SC Chuah | Paskah 2023 |

Hari ini kita akan bicara tentang peristiwa yang terpenting di dalam sejarah manusia. Melalui peristiwa ini juga kita memandang ke depan, ke puncak dan pengakhiran dari zaman ini dengan penuh pengharapan. Peristiwa ini bisa disimpulkan dengan satu kata, yaitu “kebangkitan”. Di tengah-tengah sejarah manusia, Allah membangkitkan satu orang untuk hidup selama-lamanya. Kebangkitan satu orang ini merupakan bukti, sekaligus sebagai yang sulung bagi kita semua yang akan mengikutinya, suatu kebangkitan umum yang akan terjadi ke depannya.

Peristiwa kebangkitan Yesus  adalah hal yang memenuhi umat percaya dengan penuh pengharapan dan kegairahan hidup. Justru hal ini merupakan pengalaman yang paling transformatif yang dapat dialami oleh seseorang. Di 1 Korintus 15:14, Paulus berkata,

Jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga imanmu.

Dan kemudian di ayat 17, Paulus mengulangi lagi,

Jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah imanmu, dan kamu masih berada dalam dosa-dosamu.

Kebenaran dan fakta yang paling penting dalam Perjanjian Baru ialah kebangkitan Kristus. Perjanjian Baru sebenarnya mengandungi banyak hal ajaib dan banyak pengajaran yang luar biasa, tetapi semuanya, menurut Paulus adalah sia-sia tanpa kebangkitan. Tidak satu pun yang memiliki arti apa pun tanpa kebangkitan Yesus.

Inilah yang membedakan kekristenan dari semua agama yang lain. Apabila kita sebagai orang percaya, dengan sepenuh hati mempercayai kebangkitan, hidup kita akan dipenuhi oleh pengharapan dan makna. Itu sebabnya pada hari Paskah, kita menyanyikan lagu:

Sebab Dia hidup, ada hari esok.
Sebab Dia hidup, ku tak gentar
Karena ku tahu Dia pegang hari esok
Hidup jadi berarti sebab Dia hidup.

Kebangkitan Yesus juga menjadikan kita orang yang paling hidup dan berbuat paling banyak. Dengan kata lain, kita menjadi orang yang paling produktif di dunia ini. Ada sebuah kutipan dari C.S. Lewis yang berkata,

“Jika kamu membaca sejarah dunia, kamu akan menemukan bahwa orang yang berbuat paling banyak untuk dunia ini justru adalah orang yang paling paling banyak memikirkan tentang dunia yang akan datang.”

Justru kebangkitan Kristus membuat kita berpikir banyak tentang dunia akan datang. Hidup menyakini kebangkitan membuat kita menjadi manusia yang paling produktif yang berbuat paling banyak dan banyak melakukan kebaikan di dunia ini sekarang.

Bagi saudara-saudara yang mengalami kejenuhan hidup ataupun kejenuhan rohani, biarlah Allah membangkitkan saudara pada Paskah ini. Di Efesus 5:14, Paulus berkata, seolah-olah Paulus sedang berseru di sini:

Bangun, hai kamu si tukang tidur! Bangkitlah dari antara orang mati. Dan Kristus akan bersinar atasmu!

Dikatakan di sini, “Bangkitlah! Bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus, Kristus yang masih hidup ini, dia akan bersinar atasmu”. Jika Kristus telah mati, dia tidak dapat bersinar atas kita. Satu ciri utama dari orang Kristen yang sejati, yang sudah bangkit dari kematian, adalah kehidupan mereka bersinar dan berseri, bukan karena mereka hebat, hidup mereka bisa saja penuh dengan tantangan dan kesusahan, tapi karena Kristus yang hidup bersinar atas mereka, wajah mereka bersinar dan berseri-seri.


Iman pada Kebangkitan Yesus Membawa pada Keselamatan

Jadi bagaimana berkat dari kebangkitan Yesus Kristus mengalir kepada kita? Untuk itu mari kita membaca Roma 10:9-10

9 Jika dengan mulutmu kamu mengaku bahwa Yesus adalah Tuan, dan percaya di dalam hatimu bahwa Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati, kamu akan diselamatkan.
10 Karena, dengan hati, orang menjadi percaya sehingga memperoleh kebenaran; dan dengan mulut, orang mengaku sehingga memperoleh keselamatan.

Di sini kita melihat dengan jelas bahwa dua hal akan membawa keselamatan pada jiwa kita. Pertama, dengan mulut kamu mengaku Yesus adalah Tuan. Dengan mulut kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuannya atas kehidupan kita. Dengan kata lain kita menjadi hamba kepada Yesus. Jadi, ayat ini mengasumsikan penundukan dan ketaatan.

Ini bukan saja sebuah pengakuan terhadap sebuah fakta, seperti kita percaya Joe Biden ialah Presiden Amerika Serikat, ataupun Xi Jinping ialah Presiden China. Semua itu hanya pengakuan terhadap semua fakta yang tidak melibatkan ketaatan.

Namun, apabila kita mengakui Yesus sebagai Tuan, ini sebenarnya ialah sebuah pengakuan yang berkaitan dengan hubungan (relationship). Kita yang mengakui Yesus sebagai Tuan, kita, dengan demikian menjadi hambanya. Menjadi hamba berarti keberadaan saudara itu hanya ada satu tujuan, yaitu untuk melakukan kehendak Tuannya. Seorang hamba itu tidak memiliki tetapi dimiliki. Seorang hamba itu tidak lagi memiliki agenda pribadi dan seluruh hidupnya hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk melakukan kehendak Tuannya.

Jadi, pengakuan dengan mulut Yesus sebagai Tuan harus diikuti dengan percaya di dalam hati, bahwa Allah membangkitkan dia dari antara orang mati. Pengakuan Yesus sebagai Tuan tidak berati apa-apa sama sekali jika Yesus masih mati. Kita bukan bicara tentang Tuan yang mati. Namun, kita sedang berbicara tentang Tuan yang masih hidup. Dalam kenyataannya, seorang mati tidak dapat menjadi Tuan kepada siapapun. Kematian justru membatalkan hubungan tuan-hamba (Rm 7:1). Hanya orang hidup yang dapat menjadi Tuan kepada kita. Jadi, itu sebabnya dua fakta yang tak terpisahkan inilah yang akan membawa kepada keselamatan.

Berikutnya di ayat 11-12, kita melihat jika Yesus adalah Tuan atas kehidupan kita, dan kalau kita percaya bahwa Yesus ialah Tuan yang hidup karena Allah telah membangkitkan Dia dari kematian, kita akan menjalani hidup yang tidak akan pernah dikecewakan dan tidak akan pernah dipermalukan.

Jadi saya berharap saudara dapat melihat dengan jelas bahwa percaya Yesus sudah mati dan percaya Yesus sudah mati bagi seluruh dunia pun tidak akan membawa keselamatan pada siapapun. Dalam kenyataannya, kita tidak perlu iman untuk mempercayai bahwa seseorang telah mati. Apakah saudara perlu iman untuk mempercayai bahwa seseorang itu sudah mati? Itu tidak membutuhkan iman sama sekali. Orang itu mati untuk tujuan apa pun tidak akan membawa keselamatan sama sekali, karena jika kita tidak percaya bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari kematian, pengakuan kita yang awal bahwa Yesus adalah Tuan, merupakan pengakuan yang kosong. Sekali lagi saya katakan – Tuan yang mati bukan lagi seorang Tuan. Kematian justru melepaskan seorang hamba dari ketuannya. Seseorang tidak dapat menjadi Tuan atas siapa pun jika dia sudah mati. Itu sebabnya iman pada kebangkitanlah yang membawa keselamatan. Iman kepada Yesus sebagai Tuan yang hidup.


Apakah di dalam Hati, Saudara Percaya Yesus sudah Bangkit?

Di sini, kalau saya bertanya kepada saudara semua – Apakah saudara percaya Yesus sudah bangkit? Saya yakin semua akan mengaku percaya. Saya pikir perbedaan yang besar terletak di kalimat “di dalam hati”. Percaya di dalam hati – itulah yang akan membuat perbedaan. Apakah saudara benar-benar percaya atau tidak?

Bagi kita semua yang mengaku percaya pada Yesus, bahwa Yesus sudah bangkit dari kematian, pertanyaannya ialah, jika ada seorang pengamat yang tidak berpihak, mengamati hidup saudara, menyelidiki hidup saudara, mungkin dari bulan Januari sampai bulan April… Jika ada seorang pengamat mengamati hidup saudara, percakapan saudara, cara pikir saudara, cara saudara berbicara dengan isteri, cara saudara berbicara dengan suami dan dasar saudara memutuskan sesuatu – Apakah dia akan mengambil kesimpulan bahwa Yesus memang telah bangkit? Dengan mengamati hidup saudara, apakah dia dapat melihat Yesus bangkit atau tidak memang membuat perbedaan?

Apakah dia akan menarik kesimpulan kebangkitan Yesus membuat perbedaan nyata atas hidup saudara? Apakah ada perbedaan dalam cara menjalani hidup karena Yesus hidup? Apakah pengamat ini akan menarik kesimpulan bahwa Kristus masih hidup? Perjanjian Baru terang-terangan mengatakan bahwa Kristus hidup di dalam kita. Dia juga hidup di tengah-tengah kita. Tantangannya adalah apakah kehidupan kita mencerminkan fakta ini?


Kepercayaan di dalam Hati akan Terlihat di dalam Kehidupan Saudara

Jadi apakah saudara benar-benar percaya? Jika seseorang mengamati kehidupan saudara sebelum dan setelah saudara menjadi percaya, apakah dia akan menarik kesimpulan berdasarkan kehidupan saudara, Yesus memang sudah bangkit? Bahwa terdapat perbedaan dalam kehidupan saudara setelah saudara percaya.  Apakah saudara percaya “di dalam hati”? Jika iya, kepercayaan ini pasti akan terlihat di dalam kehidupan saudara. Saya sangat-sangat percaya bahwa apabila kita percaya di dalam hati, kita akan memiliki pandangan yang benar-benar berbeda terhadap dunia. Kehidupan dan nilai-nilai kehidupan saudara akan sangat berbeda dengan orang dunia. Bukan saja cara pandang kita yang berubah, tetapi kepercayaan kita itu juga akan memicu pekerjaan Allah di dalam kehidupan kita, membawa transformasi yang nyata.

Pemberitaan Injil bukan saja mengenai pemberitaan tentang kematian Kristus. Pemberitaan Injil ialah pemberitaaan tentang kebangkitan Yesus. Itu sebabnya di Kisah Para Rasul 1:22, ketika para rasul ingin memilih seseorang untuk menggantikan Yudas, di situ dinyatakan secara tidak langsung tugas utama seorang rasul, “salah satu dari mereka ini yang harus menjadi saksi tentang kebangkitan Yesus bersama kita”.

Dengan kata lain, para rasul memiliki tugas yang sangat spesifik, yaitu untuk menjadi saksi tentang kebangkitan Kristus. Menjadi saksi sangat berbeda dengan menjadi seorang pengkhotbah dan pengajar. Seorang pengkhotbah dan seorang pengajar mungkin perlu memiliki talenta dan ilmu tertentu. Namun, menjadi seorang saksi berarti memberi keterangan tentang apa yang telah disaksikan dengan mata sendiri. Seorang saksi hanya perlu menceritakan apa yang disaksikannya melalui pengalaman pribadinya.

Dengan kata lain, sebenarnya setiap orang Kristen dapat menjadi saksi. Dia hanya perlu mengesahkan, menceritakan pengalaman pribadinya, apa yang disaksikannya. Apa yang terjadi dalam kehidupannya setelah dia menjadi percaya.

Jadi sekali lagi, pemberitaan Injil adalah pemberitaan tentang kebangkitannya, justru karena kebangkitannyalah yang memeteraikan seluruh kehidupan, pengajaran dan bahkan kematiannya. Menurut Paulus, sekali lagi, tanpa kebangkitan Yesus, semuanya sia-sia. Itu sebabnya di Kisah Para Rasul 4 dikatakan, “dengan penuh kuasa para rasul memberitakan kesaksian tentang kebangkitan Yesus Kristus”.


Pesan Terpenting bagi Dunia: Yesus sudah Bangkit

Saya pikir pesan yang paling penting bagi dunia ialah fakta bahwa Yesus Kristus telah bangkit. Banyak orang tidak tahu apa-apa tentang kekristenan. Akan tetapi, satu hal tentang kekristenan yang harus mereka ketahui ialah fakta bahwa ada seorang yang bernama Yesus telah mati dan bangkit dari kematian dan sekarang hidup untuk selama-lamanya. Setiap orang harus mengetahui bahwa itulah pesan utama dari kekristenan. Percaya atau tidak, itu lain cerita.

Inilah hal yang membedakan kekristenan dari semua agama lain, bahwa ada seorang manusia yang berhasil luput dari nasib yang menimpa semua manusia yang lain. Saya sangat percaya jika kita percaya di dalam hati dan bukan pura-pura ataupun hanya di pikiran saja, bukan hanya memahaminya secara intelektual saja, maka kita akan menjadi orang yang sangat-sangat positif.

Ini mengingatkan saya akan satu kutipan dari A.W. Tozer yang mengatakan bahwa orang Kristen berhutang pada dunia untuk menunjukkan sukacita yang supernatural di dunia ini. Di dunia yang penuh kegelisahan ini, hati manusia yang bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi pada dunia ini, di dunia yang tidak menentu ini, orang Kristen ditempatkan secara strategis untuk menunjukkan kebahagiaan dan ketenangan yang tidak berasal dari dunia.

Dengan kata lain, kita ditempatkan di sini untuk merasakan sedikit surga di bumi. Jadi di mana pun saudara berada, kita ditempatkan secara strategis, apakah di sekolah ataupun di kantor, di tempat kerja, di kos-kosan, saudara ditempatkan di situ untuk menunjukkan kepada orang-orang di sekitar saudara, sedikit dari apa artinya surga di bumi. Itulah maknanya kebangkitan. Apa yang akan terjadi secara umum dan menyeluruh pada zaman akan datang, sudah mulai terjadi pada zaman sekarang.

Itu sebabnya di Ibrani 6:5, penulis Ibrani menggambarkan orang Kristen yang sejati sebagai orang yang sudah mencicipi kebaikan Firman Allah dan merasakan kuasa dari dunia akan datang. Kuasa di dunia akan datang itu sudah kita rasakan, sudah kita cicipi sekarang ini.


Apakah Yesus yang Pertama dan Terakhir di dalam Hidup Saudara?

Untuk memahami hal ini dengan lebih jelas, saya akan bacakan kepada saudara, Wahyu 1:17-18

“Jangan takut! Akulah Yang pertama dan yang terakhir, Akulah Dia yang hidup! Aku sudah mati, tetapi lihatlah, Aku hidup untuk selama-lamanya. Aku berkuasa (memegang kunci) atas kematian dan atas dunia orang mati.”

Di sini, Yesus berkata, “Jangan takut; Akulah yang pertama dan yang terakhir. Akulah Dia yang hidup. Aku sudah mati, tetapi lihatlah Aku hidup untuk selama-lamanya. Aku berkuasa ataupun Aku memegang kunci atas kematian dan atas dunia orang mati.”

Jadi Yesus, justru karena dia sudah mati dan dia hidup, bukan hidup untuk mati lagi, tapi hidup untuk selama-lamanya. Justru karena itu, Yesus memegang kunci atas kematian dan atas dunia orang mati.

Ayat ini sering dikutip untuk diskusi Kristologi. Ayat ini sering dipakai untuk membuktikan Yesus adalah Allah. Yesus dikatakan memiliki gelar yang sama dengan Allah, maka Yesus adalah Allah. Oleh karena ayat ini sering dipakai untuk diskusi Kristologi, kita melewatkan maksud sebenarnya.

Maksudnya bukanlah tentang siapa adalah siapa. Saya pikir pertanyaan yang jauh lebih penting adalah: Apakah Allah yang pertama dan yang terakhir dalam hidup saudara? Dan, apakah Yesus Kristus juga yang pertama dan yang terakhir dalam hidup saudara? Saya pikir pertanyaan inilah yang lebih penting. Apabila saudara bangun pagi, apakah Yesus yang pertama dalam hidup saudara? Dan waktu saudara mengakhiri hari saudara, apakah Yesus juga yang terakhir?

Apakah dalam hidup saudara, saudara tidak punya minat lain selain Yesus dan melakukan kehendaknya. Itulah artinya pengakuan dengan mulut kita bahwa Yesus adalah Tuan. Yesus adalah Tuan berarti dialah yang pertama dan yang terakhir dalam hidup saudara. Saudara bangun untuk dia dan saudara tidur juga karena dia.

Hidup saudara itu hanya untuk dia, karena dia, hanya untuk melakukan kehendaknya dan dia jugalah cinta saudara yang terutama. Segala sesuatu yang kita lakukan, termasuk hobi-hobi kita, apa pun yang saudara lakukan dalam hidup saudara, itu dilakukan dalam konteks itu. Dialah yang pertama dan terakhir dalam hidup saudara.

Jika saudara menjalani hidup saudara seperti itu, saudara tidak akan takut lagi. “Jangan takut” – karena apa? Karena dia yang memegang kunci atas kematian dan atas dunia orang mati. Jika kita tidak lagi takut akan kematian, tidak lagi takut akan maut, apa yang dapat menakuti kita? Tidak ada apa-apa. Apakah kurang uang, kurang sehat… apakah semua itu dapat membawa ketakutan dalam kehidupan kita? Tidak akan sama sekali saudara gentar terhadap apa pun.


Jemaat Sejati – Jemaat yang sudah Mati dan Bangkit lagi

Namun, jika Yesus bukan yang pertama dan terakhir dalam kehidupan saudara, memang wajar saudara akan takut akan ini dan takut akan itu, khawatir tentang ini dan khawatir tentang itu, gelisah tentang seribu macam hal dalam kehidupan saudara. Jadi inilah definisinya seorang jemaat yang sejati. Saya mendefinisikannya dengan hati yang agak berat. Sebuah jemaat yang sejati ialah sekelompok kecil orang yang menempatkan Yesus sebagai yang pertama dan yang terakhir dalam hidupnya.

Saya tidak yakin bahwa setiap orang di sini, dalam jemaat ini, memiliki hati seperti itu. Namun, inilah faktanya: Yesus mati dan bangkit untuk menjadikan kita, miliknya. Kita dibeli dan dimiliki olehnya. Sebagai seorang hamba, kita tidak memiliki apa-apa lagi. Kita sepenuhnya milik Tuan.

Saya akan bacakan kepada saudara 2 Korintus 5:14-15 dan saya cukup bergairah untuk menjadikan Paskah ini Paskah yang benar-benar bermakna bagi saudara semua. 2 Korintus 5:14-15, dikatakan di sini:

14 Karena kasih Kristus menguasai kami ketika kami menyimpulkan bahwa jika satu orang mati untuk semua, maka mereka semuanya mati.
15 Dan, Dia mati untuk semua supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk Dia, yang telah mati dan dibangkitkan demi mereka.

Karena kasih Kristus menguasai kami, apa kesimpulannya? Apakah kesimpulannya yang dibuat oleh penguasaan kasih Kristus itu? Jika satu orang mati untuk semua, maka mereka semuanya mati.

Ayat 15 – Dan, Dia mati untuk semua supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk Dia, yang telah mati dan dibangkitkan demi mereka. Ayat ini sepintas lalu sulit untuk mengerti, tetapi sebenarnya cukup mudah. Satu mati untuk semua orang, maka semuanya mati. Semuanya mati! Kemudian Dia mati untuk semua orang supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri.

Sama seperti Yesus dan juga benih-benih gandum yang lain, jatuh dan mati! Mati terhadap diri sendiri. Mati terhadap dosa. Mati terhadap kehidupan masa lalu. Kehidupan yang dijalani sepenuhnya untuk diri sendiri itu jatuh mati dan bangkit kembali. Benih-benih yang jatuh mati itu akan bangkit kembali, akan memiliki hidup yang baru. Mereka jatuh mati supaya mereka hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri.

Apakah saudara memiliki hidup yang baru? Paulus menggambarkan hidup yang baru itu sebagai hidup yang bukan lagi untuk diri sendiri tapi untuk Dia yang mati dan bangkit kembali.

Jadi itu sebabnya, orang yang hidup untuk dirinya sendiri, yang masih egois, tidak akan merasakan Paskah itu berarti apa-apa. Tidak ada apa-apa yang perlu dirayakan, hanya satu hari biasa saja. Hanya libur biasa saja. Jadi ini fakta yang menyedihkan, yang saya lihat dari pengamatan.


Hidup banyak orang Kristen menyatakan pada Dunia mereka tidak Percaya pada Kebangkitan

Apakah kebangkitan Yesus membuat perbedaan dalam kehidupan kita? Dari kenyataannya yang saya lihat setelah bertahun-tahun melayani di gereja selama ini, saya mengamati bahwa banyak orang tidak percaya. Banyak orang tidak percaya, menjalani hidup yang jauh lebih mulia, jauh lebih baik dari banyak orang Kristen.

Saya pikir ada banyak isteri, orang tidak percaya, bahkan isteri penyembah berhala jauh lebih tunduk, jauh lebih sopan dibandingkan dengan banyak isteri Kristen yang galak-galak, yang tidak ada rasa hormat, suka nyindir, cerewet, materialistik, mata duitan dibanding dengan isteri-isteri yang tidak percaya. Banyak suami yang jauh lebih sabar, lebih perhatian dibandingkan dengan suami-suami orang Kristen yang suka marah-marah, suka bertengkar, kurang perhatian. Saya pikir banyak pernikahan orang tidak percaya jauh lebih rukun, jauh lebih luhur, jauh lebih baik daripada pernikahan orang percaya.

Banyak orang tidak percaya, hidup mereka jauh lebih bijaksana, jauh lebih baik dalam pengaturan keuangan, jauh lebih disiplin dibandingkan dengan orang-orang Kristen. Saya bicara tentang orang-orang tidak percaya yang tidak memiliki Roh Kudus.


Apa yang Harus kita lakukan karena Yesus sudah Bangkit?

Jadi mari kita lihat hal ini dengan lebih jelas. Faktanya ialah Yesus telah bangkit. Pertanyaannya ialah apakah yang kita akan lakukan dengan fakta ini? Yesus telah bangkit. Saya ingin membawa saudara pada pesan kematian dan kebangkitan yang pertama dalam Perjanjian Baru. Itu ada di Kisah Para Rasul 2:36-38 dan kita akan mengakhiri pesan kita di sini.

36 “Oleh karena itu, biarlah semua rumah Israel tahu dengan pasti bahwa Allah telah menjadikan-Nya Tuan dan Kristus, inilah Yesus yang telah kamu salibkan.”
37 Ketika mereka mendengar hal ini, tertusuklah hati mereka, lalu berkata kepada Petrus dan para rasul lainnya, “Saudara-saudara, apa yang harus kami lakukan?”
38 Lalu, Petrus berkata kepada mereka, “Bertobatlah dan baptiskanlah dirimu masing-masing dalam nama Kristus Yesus untuk pengampunan dosa-dosamu, dan kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

Ayat 36 ialah kesimpulan dari khotbah Petrus yang pertama. Di dalam seluruh Perjanjian Baru, ini merupakan khotbah yang pertama tentang kematian dan kebangkitan Yesus, dan inilah ayat kesimpulannya. Saudara perhatikan, apa yang terjadi di ayat 37? “Ketika mereka mendengar hal ini, tertusuklah hati mereka, lalu berkata kepada Petrus dan para rasul lainnya, “Saudara-saudara, apa yang harus kami lakukan?”

Jadi, itu sebabnya saya menanyakan pertanyaan itu tadi. Yesus telah bangkit, apa yang akan saudara lakukan terhadap fakta ini? Apa respon saudara terhadap fakta ini? Di Kisah Para Rasul mereka semua tertusuk di hati mereka. Mereka berseru pada Petrus, “Saudara, apa yang harus kami lakukan?” Saya pikir ayat 38 merupakan pesan paling urgent bagi kita semua, berkaitan dengan kebangkitan Yesus.

Di ayat 38, “Lalu, Petrus berkata kepada mereka, “Bertobatlah dan baptiskanlah dirimu masing-masing dalam nama Kristus Yesus untuk pengampunan dosa-dosamu, dan kamu akan menerima karunia Roh Kudus.”

Jadi di sini kita lihat dua hal yang harus kita lakukan. Pertama bertobatlah, berpalinglah dari kehidupan lama saudara yang egois. Kemudian yang berikutnya ialah baptiskanlah dirimu, ataupun berikanlah dirimu dibaptis masing-masing dalam nama Yesus. Apa artinya “dibaptis” ataupun membaptiskan diri kita? Artinya kita mati bersama Krisuts, kita menyerahkan diri kita secara total untuk disatukan dengan Kristus. Tentu saja ini mengharuskan pertobatan. Itu mengharuskan kita meninggalkan kehidupan kita yang lama untuk bersatu dengan Yesus dalam kematianya. Kematiannya terhadap dosa. Dan kemudian kita akan dibangkitkan bersama Yesus.

Kemudian Petrus di sini memberikan janji – kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Ayat berikut mengatakan itulah janji Allah. Janji Roh Kudus itulah janji yang dijanjikan sejak dulu kala, sejak Perjanjian Lama itulah yang dijanjikan oleh Tuhan di Perjanjian Baru – kamu akan menerima Roh Kudus. Roh Kuduslah yang akan membedakan segala-galanya.


Ada Jemaat yang Memiliki Roh Kudus dan ada yang Tidak Memiliki Roh Kudus

Kita harus mengakui fakta bahwa di setiap jemaat bahkan di jemaat ini juga, tergolong dua kelompok, yaitu orang-orang Kristen yang tidak dipenuhi Roh dan orang-orang Kristen yang dipenuhi Roh. Itu yang membawa segala perbedaan. Karena apa? Di Roma 8:11

Namun, jika Roh Dia yang membangkitkan Yesus dari kematian tinggal di dalammu, Dia yang membangkitkan Yesus Kristus dari kematian juga akan memberikan hidup kepada tubuhmu yang fana melalui Roh-Nya yang tinggal di dalam kamu.

Paulus menggambarkan Roh Kudus sebagai “Roh Dia yang membangkitkan Yesus dari kematian”. Jadi itulah gambaran ataupun gelar bagi Roh Kudus, “Roh Dia yang membangkitkan Yesus dari kematian”. Paulus berkata di situ, jika Roh Dia yang membangkitkan Yesus dari kematian tinggal didalam kamu, jika Roh kebangkitan itu tinggal di dalam kamu, Dia juga akan memberikan hidup kepada tubuhmu yang fana. Dengan kata lain, saudara akan menjadi orang yang hidup, orang yang berseri dan bersinar. Kristus akan bercahaya atas kamu. Semua ini – kebangkitan Yesus, kematian Yesus, semua pengajaran Yesus bukan lagi teori, bukan hanya teori, tetapi menjadi kenyataan hidup dalam kehidupan kita.

Saya benar-benar berharap Paskah ini membawa pembaharuan yang baru dalam kehidupan saudara. Bapa di surga memberkati.

 

Berikan Komentar Anda: