Pastor Eric Chang | Lukas 2:34 |

Mari kita baca Lukas 2:34:

Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu anak itu, sesungguhnya, Anak ini ditentukan untuk  menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.

Kata ‘tanda’ di sini adalah kunci pada perikop ini. Dikatakan di sini bahwa Yesus akan menjadi tanda dari Allah.

Kata ‘tanda’ sangat sering dipakai dalam Injil. Jika Anda melihat dalam konkordansi, Anda akan melihat bahwa kata ‘tanda’ sering dipakai. Pokok pentingnya adalah bahwa Yesus telah datang ke dunia untuk menjadi tanda dari Allah.


YESUS ADALAH TANDA UNTUK MENYAMPAIKAN SEBUAH PESAN

Suatu tanda pastilah untuk menyampaikan suatu pesan. Terdapat bahasa yang berdasarkan tanda atau isyarat bagi orang yang tuli dan bisu. Mereka tidak bisa mendengar apa yang sedang kita katakan, oleh sebab itu mereka membuat tanda-tanda atau isyarat, yaitu bahasa isyarat, bahasa yang mengkomunikasikan suatu pesan dengan berbagai isyarat atau tanda-tanda.

Pada perikop ini, dikatakan bahwa Yesus adalah tanda dari Allah. Ini berarti bahwa ia menyampaikan sebuah pesan. Hal ini sangat dekat dengan ayat yang pertama dari Injil Yohanes, “Pada mulanya adalah Firman”. Firman adalah sesuatu yang menyampaikan suatu pesan. Firman adalah sesuatu yang berhubungan dengan suatu pesan. Firman atau perkataan, adalah bahasa yang kedengaran, sesuatu yang bisa Anda dengar dengan telinga Anda. Namun tanda adalah bahasa yang tidak dapat Anda dengar, bahasa yang tidak kedengaran. Anda melihatnya tetapi Anda tidak bisa mendengarnya. Yesus adalah tanda dari Allah yang menyampaikan pesan yang tampak jelas kepada kita. Melalui tanda ini, banyak yang akan bangkit dan banyak yang akan jatuh. Oleh karena itu, ini adalah tanda yang sangat penting karena hal itu menentukan seluruh masa depan Anda, apakah Anda akan jatuh atau apakah Anda akan bangkit, atau keduanya.

Apa yang sangat menarik tentang peristiwa ini ialah terdapatnya dua orang tua, dua orang saleh yang tua, Simeon dan Anna. Anda tentu ingat cerita indah tentang Yusuf dan Maria yang datang ke dalam Bait Suci dengan bayi Yesus dan mereka bertemu dengan laki-laki tua ini, Simeon, di Bait Suci. Ketika dia melihat bayi tersebut, dia mempunyai banyak hal untuk dikatakan mengenai si bayi itu. Bukanlah suatu hal yang tidak lazim di mana seorang bayi dibawa ke Bait Suci. Lagi pula, mereka tidak mempunyai babysitter pada waktu itu dan oleh sebab itu jika mereka ingin beribadah di Bait Suci, mereka membawa bayi mereka bersama. Ini bukanlah satu-satunya bayi di Bait Suci. Kebanyakan waktu Simeon tinggal di Bait Suci dan pastilah dia telah melihat banyak bayi. Namun ketika dia melihat bayi ini, dia mempunyai sesuatu untuk dikatakan. Dia berkata, “Mataku sekarang telah melihat keselamatan daripada Allah”. Kita akan berkata, “Orang tua, ini hanyalah seorang bayi. Mengapakah engkau berbicara mengenai keselamatan di sini?” Akan tetapi dia mempunyai banyak hal yang harus dikatakan.  Di antara hal ini, dia berkata, “Bayi ini adalah tanda dari Allah”. Bayi ini adalah suatu pesan yang tampak dari Allah. Dialah yang akan menentukan masa depan manusia, entah mereka akan diselamatkan atau apakah mereka tidak akan selamat. Ini tergantung pada bagaimana  mereka berhubungan dengan dia.


TANDA INI AKAN DITENTANG

Apa yang dikatanya mengenai tanda itu sarat dengan teka-teki. Apa yang dikatanya ialah bahwa tanda yang berasal dari Allah ini, bayi ini, akan menimbulkan perbantahan. Ketika orang-orang  membaca Alkitab, mereka tidak mendengarkan apa yang sedang dikatakan. Mereka tidak memperhatikan secara persis apa tanda itu. Tanda itu bukannya menunjukkan bahwa semua orang akan bertelut dan mulai menyembah dia. Tanda itu tidak menyatakan bahwa semua orang akan menyambut dia dengan tangan terbuka. Kebalikannya, pesan itu menyatakan bahwa dia adalah bagi keselamatan dunia, tetapi dia akan ditolak oleh kebanyakan orang. Mereka akan menyerang dia. Menentang dia sampai seberapa jauh? Hal ini sangatlah aneh karena seluruh Israel sedang menunggu kedatangan Mesias; Juruselamat bangsa Israel; Raja Israel. Tapi apa yang sedang Simeon katakan adalah bahwa dia akan ditolak dan ditentang. Semua orang akan mengatakan hal-hal yang buruk tentang dia.

Lalu laki-laki tua itu berpaling kepada Maria ibunya. Coba bayangkan adegan di Bait Suci itu. Pada saat itu, orang tua itu sedang memeluk bayi Yesus. Dia berkata kepada Maria, “Maria, sebuah pedang akan menembus tepat melalui jiwamu sendiri”. Di sini dalam bahasa Yunani, kata yang tidak lazim bagi kata ‘pedang’ digunakan. Sebenarnya dalam bahasa Yunani, terdapat lebih dari dua kata untuk ‘pedang’ yang menggambarkan jenis pedang yang berbeda, tetapi hanya dua kata yang berbeda yang dipakai dalam Perjanjian Baru. Lukas memakai kata lain untuk ‘pedang’ sebanyak lima kali. Namun di sini, kata yang dipakai di sini dipakai hanya sekali di dalam Perjanjian Baru di luar kitab Wahyu. Kata bagi pedang ini digunakan enam kali dalam kitab Wahyu, jadi total sebanyak tujuh kali. Saya mencoba untuk memastikan mengapa kata berbeda untuk ‘pedang’ digunakan. Hal ini kemungkinan dikarenakan ini adalah sebuah pedang lebar, pedang bermata dua. Pedang ini mempunyai sebuah tangkai yang membuat pedang nampak seperti salib. Simeon sepertinya sedang menunjuk kepada salib. Saya pikir Anda sudah sering melihat pedang sedemikian dan Anda dapat melihat bahwa pedang tersebut mirip dengan sebuah salib. Dan Simeon mengatakan bahwa: “Pedang tersebut akan menembus jiwamu sendiri.” Wah, itu adalah sebuah pesan yang tidak begitu menyenangkan! Anda datang ke dalam Bait Suci untuk beribadah kepada Allah dan seorang tua mulai berbicara kepada Anda mengenai bayi Anda. Kedengarannya baik bahwa dia adalah keselamatan bagi Israel dan Anda akan berpikir bahwa semua orang akan menyambut keselamatan ini. Tetapi, kenyataannya, kejadian ini akan menyebabkan rasa sakit yang amat hebat sekali kepada Maria dan mungkin sampai mengakibatkan kematian Maria!

Tanda ini akan menimbulkan perbantahan. Tuhan memberikan sebuah tanda kepada semua manusia, tetapi apakah manusia menerimanya? Tidak, manusia menolaknya! Kata Yunaninya diterjemahkan sebagai ‘menimbulkan perbantahan’ atau ‘ditolak’ atau ‘dilawan’, dan di Ibrani 6:16 diterjemahkan sebagai ‘perselisihan’, yaitu, orang-orang berbicara menentangnya, membantahnya. Mereka katakan, “Yesus? Dia tidak mungkin adalah Mesias! Dia tidak mungkin adalah Juruselamat!” Di Yudas 11, kata tersebut diterjemahkan sebagai ‘pemberontakan’. Konteksnya berbicara mengenai pemberontakan Korah. Di Roma 10:21, dikatakan bahwa Israel sebagai suatu umat yang selalu tidak taat dan yang membantah, atau yang melawan. Perlawanan terhadap tanda ini sangat besar! Pokok ini sangat penting sekali dan kita harus menangkapnya dengan baik.

Kita tentu tidak menyangka bahwa tanda yang akan membantu kita untuk mengenal Yesus sebagai Anak Allah adalah tanda yang semacam ini. Dengan kata lain, “Bagaimana Anda tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah? Bagaimana Anda tahu bahwa ia adalah Juru Selamat dunia?” Tandanya begitu di luar dugaan kita! Jika Anda melihat seorang yang menimbulkan perbantahan, seorang yang ditentang, seorang yang dilawan, yang dibantah, itulah tandanya. Pernahkah terlintas di benak Anda tanda yang sebegini?

Biarlah saya ungkapkan dalam cara ini. Jika Anda bertemu dengan seseorang atau Anda mendengar tentang seseorang di mana semua orang berkata perihal yang buruk tentang dia, apakah yang akan Anda pikirkan mengenai orang ini? Ambillah contoh saya. Oh, percayalah, di dunia ini penuh dengan orang-orang yang mengatakan hal-hal yang buruk mengenai saya; saya tidak melebih-lebihkan hal ini. Bahkan saya malah tidak bisa pergi ke mana-mana dengan tenang di mana tidak ada seseorang yang membicarakan sesuatu yang buruk mengenai saya. Bukan berarti bahwa saya yang menginginkan orang-orang mengatakan hal buruk mengenai saya. Apakah ada orang yang menginginkan ketidak-kepopuleran? Mereka belum bertemu dengan Anda, tetapi mereka sudah mendengar hal-hal buruk mengenai Anda.

Beberapa tahun yang lalu, saya mengatakan bahwa saya akan pergi ke suatu negara di mana dengan pasti tidak ada seorang pun yang mengenal saya. Oleh sebab itu saya pergi ke Costa Rika. Apakah Anda tahu di mana Costa Rika itu? Jika saya memberi Anda sebuah peta, sanggupkah Anda menunjukkan di mana letaknya Costa Rika? Saya pergi ke sana dan berkata, sesungguhnya tak seorang pun mengenal saya di sini. Namun saya telah membuat kesalahan. Segera, kami ketahui bahwa ada seseorang yang sudah mendengar tentang saya dan mengetahui bagaimana buruknya orang seperti saya ini. Dengan segera terdapat dua kelompok: kelompok yang satu sedikit mendukung saya dan kelompok yang lain berpendapat bahwa saya adalah orang yang  jahat. Di sini (di Montreal), kalau Anda mendengar hal buruk mengenai Sdra. Joel, akankah Anda berkata, “Oh, aku ingin sekali menjadi teman Anda, Anda seorang yang begitu jahat.” Jika Anda mendengar hal yang jahat mengenai dia, dan sekalipun Anda mengenal dia, pastilah Anda akan punya banyak tanda tanya. Mereka mengatakan bahwa, “Tanpa api, tentulah tidak ada asap.” Jadi pastilah ada sesuatu mengenai orang ini. Sekalipun Anda sudah bertemu dengan dia, Anda tetap mempunyai kecurigaan, dan mengatakan, “Hmm, orang ini, aku mesti berhati-hati.” Apakah Anda mengerti apa yang saya maksudkan?

Ketika semua orang mengatakan perihal yang buruk mengenai Yesus, bagaimana mungkin Anda mau percaya pada dia? Kita dapat mengatakan hal yang sama tentang gereja. Jika Anda mendengar hal buruk mengenai sebuah gereja, mengapa Anda menghadiri gereja itu? Inilah yang dimaksudkan dengan ‘yang menimbulkan perbantahan’. Ia akan menjadi tanda yang akan ditolak oleh orang-orang, mereka akan membantah, melawan, mereka akan menentang, mereka akan menyangkal.


IMAN PERJANJIAN BARU: MEMPERCAYAI YESUS YANG DITENTANG

Hal ini menimbulkan suatu masalah besar bagi iman. Jika keselamatan bergantung pada iman pada Yesus tapi semua orang mengatakan hal yang buruk mengenai dia, bagaimana Anda dapat tetap percaya? Situasi kita begitu mudah pada hari ini, bukan? Siapa yang berkata jelek mengenai Yesus? Hampir tidak ada seorangpun! Oleh sebab itu, yang terjadi adalah bahwa kita mempunyai perbedaan besar antara situasi di waktu Perjanjian Baru [gereja awal] dan situasi pada saat ini. Bukankah mudah untuk percaya pada saat ini karena siapa yang berbicara menentang Yesus? Namun justru hal ini telah membangkitkan suatu masalah yang kritis. Jika Yesus bukan tanda yang menimbulkan perbantahan pada saat ini, maka ini berarti iman di zaman ini juga iman yang berbeda.

Anda lihat, ketika saya adalah seorang yang buruk dan seseorang mengatakan, “Aku telah mendengar semua hal buruk mengenai Anda, tetapi aku tetap mempercayai Anda.” Wah, itulah yang luar biasa! Namun ketika saya menjadi terkenal, ketika saya adalah seorang yang penting dan semua orang menghormati saya, keyakinan atau iman apa yang Anda butuhkan? Sebagai contoh, pertentangan kepada saya sudah hampir sirna. Alasannya adalah beberapa para pemimpin gereja di Hong Kong sudah mulai mengungkapkan bahwa mereka tidak menentang apa yang saya ajarkan. Pada kenyataannya, mereka mengungkapkan persetujuan pada poin-poin utamanya. Sebagai contoh, seorang saudari dari Hong Kong pergi ke Australia dan menghadiri salah satu gereja kami di sana. Dia adalah salah seorang anggota gereja di mana pendetanya adalah seorang pendeta yang sangat terkenal di Hong Kong. Dia menulis surat kepada gerejanya dan menanyakan perihal gereja kami dan saya. Jawaban yang dia peroleh adalah, “Itu adalah sebuah gereja yang baik. Oleh karena itu beribadahlah di gereja itu.” Hal yang sangat mengherankan! Sekarang tidak lagi sulit menghadiri gereja kami karena dia mempunyai izin dari gerejanya terdahulu di Hong Kong.

Namun berbeda jika keadaannya begini: tidak kira apa yang dikatakan oleh gerejanya yang terdahulu, tapi ketika ia telah datang ke gereja kita dan mendengarkan sendiri, memperhatikan dan meneliti Kitab Suci dan tiba kepada kesimpulan, “Gereja ini berdiri di atas firman Tuhan, saya akan tetap di sini sekalipun jika orang lain menentang.” Pokoknya kita selalu ingin melihat apakah orang lain menerima atau tidak menerima orang itu atau gereja itu. Kita tidak dapat memutuskan sendiri. Apa yang terjadi sekarang adalah orang sudah mulai senang dengan saya hanya karena satu alasan: oposisi terhadap saya di Hong Kong sudah mulai berkurang. Biarlah saya memberitahu Anda satu hal: Anda tahu siapa teman sejati Anda ketika Anda berada di bawah serangan. Ketika Anda diserang dan semua orang meninggalkan Anda, Anda juga akan tahu teman yang bagaimana mereka itu. Ketika Yesus ditangkap untuk disalibkan, apa terjadi? Bahkan murid-muridnya meninggalkan dia. Di saat Anda di bawah serangan, Anda sesungguhnya tahu siapa teman-teman Anda sebenarnya. Saya banyak diberi kesempatan yang baik untuk mengetahui hal ini.

Apa yang ingin saya katakan adalah sesuatu yang amat penting sekali mengenai iman. Apakah iman kita itu ‘iman Perjanjian Baru’ atau bukan? Kita diselamatkan oleh iman, benar? Dan Luther mau mengatakan bahwa kita diselamatkan hanya dengan iman, benar? Pertanyaannya ialah: iman yang bagaimana? Poin kita di sini begitu penting: Jika Anda percaya kepada Yesus ketika dia ditentang, ketika dia ditolak, itulah iman!

Saat ini Anda mempercayai Yesus, mengapa? Karena ada ratusan dan jutaan orang-orang percaya pada saat ini! Semua orang percaya pada Yesus dan jadi apakah yang begitu sulit untuk mengangkat tangan Anda dan membuat komitmen? Apa yang terjadi jika Anda dibesarkan di keluarga Kristen dan Anda hanya menyusul ayah dan ibu Anda untuk menjadi orang Kristen? Mungkin di sekolah, teman-teman Anda menentang kekristenan, tapi orangtua Anda lebih penting daripada teman Anda di sekolah. Jadi, sebagai orangtua Kristen, kita diperhadapkan dengan permasalahan yang serius, yaitu, seberapa tulus iman anak-anak kita? Mungkin anak saya percaya kepada Yesus karena dia menghormati saya dan mempercayai saya sepenuhnya. Apakah itu yang dimaksud dengan ‘iman Perjanjian Baru’?  Itulah masalahnya disini. Bagi dia, tidak ada perbantahan terhadap Yesus yang perlu untuk diatasi. Setidaknya di rumah, dia tidak menemukan adanya perbantahan pada Yesus. Yesus selalu disanjung. Meskipun jika orang lain membantahnya, itu tidaklah  penting karena orang-orang yang benar-benar dia hormati menjunjung tinggi Yesus. Pendapat orang lain tidaklah penting baginya. Namun pendapat orangtuanyalah yang sangat penting.

Melainkan kita memahami situasi ini, melainkan Anda memahami situasi ini sebaik-baiknya Anda mungkin tidak memiliki ‘iman Perjanjian Baru’ pada Yesus. Ada beberapa orang di gereja kami dan juga di dalam team [pelayanan full-time] yang mengikut Yesus terutamanya karena mereka menghormati saya. Namun jika mereka mengubah opini mereka mengenai saya, mereka mungkin akan mengubah opini mereka mengenai Yesus. Dengan lain kata, iman mereka bergantung pada manusia. Sebagai contoh, baru-baru ini saya menerima  email dari rekan kerja yang mengatakan kepada saya bahwa serangan-serangan ke atas saya dan gereja di Montreal baru-baru ini mempengaruhi dia. Dan dia mengatakan masalahnya adalah imannya di dalam Tuhan terguncang. Ketika dia mendengarkan  pertentangan itu, yaitu serangan terhadap saya, imannya di dalam Tuhan terguncang dan dia hampir ambruk secara rohani.


APAKAH DASAR IMAN ANDA?

Marilah kita kembali kepada pertanyaan: Apa dasar iman Anda? Dapatkah Anda menerima tanda itu? Apakah alasan Anda datang ke gereja? Apakah Anda percaya dan dibaptis karena Anda katakan, “Saya suka dengan orang-orang Kristen ini karena mereka adalah orang-orang yang menyenangkan. Mereka saling mengasihi satu dengan yang lain sehingga saya ingin menjadi salah satu dari mereka.” Apakah itu ‘iman Perjanjian Baru’?

Satu-satunya iman yang disebut di dalam Perjanjian Baru adalah suatu iman yang percaya kepada Yesus ketika semua orang menentang dia, ketika semua orang lain menolak dia dan saya tetap percaya. Itu adalah satu mukjizat! Jika Anda percaya kepada Yesus karena orang yang lain percaya, banyak ahli psikolog dapat menerangkan mengapa Anda percaya. Di suatu negara  Kristen, semua orang adalah Kristen. Anda hanya mengikuti orang banyak. Anda tidak membutuhkan iman. Itu bukan definisi iman yang membawa keselamatan, menurut definisi Perjanjian Baru. Percaya yang sesungguhnya adalah percaya bila berhadapan dengan suatu kontradiksi. Itulah pesannya di sini. Yang lebih mengherankan, kita mengenal objek iman kita, yaitu Yesus justru karena ia ditolak. Kita tahu Yesus adalah sungguh-sungguh benar justru karena ia ditolak. Inilah tanda itu. Inilah sinyal dari Tuhan. Jika Anda ingin tahu siapa yang harus dipercayai, lihatlah sekeliling dan lihat siapa yang ditolak. Itulah objek iman – Yesus sendiri!


SIAPAKAH YANG MENOLAK YESUS?

Faktor penting yang lain yang harus kita ingat adalah: Siapakah yang telah menolak Yesus? Siapakah yang menimbulkan perlawanan terhadap dia? Pada saat Anda membaca Alkitab Anda, apakah Anda mendengar? Apakah Anda melihat sesuatu yang di situ? Pada saat ini kita telah membacanya sebagai sebuah buku Kristen di mana setiap orang mendukung Yesus. Namun demikian itu bukanlah apa yang dikatakan dalam Alkitab. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa ia telah ditolak oleh setiap orang. Apakah Anda memperhatikan hal itu? Biarlah saya memberikan Anda bukti hanya dari satu kitab – dalam Matius – supaya Anda melihat siapa yang menolak Yesus dan apa yang telah dikatakan mereka mengenai Yesus. Apa yang telah mereka katakan mengenai Yesus adalah sangat, sangat serius. Sebagai contoh, para ahli Taurat. Para ahli Taurat adalah para pembela hukum (pengacara). Mereka adalah orang-orang yang terpelajar, yaitu terpelajar dalam pengetahuan Alkitab. Mereka adalah para pembela hukum (pengacara) karena bagian pokok dalam Perjanjian Lama disebut Hukum Taurat. Lima kitab pertama Musa dipanggil kitab-kitab Hukum Taurat. Para ahli Taurat ini ahli dalam hal pengetahuan Kitab Suci. Bukankah pendapat mereka sangat penting? Apa yang mereka katakan? Di Matius 9:3 mereka berkata, “Yesus adalah seorang penghujat. Dia penghujat.” Nah, ini satu tuduhan yang sangat serius dari seorang ahli Kitab Suci!

Orang-orang Farisi, mereka adalah satu kelompok yang sangat religius, orang-orang yang sangat saleh. Mereka adalah kelompok utama dari orang-orang yang menentang Yesus. Di Matius 12:24, dikatakan: “Orang ini mengusir setan dengan Beelzebul, penghulu setan.” Anda melihat tuduhan ini berulang-ulang kali, bukan hanya sekali. Pendapat mereka di Israel sangatlah penting karena kelompok mereka sangat besar dan mereka adalah tipe orang-orang yang sangat saleh. Mereka menganggap diri mereka sangat beribadah kepada Tuhan. Pada kenyataannya, di Matius 9:34, mereka sebenarnya mengatakan bahwa Yesus bukan hanya sekedar setan tetapi dia adalah pangeran setan, raja para setan. Bagi Anda,  pendapat orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mungkin tidaklah penting. Namun di antara orang Israel, pendapat mereka sangatlah penting. Orang-orang kebanyakan tidak mengerti isi Alkitab. Jadi mereka harus memandang kepada para pemimpin agama mereka untuk memberi mereka tuntunan. Para ahli Taurat  adalah orang-orang yang terpelajar, mereka adalah para pemimpin agama. Orang-orang Farisi ini adalah para pemimpin rohani. Mereka bukanlah kumpulan beberapa orang bebal tetapi semuanya (tidak hanya satu dari mereka tetapi semuanya) mengatakan, “Yesus, apapun yang ia lakukan, ia melakukannya dengan kuasa setan.”

Tentu saja, orang banyak secara mendalam dipengaruhi oleh hal ini. Dan kita bisa melihat ini juga di Matius 11:19 di mana orang banyak juga berbicara melawan Yesus dan mengatakan bahwa ia adalah seorang pelahap, seorang pemabuk, dan ia adalah sahabat pemungut-pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Namun perhatikan bahwa mereka tidak berani menyampaikan tuduhan yang bersifat rohani karena mereka tidak pakar dalam hal-hal rohani, jadi bagian tentang hal-hal rohani, mereka harus biarkan para pemimpin mereka yang tangani. Jadi mereka menuduh ia telah menjadi seorang pelahap (seseorang yang gemar makan banyak makanan), seorang pemabuk (seseorang yang gemar minum anggur), dan bahwa ia bergaul dengan orang-orang yang tidak seharusnya.

Serangan melawan Yesus kemudian sampai pada tingkat yang tertinggi – imam besar – orang yang paling tinggi dalam kehidupan beragama di Israel. Di Matius 26:65, imam besar menggambarkan Yesus sebagai seorang penghujat. Pendapat siapa lebih penting daripada pendapat seorang imam besar? Hari ini juga terjadi seperti itu; jika pemimpin tertentu mengatakan seseorang sebagai seorang penghujat, itu adalah kata terakhir dan tidak lagi dapat dipertikaikan.

Lebih lanjut lagi di Matius 27:63 di mana kepala-kepala imam, bersama-sama dengan orang-orang Farisi, mendeklarasikan Yesus sebagai  seorang penipu, seorang yang palsu. Apa lagi yang dapat dikatakan? Jika Anda dipanggil dengan nama-nama demikian, sesungguhnya tidak ada nama yang lebih buruk daripada yang sudah dikatakan. Bagi mereka dia itu umpama Iblis sendiri. Menarik! Saya hampir dituduh dengan hal yang sama persis. Jadi perhatikan apa yang mereka katakan tentang Yesus dan siapa yang mengatakannya?

Dan selanjutnya muncul pertanyaan, “Bagaimana dengan para pengikut Yesus?”  Ya, jika hanya di luar orang menyerang Yesus, itu tidak jadi masalah. Apakah kelompok kecil murid ini semuanya buta akan realitas dan mereka mengikut dia secara membabi buta? Sesungguhnya, tidak juga. Anda membaca di Yohanes 6:66 bahwa ia mengatakan sesuatu hal dan mereka tidak dapat menerimanya; lalu mereka menolak dia. Jadi mereka meninggalkannya. Anda dapat bayangkan ketika mereka meninggalkan Yesus dan orang-orang bertanya, “Bukankah kamu pernah mengikut Yesus? Dan mengapa kamu tidak mengikut Yesus sekarang?” Apakah Anda pikir bahwa mereka akan mengatakan sesuatu yang manis mengenai Yesus? Keterangan yang bagaimana akan mereka berikan? “Ya, saya telah terperdaya. Saya telah dicurangi. Yesus tidaklah sesuai dengan dugaan saya.” Mereka harus mencari suatu alasan untuk menjelaskan mengapa mereka tidak lagi mengikut Yesus. Mereka harus berbicara yang buruk mengenai Yesus untuk membenarkan tindakan mereka meninggalkannya.

Seolah-olah semuanya itu belum cukup, satu dari orang-orang yang dipilihnya sendiri, satu dari dua belas muridnya, tidak hanya mengatakan yang buruk mengenai dia (ini tidak begitu serius dibandingkan dengan apa yang dia telah lakukan), dia menjual Yesus kepada musuh-musuhnya untuk suatu jumlah uang yang sangat kecil. Ini menunjukkan seberapa nilai Yesus di matanya – bahwa nilai Yesus hanya 30 keping perak. Itu adalah jumlah yang dibayarkan untuk membeli seorang budak. Anda bisa melihat semua musuh-musuh Yesus begitu puas dan senang sambil berkata, “Apa yang telah kami katakan kepadamu? Orang ini adalah seorang yang jahat. Bahkan murid-muridnya pun meninggalkan dia.” Salah satu dari orang-orang yang dipilihnya sendiri, bukan sembarang dari murid-muridnya, tetapi satu dari dua belas itu, yang paling dekat dengannya, yang ini juga menolak dia, dan bahkan mengirim dia kepada kematiannya!

Simeon sangatlah benar, bukan? Semua yang telah dikatakannya benar. Suatu tanda yang ditolak semua orang, dari imam besar di atas sampai kepada orang banyak di bawah. Dan bahkan satu dari para murid yang paling dekat, satu dari para murid ini yang telah tinggal bersama dengan dia selama kurang lebih dua setengah tahun, yang sudah mengenalnya sungguh-sungguh, ia telah menjual Yesus. Bagaimana Anda dapat percaya pada Yesus yang sedemikian? Bagaimana Anda dapat percaya ketika semua orang menolak dia? Apakah Anda percaya karena Anda tidak sungguh-sungguh mempertimbangkan fakta-fakta itu? Apakah Anda tidak menyadari bahwa Yesus adalah suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan masih menimbulkan perbantahan sampai ke masa kini? Memang benar bahwa suara perlawanan telah agak terdiam sekarang karena banyaknya orang yang memanggil diri mereka ‘Kristen’.

Ketika saya di Amerika Serikat baru-baru ini, saya melihat sebuah buku di toko buku. Sudah pasti judulnya dengan segera menarik perhatian saya: “Yesus, Tukang Sihir“. Itu adalah suatu judul yang menarik. Buku ini ditulis oleh seorang professor di Universitas Columbia. Ia mengatakan bahwa semua mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus adalah melalui magis. Apakah iman Anda mulai goyah? Mungkin Anda tidak peduli dengan pendapat orang-orang Farisi dan imam besar tetapi perkataan dari seorang profesor dari Columbia perlu Anda tanggapi dengan serius. Yesus hanyalah seorang tukang sihir. Dan ia berupaya menunjukkan bahwa teknik semacam yang dipakai Yesus telah dipakai oleh ahli-ahli sihir Mesir.

Dan baru-baru ini saya mencari di toko buku yang lain dan apa yang saya lihat di sana? “Yesus, Seorang Penyesat!” Itu adalah buku tebal yang besar dan bukanlah pamplet yang kecil. Apakah Anda berani membaca buku seperti itu? Iman Anda mungkin akan ambruk. Baiklah saya ceritakan kepada Anda suatu kebenaran: Beberapa dari kami telah mempelajari teologia, banyak hal yang harus kami pelajari akan mencengangkan Anda. Banyak orang yang menekuni bidang teologia di Inggris, seperti yang saya lakukan, kehilangan iman mereka. Mengapa? Karena kami harus mempelajari materi yang berbicara melawan Kekristenan. Beberapanya ditulis oleh para ahli filosofi yang brilian, orang yang sangat pintar. Cukup aneh memang, saya agak menikmati mempelajarinya. Namun beberapa orang telah kehilangan iman mereka. Dan beberapa orang yang tidak kehilangan imannya, mereka kehilangan semangat mereka. Tidak ada lagi semangat dan antusiasme.

Permusuhan terhadap gereja masih ada meskipun mulai berkurang. Masih terdapat banyak kebencian terhadap gereja, pertentangan terhadap Injil, walaupun agak ditekan. Khotbah-khotbah saya adalah yang paling sulit diterima. Beberapa tahun yang lalu, para pemimpin gereja mengatakan kepada saya, “Khotbah Anda membuat Injil menjadi sangat keras untuk ditelan (diterima). Anda seharusnya mengkhotbahkan sesuatu yang lebih mudah diterima.” Saya menyampaikan firman Tuhan entah orang-orang suka ataupun tidak. Jadi terdapat tingkat penolakan yang tinggi.


IMAN PERJANJIAN BARU DAPAT MEMBAWA PADA KEMATIAN

Menjadi seorang Kristen pada masa Perjanjian Baru dapat berarti kematian Anda. Sebenarnya, banyak orang Kristen pada abad pertama dan sampai abad ketiga kehilangan nyawa mereka karena menjadi Kristen. Setiap orang dengan tegas menentang kekristenan dan oleh karena itu Anda bisa membunuh orang Kristen dan tidak ada seorang pun akan bersimpati dengan orang Kristen. Mereka akan mengatakan bahwa adalah baik membunuh orang-orang seperti ini. Itu sebabnya terdapat banyak sekali martir pada masa Gereja Mula-mula, namun sangat sedikit martir pada saat ini.

Di Amerika Utara, masih mungkin untuk menjadi seorang martir. Pada 15 September 1999, seorang laki-laki berjalan menuju sebuah Gereja Baptis di Texas dan kemudian menembak dengan senjatanya dalam gereja. Masih berbahaya untuk pergi ke gereja pada hari-hari ini. Masih ada kesempatan dibunuh hanya karena pergi ke gereja. Tentu saja kesempatannya agak kecil tetapi masih ada kemungkinan. Orang tersebut melepaskan tembakan senjatanya dan menembakkan 100 peluru kepada jemaat-400 orang. Hal yang luar biasa adalah dengan tembakan 100 peluru, dia hanya berhasil mengenai 14 orang. Sesudah itu, dia menembak dirinya sendiri. Tujuh orang terbunuh di dalam gereja. Tujuh yang lainnya terluka. Tujuh orang yang terbunuh ternyata bukan hanya orang-orang Kristen yang baik tetapi orang-orang Kristen yang berkomitmen sepenuhnya. Mereka adalah orang-orang Kristen yang dengan sukacita bersedia mati demi iman mereka. Sedangkan di antara tujuh orang yang terluka, ada seorang pemudi yang mencoba melindungi temannya pada waktu penembakan dimulai. Dengan tubuhnya, dia melindungi temannya yang cacat. Dia terkena tembakan di punggung. Cukup aneh, punggungnya agak tidak normal karena ia mempunyai suatu lekukan di punggung dan peluru mengenai tulang belakangnya persis di tempat itu dan akibatnya peluru tertangkis dari organ-organ pentingnya. Dengan kata lain jika dia tidak mempunyai lekukan itu, dia  pasti sudah terbunuh juga. Laki-laki yang menyerang itu juga menyiapkan sebuah bom tetapi bom tidak meledak. Hasil akhirnya adalah tragedi tersebut disiarkannya ke seluruh dunia. Dan ada banyak kesempatan bagi para pendeta untuk berbicara melalui televisi dan radio di Amerika Utara dan seluruh dunia. Alhasil, 200 juta orang mendengar Injil. Tragedi menjadi suatu berkat! Faktanya, di Jepang, pada suatu pertemuan sendiri, 35 orang menerima Kristus sesudah mendengar peristiwa ini.

Beberapa tahun yang lalu, seorang laki-laki memasuki gereja Tionghua di Pantai Barat Amerika Serikat dan berjalan menuju pendeta dan menembak dia di atas mimbar di depan semua jemaat. Kebencian macam apa, pertentangan yang bagaimana yang menyebabkan orang-orang tega melakukan hal yang demikian?

Ketika mengendarai mobil di Amerika Serikat sekitar 2 atau 3 minggu yang lalu, saya mendengarkan radio di dalam mobil, saya mendengar diskusi panjang mengenai pembunuhan di Columbine. Jika Anda mengingatnya, 2 orang muda berjalan memasuki sekolah menengah atas di Columbine dan menembak begitu banyak siswa di sana. Penjahat bersenjata menghadapi seorang gadis muda di sekolah dan memegang senapannya ke arah gadis tersebut dan berkata, “Apakah kamu percaya pada Tuhan? Apakah kamu percaya pada Yesus?” Ia hanyalah seorang gadis muda sekitar 17 atau 18 tahun. “Apakah kamu percaya kepada Yesus?” Dia berkata, “Ya.” Laki-laki tersebut  menarik pemicu dan menembaknya. Seberapa banyak dia membenci Yesus? Mengapa? Gadis muda ini tidak melakukan apa-apa kepada laki-laki tersebut. Jadi masih ada kesempatan untuk menjadi seorang martir demi Yesus.


IMAN SEJATI BERASAL DARI PEWAHYUAN

Apakah pokok utama dari pesan ini? Jika setiap orang menentang Yesus, dari pemimpin di atas sampai kepada orang kebanyakan di bawah dan mengatakan semua hal ini tentang Yesus, bagaimanakah Anda mengetahui bahwa dia adalah benar? Anda dapat berkata bahwa tanda telah diberikan: Ia adalah yang menimbulkan perbantahan, itulah tandanya. Akan tetapi apakah itu cukup bagi Anda untuk mempercayai Yesus? Di Perjanjian Baru jawaban bagi masalah ini sangatlah sederhana. Hanya ada satu cara untuk mempercayai Yesus. Yaitu melalui wahyu. Ketika semua orang menolak dia, maka satu-satunya cara Anda tahu bahwa Yesus adalah dari Allah ialah melalui pernyataan dari Allah. Itu adalah satu-satunya cara Anda akan tahu. Oleh sebab itu kesimpulan yang penting ialah: iman yang sejati berasal dari wahyu.

Anda telah membaca Mat 16:15. Apakah yang dikatakan di situ? Yesus bertanya kepada murid-muridnya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku? Kamu telah mendengar semua orang ini mengatakan hal buruk mengenai Aku, apa yang akan kamu katakan?” Dan Petrus memberikan jawaban yang mencengangkan. Dia berkata, “Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang Hidup.” “Petrus,  bagaimanakah kamu mengetahui hal itu?” Bagaimanakah mungkin bagi Petrus untuk mengetahui bahwa Pribadi yang di depannya adalah Anak Allah yang Hidup? Ia adalah pribadi yang sama dengan pribadi yang rela dijual Yudas demi 30 keping perak. Ia adalah pribadi yang sama yang Petrus katakan, “Engkau adalah Anak Allah.”  Dan apakah jawaban Yesus? “Daging dan darah tidak menyatakan hal ini kepadamu. Tidak seorangpun dapat menyatakan hal ini tetapi hanya Bapaku di surga.” Dan hal yang menarik adalah bahwa Yesus tidak menginginkan mereka menceritakan kepada orang lain tentang apa yang telah disingkapkan kepada mereka. Ia menginginkan Bapa yang mewahyukan juga kepada orang yang lain. Apakah Anda berpikir bahwa hanya Petrus yang memerlukan wahyu dari Bapa untuk mengetahui siapakah Yesus? Tentu saja tidak!

Inti dari pokok ini dapat dilihat di seluruh Perjanjian Baru, malah rasul Paulus memberitahu kita bagaimana ia mengenal siapakah Yesus itu. Apa yang terjadi di jalan Damsyik? Allah menyatakan kepadanya siapakah Yesus itu. Hal ini berlaku kepada setiap orang percaya yang sejati. Bagaimanakah menurut Anda bahwa Simeon mengetahui siapakah Yesus itu ketika dia telah memandang bayi itu? Hanya melalui wahyu! Tidak ada cara lain untuk mengetahuinya.

Pada bagian berikutnya, dibicarakan tentang Hana, seorang wanita tua di atas usia 80 tahun. Sekali lagi, Allah mewahyukan kepada Hana tentang siapakah bayi itu. Tidak seorang pun akan mengenal Yesus – yang menimbulkan perbantahan – kecuali melalui wahyu. Sekarang saya berdoa semoga Allah membuka mata Anda, jika tidak iman Anda terletak di atas dasar yang  salah.

Ketika saya belajar di sekolah teologia, begitu banyak orang telah kehilangan iman mereka atau kehilangan api. Mengapa? Karena iman mereka berdasarkan pendapat-pendapat orang lain. Mereka datang kepada Yesus karena mereka telah mendengar orang lain mengatakan sesuatu yang baik mengenai Yesus. Jika demikian iman Anda, apa yang akan terjadi? Ketika mereka mendengar orang-orang lain mengatakan sesuatu yang buruk mengenai Yesus, maka hal itu akan membatalkan iman yang datang dari hal yang baik yang telah mereka dengar sebelumnya. Mengapakah hal-hal seperti itu tidak mengganggu saya? Karena iman saya tidak diletakkan atas pendapat orang lain. Iman saya berdasarkan atas apa yang telah diwahyukan Allah kepada saya di dalam hati saya. Jikalau Anda mengetahui apa maksudnya, Anda tahu apa itu wahyu. Anda tahu bahwa Allah telah membuka mata Anda untuk melihat siapakah Yesus itu, tidak peduli apa yang dikatakan semua orang. Saya begitu kuatir jika iman Anda terletak di atas dasar yang salah, Anda akan kehilangan iman nanti; Anda akan berbalik melawan dia. Ketika penganiayaan datang, Anda akan menyerahkan dia.

Poin terakhirnya adalah: jika iman berasal dari wahyu, hal itu kelihatannya sepadan dengan takdir atau predestinasi, yaitu, Anda tidak dapat melakukan apa-apa, terserah Allah untuk menyatakan diri-Nya Sendiri. Sama sekali tidak! Apa yang terjadi adalah: kita tidak bisa mendapatkan wahyu kecuali kalau Allah memberikannya kepada kita. Akan tetapi kita bisa memintanya! Di Khotbah atas Bukit, apakah yang Yesus katakan? “Carilah maka kamu akan mendapat. Mintalah maka akan diberikan. Ketoklah maka akan dibukakan bagimu.” Jika Anda menginginkan wahyu dari Allah, maka mintalah. Kita tidak dapat membuka pintu itu sendiri. Hanya Tuhan yang bisa membukanya. Namun kita bisa mengetuk pintu itu sampai Dia membuka pintu. Ketika pintu dibuka dan kita melihat ke dalamnya, kita melihat  hal-hal  yang menakjubkan di dalam rumah Allah. Dan di sana kita menemui wahyu-Nya!

 

Berikan Komentar Anda: