SC Chuah | Monoteisme |

Yohanes Pembaptis menyatakan tentang Yesus bahwa he was before me di Yohanes 1:15, 30. Itulah terjemahan harfiah bagi protos ego eimi, dibandingkan dengan terjemahan intepretif he existed before me. Banyak pembaca lalu menyimpulkan dari kalimat tersebut bahwa Yesus hidup di surga sebelum dia lahir.

John bore witness about him, and cried out, “This was he of whom I said, ‘He who comes after me ranks before me, because he was before me.’” (ESV)

Ranks before me merupakan terjemahan dari emprosthen ego ginomai, dan biasanya diterjemahkan juga sebagai has a higher rank than I, greater than I am, has surpassed me dll. Terjemahan ini dikonfirmasi oleh Markus 1:7 yang mengatakan, “Nanti sesudah saya, akan datang orang yang lebih besar daripada saya” (BIS). Intinya Yesus lebih besar atau lebih berkuasa daripada Yohanes karena Yesus ada sebelum Yohanes.

Namun, para pembaca yang jeli dan berpikir akan bertanya-tanya apa hubungannya kebesaran seseorang dan eksistensi seseorang sebelum atau sesudah orang lain. Sepanjang sejarah manusia, kebesaran seseorang tidak ditentukan oleh eksistensinya sebelum atau sesudah yang lain. Sejarah beberapa tokoh yang tertulis dalam Alkitab malah membuktikan justru yang kebalikan yang sering benar; yang datang kemudian tidak semestinya lebih kecil daripada yang terdahulu. Apakah Yohanes demikian dangkal sehingga menggaitkan kebesaran dengan eksistensi seseorang, sekalipun yang dimaksud merupakan eksistensi sebelum kelahiran?

Persoalan ini terpecahkan ketika kita menyadari kata protos (yang diterjemahkan sebagai sebelum, atau before dalam Bahasa Inggris), berbeda dengan Bahasa Indonesia dan Inggris, tidak semestinya merujuk kepada waktu atau masa, tetapi kepada pangkat. Kata protos ini dapat diterjemahkan juga sebagai chief, atau superior. Berikut definisi kamus BDAG untuk protos:

1. to being first in a sequence, inclusive of time, set (number), or space, first of several, but also when only two persons or things are involved

2. to prominence, first, foremost, most important, most prominent

Ternyata pernyataan Yohanes he was before me bukanlah tentang praeksistensi, tetapi merupakan sebuah iterasi (perulangan) atas pernyataan yang pertama, yaitu Yesus berpangkat lebih tinggi dari Yohanes. Itu sebabnya, C.H.Dodd menguraikan klausa tersebut seperti berikut, he is and always has been essentially my superior.

Di Yohanes 3:30-31, Yohanes Pembaptis menyatakan sekali lagi bahwa Yesus lebih besar daripada dirinya.

Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya … Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya.

Dua kali dikatakan bahwa Yesus itu “di atas semuanya” dalam arti pangkat. [Klausa “dari atas” dan “dari surga” juga selalu disalahpahami dan disalahtafsirkan seolah-olah Yesus praeksis secara harfiah di surga. Kita akan membahas istilah-istilah tersebut lain kali.]

Oleh karena itu, Yohanes 1:15, 30 tidak boleh diklaim sebagai bukti bahwa Yesus ada sebelum kelahirannya.

Hal yang sama berlaku untuk Kolose 1:17,

And he is before all things, and in him all things hold together.

Kata Yunani yang dipakai di sini adalah pro, yang didefinisikan oleh BDAG seperti berikut:

1. marker of a position in front of an object, before, in front of, at

2. marker of a point of time prior to another point of time, earlier than, before

3. marker of precedence in importance or rank

Dalam Bahasa Yunani, pro bisa bermakna prioritas dalam lokasi spasial, prioritas dalam waktu, atau prioritas dalam pangkat. Kamus Yunani menunjukkan bahwa waktu bukanlah definisi yang utama bagi pro, tetapi posisi atau kedudukan. Posisi atau kedudukan adalah hal yang pertama yang dipikirkan pembaca Yunani ketika melihat kata pro. Dengan kata lain, kalimat ini dapat diterjemahkan sebagai “he is above all things”, dan terjemahan ini juga sesuai dengan konteks secara keseluruhan yang sedang berbicara tentang peninggian Kristus dan keunggulan Kristus di atas seluruh ciptaan. Ayat 18 mengonfirmasi pembacaan ini, “Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu”.

Sekali lagi, Kolose 1:17 bukan bukti praeksistensi.

 

Berikan Komentar Anda: