

Anda sering mendengar pesan-pesan yang berbeda di gereja. Selama sepuluh tahun terakhir, saya juga telah mengajar pesan-pesan yang berbeda-beda di gereja. Ada pesan-pesan yang penting dan ada pesan-pesan yang sekunder, tapi semua itu adalah bagian dari satu keutuhan. Sebagaimana tubuh manusia mempunyai organ-organ yang berbeda-beda, setiap organ mempunyai kepentingan dan fungsi masing-masing, dan kehilangan dari beberapa organ tersebut mungkin tidak langsung membunuh Anda. Contoh, jika Anda kehilangan kaki Anda, Anda tidak mati, meski pergerakan Anda akan sangat terpengaruh. Namun, jika Anda kehilangan kepala Anda, Anda akan mati. Jadi Anda harus memahami bahwa dalam kehidupan rohani, ada juga perbedaan antara yang prioritas, yang penting, tidak mendesak dan mendesak. Dan saya ingin memberitahu Anda bahwa ‘pembaruan akal budi’ yang kami ajarkan selama periode ini adalah yang terpenting dalam hidup rohani, fondasi yang paling penting. Kalau Anda kehilangan ini, tidak peduli berapa banyak yang Anda telah lakukan di area-area yang lain, semua akan sia-sia.

Jadi saya berharap bahwa pendahuluan ini akan memberi Anda gambaran tentang topik ini. Alkitab juga sangat jelas menggambarkan pentingnya ‘pembaruan akal budi’. Tema ini diambil dari kitab Roma, surat yang cukup panjang dari Paulus kepada jemaat di gereja Roma. Untuk kategori surat biblika, Roma mungkin adalah yang terpanjang dengan 16 bab. Paulus menulis dengan sangat jelas dan lengkap tentang seluruh doktrin keselamatan dari Allah.


Tanpa ‘Pembaharuan’ kita tidak Mengenal Kehendak Tuhan

Bagian pertama dari kitab Roma, bab 1 sampai 11, merangkum pengajaran-pengajaran yang berkaitan dengan keselamatan, sementara bab 12 sampai 16 menangani hal bagaimana seorang murid perlu menghidupi kehidupan rohani dan mengejar pertumbuhan setelah mengalami keselamatan. Apakah tema utama dari kedua bagian ini secara keseluruhan? Pada dasarnya, dua ayat pertama di awal bab 12 telah memberi kita rangkumannya. Bagian pertama adalah tentang ‘kelahiran kembali’, dan bagian kedua adalah tentang ‘pembaruan’.

‘Kelahiran kembali’ merujuk pada komitmen total kepada Allah. Paulus meminta kita untuk memberikan tubuh kita, segenap keberadaan kita, sebagai persembahan yang hidup untuk melayani Allah, dan ini adalah komitmen yang total. Kita familiar dengan bagian ini.

‘Pembaruan’ adalah yang dirujuk oleh ayat 2. Kita mengerti bahwa komitmen adalah pada saat kita memberikan diri kita kepada Allah, kita menjadi Kristen, kita menjadi umat Allah. Apa yang terjadi kemudian? Ayat 2 merangkum ide utamanya: pembaruan akal budi. “Jangan menjadi serupa dengan dunia ini, tapi diubahkanlah oleh pembaruan akal budimu, agar kamu bisa memilah mana yang merupakan kehendak Allah, apa yang baik dan berterima dan sempurna”. Alkitab menyatakan bahwa untuk menghidupi kehendak Allah, Anda harus pertama-tama mengerti kehendak-Nya. Dan sebelum Anda bisa mengerti kehendak Allah, Anda perlu memperbarui pikiran dan hati Anda, jika tidak Anda tidak akan mengerti apa kehendak-Nya. Anda bisa saja berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu, tapi mungkin yang sedang Anda lakukan bukanlah kehendak Allah dan bukan apa yang Dia perintahkan untuk Anda lakukan.

Pertama-tama, seseorang harus berkomitmen secara penuh untuk menjadi orang kudus. Mereka yang telah menjadi Kristen seharusnya sudah melakukan ini. Langkah berikutnya adalah untuk berubah. Saya telah dan sedang memfokuskan pesan-pesan saya pada area ini dari perspektif yang berbeda, dan saat ini tentu saja tentang ‘perubahan rohani dalam hati dan pikiran Anda’. Jika Anda tidak punya perubahan ini, meski Anda bekerja keras dan melayani, apa yang Anda lakukan akan menjadi sia-sia. Anda perlu mengerti ini, dan ini adalah poin yang penting.

1 Korintus 15:58 berkata,

“Karena itu saudara-saudaraku yang kukasihi, jadilah teguh, tidak tergoyahkan, selalu melimpah dengan pekerjaan Tuhan, dengan mengetahui bahwa di dalam Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”.

Paulus membuatnya jelas bahwa salah satu dari elemen-elemen terpenting dari pekerjaan pelayanan adalah berada dalam Tuhan. Jika tidak di dalam Tuhan, segalanya akan menjadi sia-sia. Dengan kata lain, apapun yang kita lakukan harus dilakukan di dalam Tuhan agar tidak sia-sia. Ini sangat penting. Anda sebaiknya menyadari bahwa surat-surat Rasul Paulus sangat presisi dan terperinci. Dia tidak berkata, “Anda telah melakukan sangat banyak pekerjaan, dan semua jerih payah Anda tidak akan sia-sia”. Ada syarat, dan syaratnya adalah: Jerih payah Anda harus ada di dalam Tuhan agar tidak sia-sia. Jika jerih payah Anda tidak ‘di dalam Tuhan’, Anda melakukannya karena semangat Anda sendiri, sayangnya, apa yang Anda kerjakan akan sia-sia!

Karena itu, orang-orang percaya perlu untuk memeriksa apakah usaha dan jerih payah mereka ada di dalam Tuhan? Apakah ini dilakukan dalam tuntunan Roh Kudus? Ini juga mengapa pesan tentang ‘pembaruan akal budi’ sangat penting. Saya berharap bahwa saudara-saudari kita tidak hanya sedang bekerja keras untuk melayani Allah, tapi lebih penting lagi, mereka melakukan pekerjaan itu di bawah tuntunan Roh Kudus. Jika Anda tidak bisa dipimpin oleh Roh Kudus dan mengalami pembaruan akal budi, sangat mungkin bahwa semua pekerjaan yang Anda lakukan adalah ‘pekerjaan manusia’ bukan ‘pekerjaan yang dipimpin oleh Roh Kudus’. Jadi saya ingin Anda mengetahui bahwa ada keseimbangan di antara keduanya, dan bahwa bagian yang paling mendasar adalah untuk mengerti kehendak Allah. Anda perlu mengerti kehendak Allah sehingga akal budi Anda bisa dibarui dan hanya setelahnya Allah akan disenangkan dengan pelayanan Anda.

Setelah pendahuluan ini, saya ingin melanjutkan untuk membicarakan tentang bagaimana kita mengerti kehendak Tuhan. Untuk mengerti kehendak Allah, Anda harus mengalami ‘pembaruan akal budi’. Ini juga yang kita baca di Roma 12:2. Ada banyak yang harus dipelajari tentang ‘pembaruan akal budi’, ini adalah pengajaran yang penting dan fundamental yang tidak bisa tuntas dalam satu atau dua khotbah, jadi saya menyebutkan di awal bahwa topik ini sudah dibahas sebulan sekali selama 30 bulan, mencakup lebih dari 30 khotbah. Pesan-pesan ini datang selangkah demi selangkah dan menjadi makin jelas dan makin jelas. Demikian pula, Allah telah memimpin dan melatih saya selangkah demi selangkah dalam menyampaikan pesan-pesan ini. Baru kira-kira enam bulan terakhir fokus dari pesan ini menjadi makin jelas: perlunya ‘pembaruan akal budi’ – pikiran kita perlu diperbarui oleh Roh Allah.

Tanyakan pada diri Anda sendiri,  setelah mendengar pengajaran-pengajaran ini selama dua setengah tahun, apakah Anda berpikir Anda telah menghasilkan sesuatu? Sudahkah ada kemajuan? Dua setengah tahun bukan waktu yang singkat. Menurut waktu kuliah, Anda lulus dalam waktu empat tahun; dua setengah tahun sama dengan setengah dari waktu tersebut. Jika Anda masih berputar-putar dalam kehidupan rohani Anda, ini benar-benar mengkhawatirkan. Jadi ini waktunya untuk mengembalikan fokus pada pembelajaran dan pengejaran akan ‘pembaruan akal budi’. Saya tidak ingin hanya berbicara tanpa tindak lanjut, karena itu tidak akan membantu Anda. Banyak orang percaya masih belum cukup menangkap konsep dari ‘pembaruan akal budi’, jadi saya menghabiskan beberapa sesi untuk menjelaskan konsepnya. Sering Anda berpikir bahwa ‘pembaruan akal budi’ berarti meningkatnya pengetahuan. Kita sekarang hidup di zaman kelimpahan pengetahuan, dan pengetahuan adalah hal yang dikejar oleh orang-orang. Dengan pengetahuan datang kemakmuran material dan perubahan dalam taraf hidup, tapi saya harus mengatakan pada Anda bahwa itu tidak berlaku dalam kehidupan rohani. Mengingkatnya pengetahuan tidak berarti sebuah pembaruan akal budi. Ini hanya sekedar penambahan teori dalam kepala Anda. Pikiran yang diperbarui adalah perubahan dalam tatanan berpikir Anda dan perubahan dalam cara berpikir Anda. Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan poin ini sebelumnya, dan saya berharap Anda lebih lagi mampu menangkap dan menyerap khotbah ini.


Syarat agar pikiran Anda diperbaharui: Kerelaan

Apa itu ‘pembaruan akal budi’? Kita masuk ke bagian tentang: ‘bagaimana’. Anda bukan saja harus mengerti ‘apa’ itu pembaruan akal budi, tapi juga Anda perlu tahu ‘bagaimana’ untuk memperbarui pikiran Anda. Saat Anda tahu bahwa cara berpikir Anda belum diperbarui di masa lalu, dan sekarang Anda ingin melakukannya, lalu bagaimana caranya?  Inilah pertanyaan yang Anda perlu tanyakan.

Bagaimana seorang percaya dapat diperbaharui oleh Allah? Alkitab membuatnya jelas bahwa pembaruan adalah pekerjaan Allah, bukan pekerjaan manusia.  Hanya Allah yang dapat memperbarui pikiran kita. Kita sendiri tidak mampu memperbaharui akal budi kita. Lalu apa yang dapat kita lakukan? Apakah kita hanya menunggu Allah memperbarui kita? Tentu saja tidak. Walau Allah rela dan sangat ingin untuk membantu memperbarui pikiran kita, akar masalahnya ada pada kita. Pertanyaan pertama yang perlu Anda tanyakan pada diri sendiri adalah: seberapa besar keinginan Anda untuk diperbaharui oleh Allah? Berapa banyak usaha yang Anda rela lakukan untuk mengalami pembaharuan ini?

Ini adalah syarat yang diperlukan. Allah tidak memaksa siapapun untuk melakukan sesuatu kecuali Anda menginginkannya, dan kerelaan itu tidak berarti Anda berkata dengan sopan, “Baik! Saya tidak keberatan”. Tidak, Anda harus rela, dan kerelaan itu mencakup kerelaan untuk membayar harganya. Ini karena proses diperbarui melibatkan banyak usaha dan Anda harus menjadi bagian darinya, tidak hanya duduk-duduk dan menunggu obat bius disuntikkan dan operasi pembedahan bisa dimulai. Jadi pertanyaannya adalah, seberapa besar keinginan Anda untuk diperbarui? Jika keinginan Anda kurang dari 70%, Anda bahkan tidak perlu memikirkannya! Jika Anda menganggapnya ringan, jika Anda hanya 20% ingin, 30% atau 50%, Allah tidak akan memberi Anda pembaruan. Ini karena Anda bahkan tidak tahu betapa berharga dan pentingnya hal ini, jadi percuma saja diberikan pada Anda. Karena itu, tanyakan pada diri Anda sendiri secara jelas, “Apakah saya ingin berubah? Dan seberapa banyak saya ingin berubah?” Ini adalah unsur yang sangat penting jika Anda ingin diubahkan.

Jika Anda tidak ingin diubahkan dan Allah mengubah Anda, tahukah Anda itu disebut apa? Pencucian otak. Setiap orang tahu bahwa pencucian otak adalah tindakan tidak bermoral. Seseorang tidak boleh mencuci otak orang lainnya, dan Allah tentu saja tidak melakukan hal itu. Allah menghormati orang-orang, tidak seperti negara-negara otoriter yang ingin mengontrol rakyatnya. Jika Anda ingin mengontrol seseorang, Anda terutamanya harus mengontrol otaknya, sehingga Anda bisa mengontrol pikirannya, dan dia akan secara natural melakukan apa yang Anda suruh dia lakukan. Jika Anda mengerti ini, Anda akan mengerti bahwa hanya ketika pikiran seseorang diubahkan, perilakunya juga akan berubah. Fokus dari perubahan adalah pada ‘pikiran’.

Namun, perubahan ini mensyaratkan Anda untuk mau dan rela, Anda harus mempunyai keinginan untuk mengejar perubahan ini. Allah bukan Allah yang otoriter. Allah sama sekali bukan diktator. Sebaliknya, Dia memberi setiap orang kebebasan yang mutlak. Jika Anda tidak ingin berubah, bahkan jika Anda hanya punya sedikit ketidak-relaan, Allah tidak akan memaksa Anda. Memaksa rakyat adalah hal yang dilakukan oleh seorang tiran, dan Allah tidak akan pernah menjadi seperti itu. Allah menghormati kehendak bebas manusia, jadi Anda perlu menggunakan kehendak bebas Anda untuk mengejar ‘agar pikiran Anda diperbarui oleh Allah’.

Jadi pertanyaan pertama yang perlu Anda tanyakan pada diri sendiri adalah: Seberapa besar Anda benar-benar menginginkan ini? Jangan berpikir bahwa setelah mendengarkan begitu banyak khotbah dan mendapati bahwa pengajaran itu bagus, Anda bisa seperti menjalani operasi, dan dengan begitu saja berubah. Tidak sesederhana itu. Kerinduan Anda untuk diubahkan melibatkan keseriusan Anda, Anda tidak bisa hanya berpikir sekilas, “Ya Allah, ubahkanlah aku!” Cara berpikir seperti ini terlalu menganggap enteng. Dengan melihat pada seberapa banyak usaha Anda dalam mengejar perubahan ini. Allah akan mengetahui seberapa serius Anda. Seberapa rela Anda memberikan akal budi Anda diubahkan oleh Allah?

Setelah sekian lama mendengar khotbah-khotbah yang berhubungan dengan topik ini, sekaranglah waktunya untuk bertindak secara praktis dan serius. Anda perlu pulang ke rumah dan pikirkan tentang ini secara sangat serius lalu meresponi Allah – Ini adalah langkah pertama yang Anda perlu lakukan. Saat Anda serius dan mencari Allah dengan sepenuh hati untuk mengubah akal budi Anda, Allah akan melakukannya, Dia akan membantu Anda, tapi Anda perlu terlibat dalam setiap langkahnya.  Anda perlu mengerti bahwa Allah akan membantu Anda sesuai dengan keinginan Anda untuk diubahkan, Dia tidak akan melakukannya berlebihan. Jika Anda tidak ingin diubah, Dia tidak akan menekan Anda, ini tergantung pada keputusan Anda.


Syarat  berikutnya: Kawal Pikiran Anda

Bagaimana cara bekerja dengan Allah ketika Anda sudah rela untuk diubah? Sebelum saya berbicara tentang bagaimana untuk diubahkan, mari kita bicara tentang ‘jangan merusak ‘. Anda tidak ingin merusak akal budi Anda. Apa artinya itu?

Gereja penuh dengan orang percaya yang “bodoh”, yang menyajikan segala macam sampah dan bahkan racun sebagai makanan untuk pikiran mereka. Mereka menumpahkan bertruk-truk zat-zat beracun seperti racun dan limbah nuklir ke dalam kepala mereka setiap hari, menganggap otak mereka sebagai tempat pembuangan akhir dari limbah beracun. Jika Anda melakukan hal ini, tidak peduli seberapa besar Anda ingin diubah, Anda tidak akan mampu. Jika Anda menumpahkan berton-ton sampah ke dalam pikiran Anda setiap hari, lalu sekalipun Anda mengalami sedikit pembaruan dan diterangi, ini akan tertutupi oleh tumpukan berton-ton sampah dalam sepersekian detik. Jadi, pertama-tama, Anda harus berhenti menumpahkan sampah dan racun-racun ke dalam pikiran Anda. Anda perlu bekerjasama dengan Allah, untuk diubahkan oleh Dia di satu sisi, dan di sisi lain membersihkan semua sampah yang sudah tertimbun, ini adalah hal pertama yang perlu Anda lakukan.

Selama bertahun-tahun ini, sudahkah Anda mengawal pikiran Anda sehingga segala kepalsuan, kebohongan dan kenajisan tetap berada di luar pikiran Anda? Sudahkah Anda melindungi pikiran Anda dengan cara ini? Atau Anda mengizinkan akal budi Anda untuk memikirkan tentang banyak hal buruk setiap hari? Apakah Anda iri, apakah Anda mengizinkan kebencian bersarang di hati, apakah Anda membuka pintu bagi hal-hal yang tidak pantas untuk masuk? Jika demikian, beritahu saya apa yang bisa Allah lakukan untuk membantu Anda mengubah akal budi Anda! Bahkan jika hari ini Anda diubahkan, besok Anda akan memasukkan lagi empat ton sampah. Jadi Anda bertanggungjawab untuk mencegah pikiran-pikiran yang tidak benar dari masuk ke dalam akal budi Anda, karena Anda adalah penjaga dan pengawal dari pikiran Anda sendiri.

Mencegah pikiran-pikiran yang tidak sesuai untuk masuk ke pikiran Anda adalah konsep yang dasar. Sayangnya, banyak orang percaya yang tidak mempunyai konsep ini, dan malahan, mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan pintu yang terbuka lebar, tanpa merasa harus mengecek mana yang kebenaran, mana yang kepalsuan, mana yang membangun, mana yang menghancurkan. Mereka tidak punya kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Anda perlu membedakan dan mengecek sebelum Anda mengizinkan hal-hal masuk ke dalam pikiran Anda, karena akal budi adalah bagian terpenting dari seluruh tubuh. Jelas, Anda tahu bahwa Anda tidak bisa bertahan tanpa tangan dan kaki Anda, tapi mengalami kerusakan pada sebagian kecil dari otak akan sangat-sangat mempengaruhi hidup sehari-hari Anda. Jadi ini adalah pertarungan penting dan Anda harus sangat berhati-hati karena jika Anda kalah dalam pertarungan di tingkat pikiran ini, Anda akan kehilangan segalanya. Karena pikiran adalah pusat dari segenap keberadaan Anda.


Mengencangkan ikat pinggang kebenaran

Ephesus 6:14 berkata,

“Karena itu berdirilah, dengan mengencangkan ikat pinggang kebenaran, dan dengan mengenakan baju zirah kebenaran”.

Paulus menginstruksikan kepada semua orang percaya untuk mengenakan perlengkapan perang rohani secara penuh. Ayat 13-17 menyebutkan enam tipe perlengkapan perang. Apa yang muncul pertama dari antara enam tipe perlengkapan perang tersebut? Di urutan pertama adalah “mengencangkan ikat pinggang kebenaran”. Anda seharusnya tahu bahwa yang muncul pertama biasanya adalah yang paling penting, tapi Anda mungkin bertanya-tanya mengapa dari antara baju zirah, sepatu, perisai, helm dan pedang, ikat pinggang adalah bagian perlengkapan perang yang terpenting?

Beberapa sarjana Alkitab menjelaskan bahwa penggunaan ikat pinggang adalah untuk menjaga pakaian tetap rapat agar tidak menjadi longgar selama pertarungan. Sementara fungsi ini penting, tampaknya masih diragukan itulah alasan untuk menempatkan ikat pinggang sebagai yang terutama dari perlengkapan perang. Apa sebenarnya yang dimaksudkan Paulus di sini. Mungkin Anda akan mendapati ini sulit dimengerti, bagaimana“ikat pinggang” dikaitkan dengan akal budi dan pikiran-pikiran kita. Paulus menulis suratnya sekitar 20 sampai 30 tahun setelah kematian Yesus.

Pada masa itu, ilmu medis masih belum begitu maju, dan ada banyak kesalahpahaman dalam bidang pengobatan, baik di Tiongkok maupun di Barat. Sekitar 2000 tahun yang lalu, Anda bisa membayangkan standar pengobatan pada waktu itu. Saat dibandingkan dengan tangan dan kaki, otak tentu saja adalah organ yang lebih rumit, dan menjalani operasi di otak itu prosedur yang sangat kompleks. Dengan kata lain, selama zaman kuno, orang-orang tidak tahu di mana letak otak, dan jika Anda harus menebak di mana, bagian mana kira-kira Anda tebak? Bagian mana yang paling penting? Ini pasti di pusat tubuh, dan secara logis di sanalah otak bisa mengelola seluruh tubuh. Jadi di manakah bagian pusat dari tubuh manusia? Ada di pinggang. Di masa lampau, orang-orang Barat berpikir bahwa otak terletak di pusat tubuh (di antara pinggang), jadi inilah alasan di balik adanya konsep menjaga pinggang dengan sabuk. Tentu saja, anatomi modern menunjukkan bahwa otak tidak terletak di pinggang. Meski demikian, saya bukti biblika untuk pandangan ini.

1 Petrus 1:13 mengatakan,

“Karena itu, dengan menyiapkan akal budimu untuk bertindak, dan dengan menjadi waras, tetapkanlah harapanmu sepenuhnya pada anugerah yang akan dibawa kepadamu pada saat penyataan Yesus Kristus”.

Terjemahan di sini memakai “menyiapkan akal budimu”. Bahasa Yunani untuk akal budi adalah διανοίας, yang bisa diterjemahkan sebagai “kepala” atau “pikiran”. Kata menyiapkan (anazonnumi) adalah kata yang diterjemahkan sebagai mengikat pingangnya di Amsal 31:17 (Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya). Terjemahan yang benar seharusnya: “mengikat pinggang pikiranmu”.

Sebagaimana saya katakan sebelumnya, pinggang adalah pusat dari tubuh. Di masa lampau, ada kepercayaan umum di Barat bahwa otak terletak di pinggang. Menjaga pinggang Anda berarti menjaga kepala Anda dan pikiran Anda. Bagian yang paling penting dari perlengkapan perang, tentu saja, adalah pkiran kita, otak kita. Jadi sekarang Anda seharusnya paham mengapa Paulus menempatkan pikiran sebagai yang pertama dan terutama. Pikiran sangat penting dalam peperangan rohani. Anda tidak buru-buru masuk medan perang, Anda perlu memiliki strategi-strategi, seperti pada perang di dunia, apalagi dalam peperangan rohani.

Perhatikan juga bahwa ada kata penting di 1 Petrus 1:13, “siapkan akal budimu”, yang merupakan parafrase dari kata “ikat” hatimu. “Ikat” tepatnya adalah yang dimaksudkan oleh Efesus 6 dengan “kencangkan”. Ini adalah terjemahan yang literal yang membuatnya lebih mudah untuk dipahami, tapi pada kenyataannya kata-kata yang digunakan dalam dua ayat ini mempunyai akar yang sama, jadi Anda bisa melihat bahwa ada keterkaitan yang sangat erat antara kedua perikop ini. Ikat pikiran Anda sehingga ia tidak menjadi kendor dan terbuka lebar, lalu Anda akan mampu untuk menahan invasi dari musuh. Selama peperangan pada masa lampau, memiliki strategi sangatlah penting; di zaman sekarang, zaman informasi, informasi juga sangat penting dalam peperangan, dan akal budi kita penting saat kita ada dalam peperangan.


Garis pertahanan pertama dalam peperangan rohani

Garis pertahanan pertama dalam perlengkapan perang yang lengkap adalah otak, dan Anda tahu betapa pentingnya itu. Jika garis pertahanan ini tidak dijaga secara layak, dan pikiran Anda terinvasi, berarti kekalahan dalam pertarungan. Entahkah Anda pergi ke suatu negara dengan pesawat atau kapal, Anda harus menjalani pengecekan perbatasan sebelum Anda bisa memasukinya. Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan bahwa orang yang masuk bukanlah merupakan ancaman bagi negara itu. Jika suatu negara mempunyai kebijakan pintu terbuka dengan tidak menjauhkan ancaman, negara itu akan menjadi pangkalan untuk kriminal. Demikian juga, jika kita tidak “mengkarantina pikiran kita” dengan sangat baik dan menjaga perbatasan dengan ketat, kita ada dalam bahaya diinvasi oleh kekacauan, pencobaan-pencobaan dan kepalsuan-kepalsuan. Jadi Anda perlu mengetahui betapa pentingnya untuk memiliki perlengkapan perang rohani yang pertama ini dan untuk memastikan pikiran Anda tetap di bawah kendali.

Anda harus mengerti bahwa adalah lebih penting untuk mengawal pikiran Anda daripada mengawal tindakan Anda. Banyak orang yang sangat berhati-hati dalam tindakan mereka, menangani kesalahan-kesalahan dan berbicara dengan sangat hati-hati, tapi tidak berhati-hati dengan pikiran mereka. Adakah orang yang akan datang kepada Allah dan mengaku dosa-dosa dan bertobat karena mereka telah berbuat salah di tingkat pikiran mereka? Adakah yang mau meminta Allah untuk menyucikan pikiran mereka dan membantunya untuk berhenti memikirkan hal-hal yang jahat dan najis? Sangat sedikit orang yang mau melakukan ini. Kebanyakan akan mengakui bahwa mereka telah berbuat salah atau mereka telah mengatakan hal yang salah, tapi mereka tidak merasa perlu untuk mengakui bahwa mereka telah berpikir dengan cara yang salah. Ribuan pikiran-pikiran yang melewati akal budi kita setiap hari, kita harus berhati-hati dengan hal ini. Pikiran kita sangatlah penting, kita harus menjaga akal budi kita. Alkitab berkata bahwa lebih penting untuk menjaga pikiran kita daripada mencoba mengendalikan tindakan-tindakan kita.

Pertama, jika Anda tidak mengendalikan pikiran Anda dan Anda mengizinkannya berkeliaran, tidak ada gunanya berusaha keras mengendalikan perilaku Anda. Ini karena Anda hanya bisa mengendalikan perilaku Anda pada satu waktu saja. Pada akhirnya, pikiran Anda yang masih terjerat oleh ide-ide palsu, dan ide-ide ini akan menjadi pencobaan yang konstan bagi Anda, dan pada akhirnya Anda tidak akan mampu untuk mengekangnya, dan Anda akan bertindak salah. Contoh, jika Anda tidak suka dengan seseorang, Anda mungkin tidak mengekspresikannya secara terbuka, Anda tidak akan menuduh atau menuding dia, Anda hanya menyimpannya di dalam dan tidak menanganinya. Sekalipun Anda tidak memarahinya hari ini, atau besok, Anda bisa saja meledak setelah dia menyinggung Anda sepuluh kali. Itulah mengapa lebih penting untuk mengendalikan pikiran Anda daripada mengendalikan tindakan-tindakan Anda.

Yang kedua, meski Anda punya kemampuan besar mengendalikan dan mampu mengontrol diri Anda sendiri untuk tidak bertindak berdasarkan pikiran Anda, bagaimana ini terlihat di mata Allah jika Anda tidak menjaga pikiran-pikiran Anda dan menanganinya dalam hati? Di Matius 5:28, Yesus mengajarkan, “Tetapi aku berkata kepadamu bahwa setiap orang yang memandang perempuan dengan penuh nafsu sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” Mengertikah Anda? Anda tidak harus bertindak keluar jalur, tapi jika Anda berpikir keluar jalur saja, Yesus menyimpulkan bahwa Anda sudah melakukannya. Jadi jangan berpikir bahwa Anda bisa berpikir sesuka Anda, bahwa Anda tidak perlu menjaga pikiran Anda. Allah pastinya akan meminta pertanggungjawaban Anda di masa depan. Allah tidak memandang orang berdasarkan cara mereka bertindak, tapi berdasarkan cara mereka berpikir. Allah melihat pikiran dan hati (Mazmur 7:10).

Jadi jangan berkata, “Saya tidak melakukan apapun, saya hanya memikirkannya di dalam hati dan saya senang melakukan ini.” Itu sudah cukup. Sama seperti ketika Anda tidak punya kekuatan untuk memperoleh seluruh dunia, tapi jika Anda berpikir dalam pikiran Anda sendiri, “Seandainya saya memiliki ini semua”, itu sama saja dengan mencintai dunia. Jadi segala sesuatu adalah tentang pikiran. Dengan kata lain, tidak peduli apa yang ingin Anda kejar, Anda harus pertama-tama mulai dengan pikiran Anda. Sekadar menjaga tindakan Anda tidak akan membantu.


Pikiran yang Menyenangkan Allah

Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Mari kita mulai dengan “bagaimana”: bagaimana kita bisa bekerjasama dengan Roh Allah? Pertama-tama, mulai hari ini dan seterusnya, Anda perlu memperhatikan akal budi dan pikiran-pikiran Anda. Di masa lalu, banyak orang percaya mengabaikan aspek ini dan memikirkan apapun yang mereka inginkan. Mereka berpikir bahwa selama mereka tidak mengatakannya dengan suara yang kedengaran atau melakukannya, ini semua akan baik-baik saja. Mulai hari ini dan seterusnya, Anda perlu menjaga pikiran-pikiran Anda dan memperhatikan apa yang Anda pikirkan setiap hari, dan apakah ada dari pikiran-pikiran itu yang membuat Allah tidak senang.

Mazmur 19:15 berkata,

“Kiranya kata-kata dari mulutku dan renungan dari hatiku berkenan dalam pandangan-Mu, O Tuhan, gunung batuku dan penebusku.”

Apakah Anda lihat? Semua pikiran dari hati Anda harus menyenangkan Allah. Jika ada beberapa pikiran-pikiran jahat di hati Anda, tentu saja, itu semua tidak akan menyenangkan Allah. Meski Anda tidak mengatakannya atau melakukannya, meski Anda hanya memikirkannya saja, Allah tidak akan senang dengan itu, karena itu najis. Karena itu, Anda seharusnya memakai standar ini untuk menilai apakah akal budi dan pikiran Anda menyenangkan Allah atau tidak. Ini adalah aspek yang sangat penting. Di masa lalu, kita jarang memberi perhatian pada hal ini, atau bahkan kita mengabaikannya. Sekarang Anda tahu bahwa itu salah, dan Anda harus menangani pikiran-pikiran Anda dalam cara yang sama dengan cara Anda menangani perilaku Anda.

Ketika ada penyimpangan, kesalahan atau pemikiran-pemikiran yang membuat Allah tidak senang dalam pikiran kita, kita harus meminta pengampunan dari Allah dan bertekad untuk berpaling dari pikiran-pikiran yang tidak suci, sebagaimana kita berpaling dari dosa-dosa duniawi. Saya harus mengakui bahwa ini sama sekali tidak mudah untuk dilakukan, tetapi kita harus melakukannya dan Allah akan membantu jika kita serius dan setia. Di masa yang lampau kita hanya sedikit memberi perhatian pada pikiran-pikiran kita, tapi sekarang kita harus menanganinya. Apakah yang Anda pikirkan berkenan kepada Allah? Atau itu kejijikan bagi Allah? Anda perlu membereskannya.


Contoh pembaruan akal budi: Mengalahkan kecemasan

Saudara perempuan istri saya berbicara kepada kami di telepon beberapa waktu lalu dan dia membuat komentar yang membuat saya mengaguminya karena mempunyai suatu perspektif yang luar biasa. Saya ingat bahwa dia cukup sakit pada waktu itu dan telah keluar masuk rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang bermacam-macam. Setelah beberapa lama, istri saya bertanya kepadanya, “Saudari, apakah kamu khawatir, apakah kamu cemas?” Dia menjawab dengan tenang dan yakin (tolong perhatikan kata-katanya), “Aku tidak akan mengizinkan diriku sendiri untuk memiliki apapun keraguan atau ketidakpercayaan terhadap Allah.” Jawabannya adalah dia tidak akan mengizinkan pikirannya menjadi liar dan mengandung apapun keraguan dan ketidakpercayaan. Dia tidak akan mengizinkannya.

Setelah mendengar ini, saya berpikir bahwa saudari ini mempunyai visi yang jelas dan iman yang sangat kuat. Istri saya bertanya kepadanya, “Apakah kamu cemas?” Merasa cemas adalah hal yang biasa. Siapa yang tidak merasa cemas? Jika Anda kehilangan pekerjaan, Anda akan merasa cemas. Saat Anda pergi ke dokter dan dia mengatakan Anda harus segera kembali, Anda akan merasa cemas. Ada banyak hal yang bisa dicemaskan. Saudari perempuan istri saya sudah sakit untuk waktu yang lama dan sudah menjalani 17 kemoterapi, rambutnya sudah rontok, ada banyak efek samping dan dia sangat lemah. Pengobatannya tidak mudah sama sekali, sangat berat dan tidak ada kepastian bahwa penyakitnya memang benar bisa disembuhkan. Namun, dia bisa tetap tenang, tidak mengizinkan dirinya mempunyai apapun keraguan atau ketidakpercayaan terhadap Allah.

Merasa cemas tidak salah. Anda tidak bisa mengatakan bahwa Anda berdosa ketika mempunyai kecemasan, tapi merasa cemas sama dengan meragukan Allah. Apakah Anda orang yang gampang ragu dan gampang khawatir? Kekhawatiran berarti Anda cemas, dan kecemasan itu membuat khawatir. Apakah Anda cemas? Karena Anda meragukan Allah, Anda punya keraguan apakah Dia akan membantu Anda. Ini juga secara tidak langsung berarti Anda tidak percaya Allah. Istri saya dan saya bisa menjadi saksi untuk saudarinya, bahwa dia telah menaklukkan kekhawatiran, dia tidak mempunyai kecemasan dari awal sampai akhir. Dia bisa dengan damai menyerahkan dirinya dalam tangan Allah. Itu sangat penting, itulah perubahan akal budi.

Anda harus mengerti bahwa tidak mudah untuk mengubah pikiran Anda dan Anda tidak bisa dalam keadaan damai kapan saja Anda ingin. Bagaimana menilai bahwa seseorang telah diubahkan? Jika Anda mempunyai kecemasan dalam hati Anda, Anda tidak bisa meyakinkan diri sendiri dengan berkata, “Berusahalah untuk mengendalikan kecemasanmu, jangan khawatir, aku perlu mempercayai Allah.” Ini tidak akan berhasil, Anda tidak akan menang, Anda hanya akan bergumul. Ada perbedaan besar antara mencapai tingkat di mana Anda ada dalam damai dengan diri Anda sendiri dan melarang diri Anda sendiri untuk merasa cemas. Mereka yang menang terhadap kecemasan tidak harus bergumul secara konstan, mereka tidak terombang-ambing, mereka benar-benar bisa melepaskan kecemasan mereka dan berada dalam keadaan damai. Jika Anda masih bergumul, ini menunjukkan bahwa Anda masih belum diperbarui, Anda belum diubahkan. Anda hanya sedang sedang bertarung, dan pertarungan bukan hal yang buruk, tapi saya berharap Anda akan berhasil.


Pemikiran yang Menghalang Hubungan dengan Allah

Kita perlu belajar untuk menjaga pikiran kita, mulai dengan berfokus pada satu aspek, dan mengesampingkan yang lain, dan satu aspek ini adalah: hubungan Anda dengan Allah. Apakah ada penghalang antara Anda dan Allah? Anda sebaiknya pulang dan memikirkan hal ini secara serius. Contoh, keraguan adalah salah satu dari penghalang-penghalang yang umum. Ketika seorang percaya menemui kesulitan-kesulitan, khususnya yang besar-besar, apakah finansial, kesehatan, masalah interpersonal, ditambah lagi dengan pandemi virus corona yang sedang berlangsung, Anda atau keluarga Anda akan menjadi sangat khawatir.

Apakah menjadi khawatir dan stress itu dosa? Mengkhawatirkan sama dengan meragukan, yang berarti Anda tidak yakin bahwa Allah memelihara Anda dan bahwa Dia akan menolong Anda. Saat Anda ada dalam masalah dan Anda khawatir atau merasa cemas, apa bedanya antara Anda dengan orang yang tidak percaya yang tidak mengenal Allah? Mereka juga akan menjadi cemas, dan mereka juga akan berusaha membujuk diri mereka sendiri untuk tidak khawatir yang berlebihan. Para dokter akan berkata bahwa tidak ada gunanya merasa cemas, itu akan membuat penyakitnya menjadi makin parah, bahwa lebih baik untuk pergi jalan-jalan (travelling) dan istirahat sejenak. Orang-orang dunia seperti ini, dan Anda sebagai orang Kristen juga seperti ini, lalu apa perbedaannya antara Anda dan orang tidak percaya? Tidak ada bedanya – pergumulan-pergumulan Anda sama dan Anda mencemaskan banyak hal. Anda khawatir akan sakit, punya masalah keuangan, menangani tekanan dari bos Anda, Anda mengkhawatirkan hal-hal yang tidak terhitung banyaknya. Orang Kristen tidak seharusnya seperti itu. Anda seharusnya tahu apa yang Alkitab ajarkan.

Matius 6:22-34 adalah tentang “Jangan khawatir”, atau apakah Anda berpikir bahwa Alkitab melebih-lebihkan? Di ayat 25, Yesus memberitahu kita dengan jelas tentang “jangan khawatir akan hidupmu”, yang berarti tentang apa yang akan kita pakai, apa yang akan kita makan, di mana kita tinggal dan bagaimana kita bepergian. Juga “atau tentang tubuhmu”, yang berarti kesehatan Anda. Alkitab tidak menyetujui adanya kecemasan. Jika seorang percaya masih merasa cemas, lalu apa perbedaan antara Anda dan orang kafir? Siapa saja yang tahu betapa sulitnya untuk berhenti merasa cemas akan berkata, “Pastor, Anda pikir saya ingin menjadi cemas? Saya ingin tidur dengan nyenyak, tapi saya tidak bisa.” Anda tidak dapat berhenti merasa cemas karena pikiran Anda belum diperbarui.

Filipi 4:6 mengatakan,

“Jangan khawatir tentang apapun juga, tapi dalam segala hal melalui doa dan permohonan dengan ucapan syukur biarlah permintaanmu disampaikan kepada Allah”.

Sebagai murid-murid Yesus, Anda seharusnya hidup di dunia ini tanpa kecemasan, dan itu adalah standar  Allah bagi murid-murid Yesus. Tentu saja, ini bukan sesuatu yang kita capai sendiri, tetapi dengan pertolongan Allah kita akan dapat memperoleh damai yang melampaui segala pemahaman. Kecemasan dan keraguan adalah masalah hati dan pikiran, dan sementara relatif mudah untuk menangani perilaku, menangani masalah-masalah dari kehidupan batin memerlukan pekerjaan Allah, yang tidak bisa dilakukan manusia. Hal ini dapat menunjukkan apakah Anda memiliki  atau tidak kuasa Allah di dalam Anda, yang dapat mempengaruhi dan memimpin Anda dalam hidup Anda.

Filipi 4:6 mengatakan “jangan mencemaskan apapun” dan ayat 7 menunjukkan bahwa ini bukan sesuatu yang dapat dilakukan manusia, tapi ini damai yang Allah berikan pada manusia, dan damai ini melampaui  pemahaman manusia. Tampaknya bagi orang-orang dunia bahwa mustahil untuk mengalami damai saat sesuatu yang sulit terjadi, saat saudari ini ada di rumah sakit untuk waktu yang lama, dan telah melewati 17 pengobatan kemoterapi yang menyakitkan, tapi dia tidak merasa cemas. Ini jelas bukan pekerjaan manusia. Ini adalah pekerjaan Allah dan kita perlu untuk mengejar hal ini. Jangan berkata, “Bagaimana mungkin seseorang bisa tidak punya kecemasan?” Anda seharusnya tahu, Anda bukan orang biasa-biasa, Anda mempunyai Alah bersama Anda.

Di samping itu, merasa cemas adalah benar-benar suatu hal yang bodoh. Yesus berkata, “Tidak peduli seberapa hebat Anda merasa cemas, itu tidak akan mengubah apa-apa.” Jadi mengapa Anda masih merasa cemas? Tentu saja, tidak seorangpun ingin merasa cemas, dokter-dokter menyarankan orang-orang untuk tidak merasa cemas, karena kecemasan hanya akan memperburuk semua hal. Anda tidak ingin merasa cemas, tapi Anda tidak dapat, dan itu menunjukkan bahwa memang kuasa Allah diperlukan. Sekarang pikiran Anda harus berubah, Anda tidak boleh mengizinkan kecemasan tinggal di dalam hati dan pikiran Anda. Bagaimana cara Anda melakukan itu? Anda perlu menolak pikiran-pikiran cemas, dan bersandar pada Allah, memandang kepada Dia, dan membiarkan kuasa-Nya masuk ke dalam Anda dan mengubah hidup Anda, mengubah akal budi Anda, mengubah cara pandang Anda. Pekerjaan ini adalah dari tangan Tuhan dan Anda perlu bekerjasama dengan Dia.

Kecemasan dan keraguan hanyalah sebagian contoh yang saya berikan untuk menunjukkan bahwa ada banyak aspek dari pikiran kita yang perlu diubahkan. Lebih penting untuk mengubah pikiran Anda daripada mengubah perilaku Anda. Contoh lain yang umum adalah pekerjaan penginjilan. Anda sangat bergairah dalam penginjilan, lalu Anda menemui bermacam-macam kesulitan, ketika hal-hal yang diusahakan tidak berhasil, orang-orang pergi, Anda merasa tertolak… Ini adalah hal-hal yang normal dan di luar kendali Anda. Ketika hal buruk ini terjadi, tuduhan-tuduhan dari setan dan pikiran-pikiran dari daging akan menghantam Anda dan Anda berpikir, “Allah pasti tidak sedang memakai saya, Allah tidak sedang membantu saya.”

Iblis senang untuk menggunakan kesempatan-kesempatan seperti ini untuk menuduh, tapi ini adalah tuduhan yang salah. Siapa yang memberitahu Anda bahwa Allah tidak memakai Anda? Apakah Allah sedang memberitahu Anda bahwa Dia tidak memakai Anda? Tidak. Ini hanyalah imajinasi Anda yang datang dari pendakwa (Wahyu 12:10). Akan tetapi, ketika hal-hal tidak berjalan baik, banyak orang percaya segera berpikir, “Allah tidak lagi memakai saya, Dia tidak peduli dengan saya, tidak ada gunanya saya lanjut.” Jika Anda berpikir seperti ini, Anda tentu saja akan dikalahkan oleh Iblis. Mengapa Anda punya pemikiran-pemikiran seperti ini? Karena pikiran Anda belum diperbarui, segala yang Anda punya hanyalah pengetahuan. Anda tahu bahwa Allah tidak akan meninggalkan manusia; tapi pengetahuan tidak berguna, ini hanya teoritis dan doktrinal, ini bukan bagian dari pikiran Anda, Anda hanya punya teori-teori di kepala Anda. Yang Anda perlu adalah iman yang nyata dalam hidup Anda.

Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa “Aku (Allah) tidak akan pernah membiarkan engkau dan tidak akan pernah meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5-6). Apakah Anda pikir Alkitab sedang berbohong? Alkitab jelas berkata Allah tidak akan meninggalkan Anda, jadi mengapa Anda berpikir demikian? Bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan ini? Lihat, Anda mengetahui Kitab Suci, tapi Anda masih berpikir bahwa Allah akan meninggalkan Anda. Ini adalah karena Anda tidak menjaga pikiran Anda secara layak. Anda harus mengencangkan ikat pinggang kebenaran dan tidak membiarkan pikiran Anda berkelana dan memikirkan hal-hal yang tidak Alkitabiah, hal-hal yang bukan kebenaran.


Saring Pemikiran-pemikiran yang Masuk

Ada banyak contoh pemikiran yang salah, saya hanya akan memberi Anda dua contoh yang umum di antara orang percaya untuk mengilustrasikan mengapa Allah memimpin kita untuk mempelajari pelajaran ini. Kita perlu memberikan akal budi kita diperbarui, jika tidak maka Iblis bisa menyerang Anda dengan cara apapun yang dia suka, karena pikiran Anda sama sekali tidak dijaga dan selalu terbuka luas untuk musuh. Jika Anda tidak mengawalnya, Anda pasti akan mati. Mulai hari ini dan seterusnya, jaga pikiran Anda. Segala pemikiran tidak diperbolehkan memasuki akal budi Anda tanpa izin.

Bagaimana agar pikiran kita diperbarui? Pertama-tama, jangan biarkan pemikiran yang salah dan buruk masuk, jika tidak maka Anda tidak akan diperbarui. Sia-sia saja untuk menyingkirkan hal-hal yang buruk di satu sisi dan tetap membiarkan hal-hal yang buruk masuk dari sisi yang lain. Mulai hari ini dan seterusnya, Anda harus mengatur sebuah “pos bea cukai” dalam pikiran Anda dan segera mengusir segala pikiran yang tidak sejalan dengan kebenaran, sebagaimana Yesus berkata, “Enyahlah, Iblis!” (Matius 16:23). Singkirkan semua benih dari setan, cara-caranya yang menghancurkan dan memisahkan. Ini adalah hal pertama yang harus Anda lakukan dan ini sangat penting. Jika Anda memiliki apapun keraguan atau ketidakpercayaan terhadap Allah, meski sangat kecil, Anda harus memeriksanya secara ketat dan menyingkirkannya. Anda harus menjaga perbatasan ini, jaga pikiran Anda selalu secara ketat sampai bahkan virus terkecil tidak diizinkan untuk masuk, dan segera, jika itu memang masuk, Anda harus membersihkannya, segera. Ini adalah hal pertama yang perlu Anda lakukan, selalu berikan pikiran Anda untuk dicek, inilah waktunya untuk bertarung dalam pertarungan ini dan jangan biarkan kewaspadaan Anda kendur.

Kita sampai pada penutup dari khotbah hari ini. Saya ingin Anda pergi dan pikirkan secara serius tentang apa yang biasa Anda pikirkan. Pada kenyataannya, Anda tahu banyak pengajaran dalam Alkitab. Anda tahu apa yang Alkitab katakan, tapi Anda masih mempunyai pandangan Anda sendiri. Anda perlu  mengucapkan selamat tinggal pada pandangan-pandangan Anda sendiri, mengucapkan selamat tinggal pada kepalsuan-kepalsuan, dan menyingkirkan segala kepalsuan dan pemikiran-pemikiran yang tidak benar, dan mengizinkan hanya kebenaran yang tinggal. Saya ingin Anda pergi dan memeriksa pemikiran-pemikiran Anda, selidiki cara berpikir Anda. Ini adalah sesuatu yang Anda sendiri perlu lakukan, Allah tidak akan melakukan ini bagi Anda. Dan saat Anda melakukannya, Allah akan menolong dan Roh Kudus akan membuat Anda melihat. Anda harus mengambil inisiatif untuk melakukannya, jadi mulailah dengan langkah ini.

 

Berikan Komentar Anda: