SC Chuah |

Kalimat di Wahyu 22:1,3 “takhta Allah dan Anak Domba” sering dikutip oleh kaum trinitarian untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Allah. Bukankah menyedihkan jika harus menarik bukti dari kalimat seperti ini? Mereka berpandangan bahwa karena Anak Domba berbagi satu takhta dengan Allah, maka Anak Domba setara dengan Allah, dan karena itu adalah Allah. Tidak terlintas di pikiran para trinitarian bahwa kalimat itu justru merupakan bukti paling ampuh bahwa Yesus bukan Allah! Gambaran yang diberikan dalam kitab Wahyu bahwa Allah, yaitu sang Bapa, duduk di atas takhta dan Yesus duduk di sampingnya merupakan bukti paling jelas bahwa Yesus bukan Allah. Alasannya sederhana: jika Yesus juga adalah Allah, gambaran tersebut memberikan kesan adanya dua Allah yang duduk berdampingan di atas satu takhta. Apakah dua pribadi yang sama-sama Allah itu dapat disebut satu Allah, Allah yang Esa, hanya karena takhtanya satu?

Yesus diberi kehormatan untuk duduk bersama-sama Allah di atas takhta-Nya bukan karena dia Allah, tetapi karena dia telah menang. Wahyu 3:21,

Siapa yang menang, ia akan kududukkan bersama-sama dengan aku di atas takhtaku, sebagaimana aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapaku di atas takhta-Nya.

Perhatikan bahwa takhta Yesus sebenarnya merupakan takhta milik Bapa, satu-satunya pribadi yang disebut Allah dalam kitab Wahyu. Bapa telah mengundang Yesus untuk duduk bersama-sama dengan-Nya di atas takhta-Nya, karena itu takhta itu dapat disebut dengan tepat sebagai takhta Yesus atau takhta Anak Domba. Dan ajaibnya, Yesus pula menjanjikan penghargaan dan ganjaran yang sama kepada siapa saja yang menang seperti dia! Apakah umat trinitarian ingin memperjuangkan keilahian orang-orang percaya yang menang yang akan didudukkan di atas takhta Allah? Wahyu 3:21 dengan jelas menyangkal bahwa duduk di atas takhta Allah di samping Allah merupakah bukti keilahian.

Penting juga untuk dicatat bahwa gagasan “duduk di atas takhta Allah di samping Allah” merupakan gagasan pra-Kristen mengenai Mesias. Jauh sebelum kitab Wahyu, orang Yahudi sebelum era Kristen percaya bahwa sang Mesias akan didudukkan di atas takhta Allah. Ini dapat dilihat dari kitab 1 Henokh 51:3, “Dan Orang Pilihan akan pada hari-hari tersebut duduk di atas takhta-Ku.” (Baca juga 1 Henokh 45:3, 55:4, 61:8, 62:3,5, “Orang Pilihan duduk di atas ‘takhta kemuliaan-Nya’, yaitu ‘kemuliaan Allah’”).

 

Berikan Komentar Anda: