Pastor Eric Chang | Matius 24:31 | Lukas 21:28

Kita melanjutkan eksposisi kita mengenai ajaran Yesus di Lukas 21:28.

Dikatakan di ayat 27-28:

“Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Penebusan yang sepenuhnya adalah peristiwa masa depan

Kata ‘penyelamatan (redemption)’ atau apolutrosis ini muncul sebanyak 10 kali di dalam Perjanjian Baru. Selain rujukan yang ada di Lukas 21:28 ini, kata tersebut dipakai oleh Paulus sebanyak 7 kali, dan ada lagi 2 kemunculan kata ini ada di Ibrani, surat yang bergaya tulisan seperti tulisan Paulus.

Di ayat ini kata penyelamatan itu mengacu ke masa depan. “Penyelamatanmu sudah dekat” yakni setelah terjadinya tanda-tanda tersebut. Ketika tanda-tanda itu terjadi, Anda tahu bahwa penyelamatan itu masih belum tiba. Akan tetapi, penyelamatan itu sudah dekat. Mendekatnya dengan apa? Di ayat 27, disebutkan mendekat dengan kedatangan Anak Manusia. Saat Yesus datang, maka ketika itulah kita akan diselamatkan. Di ayat ini, penyelamatan disebutkan sebagai peristiwa masa depan; penyelamatan itu masih belum tiba. Keselamatan masih belum datang dalam kegenapannya.

Penebusan atau penyelamatan itu disampaikan di dalam Kitab Suci sebagai peristiwa yang bermakna sekarang dan juga di masa depan. Paulus sering membicarakan tentang penebusan dalam arti kita ditebus sebagai suatu realitas yang terjadi saat ini juga, akan tetapi kegenapannya baru akan terjadi nanti. Kita masih belum sepenuhnya ditebus. Masih belum. Untuk sekarang ini, kita baru mencicipi sebagian darinya, akan tetapi kegenapannya masih di masa depan nanti. Kitab Suci tidak menghendaki kita berpikir bahwa kita ini sekarang sudah ditebus sepenuhnya. Kita memang mengalami pembebasan sekarang ini akan tetapi masih belum merupakan pembebasan yang sepenuhnya. Paulus menegaskan hal ini dengan sangat jelas di dalam beberapa rujukan.


Penebusan jasmani belum terjadi

Sebagai contoh, di Roma 8:23, Paulus menegaskan pokok ini dengan sangat jelas.

Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Kita masih menantikan pengangkatan itu. Apakah arti pengangkatan itu? Itulah penebusan tubuh kita. Tubuh kita ini masih belum ditebus. Tubuh kita masih merupakan budak dari maut. Kita masih mengeluh, demikian kata Paulus, sambil kita menantikan pengangkatan itu. Kita telah memiliki buah yang pertama dari Roh. Benar, kita telah mencicipi sebagian dari karya Roh itu di dalam hidup kita. Kita juga mengalami pembebasan yang merupakan sebagian makna dari penebusan, akan tetapi masih belum seutuhnya. Tubuh kita masih belum ditebus. Dosa masih tinggal di dalam daging, seperti yang disebutkan di Roma pasal 7. Dosa masih berdiam di dalam tubuh kita. Dan maut masih akan meliputi tubuh ini. Tubuh kita masih belum ditebus secara jasmani. Dan Allah nanti akan menebus kita secara jasmani dan rohani. Hal ini sangatlah penting untuk dipahami. Oleh karenanya, kita masih menantikan, dan bukan sekadar menantikan, Paulus berkata bahwa kita juga ‘mengeluh’. Di dalam hasrat kita yang terdalam, kita mengeluh menantikan penebusan itu di mana tubuh kita dibebaskan dari dosa dan maut dan kita mengenakan tubuh yang kekal. Tubuh yang tidak lagi mengenal maut dan bebas dari dosa. Penebusan adalah peristiwa masa depan; kita masih belum memilikinya seutuhnya. Kita baru mencicipi sebagian saja. Penebusan yang utuh masih belum datang.

Paulus menyampaikan hal yang serupa juga di Efesus 4:30. Ayat ini yang sangat penting bagi pesan hari ini.

Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Perhatikan, hari penyelamatan atau penebusan itu masih di depan. Kita dimeteraikan untuk hari itu. Hari tersebut masih belum datang akan tetapi kita sudah menerima meterainya, yakni meterai Roh Kudus di dalam hidup kita. Kita telah mencicipi sebagian dari kuasa Allah di dalam hidup kita. Dan kita dimeteraikan bagi hari penebusan yang masih akan datang itu. Jadi Anda bisa lihat bahwa keselamatan itu merupakan hal masa depan. Kita belum mendapatkan keselamatan yang utuh. Dalam pengertian tertentu, kita memang telah diselamatkan. Kita telah dibebaskan secara rohani dari dosa akan tetapi keselamatan yang utuh masih belum datang. Pokok ini juga ditegaskan dalam rujukan yang lainnya.

Saya akan bacakan Roma 5:9,

Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

Kita akan diselamatkan. Keselamatan itu adalah peristiwa masa depan. Lalu apa yang telah kita alami sekarang ini? Kita telah mengalami pembenaran. Kita telah dibenarkan oleh iman saat kita mempercayai Allah. Saat kita menyerahkan hidup kita kepada Allah, kita telah dibenarkan. Artinya, dosa-dosa kita diampuni; kita telah ditebus dari dosa-dosa kita. Kita telah dibenarkan.

Sekalipun kita telah dibenarkan, kita masih belum diselamatkan sepenuhnya. Kita akan diselamatkan pada Hari itu saat kita berdiri di hadapan Kristus. Kita akan diselamatkan dari murka Allah. Lalu mengapa kita tidak diselamatkan dari murka Allah sejak sekarang saja? Karena hidup kita ini masih harus dijalani. Penghakiman itu belum tiba.

Saya telah mengungkapkan dalam khotbah-khotbah yang sebelumnya bahwa sama sekali tidak ada landasan yang alkitabiah bagi pendapat yang mengatakan, “Orang Kristen tidak masuk ke dalam penghakiman Allah dalam bentuk apapun.” Tidak ada landasan alkitabiah bagi pendapat tersebut. (Hal yang telah pernah dibahas jadi kita tidak perlu untuk membahasnya lagi sekarang ini.)

Fakta yang ada ialah kita telah dibenarkan sekarang; kita sekarang ini telah diselamatkan dalam arti bahwa kita telah diampuni dari dosa-dosa masa lalu kita. Lalu bagaimana kita akan melanjutkan hidup kita sampai datangnya hari Penghakiman nanti? Itu adalah hal yang benar-benar penting.

Janganlah berpikir bahwa cara hidup kita dari sekarang ini sampai pada hari Penghakiman nanti tidak penting. Jangan berpikir bahwa karena kita telah diampuni, maka kita tidak perlu lagi mempedulikan tentang cara hidup yang kita dari sekarang ini sampai datangnya hari Penghakiman. Menurut Kitab Suci, sangatlah penting bagi orang Kristen untuk memperhatikan bagaimana cara hidupnya sampai dengan hari Penghakiman nanti karena keselamatan Anda masih belum utuh. “Kita akan diselamatkan.”


Keselamatan akan dinyatakan pada hari Akhir

Kita baca ayat yang lainnya, yakni 1 Petrus 1:5. Rasul Petrus menyatakan hal yang sama di sini. Inilah yang disampaikan oleh Rasul Petrus:

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.

Perhatikan baik-baik kalimat, “Menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.” Keselamatan itu masih belum dinyatakan; ia akan segera dinyatakan; ia telah tersedia untuk dinyatakan. Kapankah keselamatan itu dinyatakan? Ia akan dinyatakan pada zaman akhir, pada hari akhir.

Kita bersyukur kepada Allah karena Dia telah memelihara kita dengan kuasaNya, bahwa kita boleh bergantung kepada kuasaNya asalkan kita tetap berteguh di dalam iman. Kita ini dipelihara olehNya bukan tanpa syarat melainkan oleh iman. Melalui imanlah kuasa Allah akan memelihara kita sampai pada hari Akhir. Ini berarti bahwa kita harus terus – dengan kasih karunia Allah – memelihara iman itu sampai pada akhirnya.

Kita juga telah melihat bahwa di Matius 24, pokok itulah tepatnya yang diajarkan oleh Yesus. Barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya ia akan diselamatkan. Iman harus bertahan dengan kasih karunia Allah, namun iman itu tetap harus teguh bertahan.

Pokok ini luar biasa pentingnya. Jangan mengizinkan orang lain membuat kerohanian Anda terlena. Jangan membiarkan orang lain menyesatkan Anda sampai membuat Anda berpikir bahwa macam apa pun kehidupan Kristen yang Anda jalani tidak menjadi soal. Jangan sekali-kali berpandangan bahwa Anda boleh menjalani segala macam jenis kehidupan Kristen, berbuat dosa sebanyak yang Anda suka lalu tetap diselamatkan. Ajaran semacam itu adalah kesesatan. Di dalam terang Firman Allah, ajaran itu adalah sesat. Akan tetapi ajaran semacam itu justru yang paling meluas sekarang ini.

Pada dasarnya, cara hidup Anda sangatlah menentukan bagi Anda. Jangan membiarkan ada orang yang mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja karena Anda telah mendapatkan jaminan penuh. Jadi tidak peduli seperti apa cara Anda menjalankan kehidupan Anda, Anda akan tetap diselamatkan pada Hari itu hanya karena Anda telah membuat keputusan di masa lalu. Dan di waktu yang tersedia sekarang ini, tidak peduli apa yang Anda lakukan atau tidak lakukan, tidak menjadi masalah. Berdasarkan ajaran tersebut, saat-saat yang penting hanya hari ketika kita diampuni dan hari Penghakiman. Sedangkan waktu yang ada di antara dua hari tersebut, bisa kita abaikan saja. Namun, saya mau katakan bahwa yang penting adalah hidup Anda saat Anda telah diampuni dan hari Penghakiman. Tenggang waktu inilah yang penting bagi keselamatan Anda.


Roh Kudus adalah jaminan kita satu-satunya

Lalu apa yang tertulis di Efesus 4:30?

Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Menjadi persoalankah jika kita mendukakan Roh Kudus dari Allah? Menurut sebagian pengajar di tengah gereja, hal itu bukan masalah. Anda boleh mendukakan Roh Allah dan hal itu tidak akan membahayakan keselamatan Anda.

Lalu, apa tujuan dari dorongan di dalam ayat tersebut? Apakah kita boleh mendukakan Allah sebanyak yang kita mau karena Dia sangat sabar dan baik? Sekalipun kita terus saja mendukakan Dia, kita tetap akan diselamatkan?

Mari kita teliti isi Kitab Suci dan melihat apa yang disampaikan oleh Firman Allah.

Di dalam Alkitab, kita mendapatkan jaminan yang sangat indah yang diberikan kepada kita lewat Roh Kudus. Saat kita ditebus, seperti yang disampaikan oleh Paulus di Efesus 1:7, penebusan kita dilakukan dengan darah Kristus. Paulus melanjutkan dengan mengatakan bahwa saat kita ditebus, Allah memberi kita jaminan yang diberikan dalam wujud Roh Kudus. Setiap orang Kristen yang sejati memiliki Roh Kudus di dalam hidupnya. Bagi Anda yang telah dibaptis, Anda menerima Roh Kudus sebagai suatu tanda jadi, sebagai uang muka, sebagai suatu rasa pendahuluan akan keselamatan yang nanti akan digenapi pada Hari penyelamatan itu.

Sekarang ini, setiap yang telah dibaptis dan yang telah membuka hati sepenuhnya kepada Allah akan mendapati bahwa Allah hidup di dalam kehidupan Anda; Roh Kudus hidup di dalam Anda. Allah memberi Anda Roh Kudus jika Anda memiliki iman yang taat kepadaNya, dan Anda harus bertumbuh di dalam iman yang tetap taat kepadaNya.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Paulus di Kolose 1:22-23 – Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tidak berpaling dari komitmen yang telah Anda buat kepada Dia. Keselamatan itu didasarkan pada iman. Dan Anda harus teguh di dalam iman tersebut, bukan sekadar iman yang dulu pernah dimiliki melainkan iman yang berkelanjutan. Akan tetapi jika Anda berpaling dari iman ini, lalu bagaimana bisa Anda diselamatkan oleh iman jika Anda tidak memiliki iman lagi? Jika Anda meninggalkan iman tersebut, bagaimana mungkin Anda masih akan diselamatkan? Keselamatan itu oleh iman, akan tetapi oleh iman yang masih Anda miliki, yang terus Anda lanjutkan sepanjang waktu, bukan sekadar suatu tindakan iman di masa lalu. Itulah pengajaran alkitabiah yang perlu Anda pahami dengan jelas.

Roh Kudus disebutkan dalam dua cara di dalam Alkitab:


Roh Kudus Sebagai tanda jadi atau uang muka (tanda ikatan janji, suatu jaminan)

Bagi Anda yang telah dibaptis, Anda menerima Roh Kudus pertama kalinya sebagai suatu tanda ikatan janji (2 Kor 1:22, 5:5). Efesus 1:13-14 menyebutkan hal yang persis sama:

Di dalam Dia kamu juga karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya (perhatikan bahwa kita belum memiliki seluruhnya, akan tetapi kita telah menerima suatu tanda jadi, yang di dalam ayat ini diterjemahkan sebagai jaminan), yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Jadi, ketika Anda menjadi seorang Kristen, Anda akan masuk ke tingkatan di mana Anda bisa mengalami Allah di dalam hidup Anda karena Anda telah menerima Roh Kudus di dalam hidup Anda. Dan Roh Kudus itu diberikan kepada Anda sebagai suatu tanda ikatan, lebih tepatnya sebagai ‘uang muka’, sebagai suatu rasa pendahuluan dari keselamatan itu. Demikianlah, dengan cara itu Anda mendapatkan jaminan tersebut.


Roh Kudus yang dijanjikan

Hal kedua dari Roh Kudus yang dapat kita lihat dari Efesus 1:13 adalah bahwa Kristus telah memeteraikan kita dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-nya itu. Kita telah menerima meterai itu, yakni Roh Kudus yang dijanjikan itu.

Orang di Timur tahu apa arti meterai itu. Kita sangat terbiasa dengan meterai. Orang barat mungkin agak kesulitan memahami meterai ini karena mereka tidak terbiasa memakai materai melainkan dalam berbisnis. Sebuah perusahaan kadang membubuhkan meterai yang biasanya berbentuk stempel karet yang berfungsi sebagai penanda dari surat-surat perusahaan tersebut.

Tujuan dari pemakaian meterai atau cap stempel adalah untuk mengesahkan suatu dokumen, untuk menunjukkan bahwa dokumen itu asli dan benar. Jadi, ketika Anda menerima Roh Kudus, hal ini menunjukkan bahwa Anda adalah benar-benar anak Allah. Sebagaimana yang disampaikan oleh rasul Paulus, barangsiapa tidak memiliki Roh Kristus berarti bukan milik Kristus. Anda bukanlah seorang Kristen yang sejati jika Anda tidak memiliki Roh Kudus. Roh Kudus adalah meterai dari Allah atas diri Anda yang menandai bahwa Anda adalah seorang Kristen yang sejati. Ada sebagian orang Kristen yang bukan orang Kristen sejati. Mereka tidak memiliki Roh Kudus. Mereka tidak memiliki tanda dari Roh di dalam hidup mereka.


Meterai Roh adalah tanda dari Allah di dalam hidup seseorang

Apakah tanda dari Roh itu? Tanda dari Roh tentunya bisa dilihat dari buah Roh. Seorang Kristen yang sejati tidak sekadar berkata, “Aku memiliki Roh Kudus.” Orang lain bisa melihat bahwa dia memiliki Roh Kudus berdasarkan kualitas hidupnya yang berbeda. Jika hidup Anda tidak berbeda dari orang yang non-Kristen, maka Anda bukanlah seorang Kristen yang sejati, sekalipun Anda berkata, “Aku mempercayai Yesus pada saat itu. Aku sudah mengangkat tanganku di dalam sebuah KKR dan juga menandatangani formulirnya,” semua hal itu tidak ada artinya. Seorang Kristen yang sejati memiliki tanda dari Roh di dalam hidupnya. Anda amati dia dan Anda akan bisa lihat adanya kualitas yang berbeda di dalam hidupnya. Kualitas tersebut adalah hasil dari Roh Kudus.

Ini bukan sekadar masalah upaya untuk tersenyum lebih dari biasanya, bukan sekadar menjadi lebih ramah dari biasanya, hal ini karena Roh Kudus telah melakukan sesuatu hal di dalam hidupnya. Dan hal tersebut tercermin di dalam kehidupannya. Berawal dari hati lalu berlanjut ke jiwa. Segenap karakter dan kepribadiannya berubah. Mungkin membutuhkan waktu baginya untuk bisa berubah sepenuhnya, akan tetapi tetap terlihat bukti adanya pribadi yang baru di dalam dirinya. Dia sendiri mungkin tidak menyadarinya. Akan tetapi telah terjadi suatu perubahan yang nyata. Dan ujian yang nyata dari hal tersebut adalah Anda sendiri tidak menyadari akan adanya perubahan tersebut. Jika Anda sadar akan hal itu, bisa saja semua itu terjadi karena Anda hanya sekadar bersandiwara. Namun jika Anda tidak menyadarinya, berarti hal tersebut memang nyata. Anda tidak menyadarinya namun orang lain melihatnya: Anda sudah berbeda sekarang. Roh Kudus telah masuk ke dalam hidup Anda. Anda telah dimeteraikan oleh Roh Kudus. Cap stempel dari Allah ada pada Anda. Tanda itu bisa dilihat di dalam sikap kasih yang baru terhadap sesama manusia dan juga kepada Allah.

Namun perubahan itu bersifat progresif. Anda belum diubah sepenuhnya ketika Anda menjadi Kristen. Anda baru memulainya. Pada saat itu, seperti yang dikatakan oleh Petrus, Anda seperti bayi yang baru lahir. “Baru lahir’ berarti bahwa Anda baru mulai diubah. Masih jauh masa pertumbuhan yang harus ditempuh. Anda akan terus bertumbuh sampai pada tingkat kedewasaan penuh Kristus, dan kita semua sekarang ini di dalam proses bertumbuh.

Namun, sejauh apapun pertumbuhan kita itu, gambaran Allah itu haruslah terlihat di dalam kehidupan kita, kita harus memiliki meterai Roh itu di dalam kehidupan kita. Gambaran Allah bisa terlihat di dalam diri setiap orang Kristen sejati karena Alkitab berkata bahwa kepribadian yang baru itu, manusia baru di dalam diri kita itu, diciptakan di dalam gambar Krsitus. Ini berarti di dalam diri setiap orang Kristen yang sejati terdapat suatu kemiripan. Sekalipun watak dan temperamen mereka bisa saja berbeda, akan tetapi setiap orang dari mereka menunjukkan tanda meterai dari Roh, suatu tanda dari Allah di dalam kehidupan mereka.


Apakah “jaminan”  itu bisa hilang?

Di Efesus 1:14, memang terdapat kata ‘jaminan’. Mungkin Anda akan berkata, “Jaminan tetaplah merupakan jaminan, bukankah begitu?”

Saya yakin bahwa Anda telah hidup cukup lama di dunia ini untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan jaminan atau garansi. Beberapa waktu yang lalu, saya lupa di mana saya meletakkan kartu garansi. Dan ketika saya ingin memperbaiki alat cukur saya – yang memiliki garansi selama 3 tahun itu – saya tidak bisa menemukan di mana kartu garansinya! Saya berkata, “Barang ini punya masa garansi selama 3 tahun.” Petugas itu menjawab, “Benar, akan tetapi mana kartu garansi Anda?” Alat cukur itu masih dalam masa garansi akan tetapi saya juga kehilangan kartu garansinya. Akibatnya, petugas itu menolak untuk memperbaiki alat cukur saya karena saya tidak punya kartu garansi untuk membuktikannya.

Ini adalah hal yang sangat penting bagi orang Kristen yang telah menaruh harapan mereka di tempat yang salah. Roh Kudus memang merupakan jaminan atau garansi bagi Anda; Ia merupakan tanda ikatan bagi Anda, demikianlah hal yang disampaikan oleh Kitab Suci. Oleh karenanya, pastikan bahwa Anda menjaga tanda jaminan tersebut. Jika tidak, maka Anda akan berada dalam keadaan yang sama dengan saya – garansi untuk alat cukur saya memang ada, akan tetapi saya tidak bisa menunjukkan kartu tanda buktinya. Akibatnya sungguh tidak baik bagi saya. Petugas di toko tersebut tidak mau memperbaiki alat cukur saya secara cuma-cuma. Saya harus membayar karena barang tersebut dianggap tidak bergaransi, karena saya tidak bisa menunjukkan bukti garansi tersebut.

Kita hanya punya satu bukti bagi garansi atau jaminan kita: Roh Kudus. Dialah kartu garansi atau jaminan kita. Itulah sebabnya Paulus berkata kepada orang-orang Kristen, janganlah mendukakan Roh Kudus yang ada di dalam dirimu. Dialah “kartu garansi” kita. Jika Anda kehilangan “kartu garansi” itu, Anda berada dalam masalah besar. Jika Anda kehilangan Roh Kudus, Anda dalam masalah yang sangat besar! Dialah satu-satunya kartu garansi yang kita miliki. Kita harus mempertahankan Roh Kudus tetap ada di dalam hidup kita.


Apakah mungkin kita kehilangan Roh Kudus?

Ini tentunya membangkitkan suatu pertanyaan, apakah mungkin kita kehilangan Roh Kudus?

Roh Kudus adalah jaminan kita. Itu adalah ajaran yang alkitabiah. Roh Kudus adalah meterai kita, dan karena itu, kita harus memiliki Roh Kudus dan mempertahankannya jika kita ingin diselamatkan. Ini adalah hal yang sangat mendasar, bukankah demikian? Hal ini sangat jelas, karena jika kita kehilangan Roh Kudus, berarti kita kehilangan kartu garansi kita, kita kehilangan meterai tersebut, kehilangan segala-galanya – kita kehilangan hidup itu karena Roh Kudus adalah hidup. Roh Kudus adalah terang dan hidup Allah di dalam diri kita. Mungkinkah kita kehilangan Roh Kudus? Apakah hal yang diajarkan oleh Kitab Suci?

Saya dibesarkan dalam ajaran bahwa tidaklah mungkin seorang Kristen kehilangan Roh Kudus. Mustahil! Saya mencari-cari pengajaran tersebut di dalam Kitab Suci. Saya tidak menemukan ajaran semacam itu. Jika Anda bisa menemukannya, harap sampaikan kepada saya.

Banyak orang yang mengharapkan keselamatan tanpa perlu melibatkan Allah. Setelah kita mendapatkan keselamatan itu, kita berkata kepada Allah, “Selamat tinggal, ya Allah. Aku tidak membutuhkanMu lagi. Terima kasih karena telah mengutus Yesus yang baik hati untuk mati di kayu salib bagiku dan memberiku hidup yang kekal. Tapi sekarang aku sudah memiliki hidup yang kekal itu, selamat tinggal ya Allah, aku tidak membutuhkanMu lagi. Silakan lakukan pekerjaanMu, memastikan bahwa dunia ini akan terus berlanjut seperti ini, dan aku akan melakukan pekerjaanku dan mengejar kesejahteraanku sendiri.”

Seperti itulah jenis kekristenan yang kita miliki sekarang ini. Kita menginginkan keselamatan tanpa melibatkan Allah. Kita ingin diselamatkan tanpa melibatkan Roh Kudus. Kita menginginkan keselamatan sambil terus melakukan keinginan kita sendiri. Kita ingin diselamatkan sambil terus berbuat dosa. Kita ingin diselamatkan sambil terus bersikap egois. Kita tidak ingin Allah terlibat di dalam kehidupan kita, “Cukup selamatkan aku, itu sudah bagus. Setelah itu, tinggalkan aku.” Kekristenan macam apakah ini?

Menurut Alkitab, keselamatan itu ada, akan tetapi keselamatan itu haruslah melibatkan Allah. Anda hanya bisa memiliki keselamatan selama Anda memiliki Allah. Anda hanya bisa memiliki keselamatan selama Anda memiliki Kristus. Anda hanya bisa memiliki keselamatan selama Anda memiliki iman karena kita ini diselamatkan oleh iman. Siapa berani berkata bahwa kita bisa diselamatkan tanpa iman? Ternyata ada orang yang berani berkata seperti itu. Sukar dipercaya akan tetapi memang ada. Dan jika Anda tidak memiliki iman, apakah Anda bisa memiliki Roh Kudus? Bisakah? Apakah kita bisa memiliki Roh Kudus tanpa iman? Apakah kita bisa memiliki Allah tanpa iman? Apakah kita bisa memiliki keselamatan tanpa iman? Tidak mungkin!


Apakah Roh Kudus bisa dicabut?

Apa yang disampaikan oleh Kitab Suci? Mari kita periksa isi Kitab Suci. Di dalam Perjanjian Lama – berulang kali – tercatat bahwa Roh Kudus dicabut dari orang-orang tertentu. Berulang kali hal tersebut terjadi di dalam Perjanjian Lama. Mari kita baca beberapa contohnya.


Di dalam Perjanjian Lama

Saul, 

Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN. (1 Samuel 16:14)

Perhatikanlah kata-kata: Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul. Saul adalah raja Israel yang pertama. Saul dipilih oleh Tuhan sendiri. Dia dipilih oleh Allah untuk menjadi raja atas Israel, bukan sekadar menjadi bagian dari umat Allah, melainkan menjadi raja bagi umatNya, dan dia dipilih langsung oleh Allah. Namun ketika Saul tidak taat kepada Allah dan tidak bertobat sepenuhnya (Anda bisa baca sendiri seluruh sejarahnya di dalam kitab 1 Samuel), Tuhan menarik Roh KudusNya dari Saul. Riwayat Saul telah tamat! Inilah kisah tragis dari Saul. Bagaimana kita bisa berkata bahwa Roh Allah tidak bisa ditarik dari umatNya? Saya tidak mengerti hal itu. Berdasarkan apa kita bisa membuat pernyataan semacam itu?


Samson

Kita juga tahu kisah tentang Samson. Kita tahu bahwa masalah yang sama juga menimpa Samson. Samson terkenal sebagai orang yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Dia sering digambarkan sebagai orang yang sangat kekar berotot, mirip Herkules di dalam dongeng kuno Yunani. Samson sanggup membongkar dan mengangkut pintu gerbang kota dan hal-hal yang semacam itu. Dia sanggup memukul mundur bala tentara musuh sendirian. Cukup satu orang saja. Samson ini benar-benar luar biasa. Cukup dengan tulang rahang keledai, dia mengalahkan bala tentara Filistin. Dia membunuh seribu orang hanya dengan bersenjatakan tulang rahang saja! Dia bahkan tidak membutuhkan pedang; dia tidak membutuhkan senjata yang canggih. Dia cuma memungut benda yang ada di sekitarnya dan memukul mundur satu pasukan besar! Sungguh luar biasa!

Pokok penting yang perlu dipahami dari Kitab Suci adalah bahwa kekuatan Samson itu sama sekali bukan kekuatan yang alami. Alkitab berulangkali memberitahu kita bahwa sumber kekuatan Samson itu hanya ada satu, dan sumber itu adalah Roh Kudus dari Allah sendiri. Jika Roh Kudus dari Allah itu meninggalkan dia, maka dia tidak akan lebih kuat dari manusia biasa. Kekuatannya tidak bersumber dari kung fu atau tenaga dalam. Kekuatan aslinya benar-benar sama seperti manusia biasa, sama seperti orang lain. Namun saat kekuatan yang berasal dari Roh Kudus Allah terwujud di dalam dirinya, tak ada satu orangpun yang bisa menahannya. Saat dia diikat dengan tali-tali yang kuat, dia putuskan tali-tali itu seperti benang saja. Rahasia kekuatan Samson itu adalah ketergantungannya pada Allah. Dia sendiri tidak memiliki kekuatan yang luar biasa. Hal ini dapat dibaca di kitab Hakim-hakim 14:6, 19 dan sebagainya. Hakim-hakim 14:6 berkata,

Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing tanpa apa-apa di tangannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada ayahnya atau ibunya apa yang dilakukannya itu.

Dia diserang oleh seekor singa, lalu dia tangkap dan cabik-cabik singa itu dengan tangan kosong. Akan tetapi kita diberitahu bahwa kekuatannya itu bersumber dari Tuhan. Roh dari Tuhan turun ke dirinya. Hal yang sama juga terjadi pada ayat 19:

Maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia, lalu pergilah ia ke Askelon dan dibunuhnya tiga puluh orang di sana, diambilnya pakaian mereka dan diberikannya pakaian-pakaian kebesaran itu kepada orang-orang yang dapat memberi jawab teka-teki itu. Tetapi amarahnya masih juga bernyala-nyala, lalu pulanglah ia ke rumah ayahnya.

Hakim-hakim 15:14 juga memberitahukan hal yang sama kepada kita:

Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia dan tali-tali pada tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya.

Akan tetapi, di Hak 16:17, dia bocorkan rahasia itu kepada Delila, yang menjadi semacam agen rahasia bagi orang Filistin. Seringkali, perempuan berperan sangat bagus sebagai mata-mata. Dalam berita kemarin, ada dua orang tentara Inggris yang dibawa oleh dua perempuan Irlandia menuju kematiannya, dibunuh oleh IRA (kelompok gerilya Irlandia yang ingin memisahkan diri dari Inggris). Kedua perempuan Irlandia ini berperan sebagai umpan untuk menarik kedua tentara Inggris itu ke dalam jebakan yang mematikan. Dan peran semacam itulah yang dikerjakan oleh Delila. Selama Samson masih menjadi Hakim atas umat Israel, orang Filistin tidak bisa mengalahkan orang Israel. Jadi, mereka harus mengalahkan Samson. Delila menjalankan tugasnya dengan sangat baik, dia menemukan bahwa rahasia Samson adalah karena dia merupakan seorang nazir. Seorang nazir yang sepenuhnya berkomitmen kepada Tuhan lewat nazar dan selama dia masih teguh pada nazarnya, maka kekuatannya tidak akan bisa diatasi. Tak akan ada orang yang mampu menghancurkan kekuatannya. Tanda lahiriah dari nazarnya itu adalah rambut panjangnya. Jadi jika nazar itu dilanggar dengan memotong rambut, maka dia tidak lagi berada di dalam kekuatan Allah.

Di Hakim-hakim 16:20, hanya tiga ayat berselang, kita mendapati bahwa nazarnya itu dilanggar lewat pencukuran rambutnya, dan dia menjadi tidak berdaya. Ketika orang Filistin datang menyerang, dia mendapati bahwa kekuatannya sudah tidak berbeda dengan orang biasa karena Roh Allah sudah meninggalkan dia.

Lalu berserulah perempuan itu: “Orang Filistin menyergap engkau, Simson!” Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: “Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas.” Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia.

Jadi Alkitab penuh dengan contoh-contoh tentang Roh Allah telah meninggalkan seseorang karena ketidak-taatannya. Samson telah menjadi tidak taat kepada Tuhan. Dia telah melanggar nazarnya, atau membiarkan orang lain melanggar nazarnya. Dia tahu persis apa yang akan terjadi jika dia beritahukan rahasianya kepada Delila, akan tetapi dia tetap saja memberitahukannya. Itulah ketidaktaatan.


Daud

Ada lagi contoh dari Daud. Di Mazmur 51:13, Daud memohon kepada Tuhan di dalam ayat yang terkenal ini. Inilah hal yang diucapkan oleh Daud sehubungan dengan masalah yang berkenaan dengan Roh ini:

Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

Mazmur ini berkenaan dengan dosa Daud dalam kasus perzinahannya dengan Batsyeba. Dia memohon ampunan dari Tuhan untuk tidak mengambil Roh Kudus dari dia berdasarkan pertobatannya itu.

Berulangkali ditunjukkan di dalam Kitab Suci bahwa Roh Kudus dari Allah bisa diambil kembali, akan tetapi tindakan itu selalu berdasarkan satu alasan – yakni karena ketidaktaatan yang mendalam atau ketidaktaatan yang berkelanjutan.

Prinsip ini berlaku baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Prinsip ini saya harap Anda pegang baik-baik. Roh Kudus, baik di dalam Perjanjian Lama atau pun Perjanjian Baru, selalu diberikan berlandaskan atas dasar ketaatan karena ketaatan adalah wujud ungkapan dari iman.

Kita boleh saja berkata bahwa kita memiliki iman, akan tetapi belum tentu Allah sependapat dengan kita. Bukti dari iman terdapat di dalam ketaatan. Roh Kudus diberikan kepada mereka yang taat kepada Allah berdasarkan iman mereka. Prinsip ini ada di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru. Roh Kudus ditarik kembali dari orang-orang dalam Perjanjian Lama tersebut karena satu alasan dasar, karena ketidaktaatan dan ketidaktaatan itu berkelanjutan.


Di dalam Perjanjian Baru

Demikianlah, di dalam Perjanjian Baru, prinsip ini berlaku juga. Sama sekali tidak ada perbedaan di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Baru, prinsip yang sama yang dinyatakan dalam Kisah Para Rasul 5:32,

Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.

Allah memberikan Roh KudusNya kepada semua orang yang mentaati Dia, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru Prinsipnya tetap sama saja. Allah memberikan Roh KudusNya kepada mereka yang mentaati Dia. Di dalam ayat tersebut, kata ‘mentaati’ itu memakai bentuk present participle (kata kerja yang menunjukkan keadaan yang berkelanjutan). Anda tahu bahwa di dalam tata bahasa Yunani, bentuk waktu ini (present tense) berarti sesuatu hal yang berkelanjutan (continuous tense), suatu tensa linear (linear tense). Ini berarti bahwa Allah memberikan Roh KudusNya kepada mereka yang terus menerus taat kepadaNya, orang yang memiliki sifat selalu taat kepada Dia. Ini bukan sekadar suatu tindakan di masa lalu, melainkan ketaatan yang berkelanjutan sampai pada hari Penghakiman, selalu taat setiap saat.

Hal yang sama juga berlaku jika prinsip ini kita balikkan, yakni bahwa Allah tidak memberikan Roh KudusNya kepada mereka yang tidak taat kepada Dia. Dan Allah juga akan menarik kembali Roh Kudus dari mereka yang menolak, yang tidak mau taat kepada Roh Kudus.

Saat Anda menjadi seorang Kristen, apakah arti tindakan Anda itu? Mulai saat itu, Anda menjadi taat kepada Allah melalui iman Anda. Itulah sebabnya mengapa Anda menerima Roh Kudus. Paulus menguraikan hal ini di Roma pasal 6. Dulu Anda tidak taat, akan tetapi sekarang Anda taat kepada Allah. Sebenarnya, di dalam seluruh isi kitab Roma, Paulus secara konsisten berbicara tentang ketaatan iman. Ada begitu banyak rujukan mengenai hal ini: Roma 1:5, 6:17, 10:16, 16:19, 26 dan sebagainya. Petrus juga menyebutkan hal yang sama di dalam 1 Petrus 1:2 – supaya taat kepada Yesus Kristus. Karena Anda taat, maka Anda akan menerima Roh Kudus.

Jika Anda terus menerus tidak taat, apa yang akan terjadi? Apakah tidak ada hal yang akan terjadi? Ketidaktaatan Anda akan mendukakan Roh Kudus dari Allah seperti yang dikatakan di Efesus 4:30janganlah mendukakan Roh Kudus. Hal apakah yang sedang disampaikan oleh Paulus saat itu? Dia sedang memperingatkan kita bahwa hal yang telah terjadi pada umat Israel pada masa Perjanjian Lama akan menimpa umat Krsiten juga.

Hal apakah yang telah dilakukan umat Israel pada masa lalu? Mereka telah mendukakan Roh Allah. Itulah hal yang telah mereka perbuat. Umat Yahudi pada masa Perjanjian Lama telah mendukakan Roh Allah. Itulah sebabnya para nabi berkata kepada umat Yahudi, “Kalian bukan lagi umatKu, bukan umatKu lagi.” Karena mereka telah menjadi tidak taat kepada Allah.

Saya akan bacakan buat Anda Mazmur 78:40 untuk menunjukkan pokok ini. Pemazmur ini berbicara tentang hal-hal yang dialami oleh umat Israel di masa pengembaraan mereka di padang gurun:

Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun, dan menyusahkan hati-Nya di padang belantara!

Itulah tepatnya pokok peringatan dari Paulus agar tidak diperbuat oleh orang-orang Kristen. Janganlah mendukakan Roh Kudus, karena umat Israel di masa Perjanjian Lama justru melakukan hal tersebut. Dan Paulus memberitahu kita di 1 Korintus 10:1 dan selanjutnya, bahwa semua itu dituliskan sebagai peringatan bagi kita, yakni umat Israel yang telah mendukakan Allah di padang gurun itu dan mereka semua binasa di padang gurun karena mereka telah memberontak terhadap Tuhan dan telah mendukakan hatiNya.

Selanjutnya, Paulus juga berkata, di 1 Tesalonika 5:19, dia memperingatkan kita untuk tidak memadamkan Roh Kudus. Kata yang diterjemahkan dengan kata ‘memadamkan’ itu memang berarti mematikan api. Di dalam kamus standar Perjanjian Baru (New Testament Dictionary), karya Arndt & Gingrich, definisi yang diberikan adalah: memadamkan, mematikan. Secara harafiahnya, kata itu bermakna mematikan api. Dan hal yang dikatakan oleh Paulus adalah, “Janganlah padamkan Roh.” Janganlah mematikan api Roh Kudus.

Kita telah mempelajari cukup banyak tentang peringatan yang berlaku di dalam Perjanjian Baru sebagaimana ia berlaku juga di dalam Perjanjian Lama. Anda bisa saja memadamkan Roh Kudus; Anda bisa saja memadamkan api Roh Kudus di dalam hidup Anda. Anda bisa saja mendukakan Roh Kudus dengan memberontak terhadap Dia, dan jika Anda lakukan hal ini, maka kaki dian Anda akan disingkirkan, begitulah istilah yang dipakai oleh Yesus saat berbicara kepada jemaat-jemaat di dalam kitab Wahyu. Waspadalah. Berjaga-jagalah, jika tidak, maka Anda akan kehilangan hal-hal yang telah Anda raih. Berjaga-jagalah. Yesus mengingatkan para muridnya agar mereka berjaga-jaga, berhati-hati dalam menjalankan hidup dan di dalam perilaku mereka. Lukas 21:34, 36,

“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. … Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”


Kesimpulan

Di sini kita akan tutup pembahasan. Penyelamatan atau penebusan yang sepenuhnya merupakan suatu peristiwa masa depan. Keselamatan itu, di dalam kegenapannya, masih akan terjadi di masa depan. Oleh karenanya, Allah telah memberikan, kepada mereka yang taat kepada dia buah sulung Roh Kudus. Roh Kudus diberikan sebagai tanda ikatan dan tanda meterai. Dialah kartu jaminan bagi kita.

Kita harus bergantung terus kepada Allah untuk bisa menjaga tanda jaminan ini. Kita tidak boleh mendukakan Roh Kudus dari Allah di dalam hidup kita, terlebih lagi, jangan sampai kita berani memadamkan Roh Kudus di dalam hidup kita. Kita harus hargai harta yang telah Allah berikan kepada kita, anugerah yang berupa Roh Kudus, yang telah Dia berikan kepada kita bukan oleh karena prestasi kita melainkan oleh kasih karunia dan kemurahanNya, Dia telah memberi kita karunia keselamatan ini. Dan kita harus memelihara Roh Kudus di dalam hidup kita dengan menaatinya setiap hari.

Akan tetapi, jika kita mendukakan Roh Kudus, maka kita juga nantinya mungkin akan memadamkannya. Dan jika kita melakukan hal tersebut, maka itu berarti kita kehilangan “kartu garansi” kita, kehilangan tanda ikatan dan warisan kita. Sama seperti Esau, dia telah kehilangan hak warisannya, demikianlah peringatan dari kitab Ibrani kepada kita. Dan saat dia mencarinya sampai mencucurkan air mata, dia tidak bisa memperolehnya. Oleh karena itu, marilah kita berhati-hati, sangat berhati-hati, dalam melanjutkan hidup ini di dalam kemurahan dan kasih karuniaNya.

 

Berikan Komentar Anda: