Download eBook: THE ONLY TRUE GOD

Download eBook: THE ONLY PERFECT MAN


Dale Tuggy | 26 Februari 2021 |

Tentang Allah dan Aku [1]

Orang Kristen yang terkasih,

Aku sangat ingin berbicara kepadamu mengenai Allah dan aku. Aku tahu kamu berniat baik, kamu berusaha membela kehormatanku dari mereka yang berkata bahwa aku hanyalah salah satu dari berbagai “guru rohani yang luar biasa”. Sebenarnya, aku tidak berminat untuk disamakan dengan nabi-nabi tertentu, orang-orang seperti Buddha ataupun Gandhi (Aku tidak keberatan dibandingkan dengan Musa, walaupun pelayananku jauh melampaui pelayanannya [2]). Namun, aku berharap agar kamu memperhatikan ajaranku, baik yang disampaikan selama masa pelayananku di bumi maupun pelayanan sesudah kebangkitanku melalui beberapa rasul yang telah kupilih.

Aku ingin agar kamu berhenti menyamakan aku dengan Allah, Bapa kita di surga. Engkau berdoa kepada Allah, lalu menyebut dia “Yesus”, seolah-olah itu adalah nama-Nya. Dia memiliki nama, tetapi “Yesus” bukanlah nama-Nya. [3] Kemudian, kamu berdoa kepada Bapaku dan mengucap syukur kepada-Nya karena telah mati di kayu salib bagimu. Akan tetapi, hal ini tidak pernah terjadi! Perhatikan baik-baik, saudara-saudariku.

Aku adalah Anak Allah, tetapi bukan Allah! [4] Aku adalah manusia, dan tidak perlu dikatakan lagi bahwa Yang Mahakuasa bukanlah manusia! [5] Dia adalah Bapaku, satu-satunya Allah yang benar. [6] Aku adalah Mesias-Nya, [7] Kristus-Nya, yang diurapi-Nya, bukan yang mengurapi. Aku telah mati, puji syukur kepada Allah, Dia telah membangkitkanku dan menjadikanku kekal. [8] Akan tetapi, Dia sendiri kekal selamanya, dan oleh karenanya tidak bisa mati atau dibunuh. [9] Perhatikan, para rasulku dan aku tidak pernah memberitahukan kepadamu bahwa karena aku adalah Allah, maka aku bisa menjadi “Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia.” [10] Pribadi yang kekal tidak akan bisa mati melalui cara apa pun, termasuk mati demi pengorbanan! Kami tidak pernah mengajarimu bahwa hanya suatu pribadi dengan sifat ilahi saja yang bisa menebus dosa umat manusia. Sebenarnya, Allah Bapaku, sangat berkenan kepadaku, [11] memandangku sebagai korban yang layak, ya, seorang manusia dari darah dan daging yang sama dengan kamu semua. [12] Dia memperlihatkan betapa besar kasih-Nya kepadamu dengan mengutusku untuk mengorbankan hidup manusiaku bagimu, [13] suatu hal yang tidak bisa Dia lakukan sendiri karena Dia itu kekal. Ada beberapa orang yang imajinatif di antara kamu, bukan rasul-rasulku atau pun aku, yang mengajarkan bahwa pesan injil ialah tentang Allah telah datang dan mati demi kamu. Kamu juga tidak perlu mendengarkan omong kosong mereka yang berkata bahwa aku mati “sebagai manusia” dan—pada waktu yang bersamaan—tetap hidup sebagai “pribadi ilahi”, seolah-olah aku bisa mati dan tidak mati sekaligus, hidup dan tidak hidup pada waktu yang bersamaan! Aku juga tidak terdiri dari manusia fana dan “pribadi ilahi” yang kekal. Akulah satu-satunya yang tergantung di atas kayu salib. Aku ada di sana saat itu, dan percayalah bahwa pada hari yang mengerikan itu, tak ada seorang pun yang berpikir bahwa Allah sedang disalibkan. [14]

Allah adalah satu-satunya Pribadi kepada siapa aku berdoa di taman Getsemani, saat itu berharap untuk tidak perlu melewati peristiwa yang mengerikan tersebut. Namun, semua peristiwa mengerikan itu memang sudah menjadi kehendak-Nya, dan aku menundukkan kehendakku kepada kehendak-Nya. [15] Seperti yang diuraikan oleh rasulku Paulus, itulah yang membuat Allah membangkitkan dan meninggikanku. [16] Sekarang aku memegang pemerintahan di sebelah kanan Allah. [17] Kamu bisa artikan bahwa aku ikut bertakhta bersama-Nya. [18] Memang benar, tetapi hal itu tidak membuatku menjadi sama dengan Dia. Seperti yang dengan jelas dituliskan oleh Paulus dan para penulis Perjanjian Baru lainnya, bahkan di dalam kedudukan yang setinggi itu, di mana segenap kekuasaan, kehormatan dan kedaulatan atas segala bangsa diberikan kepadaku, [19] tetap saja aku berada di bawah kekuasaan Allah. Kita semua berada di bawah kuasa-Nya.

Satu-satunya Allah yang benar itu tidak bertuhan; tak ada sosok lain yang menjadi tuhan-Nya. Hanya Dia yang seperti itu. Kita semua berada di bawah kuasa-Nya. Allahku adalah Allahmu; Allah adalah Bapa bagiku dan bagimu semua. Kusampaikan hal ini secara jelas kepadamu sesaat setelah Ia membangkitkan aku. [20]

Aku memang melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan bahkan oleh Allah: menjalani kehidupan sebagai teladan bagimu dalam kesetiaan dan ketaatan kepada Allah, dengan menjalankan kedua perintah yang paling utama itu, yaitu “Mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan segenap jiwamu, dan segenap pikiranmu”, serta “Mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri”. [21] Allah Yang Mahakuasa tidak bisa dicobai, [22] tetapi aku melewati pencobaan, dan berhasil melewatinya. [23] Aku berdoa kepada Allah baik pada saat sendiri maupun di depan umum, [24] aku menyembah Dia di Bait Allah, dan sejak usia belia aku sudah giat belajar akan firman-Nya. [25] Aku sudah mengajarimu bagaimana berdoa kepada-Nya dan sudah menunjukkan kepadamu bagaimana membangun hubungan dengan Dia. [26] Seperti yang sudah jelas kusampaikan, Allah yang mengutus aku, [27] Allah yang memberiku kuasa, [28] Allah yang membenarkanku melalui berbagai mukjizat yang Dia lakukan melalui aku, [29] dan belakangan melalui para utusanku. [30]

Apakah aku menyatakan diriku sebagai Allah? Tidak, seperti yang sudah kujelaskan, itu adalah tuduhan palsu. Aku hanya pernah mengeklaim sebagai Anak Allah, yaitu Mesias-Nya. [31] Perhatikan bahwa para utusanku dan aku sendiri tidak pernah berbicara tentang “Allah Anak”. Aku memang berkata bahwa Bapa dan aku “adalah satu”, [32] ya, sama seperti yang menanam dan yang menyirami adalah “satu”. Artinya, kita semua menjalankan urusan yang sama. [33] Baik aku maupun para rasulku, tidak ada yang berkata bahwa Bapa dan aku adalah satu Allah, tidak, Dia adalah Allahku. [34] Aku adalah tuanmu, tetapi bukan allahmu; Allah itu satu. [35] Murid-muridku ingin melihat Bapa, [36] dan kuberitahu mereka untuk melihat aku supaya bisa melihat Bapa—ini bukan karena aku adalah Bapa, melainkan karena aku serupa dengan Dia. Aku adalah gambar-Nya, [37] dan Dia memang bekerja di dalam diriku. [38] Pada akhirnya, bahkan Tomas dibukakan matanya untuk melihat bahwa Bapa bekerja di dalam diriku, mendamaikan dunia dengan diri-Nya. [39]

Kuasa yang mengubah hidup itu, berasal dari kami. Barangsiapa benar-benar mengikut aku, dia akan bersekutu dengan kami, yaitu dengan Allah Yang Maha Esa dan juga dengan aku, Anak-Nya yang unik, tuanmu yang manusia. Allah dan aku masing-masing adalah satu Allah dan satu tuan. [40] Ikutlah aku dengan sungguh-sungguh, maka kami akan berdiam bersamamu. [41] Namun, jangan merancukan kami satu dengan yang lain, dan hentikanlah segala spekulasi yang mengatakan bahwa kami adalah dua “Pribadi” dalam satu “Allah yang tritunggal”. Aku tidak pernah mengajarkan hal semacam itu, demikian pula halnya dengan para utusanku. Bapaku adalah Allah, sepenuhnya Allah; dia bukan satu dari tiga “Pribadi” di dalam Allah, apa pun maksudnya itu!

Pernahkah aku berkata, “Aku adalah”? Ya! Seperti dalam, “Akulah dia.” Atau, kamu bisa berkata, “Akulah yang itu.” Aku juga sudah menjelaskan yang mana aku itu: Mesias. Hal ini kusampaikan dengan jelas kepada perempuan dari Samaria itu. [42] Maukah kamu mendengarkanku? Apakah fakta bahwa kamu harus bersujud kepadaku menunjukkan bahwa aku adalah Allah? Tidak! Setiap lutut bertelut kepadaku karena Allah sudah meninggikanku ke sebelah kanan-Nya. [43] Hal ini ditetapkan sebagai imbalan atas tugas khususku kepada-Nya, dalam memenangkan semua bangsa kepada diri-Nya. [44] Apakah kamu akan menelan ajaran nabi-nabi palsu yang “menyekutukan” seseorang dengan Allah? [45] Allah melarang keras hal itu! Taatilah Allah dan hormatilah aku; hal ini akan memuliakan-Nya. “Siapa yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Allah sendiri?” Jawabannya ialah orang yang sudah diberi kuasa oleh Allah untuk mengampuni dosa-dosa sesuai dengan kehendak-Nya, seperti aku, [46] dan seperti para pengikutku. [47]

Bagaimana bisa meyakinkanmu bahwa aku bukanlah Allah, melainkan Anak-Nya yang unik, seorang manusia, padahal aku sudah dengan terang-terangan berkata kepadamu bahwa Dia mengetahui lebih daripada yang kuketahui, [48] bahwa Dia lebih besar daripada aku [49], dan bahwa aku hanya menjalankan kehendak-Nya serta mengikuti pimpinan-Nya [50], dan juga semua orang sudah tahu bahwa aku telah dibunuh? Tak seorangpun bisa membunuh Allah! Dia memimpin, tidak mengikuti; tak seorang pun yang lebih besar daripada Dia. [51] Dia Mahatahu, sementara aku pernah berkata kepadamu bahwa ada hal-hal yang tidak kuketahui. [52] Kalau kamu berkata bahwa aku sebenarnya tahu dalam pribadi “ilahiku” atau dalam akal budi “ilahiku”, itu berarti kamu menjadikan aku seorang pembohong. Jangan melakukan hal itu!

Perhatikan bahwa para penuntutku di dalam pengadilan dewan agama tidak pernah mengajukan tuduhan bahwa aku mengeklaim sebagai orang yang melebihi Mesias dari Allah, Raja Israel yang dijanjikan oleh Allah. [53] Inilah kebenarannya: Aku tidak pernah mengatakan satu hal pun yang akan dianggap menghujat bagi seseorang untuk mengatakannya, selama orang itu benar-benar adalah Mesias yang dipilih Allah. Aku memang Mesias dari Allah.

Bukalah telingamu, dan aku akan menolongmu untuk memahami bahwa Tuhan Allah dan Tuan Yesus Kristus bukanlah kedudukan yang sama. Sekalipun aku ialah tuan yang unik, Bapa adalah Allahku dan Allahmu juga. Jangan bingung dengan fakta bahwa aku sekarang berbagi beberapa gelarnya. Dengan penuh kasih karunia, Dia sudah menginspirasi para hamba-Nya untuk menyebutku dengan berbagai gelar: “Tuan” [54], “Allah” [55], “Juruselamat” [56], “Rabi” [57], “Yang Awal dan Yang Akhir” [58], “Alfa dan Omega” [59], atau bahkan “Tuan segala tuan dan Raja segala raja” [60]. Yang perlu diingat ialah bahwa mereka yang mengaitkan berbagai gelar itu kepadaku juga dengan jelas mengajarkan bahwa Allah adalah Allahku, yang berkuasa atas diriku dan kepada siapa aku menundukkan diri. [61] Tidak perlu heran, karena aku serupa dengan Dia sebagai gambar-Nya, dan aku masih meneruskan pelayananku kepada-Nya, sehingga Dia berkenan mengaitkan berbagai gelar yang merupakan milik-Nya kepada diriku. Aku bersyukur kepada-Nya atas kemurahan ini! [62]

Aku tahu ada beberapa orang yang sangat pandai di antaramu bisa melihat perbedaan antara aku dengan Allah. Mereka akan menghindar untuk mengatakan bahwa akulah Allah sendiri. Akan tetapi, mereka dengan bangga berwacana tentang “keilahian Kristus”, dan berpendapat bahwa aku memiliki “natur ilahi”. Sebenarnya, mereka ini justru memperkeruh suasana dengan aturan mereka yang mengharuskan umat untuk percaya bahwa aku “sempurna dalam keilahian dan sempurna dalam kemanusiaan, Allah yang sejati dan manusia sejati… yakni Kristus, Sang Putera, Tuan, satu-satunya yang diperanakkan, yang dikenal dalam dua natur”. [63] Baik aku dan para rasulku tidak pernah mengajarkan hal-hal semacam ini. Jika “natur manusia” itu adalah seorang manusia, aku adalah natur manusia. Jika “natur ilahi” itu adalah Allah, kamu harus ingat bahwa hanya ada satu Allah saja, dan Dia adalah Bapa kita. [64] Jika “natur manusia” itu berarti berbagai kualitas yang harus ada dalam diri manusia, ini berarti sama seperti manusia lainnya, aku memiliki natur manusia. Akan tetapi, jika “natur ilahi” itu diartikan sebagai kualitas yang harus dimiliki oleh Allah, seperti yang sudah dijelaskan tadi—aku tidak memiliki natur ilahi.

Setelah ratusan tahun menyampaikan kepada umat manusia bahwa aku berpura-pura memiliki semua keterbatasan yang dimiliki oleh manusia, yang berarti aku menipu orang-orang di sekitarku, belakangan ini ada beberapa dari antara kamu yang bersedia melakukan apa saja untuk menyelamatkan teori manusia ilahi ini. Mereka mengubah teologi mereka, mengatakan bahwa Allah—untuk sementara waktu—bisa saja menanggalkan kemahatahuan-Nya, kekebalan-Nya terhadap pencobaan, dan kemahakuasaan-Nya. Binasakan pikiran semacam itu! Tuhan Allah Yang Mahakuasa tak bisa dibunuh, tak bisa dicobai, dan tidak mungkin tidak mengetahui sesuatu hal. Memang benar bahwa Dia bisa tampil dalam wujud manusia, bahkan bergulat dengan manusia, [65] mengunjungi manusia dan menerima tumpangannya, [66] atau bahkan dilihat oleh Musa dan para tua-tua Israel [67]—tidak ada yang sukar bagi Dia. Akan tetapi, tampil dalam rupa manusia berbeda dengan menjadi manusia, bukankah demikian? [68] Jangan mengecilkan gagasan kamu tentang Allah menjadi seukuran manusia hanya untuk menyelamatkan teori kamu bahwa Dia adalah aku! Lebih baik kamu menguji ulang ajaranmu tentang diriku di dalam terang ajaran yang sudah disampaikan baik olehku maupun para rasulku, apalagi para nabi sebelum aku. Mereka semua memahami bahwa aku adalah manusia, anak Daud, [69] dan mereka tidak mengajarkan hal-hal aneh seperti aku adalah “manusia”, tetapi bukan seorang “pribadi manusia”. [70]

Mengenai spekulasi bahwa setiap kata “TUHAN” atau “Allah” yang ada di dalam Perjanjian Lama mengacu pada diriku, [71] aku dan para rasulku tidak pernah mengajarkan hal semacam ini kepadamu. Dengarkanlah kami! Pada hari-hari terakhir inilah Allah telah berbicara melalui aku. [72] Izinkan aku juga menjernihkan masalah tentang dugaan aku menciptakan alam semesta. Aku tidak pernah mengeklaim hal ini. Aku memberitakan hal-hal yang sudah diajarkan oleh para nenek moyang umat Yahudi bahwa hanya Allah Yang Esa yang menciptakan. [73] Alam semesta ini adalah hasil karya Bapa kita di surga. Tidak, aku tidak membantu. Dia tidak membutuhkan pertolongan apa pun. [74] Dia melakukan semua itu dengan firman-Nya yang penuh kuasa. [75] Dia tidak membutuhkan pengantara untuk melindungi-Nya dari kontak langsung dengan perbuatan tangan-Nya. Sekalipun Dia memerlukan bantuan, aku masih belum ada saat itu. Aku bahkan belum dilahirkan! [76] Benar, sahabatku Yohanes menuliskan tentang sesuatu yang sudah ada sejak awal dan bersama-sama dengan Allah, dan memang adalah Allah, dan melalui sesuatu inilah Allah menciptakan segalanya. [77] Tentu saja, yang sedang dibicarakan ini ialah firman Allah, atau dengan kata lain,  hikmat-Nya. [78] Hikmat itulah yang kemudian turun ke bumi dan tersedia bagi semua orang melalui ajaran dan teladanku. [79] Tentu saja, aku juga bisa disebut sebagai pencipta, tetapi karyaku adalah ciptaan baru, tatanan yang baru, zaman yang baru. [80]

‘Allah kedua’, [81] yang dianggap sebagai pengantara dalam proses penciptaan alam semesta ini hanyalah hasil dari khayalan penganut filsafat Plato. Jujur saja, pada masa itu sebagian dari bangsa non-Yahudi merasa malu menerimaku, seorang Yahudi yang baru saja dihukum mati dengan cara yang paling hina. Mereka lebih suka mendengar Injil mengenai Allah kedua, Allah yang lebih kecil, yang konon menginspirasi para filsuf pujaan mereka, dan yang berurusan langsung dengan penciptaan, sesuatu yang—berdasarkan ajaran Plato—tidak mungkin dilakukan oleh Allah. Beberapa dari mereka menukar aku dengan dia, untuk karakter fiksi yang mereka sebut “Logos” [82] ini. Ada juga yang merancukan aku dengannya karena mereka beranggapan bahwa ia adalah roh yang menjiwai tubuhku. [83] Konyolnya, ada juga yang berspekulasi bagaimana Logos ini dan rohku, entah bagaimana melekat satu sama lain jauh sebelum kelahiranku! [84] Terpesona dengan karir imajiner Logos ini, mereka meminimalkan, kadang-kadang hampir melupakan pencapaian duniawiku yang sebenarnya, yang menyebabkan aku ditinggikan. Mereka menggantikan kehidupan asliku sebagai manusia dengan dongeng tentang tuhan yang—entah bagaimana—turun menjelma menjadi manusia. Mungkin mereka ingin melupakan bahwa “keselamatan datang dari bangsa Yahudi”, [85] dan orang Yahudi yang satu ini memang agak serupa dengan “allah kedua” dalam khayalan mereka.

Ringkasnya, aku adalah Anak Allah yang unik, dan aku sudah dibangkitkan dan ditinggikan menjadi tangan kanan-Nya, seperti Yusuf bagi Firaun. [86] Suatu hari nanti, aku akan menjadi hakimmu; Allah sudah menunjukku untuk tugas itu. [87] Aku sekarang memang memerintah dan memegang kekuasaan mirip dengan Allah, kedudukan yang dianugerahkan oleh Allah Yang Maha Esa kepadaku. [88] Aku masih seorang manusia, walaupun Allah meninggikanku sampai menjadi “roh yang memberi hidup” dengan tubuh yang kekal. [89]

Jika kamu mengira bahwa bersujud dan berseru kepada “manusia biasa” itu salah, kamu harus dengan takut mempertimbangkan lagi semua gelar yang kamu sebutkan untuk diriku. Apakah kamu berani berdiri di depan seorang raja atau penguasa dunia ini, menunjuk langsung ke arahnya dan berseru, “dia hanya manusia biasa”? Saat kamu harus berdiri di hadapanku sebagai hakimmu, kamu akan mengerti betapa “biasa” aku itu! Kamu akan berlutut di hadapanku, “bagi kemuliaan Allah Bapa.” [90] Sekalipun aku bukanlah allahmu, aku adalah tuanmu, dan kamu harus mengasihi dan takut akan aku. [91]

Jikalau kamu mengira bahwa Allah tidak akan mungkin memberikan kedudukan setinggi itu kepada seorang manusia—ini hanyalah suara tidak percaya. Aku sudah mengatakan kepadamu bahwa aku adalah “manusia yang mengajarkanmu kebenaran, yang aku dengar dari Allah”. [92] Dengan anugerah dari kuasa Allah, ya seorang manusia dapat melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh Mesias dari Allah. Manusia ini menjadi imam bagi kamu selama-lamanya, dia menjadi pengantara kamu dengan Allah. [93] Manusia ini menjadi pengantara antara Allah dengan semua saudara-saudariku. [94] Manusia ini adalah “Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, tetapi lihatlah aku hidup sampai selama-lamanya, dan aku memegang kunci maut dan kunci Hades.” [95] Perhatikan baik-baik: aku bukanlah allah yang pertama dan terakhir—kedudukan itu sudah diambil! Aku adalah tuan manusia yang pertama dan yang terakhir, dibangkitkan ke dalam kekekalan, ditinggikan sampai semua ditundukkan di bawah kakiku, sama seperti aku tunduk kepada Allah.” [96]

Aku pernah membungkam orang-orang sebangsaku dengan menanyai mereka mengapa dalam Mazmur nubuatannya, Daud menyebut Mesias, keturunannya, dengan sebutan “Tuan.” [97] Mereka tidak bisa menjawab, tetapi mereka yang membaca Perjanjian Baru tentu mengerti bahwa Allah sudah meninggikanku, justru inilah inti dari nubuatan yang aku kutip kepada mereka. [98] Aku bukanlah Tuhan Allah Yang Mahakuasa, aku adalah anak sulung Maria yang oleh Allah “dijadikan Tuan dan Kristus”. [99] Janganlah menyamakan Tuhan Allah dengan Tuan Yesus, yakni Kristus-Nya. [100]

Ketika kamu membaca riwayat hidupku, kamu bisa melihat bahwa aku adalah manusia dan Allah adalah Pribadi yang berbeda denganku, Dia adalah Allah yang sejati, Allah Israel yang kusembah dan kulayani. Akan tetapi, dalam beberapa konteks, ada orang-orang yang berkedudukan tinggi dalam jemaat dan juga memiliki karisma yang besar, yang berkeras mengatakan bahwa semua ajaranku tidak akan ada maknanya kalau “keilahian Kristus” tidak termasuk di dalamnya. Namun perhatikan baik-baik, saudara-saudariku, kamu harus mengutamakan aku dibandingkan mereka, sama seperti beberapa pengikut awalku harus berpaling dari guru-guru dan para ahli kitab paling bergengsi dan berkuasa untuk menjadikan aku guru mereka. Datanglah kepadaku, dan belajarlah dari aku, dan aku akan menghilangkan kebingunganmu. Para pengikut awalku dengan setia mencatat kebenaran yang diberikan Allah kepadaku, dan bahkan lebih banyak kebenaran lagi, yang selanjutnya diajarkan oleh Roh Allah kepada mereka. “Dengan sesungguhnya, aku mengatakan kepadamu, setiap orang yang menerima orang yang kuutus, menerima aku; dan orang yang menerima aku, menerima Dia yang mengutus aku.” [101] Apakah kamu mengira teologiku perlu dikembangkan, perlu beberapa koreksi? Mengapa kamu memanggilku “Tuan, Tuan”, tetapi memperlakukan ajaranku tentang Allah sebagai sesuatu yang sangat membutuhkan suplementasi, dengan memakai kata-kata yang tak pernah kupakai, bahkan menuntut supaya pengikutku memakai kata-kata tambahan itu? Jangan berani menambahkan beban persyaratan atas mereka yang tidak diajarkan olehku dan oleh para muridku untuk masuk ke dalam perjanjian baru. [102]

Dengarkanlah aku, dan tutup telingamu ketika orang-orang mengira akan memberi tahu kamu apa yang sebenarnya aku maksudkan. Jangan tergoda oleh dugaan rahasia mendalam tentang “penyertaan dalam identitas ilahi”, yang hanya dapat dimengerti oleh yang terpelajar atau yang “spiritual”. “Aku telah berbicara terus terang kepada dunia”, sesungguhnya, “Aku tidak pernah bicara secara sembunyi-sembunyi.” [103] Ya, untuk waktu yang singkat aku memang harus merahasiakan identitasku sebagai Mesias agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, atau bahkan pemberontakan bersenjata. Akan tetapi, aku memberitahukan kepada para utusanku segala kebenaran mengenai diriku dan misiku; “semua yang aku dengar dari Bapa, telah aku beritahukan kepadamu”; [104] Aku tidak menahan apa pun darimu.

Oleh karenanya, kamu harus perhatikan baik-baik apa yang ditulis dan yang tidak ditulis oleh para utusanku. Mereka menjelaskan bagaimana kehidupanku menggenapi nubuatan tentang Mesias, dan nubuatan tentang Allah. Akan tetapi, dalam mengutip yang terakhir ini, mereka sama sekali tidak memberi petunjuk apa-apa bahwa aku adalah Allah. Sebaliknya, dalam sebagian uraian mereka disebutkan bahwa penggenapan nubuatan itu adalah penggenapan karya Allah melalui diriku. [105] Di dalam uraian yang lain, Allahku mengungkapkan kepada mereka tentang makna lain dari berbagai naskah kuno. Yang lain pula, penggenapan yang lebih baru. [106] Jika kamu mengira bahwa tulisan dari para utusanku memberi petunjuk tentang kebenaran tersembunyi yang tidak disebutkan secara terbuka mengenai diriku, periksalah lagi apakah penulis kitab suci atau para pengajar generasi pertama memiliki kesimpulan seperti itu. Jika tidak, mungkin kamu sudah mengambil kesimpulan yang melampaui batas. Para penyusun riwayat hidupku menulis dengan bahasa yang jelas; mereka tidak menyusun semacam kitab esoteris yang hanya bisa dipahami oleh kalangan elit. Dengarkanlah ucapan mereka. Permainan ini harus diakhiri, permainan untuk “menemukan” klaim tersembunyi dalam tulisan mereka bahwa aku adalah Allah atau “Allah-manusia”. Tidak, fakta bahwa aku berjalan di atas air bukan petunjuk. [107] Klaimku bahwa aku akan kembali dalam awan-awan juga bukan petunjuk. [108] Demikian pula pernyataan-pernyataan “aku adalah” bukanlah petunjuk. [109] Aku menyatakan kepadamu dengan terus terang siapa diriku. [110] Aku adalah seorang guru, bukanlah peramal yang berkomat-kamit, dan murid-muridku memahami aku. Akankah kamu memahaminya juga? Jikalau kamu merasa bahwa pesan tegas dari tulisan-tulisan mengenai diriku sebagai Mesias dari Allah ini membosankan, berarti kamu belum memahaminya. Berdoalah kepada Bapa di surga supaya Dia membukakan matamu. Bahkan aku juga akan ikut mendoakan kamu, jika aku melihat kamu dengan rendah hati berusaha menerima “perkataan kehidupan kekal” [111] yang kusampaikan kepadamu dari Bapa. [112]

Sebagai kesimpulannya, pelajarilah catatan dari salah satu hari-hari yang sangat luar biasa pada zaman baru ini. Hambaku Lukas telah memberikan ringkasan setia dari khotbah pertama pada permulaan zaman baru ini. Di dalamnya, sahabat dan utusanku, Petrus, tidak memberitakan bahwa aku adalah Allah dalam wujud manusia. Dia tidak berkata bahwa aku adalah Allah itu sendiri, juga tidak menyebutku seorang “allah-manusia”. Dia tidak membuat teori bahwa aku memiliki natur ilahi. Dia tidak memuji aku karena telah menciptakan dunia. Dia tidak mengaitkanku dengan berbagai tindakan Allah pada zaman Abraham atau pun Musa. Sebaliknya, dia dengan tepat menyebutku sebagai “seorang dari antara kamu yang telah disetujui Allah melalui mukjizat-mukjizat dan keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda, yang telah Allah lakukan melalui dia di tengah-tengah kamu”. [113] Apakah uraian dari Petrus ini tidak cukup bagimu? Teman-temanku, itu ialah kabar baik dari era yang baru ini. Tidak dibutuhkan allah lain, allah kedua atau tambahan “allah yang benar” yang merupakan pribadi selain dari Dia yang aku sebutkan sebagai satu-satunya Allah yang benar. [114] Petrus tidak gagal memberitakan kabar baik. Sebaliknya, ia memberitakannya tanpa dibebani oleh spekulasi manusia yang tidak perlu. Sekarang, pergilah ke seluruh dunia di dalam namaku dan lakukanlah hal yang sama. Tumbuhkanlah “tubuhku” [115] dan beritakanlah Kerajaan Allah dengan kuasa dari firman Allah yang murni.

Yang mengasihimu,
Yesus

[1] Versi awal dari surat ini dapat dilihat di https://trinities.org/blog/podcast-257-a-letter-from-the-lord-jesus-about-god-and-me/ . Surat ini dirilis berdasarkan lisensi  dari Creative Commons License: Attribution-Non Commercial-No Derivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0). (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).

[2] Kisah 3:22, 7:37; Ulangan 8:15; Yohanes 1:17-18

[3] Keluaran 3:15

[4] Yohanes 10:33-36

[5] Yohanes 8:40; Bilangan 23:19

[6] Yohanes 17:1-3; 1 Korintus 8:6; Efesus 4:6; 1 Timotius 2:5; 1 Tesalonika 1:9-10; 1 Yohanes 5:20

[7] Yohanes 4:25-26

[8] 1 Korintus 15:3-4, 42-56

[9] 1 Timotius 1:17, 6:16; 2 Timotius 1:10; Roma 1:23

[10] Yohanes 1:29

[11] Matius 3:17, 17:5

[12] Ibrani 2:14-18, 1 Timotius 2:5-6

[13] Roma 5:8

[14] Markus 15:32, 39

[15] Markus 14:36

[16] Filipi 2:8-9

[17] Markus 14:62; Efesus 1:20

[18] Wahyu 7:17

[19] Daniel 7:14

[20] Yohanes 20:17

[21] Matius 22:37, 39

[22] Yakobus 1:13

[23] Lukas 4:1-13; Ibrani 4:15

[24] Lukas 5:16, 22:41

[25] Lukas 2:41-42, 47

[26] Matius 6:5-13

[27] Markus 9:37; Yohanes 13:20

[28] Lukas 4:18; Kisah 10:38

[29] Yohanes 5:36, 14:10-11; Kisah 2:22

[30] Kisah 2:43, 4:30, 5:12, 6:8

[31] Yohanes 10:22-39

[32] Yohanes 10:30

[33] 1 Korintus 3:8

[34] Wahyu 3:12

[35] 1 Korintus 8:4-6; Markus 12:29; Galatia 3:20

[36] Yohanes 14:8-11

[37] Kolose 1:15

[38] Yohanes 14:10; Ibrani 8:1

[39] Yohanes 20:28; 2 Korintus 5:19

[40] 1 Korintus 8:6; Efesus 4:4-6

[41] 1 Yohanes 1:3

[42] Yohanes 4:25-26. Bandingkan dengan: Yohanes 14:24-25

[43] Filipi 2:6-11

[44] Wahyu 5:9-10

[45] https://www.thoughtco.com/shirk-2004293

[46] Matius 9:2-8

[47] Yohanes 20:23

[48] Markus 13:32

[49] Yohanes 14:28

[50] Yohanes 5:19-20

[51] Mazmur 89:6, Yesaya 40:18; Ulangan 10:17

[52] Roma 11:33-35

[53] Matius 26:59-66, 27:17, 22, 29, 37, 42-44; Markus 14:55-65, 15:2-5, 12, 18, 26, 32; Lukas 22:66-71, 23:1-5; Yohanes 18:33-38. Sebagian orang mengartikan bahwa Yesus pasti membuat semacam klaim tentang “keilahian” karena di Matius dan Markus dia dituduh melakukan hujat. Namun, pembaca yang teliti seharusnya bisa melihat bahwasanya klaim Yesus di sana hanya tentang dia akan duduk di sebelah kanan takhta Allah, hal ini menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Allah, melainkan pribadi yang berbeda.

[54] Roma 1:4

[55] Ibrani 1:8

[56] Lukas 2:11

[57] Yudas 1:4

[58] Wahyu 2:8

[59] Wahyu 22:13

[60] Wahyu 17:14

[61] Yohanes 20:17; Roma 15:6; 2 Korintus 1:3; Efesus 1:3, 17; 1 Petrus 1:3; Wahyu 1:6, 3:2, 12

[62] Wahyu 15:3-4

[63] https://www.theopedia.com/chalcedonian-creed

[64] Yohanes 17:1-3; 1 Yohanes 5:19-20

[65] Kejadian 32:22-32. Bahkan jika hal-hal ini dilakukan melalui perantaraan makhluk malaikat, tetap saja Allah yang (secara tidak langsung) mengerjakannya.

[66] Kejadian 18:1-22

[67] Keluaran 24:9-11

[68] Para penulis Perjanjian Baru, dalam keyakinan penuh bahwa Yesus adalah manusia nyata, berbicara santai tentang dia menjadi “serupa dengan manusia yang berdosa” (Roma 8:3), “dinyatakan dalam daging” (1 Timotius 3:16), “datang dalam daging” (1 Yohanes 4:2) dan “menjadi sama dengan rupa manusia” (Filipi 2:7). Akan tetapi, mereka sama sekali tidak bermaksud menyatakan bahwa Yesus hanya terlihat seperti manusia, atau bahwa Yesus berubah dari roh menjadi manusia (atau memakai tubuh manusia). Bagi mereka, dia memang dikandung secara ajaib, tetapi dia adalah manusia sejati dan anak dari Maria (Lukas 1:35; Matius 1:18), keturunan Daud (Roma 1:3), “seorang (manusia)”  (Kisah 2:22; Yohanes 8:40) walaupun dia datang “dari atas”, artinya diutus oleh Allah dan kudus (1 Korintus 15:47; Yohanes 3:13).

[69] Lukas 1:32; Roma 1:3; 2 Timotius 2:8; Wahyu 22:16

[70] http://www.ncregister.com/blog/steven-greydanus/is-jesus-a-human-person

[71] Justin Martyr, Dialogue with Trypho.

[72] Ibrani 1:1-2; Kolose 1:13-20; 2 Korintus 5:17-18

[73] Markus 10:6, 13:19. Bandingkan dengan Roma 1:20; Kisah 4:24, 14:15, 17:24-31: Ibrani 11:3; Efesus 3:9; 1 Timotius 4:3-4; Wahyu 4:11, 10:6, 14:7

[74] Yesaya 44:24b

[75] Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, 26; Mazmur 33:6; Yohanes 1:1-3

[76] Lukas 1:31

[77] Yohanes 1:1-3

[78] Mazmur 33:6; Amsal 8:22-31

[79] Matius 11:19, 13:53; 1 Korintus 1:24; Kolose 2:2-3

[80] Ibrani 1:2

[81] Pada pertengahan abad ke-2, orang-orang yang disebut kalangan sejarawan sebagai “penganut teori Logos” mulai mengartikan Yohanes 1:1 (“Pada mulanya adalah Firman [Yunani: Logos]; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”) sebagai ayat yang melibatkan dua sosok ilahi, keduanya disebut “Allah”, yakni Allah, dan “Allah” lainnya yang menyertai Dia. Untuk istilah “Allah kedua”, lihat Origen, Against Celsus 5.39, 6.61, 7.57. Lihat juga Origen, Commentary on John 2.12–27; Origen, Dialogue with Heraclides 2; Justin Martyr, Dialogue with Trypho 50.1, 55.1, 56.4, 56.9, 56.11, 62.2, 128.4, 129.1, 129.3; Philo, Questions and Answers on Genesis 2.62, On Dreams 1.227

[82] Theophilus, To Autolycus; Athenagoras, A Plea for the Christians.

[83] Athanasius, On the Incarnation.

[84] Origen, On First Principles 2.6.3–5, Against Celsus 3.41, 6.47.

[85] Yohanes 4:22

[86] Kejadian 41:37-45

[87] Kisah 17:31

[88] 1 Korintus 15:27

[89] 1 Korintus 15:42-46

[90] Filipi 2:11

[91] Wahyu 6:16, 17:14

[92] Yohanes 8:40

[93] Ibrani 2:17, 3:1, 4:14-15, 6:20, 8:1, 9:11

[94] 1 Timotius 2:5

[95] Wahyu 1:17-18

[96] 1 Korintus 15:20-28, 11:3

[97] Markus 12:35-37

[98] Markus 12:36; Mazmur 110:1

[99] Kisah 2:36

[100] Lukas 1:32: Kisah 1:21; Roma 1:7

[101] Yohanes 13:20

[102] 1 Yohanes 4:15

[103] Yohanes 18:20

[104] Yohanes 15:15

[105] Markus 1:3

[106] Matius 1:23; Ibrani 1:10-12

[107] Matius 14:33; Markus 6:45-52; Yohanes 6:16-21

[108] Matius 26:64; Markus 14:62

[109] Yohanes 6:35, 8:12, 10:7, 10:11, 11:25, 14:6, 15:1

[110] Matius 16:15-17; Markus 829; Lukas 9:20; Yohanes 20:31

[111] Yohanes 6:68

[112] Yohanes 8:28, 12:49, 14:10

[113] Kisah 2:22

[114] Kredo Nicea tahun 325 menyebutkan satu “Allah yang benar” (Anak) yang eksis karena “Allah yang benar” lainnya (Bapa), http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/credo.htm. Ini ialah rujukan pada doktrin dari Origen yang menyatakan bahwa Allah “secara kekal memperanakkan” Logos atau Firman.

[115] Roma 12:5; 1 Korintus 12:27

Berikan Komentar Anda: