Chuah SC | Yohanes 8:12 |

Kemudian, Yesus berkata kepada orang banyak itu, katanya, “Akulah terang dunia. Setiap orang yang mengikut aku tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi akan mempunyai terang hidup.”

Tema dari Injil Yohanes adalah “terang”. Saya percaya Yesus merupakan orang yang pertama dalam sejarah manusia yang membuat pernyataan semacam ini. Yesus di sini tidak hanya berkata, “Akulah terang…”, atau “Akulah terang bangsa ini, terang Israel…”, tetapi terang “dunia”. Dunia? Kita tahu sekarang itu merupakan sebuah klaim profetik yang telah menjadi kenyataan. Ingat bahwa Yesus tidak melakukan klaim ini sebagai seorang kaisar atau pemimpin besar, tetapi sebagai seorang rabi dari sebuah bangsa jajahan. Tanpa pencerahan ilahi, saya kurang yakin orang rasional seperti kita akan menjadi pengikut Yesus jika kita termasuk orang banyak yang mendengarkan perkataan itu secara langsung. Namun, berkat pencerahan dari Bapa di surga, Yesus telah menjadi cahaya hidup kita. Saya harap cahaya hidup kita bukan pacar kita, suami atau istri, bahkan bukan anak-anak kita, tetapi Yesus cahaya hidup kita.  


TEMA INJIL YOHANES ADALAH TERANG

Saya akan menunjukkan kepada saudara mengapa saya sebutkan tadi bahwa “terang” merupakan tema Injil Yohanes. Di permulaan Injil, kita baca di ayat 4, 

“Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah Terang manusia.” (Yoh 1:4)

Di dalam “Dia” ada hidup. “Dia” di sini ialah “Firman” yang adalah Allah itu, yang telah ada “Pada mulanya” (1:1). Terang inilah, yang menerangi semua orang, yang telah datang ke dalam dunia (1:9). Jadi, dari awal permulaan Injil, Yohanes memberitakan tentang terang yang datang ke dalam dunia.

Kita lihat hal yang sama di Surat Pertama Yohanes, yang diawali dengan “Sesuatu yang sudah ada sejak semula… yaitu Firman kehidupan.” Firman kehidupan ini, sebagaimana dinyatakan di Yohanes 1:14, telah memenuhi seorang manusia sehingga Firman itu dapat didengar, dapat dilihat dengan mata dan disentuh dengan tangan. Kemudian perhatikan pernyataan yang luar biasa di 1 Yohanes 1:5,

Inilah berita yang telah kami dengar dari dia dan kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

Dari sekian banyak pengajaran, perumpamaan dan pemberitaan menyangkut pelbagai topik yang telah Yohanes dengar selama tiga tahun, apakah kesimpulannya dalam satu kalimat? Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Berdasarkan ayat ini, tidak salah untuk kita menyimpulkan bahwa inilah pesan Injil: Allah adalah terang!

Kalau kita kembali ke “Pada mulanya” di kitab Kejadian, kita menemukan bahwa “Jadilah terang” merupakan kalimat pertama dari mulut Allah yang tercatat bagi umat manusia. Di tengah dunia yang tak berbentuk, kalau balau, bergelora dan gelap gulita, firman pertama yang keluar dari mulut Allah ialah “Jadilah terang”. Oleh karena itu, jika kehidupan saudara tak berbentuk, kalau balau, bergelora dan gelap gulita, hal pertama yang perlu Anda lakukan bukanlah mulai membereskannya. Hal yang pertama yang perlu dilakukan ialah menyalakan lampu. Itulah permulaan dari segala sesuatu, langkah pertama menuju kehidupan yang teratur.


SELURUH DUNIA BERADA DI DALAM KEGELAPAN

Untuk mengapresiasi pernyataan Yesus ini, kita harus memahami sebuah kenyataan rohani:

Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah, dan seluruh dunia berada dalam kuasa si Jahat. (1 Yoh 5:19)

Ini berarti seluruh dunia berada di dalam kegelapan. Tidak banyak yang akan setuju atau mempercayai hal ini. Namun, jika kita memiliki pikiran Kristus, kita akan melihat dengan jelas bahwa itulah iklim rohani dunia ini. Setiap orang yang belum lahir dari Allah berada dalam kuasa si Jahat, berada di dalam kegelapan. Lalu, apa artinya hidup di dalam kegelapan? Apa artinya berada dalam kuasa si Jahat? Untuk itu, kita harus kembali ke Yohanes 8, khususnya ayat 44.

Kamu berasal dari bapamu, yaitu setan dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Dia adalah pembunuh dari sejak semula dan tidak berpegang pada kebenaran karena tidak ada kebenaran di dalam dirinya. Jika ia mengatakan kebohongan, ia mengatakannya dari karakternya sendiri karena dia adalah pembohong dan bapa kebohongan.

Sekali lagi, kita melihat kata “sejak semula” yang membawa kita ke kitab Kejadian. Iblislah pembunuh manusia yang memperkenalkan maut dan kebinasaan ke dalam dunia. Bagaimana ia melakukannya? Melalui kebohongan. Perkataan pertama dari mulut Iblis kepada manusia ialah, “Apakah Allah benar-benar melarang kalian makan buah-buahan dari segala pohon di taman ini?” (BIS). Kebohongan yang paling dahsyat seringkali tidak disampaikan dalam pernyataan, melainkan pertanyaan. Setiap kebohongan dan dusta yang diucapkan manusia berasal dari si jahat. Di dalam dirinya tidak ada kebenaran sama sekali, dia adalah pembohong dan bapa segala kebohongan. Setiap orang Kristen harus hidup dalam takut dan gentar dalam hal berbohong, jangan-jangan kita menjadi penyambung lidah Iblis. Perilaku berbohong menjadikan kita anak-anak Iblis, sekalipun kita mengakui Allah sebagai Bapa. Orang yang suka berbohong menjadikan Iblis sebagai bapanya! Ingatlah perkataan Yesus ini: “hendaklah perkataanmu, ya jika ya, tidak jika tidak, karena yang selebihnya dari itu berasal dari si jahat”.


KEBOHONGAN IBLIS: ALLAH TIDAK MEMAKSUDKAN PERKATAANNYA

Untuk memahami hal ini dengan lebih mendalam, mari kita meneliti sifat dari kebohongan si jahat. Kata Iblis kepada perempuan itu, “Kamu sama sekali tidak akan mati!” padahal Allah terang-terang berkata, “Kamu akan mati.” Maksud dari pernyataan ular itu ialah Allah tidak memaksudkannya seperti itu. Allah memang menyatakannya, itu tidak disangkal, tetapi kamu tidak perlu menanggapinya terlalu serius. Makan saja, Allah itu kasih, Dia tidak akan tega membiarkan kamu mati. Allah hanya mengancam saja, tetapi Dia tidak memaksudkannya.

Dunia berada dalam kegelapan justru karena kebohongan ini. Siapa saja yang tidak menanggapi  firman Allah dengan serius dalam hidupnya berada dalam kegelapan, sekalipun saudara beribadah di gereja ini. Saudara boleh mengaku Kristen, saudara boleh mengaku Allah sebagai Bapa seperti orang Yahudi di Yohanes 8, saudara boleh beribadah bersama di gereja ini, tetapi jika saudara tidak menganggap serius firman Allah, saudara berada di bawah kuasa si jahat. Saudara sedang hidup dalam delusi. Itulah kenyataannya.

Berhati-hati dengan pengajar yang selalu berkata, “maksudnya tidak seperti itu” walaupun apa yang tertulis memang seperti itu. Bahkan ada doktrin gereja yang dibangun atas dasar perkataan Iblis, “kamu sama sekali tidak akan mati”. Doktrin “sekali selamat, selamanya selamat” memang dihiasi dengan potongan firman Tuhan dari sana sini, tetapi dibangun atas dasar perkataan Iblis ini, “kamu sama sekali tidak akan mati.” Itulah doktrin “sekali selamat, selamanya selamat” dinyatakan dalam bahasa mentah.

Sekali lagi, berhati-hati dengan pengkhotbah yang selalu berkata, “maksudnya tidak seperti itu”. Umpamanya, Yesus berkata, “Aku mengatakan kepadamu bahwa lebih mudah bagi seekor unta untuk melewati lubang jarum daripada orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Berjaga-jagalah dengan “nabi” yang berkata, “Maksudnya tidak seperti itu… itu hanya berlaku untuk orang kaya yang muda itu… hanya Yesus tahu apa yang ada di dalam hati kita… lubang jarum itu maksudnya sebuah lubang di Israel… dll”. Justru karena perkataan Yesus ini, setiap orang kaya harus menjalani hidupnya dengan segala kerendahan hati. Di dalam setiap gereja, orang yang paling rendah hati seharusnya terdiri dari orang-orang kaya. Kemungkinan saudara masuk ke dalam Kerajaan Allah itu bukan saja nol, tetapi nyaris mustahil sehingga Allah melakukan melakukan sebuah pekerjaan yang mendalam dalam diri saudara.    


MENANGGAPI FIRMAN ALLAH DENGAN SERIUS

Demikian pula dengan Khotbah di Bukit, sangat sedikit yang menanggapinya dengan serius. Andai saja setiap orang Kristen dan setiap gereja menanggapi Khotbah di Bukit dengan serius, gereja akan bersinar dengan terang benderang. Sangat sedikit juga yang  mau mengkhotbahkannya. Kalaupun ada yang mengkhotbahkannya, kita akan sangat tergoda untuk berkata, “maksudnya tidak seperti itu…” Ketika Yesus berkata, “siapa pun yang marah kepada saudaranya pantas berada dalam hukuman, dan siapa pun yang berkata kepada saudaranya, ‘Kamu tolol,’ pantas berada di hadapan Mahkamah Agama, dan siapa pun yang berkata, ‘Kamu bodoh,’ pantas berada dalam neraka api”, kita berkata, “maksudnya tidak seperti itu” karena kita tidak dapat membayangkan sebuah kehidupan yang bebas amarah. Kata “tolol” dan “bodoh” secara harfiah berarti empty headed atau good-for-nothing. Dalam bahasa Indonesia, “tidak ada otak” atau “tidak berguna”. Betapa mudahnya kata-kata seperti itu keluar dari mulut kita!

Yesus berkata, “jika kamu mempersembahkan persembahanmu di atas altar, dan di sana kamu teringat bahwa saudaramu mempunyai sesuatu terhadapmu, tinggalkanlah persembahanmu itu di depan altar dan pergilah untuk terlebih dahulu didamaikan dengan saudaramu, setelah itu kembalilah dan persembahkan persembahanmu.” Apa yang kita katakan? “Persembahkan dulu, berdamai kemudian…” Sangat sedikit yang berani berkata, “Allah tidak akan menerima persembahanmu sebelum kamu berdamai dengan saudaramu!” Demikianlah, setiap kalimat dalam Khotbah di Bukit adalah seperti itu. Adakah yang menanggapinya dengan serius?

Kita harus belajar dari Adam yang kedua. Adam yang pertama jatuh ke dalam kebohongan Iblis. Ia tidak menanggapi perintah Allah dengan serius. Yesus, Adam yang kedua, ialah imbangan dari Adam yang pertama. Adam yang pertama dicobai dalam segala kelimpahan, tetapi Adam yang kedua di padang gurun dalam segala kekurangan. Bagaimana Yesus menghadapi Iblis? Setiap pencobaan dihadapinya dengan, “Ada tertulis!” Ada tertulis titik, tidak perlu diskusi lanjutan lagi, itulah otoritas terakhir. Hanya orang yang tidak mempersoalkan maksud firman Allah yang akan bertahan menghadapi pencobaan Iblis. “Ada tertulis” atau “sudah termaktub” merupakan senjata paling utama menghadapi kebohongan Iblis. Namun, berapa banyak orang Kristen yang tahu benar apa yang tertulis? Kebanyakan orang lebih tahu apa yang dikatakan orang seperti politisi dan selebriti daripada perkataan Allah.   

Di Roma 3:4, Paulus mengatakan sesuatu yang sangat penting:

Allah adalah benar sekalipun setiap orang adalah pembohong.

Bagaimana menurut saudara? Allah berkata perilaku A yang berkenan kepada-Nya, tetapi 7.8 M manusia di dunia ini berkata perilaku B yang lebih baik. Ingat, 7.8 M itu termasuk para ilmuwan, dokter, psikolog, psikiater, pendeta dan setiap jemaat di gereja saudara. Para ilmuwan menunjukkan dengan data lengkap bahwa perilaku B itu sifat bawaan sejak lahir; para dokter pula melakukan riset yang membuktikan perilaku B lebih sehat; para psikolog dan psikiater menyatakan dengan tegas perilaku B membawa kesihatan mental yang lebih baik; dan akhirnya para pendeta membujuk kita bahwa firman Allah tidak bermaksud seperti itu dan bahwa perilaku B juga oke. Selanjutnya dibuktikan juga dengan statistik bahwa perilaku B membawa kehidupan yang lebih bahagia, lebih makmur, lebih rukun harmonis, lebih sukses dan anak-anak juga lebih hepi. Apakah saudara masih berada di pihak Allah? Atau, apakah semua ini lebih penting daripada berkenan kepada Allah? Saudara-saudara, marilah kita menjadikannya tujuan hidup kita untuk membuktikan bahwa Allah adalah benar dan setiap orang terutama Iblis adalah pembohong! Jemaat Allah yang hidup disebut sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran (1Tim 3:15). Kebenaran yang dimaksud ialah kebenaran Allah, bukan manusia.

Apakah kewajiban kita sebagai murid Kristus? Amanat Agung menyatakannya dengan jelas, “ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang aku perintahkan kepadamu” (Mat 28:20) Tidak seorang pun yang harus dibaptis sebelum orang itu bersedia untuk menaati “semua” yang telah diperintahkan Yesus kepada kita. Jika seseorang dibaptis tanpa terlebih dulu menyetujui untuk belajar dan melakukan segala perintah Yesus, orang itu hanya dibaptis ke dalam sebuah klub. Klub semacam ini janganlah disebut “Jemaat Allah yang hidup”. Tujuan hidup dan ambisi seorang murid ialah seperti berikut: melakukan segala perintah Yesus sebelum mati! Semua hal yang lain adalah masalah sekunder.


KETERBUKAAN HATI KEPADA TERANG

Kembali ke Yohanes 8:12, marilah kita datang mengikut Yesus. Ingat, kita datang kepada dia yang adalah terang dunia. Kita mengikuti dia yang adalah terang. Apa artinya itu? Itu berarti kita datang kepadanya dengan hati yang terbuka. Terang itu bersinar ke dalam setiap penjuru ruang, menelanjangi dan mengekspos segala sesuatu. Daya tembus terang di dalam kegelapan memang mutlak, tak terbendung. Akan tetapi, terang itu sendiri mudah diblokir. Banyak orang datang kepada Yesus, tetapi banyak ruang hati masih berada dalam kegelapan. Mereka tidak datang dengan hati yang terbuka total, mereka tertutup dan masih banyak yang tersembunyi. Mereka memiliki gelar Kristen, tetapi berjalan dalam kegelapan.

Keterbukaan berarti kesediaan untuk mengakui dosa-dosa saudara.

Jika kita mengakui dosa-dosa kita, Ia adalah setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita dan untuk membersihkan kita dari semua kejahatan. (1Yoh 1:9)

Sebab, Aku akan berbelas kasihan atas pelanggaran dan dosa-dosa mereka. Dan, Aku pun takkan lagi mengingat kesalahan-kesalahan mereka. (Ibr 8:12)

Kemudian, Ia melanjutkan, “Aku akan melupakan dosa-dosa mereka dan takkan lagi mengingat kejahatan mereka.” (Ibr 10:17)

Pengakuan dosa harus dibuat dengan keyakinan bahwa Ia akan mengampuni dosa-dosa kita. Banyak orang Kristen dilumpuhkan secara rohani karena mereka tidak yakin kalau dosa mereka sudah diampuni. Mereka bertanya terus, “Apakah dosa-dosa aku sudah diampuni?” Jika kita menanggapi perintah-perintah-Nya dengan serius, kita juga menanggapi janji-janji-Nya dengan serius. Kita tidak perlu lagi menyiksa diri kita lagi dengan dosa-dosa masa lampau kita. Jika Ia telah melupakan, mengapa kita masih mengingat? Selain dosa menghujat Roh Kudus, hanya ada satu lagi dosa yang tidak mungkin dapat diampuni, yaitu dosa yang tidak diakui, sekalipun saudara hanya mencuri seribu perak.

Hidup dalam terang berarti hidup dengan hati nurani yang bersih senantiasa. Biarlah terang Kristus menerangi setiap penjuru hati saudara. Jika ada kepahitan, terang Kristus akan melenyapkannya. Ada orang yang memutar-mutar video kepahitan dalam pikiran mereka. Mereka dapat menceritakan kepahitan mereka dengan begitu mendetail seolah-olah hal itu terjadi kemarin. Kalau ditanya kapan hal itu terjadi? 25 tahun yang lalu! Astaga! Datanglah dengan hati terbuka sehingga segala kepahitan, segala amarah, benci, cemburu dilenyapkan oleh terang Kristus.  Menjalani hidup dengan dosa-dosa tersembunyi seperti ini umpama berjalan dengan duri di kaki. Kalau kaki saudara tertusuk duri, apakah saudara akan berkata, “biar sampai di rumah dulu baru cabut?”

Jika pikiran saudara tidak benar, datanglah kepada Tuhan dan minta ampun. Jika pikiran itu timbul lagi 10 menit kemudian, minta ampun lagi… hanya tinggal waktu Bapa di surga akan melihat kesetiaan dan keseriusan saudara. Dia akan memberikan anugerah untuk saudara hidup dalam kemenangan. Allah akan memberikan anugerah kepada orang yang rendah hati (Yak 4:6). Itu janji-Nya dan janji Allah tidak akan pernah gagal. Allah adalah kebenaran yang tidak mungkin memungkiri janji-Nya.

Saya benar-benar salut dengan suami istri Kristen yang bisa perang dingin sampai berhari-hari karena masalah sepele. Entah harus salut, entah harus kasihan. Bagi saya, breakdown dalam hubungan seperti itu umpama berjalan dengan jarum dua senti tertusuk di kaki. Kegelapan langsung melawat hati. Untuk melancarkan perang dingin, seseorang harus mengeraskan hati dan menutup semua komunikasi terhadap pasangannya. Lebih dari itu, dia juga harus mengeraskan hati dan menutup semua komunikasi terhadap Tuhan. Saudara tidak lagi peduli tentang pendapat dan pandangan Tuhan tentang hal itu, saudara tidak mau tahu lagi apakah tindakan saudara itu berkenan kepada Tuhan atau tidak, pokoknya pasangan saudara tersiksa dan diberi pelajaran.  Itulah sebabnya saya tidak ragu mengatakan bahwa pasangan yang berbuat demikian, salah satu atau kedua-duanya tidak bertuhan!

Bertobatlah! Jika saudara menjadikan perilaku ini sebuah kebiasaan, saudara akan mengalami “mati rasa”, terhadap pasangan dan terhadap Tuhan. Kulit saudara akan membentuk kapalan sehingga tertusuk apa pun, saudara tidak merasa apa-apa lagi. Hati nurani kapalan saudara tidak lagi sensitif. Tidak ada lagi tusukan hati nurani. Tuhan tidak akan dapat berbicara dengan orang seperti ini. Saudara menempatkan diri saudara di luar jangkauan Tuhan.

Berikut nasihat saya jika saudara serius ingin memperbaiki pernikahan saudara: dalam setiap konflik, biasanya 95% dia yang salah, hanya 5% salah kita. Datanglah kepada pasangan saudara, dan akuilah kesalahan 5% itu dan jangan menyinggung yang 95% itu. Minta maaflah atas kesalahan 5% itu. Akuilah yang 5% itu bukan karena kita takut istri atau takut suami, tetapi karena takut Tuhan. Jika setiap pasangan Kristen sepakat hidup menurut prinsip ini, lihatlah sendiri apa yang akan Allah kerjakan dalam pernikahan saudara. Lihatlah sendiri…


KETERBUKAAN KEPADA SESAMA

6  Jika kita mengatakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, tetapi kita hidup dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran.
7  Namun, jika kita berjalan dalam terang, sama seperti Ia di dalam terang, kita mempunyai persekutuan satu dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya, membersihkan kita dari semua dosa. (1 Yoh 1)

11  Akan tetapi, ia yang membenci saudaranya berada dalam kegelapan dan berjalan dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan sudah membutakan matanya. (1 Yoh 2)

Rasul Yohanes dalam suratnya menjelaskan kepada kita apa maknanya berjalan dalam kegelapan, dan berjalan dalam terang. Di 1 Yohanes 1, kita melihat dua dimensi dari kehidupan Kristen, yaitu dimensi vertikal dan horisontal, persekutuan dengan Allah dan persekutuan satu dengan yang lain. Keduanya berkaitan dan tidak terpisahkan. Berjalan dalam terang berarti berjalan dalam kasih terhadap Allah dan terhadap sesama.

Demikian juga, pekerjaan Iblis dalam kehidupan kita juga memiliki dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan horisontal. Dalam Injil Yohanes, pekerjaan Iblis dikaitkan dengan Kejadian 3, yaitu dusta yang merusak hubungan vertikal dengan Allah. Dalam Surat Pertama Yohanes pula, pekerjaan Iblis dikaitkan dengan Kejadian 4, peristiwa Kain dan Habel. Tokoh di Surat Pertama Yohanes ialah Kain, pembunuh saudara. Salah satu pekerjaan Iblis di antara jemaat ialah menabur kebencian di antara sesama. Iblis juga merusak hubungan antar-saudara.

“Apakah aku penjaga saudaraku?” Ya! Hidup di dalam terang berarti kita bukan saja menganggap serius Allah dan firman-Nya, tetapi juga menganggap serius saudara-saudara kita. Saudara-saudara kita itu penting, berharga karena ditebus bukan dengan Rp 10.000 atau Rp 100.000, tetapi dengan darah Kristus yang tak ternilai. Sejauh mana kita harus menganggap serius saudara-saudara kita?

Beginilah kita mengenal kasih: Yesus Kristus telah menyerahkan hidupnya untuk kita. Jadi, kita juga harus menyerahkan hidup kita untuk saudara-saudara kita. (1 Yoh 3:16)

Yohanes 3:16 sudah banyak orang hafal. 1 Yohanes 3:16 tidak banyak orang yang tahu. Orang yang hanya mengenal Yohanes 3:16, tetapi tidak mengenal 1 Yohanes 3:16 ialah umpama orang yang memiliki satu mata, satu hidung, satu tangan dll. 


YESUS, CAHAYA HIDUP KITA

Marilah kita mengikuti Yesus terang dunia dengan sepenuh hati. Jadikanlah Yesus cahaya hidup kita. Kita akan mengalami bahwa Firman-Nya, Darah Kristus dan Roh-Nya, tiga unsur penting dalam kehidupan rohani kita, akan menjadi bagai tangan dan jejari-Nya yang membentuk kita menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Allah akan membawa saudara ke dalam sebuah kehidupan yang penuh petualangan dan bermakna. Saya heran dengan orang yang merasakan kehidupan Kristen itu membosankan dan menjenuhkan.

Jika cahaya hidup saudara bukan Yesus, tetapi seorang seperti pacar, istri atau suami, atau bahkan seorang anak, siap-siapkanlah hati saudara untuk dikecewakan. Maaf, jika sedikit terus terang. Saudara besar kemungkinan belum pernah diterangi cahaya Kristus. Orang yang sudah diterangi Kristus dan terus hidup dalam terang itu tidak akan pernah dapat menggantikan Yesus sebagai cahaya hidupnya.  

Berikan Komentar Anda: