Pastor Jeremiah Zhang | 1 Raja-Raja 12:32-13:10 |

Hari ini kita akan meneruskan pembacaan dari kitab 1 Raja-Raja. Perikop yang akan kita lihat agak panjang. Perikop ini bermula dari 12:32 ke 13:10. Di PA yang lalu, kita telah melihat bahwa Yerobeam memulai serangkaian reformasi agama di seluruh bagian pemerintahannya untuk memperkokoh takhtanya. Dia menbangun kuil-kuil di Dan dan Betel di Israel, melengkapinya dengan anak lembu emas, mendirikan bukit-bukit pengorbanan dan mendorong umat untuk menyembah Allah di Israel. Motivasi hatinya tentunya bukan untuk tidak lagi menyembah Allah Yahweh. Tujuannya bersifat politis sebagai suatu sarana untuk memisahkan umat Israel dari umat Yehuda dengan tujuan untuk mengamankan takhtanya.

Kita dapat melihat bahwa reformasi spiritual yang dilakukan oleh Yerobeam tidak mendapat dukungan dari para imam dan orang-orang Lewi. Para imam dan orang-orang Lewi tetap berkeras bahwa Bait Suci di Yerusalem adalah tempat yang telah ditunjuk oleh Allah untuk menyembahNya dan mempersembahkan korban. Jadi mereka tidak mau tunduk pada rencana Yerobeam. Yerobeam khawatir bahwa para imam dan orang-orang Lewi akan mendorong bangsa Israel untuk terus pergi ke Yerusalem untuk menyembah Allah. Jadi dia melarang para imam dan orang-orang Lewi untuk melayani Allah Yahweh. Yerobeam khawatir bahwa jika umat utara dan selatan terlalu banyak bergaul, hal ini akan memimpin pada kesatuan di antara kedua negara itu. Dan hal ini akan mengancam status politisnya. Tujuan sebenar dari reformasi agama ini adalah untuk mengamankan takhtanya.

Sebagai bentuk perlawanan pada reformasi agama Yerobeam ini, para imam dan orang-orang Lewi mulai meninggalkan Israel dan pindah untuk tinggal di Yerusalem supaya mereka dapat dengan lebih baik menjalankan panggilan mereka dari Allah. Walaupun Yerobeam menyediakan kuil-kuil, anak-anak lembu emas dan bukit-bukit persembahan, tapi tanpa para imam dan orang-orang Lewi, reformasi agamanya kelihatannya akan gagal juga. Bagaimana Yerobeam melanjutkan reformasi agama ini? Mari kita baca di 12:28-31:

1 Raja-Raja 12:28-31 Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: “Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi.

Yerobeam tidak meninggalkan reformasi agamanya sekalipun para iman dan orang-orang Lewi menolak untuk mendukungnya. Ayat 31 berkata bahwa dia mengangkat orang-orang biasa dari kalangan rakyat, yang bukan dari bani Lewi, untuk menjadi imam. Seperti apa orang-orang yang diangkat menjadi imam oleh Yerobeam ini? Kita sudah melihat bahwa bukan saja para imam dan orang-orang Lewi meninggalkan Israel tapi juga umat Israel yang saleh juga turut mengikuti para imam dan orang-orang Lewi untuk berpindah ke Yerusalem. Kita dapat melihat bahwa orang-orang yang tersisa di Israel itu tidak tahu apa-apa tentang menyembah Allah Yahweh ataupun, sekalipun mereka secara eksternal bersemangat menyembah Yahweh, tapi di dalam hati mereka, mereka menyembah allah-allah Kanaan. Kelompok yang kedua memang sangat bersemangat dalam hal agama tapi mereka tidak takut pada Allah. Yerobeam jelas sedang mencari orang yang seperti ini untuk menggantikan para imam dan orang-orang Lewi.

Reformasi agama yang dimulai oleh Yerobeam membawa bencana rohani pada Israel. Dia memaksa semua orang yang saleh meninggalkan Israel. Dia mengundang orang-orang yang secara eksternal kelihatan saleh untuk menggantikan para imam dan orang-orang Lewi. Apa yang terjadi adalah terdapat banyak sekali nabi-nabi dan guru-guru palsu. Mereka masuk ke dalam kepemimpinan rohani di waktu ini dan berakhir sebagai gembala-gembala spiritual bangsa Israel. Kita dapat membayangkan apa yang akan menjadi konsekuensi dari semuanya ini. Saat Anda membaca kitab 1 Raja-Raja, Anda akan menemukan bahwa nabi-nabi palsu kembali menjadi aktif dan memangsa negara utara. Sebenarnya semua ini terjadi karena Yerobeam. Inilah kejahatan yang telah diperbuat oleh Yerobeam. Kita bisa membaca di 12:32-33:

1 Raja-Raja 12:32 – 33 Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raja yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya. Ia naik tangga mezbah yang dibuatnya di Betel itu pada hari yang kelima belas dalam bulan yang kedelapan, dalam bulan yang telah direncanakannya dalam hatinya sendiri; ia menentukan suatu hari raya bagi orang Israel dan ia naik tangga mezbah itu untuk membakar korban.

Saat semua sudah dipersiapkan, Yerobeam memilih tanggal 15 dari bulan yang kedelapan sebagai hari raya bagi orang Israel untuk mempersembahkan korban. Perayaan ini besar kemungkinan meniru dari hari raya tabernakel umat Yehuda. Tapi tanggalnya tidak sesuai dengan hukum Musa. Yerobeam yang memutuskan sendiri tanggalnya. Bukan hanya itu, dia juga mengemban tugas sebagai imam besar dan secara pribadi naik ke atas mezbah untuk mempersembahkan korban dan membakar ukupan. Dia melakukan itu kemungkinan untuk meniru peristiwa Salomo mempersembahkan korban di Bait Suci. Perbedaannya adalah Salomo menyembah Allah menurut hukum Allah. Tapi Yerobeam melakukan sesuai dengan keinginannya sendiri. Apa yang diberbuat oleh Yerobeam sulit untuk kita pahami. Sekalipun dia melakukan pemberontakan yang sedemikian serius, Yahweh masih mau memberinya kesempatan untuk bertobat. Yahweh mengirim seorang nabi untuk menegurnya. Kita membaca ini di 13:1-3:

1 Raja-Raja 13:1-3 Sedang Yerobeam berdiri di atas mezbah itu sambil membakar korban, maka atas perintah TUHAN datanglah seorang abdi Allah dari Yehuda ke Betel. Lalu atas perintah TUHAN berserulah orang itu terhadap mezbah itu, katanya: “Hai mezbah, hai mezbah! Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya seorang anak akan lahir pada keluarga Daud, Yosia namanya; ia akan menyembelih di atasmu imam-imam bukit pengorbanan yang membakar korban di atasmu, juga tulang-tulang manusia akan dibakar atasmu.” Pada waktu itu juga ia memberitahukan suatu tanda ajaib, bahwa TUHAN telah berfirman: Bahwasanya mezbah itu akan pecah, sehingga tercurah abu yang di atasnya.”

Saat Yerobeam naik ke atas mezbah dan siap untuk membakar ukupan, seorang tamu yang tak diundang tiba-tiba muncul. Dia mengacaukan semua yang telah diatur oleh Yerobeam. Orang ini datangnya dari Yehuda. Alkitab menyebutnya sebagai, “abdi Allah”. Seorang abdi Allah dalam Alkitab merupakan nabi Allah. Saya sudah pernah berkata bahwa saat kita mempelajari kitab Raja-Raja, kita bukan saja sedang melihat pada kehidupan para raja Yehuda dan Israel tapi kita juga harus memberikan perhatian pada para nabi yang disebut di kitab Raja-Raja. Para nabi memainkan peran yang sangat penting di dalam sejarah Israel. Kehidupan bangsa Israel sangat bergantung pada nabi-nabi Allah. Jadi setiap kali kitab Raja-Raja menyebut tentang nabi tertentu, kita harus meluangkan sedikit waktu untuk mempelajari dan belajar dari cara bagaimana mereka berjalan bersama Allah.

Terdapat beberapa pokok yang dapat kita pelajari dari nabi yang misterius ini:

Pertama, dia datang dari Yehuda. Setelah para imam dan orang-orang Lewi dan rakyat yang saleh meninggalkan Israel, terdapat sangat sedikit orang yang takut pada Allah di negara Israel. Allah tidak menemukan satu pun orang di Israel untuk diutus, jadi Dia mengirim seorang nabi dari Yehuda untuk menyampaikan peringatan pada Yerobeam. Walaupun Yerobeam semakin menjauh dari jalan Allah Yahweh, Allah tidak begitu saja meninggalkan dia. Demi bangsa Israel, Dia mengutus seorang nabi dari Yehuda untuk memperingatnya agar tidak dengan keras kepala berpegang pada jalannya sendiri.

Kedua, nabi ini berangkat sendiri dari negara selatan ke negara utara. Tugas yang Allah berikan padanya adalah untuk menegur Yerobeam, untuk menunjukkan padanya dosanya dan menyampaikan penghakiman Allah atasnya. Tugas ini sangat berat dan tidak menyenangkan. Menyampaikan hal-hal yang begitu tidak menyenangkan kepada seorang raja pasti bukan suatu hal yang sederhana dan nyawanya bisa saja terancam. Namun, abdi Allah ini sangat setia dengan tugas yang telah Allah berikan kepadanya. Dia tidak mempedulikan nyawanya sendiri. Kita dapat melihat kepercayaan abdi ini pada Allah. Salah satu dari banyak tugas seorang nabi adalah menegur dosa. Ini merupakan tugas yang penting namun sangat sulit. Untuk menjadi seorang nabi Allah, kita harus mati pada kepentingan diri kita, dengan berani maju terus hanya dengan satu tujuan yakni menyenangkan Allah saja. Orang-orang Kristen yang mau menyenangkan kedua-duanya, manusia dan Allah, tidaklah dapat menjadi nabi Allah.

Ketiga, hal yang paling luar biasa adalah Alkitab tidak memberitahu kita namanya. Yerobeam juga tidak tahu bahwa dia adalah seorang nabi Allah. Jadi, kita dapat melihat bahwa Allah tidak semestinya memakai orang yang tenar. Allah akan sangat senang memakai kita sekiranya kita dengan penuh kerelaan hati tunduk sepenuhnya padaNya, mengizinkan Allah untuk sepenuhnya menguasai kita.

Nabi ini mengumumkan tiga hal kepada Yerobeam di dalam nama Allah:

Pertama, seorang anak yang bernama Yosia akan lahir di dalam keluarga Daud. Nubuatan ini sangat konkrit. Tidak ada yang kabur, bahkan namanya dengan jelas disebutkan. Yosia lahir 300 tahun setelah Yerobeam. Itu berarti, kejahatan yang Yerobeam lakukan mempengaruhi Israel selama 300 thun. Akar kejahatan ini begitu mendalam. Kita akan berbicara lebih mengenai perbuatan-perbuatan Yosia di 2 Raja-Raja 23.

Kedua, Yosia akan membunuh para imam yang dilantik oleh Yerobeam dan yang telah mencemari mezbah.

Ketiga, untuk membuktikan nubuatan itu berasal dari Allah, abdi Allah ini memberikan satu tanda. Tandanya adalah mezbah yang didirikan oleh Yerobeam itu akan pecah dan abu dari mezbah itu akan tercurah.

Kemunculan abdi Allah ini sama sekali tidak diduga. Dia datang sendiri ke Betel dan berbicara kepada raja Israel kata-kata yang begitu tidak menyenangkan. Dia tidak memikirkan tentang akibat yang akan menimpanya karena mengucapkan kata-kata itu. Benar-benar seorang nabi yang tunduk total pada Allah dan mempercayakan keselamatannya ke dalam tangan Allah. Keinginannya hanya satu, yakni menuntaskan tugas yang telah Allah berikan kepadanya. Saat Yerobeam mendengar kata-katanya, apa yang menjadi responnya? Kita melanjutkan untuk melihat di ayat-ayat 4-5:

1 Raja-Raja 13:4-5 Demikian raja Yerobeam mendengar perkataan abdi Allah yang diserukannya terhadap mezbah di Betel itu, ia mengulurkan tangan dari atas mezbah dan berkata: “Tangkaplah dia!” Tetapi tangan yang diulurkannya terhadap orang itu menjadi kejang, sehingga tidak dapat ditariknya kembali. Mezbah itu pun pecahlah, sehingga abu yang di atasnya tercurah, sesuai dengan tanda ajaib yang diberitahukan abdi Allah itu atas perintah TUHAN.

Yerobeam adalah raja sebuah negara. Bagaimana mungkin dia menolerir seorang yang bukan siapa-siapa memarahinya di dalam situasi yang sedemikian penting? Jadi, dia mengulurkan tangannya dan memerintahkan penangkapan abdi Allah ini. Tapi di saat itu juga, tangan yang diulurkannya itu kejang, dan mezbah terpecah lalu abu tercurah keluar sebagaimana yang dinubuatkan oleh abdi Allah itu. Lalu, di saat itu, Yerobeam menjadi sadar bahwa orang yang bukan siapa-siapa yang berdiri di hadapannya adalah seorang nabi Allah. Walaupun dia adalah raja sebuah negara dengan angkatan perang yang kuat, dia tidak dapat melawan bahkan satu kalimat yang diucapkan oleh seorang abdi Allah. Tangan Yerobeam tiba-tiba menjadi kejang. Mezbah yang kokoh itu tanpa alasan terpecah. Yerobeam tahu bahwa dia telah menimbulkan murka Allah. Kita melanjutkan untuk melihat ayat 6:

1 Raja-Raja 13:6 Lalu berbicaralah raja dan berkata kepada abdi Allah itu: “Mohonlah belas kasihan TUHAN, Allahmu, dan berdoalah untukku, supaya tanganku dapat kembali.” Dan abdi Allah itu memohonkan belas kasihan TUHAN, maka tangan raja itu dapat kembali dan menjadi seperti semula.

Saat Yerobeam melihat segala yang sedang berlangsung di hadapannya, dia tahu bahwa orang asing ini adalah seorang abdi Allah. Jadi, dia dengan rendah hati memohon pada abdi Allah untuk mendoakan dia. Yerobeam tidak mengakui dosanya pada Allah, dia hanya meminta sang nabi untuk berdoa pada Allah untuk memulihkan tangannya. Walaupun demikian, Allah tetap mendengarkan doa abdi Allah ini dan menyembuhkan tangan Yerobeam. Sekalipun Yerobeam sudah berkali-kali membuat Allah murka, Allah masih menolerirnya dan mengutus nabi untuk memberinya peringatan. Saat dia bersifat kurang ajar terhadap nabi, Allah memberinya pelajaran. Saat dia memohon pada Allah untuk penyembuhan, Allah menyembuhkan dia. Kita dapat melihat bahwa Allah sangat sabar dengan Yerobeam. Tentu saja, Allah melakukan semua itu bukan hanya untuk Yerobeam tetapi juga untuk bangsa Israel. Walaupun telah mengalami mukjizat ini, Yerobeam tetap tidak mau bertobat. Hal ini memberitahu kita betapa gelapnya masa depan spiritual bagi negara Israel. Kita melanjutkan untuk membaca di ayat-ayat 7-10:

1 Raja-Raja 13:7-10 Kemudian berbicaralah raja kepada abdi Allah itu: “Marilah bersama-sama dengan aku ke rumah, segarkan badanmu, sesudah itu aku hendak memberikan suatu hadiah kepadamu.” Tetapi abdi Allah itu berkata kepada raja: “Sekalipun setengah dari istanamu kauberikan kepadaku, aku tidak mau singgah kepadamu; juga aku tidak mau makan roti atau minum air di tempat ini. Sebab beginilah diperintahkan kepadaku atas firman TUHAN: Jangan makan roti atau minum air dan jangan kembali melalui jalan yang telah kautempuh itu.” Lalu pergilah ia melalui jalan lain dan tidak kembali melalui jalan yang telah diambilnya untuk datang ke Betel.

Melihat pada kekuatan abdi Allah ini, Yerobeam akhirnya merendahkan dirinya dan juga suaranya, dia lalu mengundang abdi Allah ini untuk makan bersama. Dia juga menjanjikan hadiah bagi abdi Allah. Jika Anda seorang abdi Allah, apa yang menjadi respon Anda? Bukankah suatu kemuliaan besar mendapat kesempatan untuk makan bersama raja sebuah negara? Dan jangan lupa, akan ada hadiah yang merupakan emas dan perak juga. Walaupun hamba Tuhan tidak seharusnya tamak untuk uang, tapi bukankah uang itu dapat dipakai untuk melakukan pekerjaan Allah, bukanlah itu sangat bagus? Bagaimana nabi ini menjawab Yerobeam? Dia berkata kepada raja Israel, ” Sekalipun engkau memberikan padaku setengah dari istanamu, aku tidak akan makan bersamamu.”

Di sini kita dapat melihat suatu syarat penting menjadi seorang nabi. Syaratnya adalah untuk tidak berkompromi dengan kekayaan. Tidak kira apakah Anda seorang nabi atau pendeta, Anda harus sangat berjaga-jaga dengan godaan uang. Setiap kali, saat pelayanan Anda berhasil, banyak orang akan sangat rela mendukung Anda dengan cara memberikan uang atau persembahan. Anda harus sangat berhati-hati karena tidak semua persembahan uang berasal dari kehendak Allah. Jangan pernah berkompromi dengan uang dan melupakan panggilan Allah bagi Anda.

Ayat 7 memakai kata, “segarkan”. Makna kata ini tidaklah sederhana, bukan hanya berarti memakan sesuatu. Katanya merujuk pada semacam persahabatan dan hubungan yang bersahabat. Abdi Allah ini tidak mau “disegarkan” bersama raja Israel. Itu berarti dia tidak mau mempunyai hubungan apapun dengan raja. Mengapa? Ayat 9 memberitahu kita bahwa hal itu merupakan perintah dari Allah. Sebelum abdi Allah ini meninggalkan Yehuda, Allah telah memberikan perintah kepadanya untuk tidak makan dan minum di Betel. Perintah yang Allah berikan ini sangat jelas. Abdi ini diutus untuk pergi ke Betel dan menyampaikan pesan Allah kepada Yerobeam dan setelah itu langsung dengan cepat meninggalkan tempat itu. Dia diperintahkan untuk bahkan tidak makan dan minum. Bukan hanya itu, dia juga diperintahkan untuk kembali ke Yehuda memakai jalan yang lain. Kita dapat melihat bahwa nabi yang tidak kita ketahui namanya ini sangat saksama dalam menaati perintah Allah. Dia sangat siaga dan tidak berani berkompromi.

Mengapa Allah memberinya begitu banyak perintah yang kelihatannya tidak penting? Sebenarnya semuanya itu dimaksudkan untuk melindunginya. Jika kita meneruskan pembacaan, kita akan mengerti mengapa perintah-perintah itu diberikan. Ada kalanya kita tidak mengerti mengapa Allah memberikan pada kita beberapa perintah yang tidak penting. Jadi kita mengubahnya sesuai dengan kehendak hati kita. Inilah sikap berkompromi – kita mengira bahwa kita lebih cerdik dari Allah. Allah tidak pernah memberikan kita perintah yang tidak penting. Jika Allah menyampaikan sesuatu kepada kita, hal itu pastilah demi kebaikan kita. Jika kita memandang enteng perintahNya, kehidupan spiritual kita akan menderita. Di kesempatan yang lain, kita akan melihat bagaimana abdi Allah ini kehilangan nyawanya karena dia mengabaikan perintah Allah.

Setelah peristiwa ini, kita mengira bahwa Yerobeam harusnya sudah sadar dan belajar dari kesalahannya dan tidak lagi berani untuk meneruskan reformasi agamanya. Apakah ini benar? Mari kita membaca ayat-ayat 33-34:

1 Raja-Raja 13:33-34 Sesudah peristiwa ini pun Yerobeam tidak berbalik dari kelakuannya yang jahat itu, tetapi mengangkat pula imam-imam dari kalangan rakyat untuk bukit-bukit pengorbanan. Siapa yang mau saja, ditahbiskannya menjadi imam untuk bukit-bukit pengorbanan. Dan tindakan itu menjadi dosa bagi keluarga Yerobeam, sehingga mereka dilenyapkan dan dipunahkan dari muka bumi.

Kedua ayat ini menyimpulkan penilaian yang Alkitab berikan pada seluruh hidup Yerobeam. Setelah mengalami teguran dari seroang nabi dan pesan dari Allah, Yerobeam masih tetap berpegang pada jalannya sendiri dan cara lamanya (sebenarnya dia menjadi semakin parah). Sama sekali tidak ada tanda-tanda pertobatan. Mengapa mukjizat yang begitu besar tidak mengubahnya? Inilah hal yang mengerikan tentang dosa. Dosa mengeraskan hati seorang dan membuatkannya mati rasa. Banyak orang mengira bahwa setelah mengalami mukjizat dari Allah, mereka akan beriman pada Allah dan akan rela untuk sepenuhnya tunduk pada Allah. Ini hanya merupakan asumi belaka. Pada kenyataannya, banyak orang yang setelah mengalami mukjizat Allah dalam hidup mereka, mereka bahkan lebih lagi mengeraskan hati mereka (Firaun adalah satu contoh). Mengalami Allah atau mukjizat Allah adalah hal yang sangat baik. Tapi jika kita tidak bertobat secepatnya dan kembali kepada Allah, hati kita akan mengeras. Kita akan lebih lagi memberontak melawan Allah. Respon Yerobeam dapat dimengerti karena bagi seorang yang sudah lama memberontak melawan Allah, hatinya sudah berubah menjadi sangat keras. Bahkan mukjizat yang lebih besar sekalipun tidak akan mengubahnya.

Kemungkinan terdapat alasan lain mengapai Yerobeam tidak mau bertobat:

Abdi Allah ini mati diterkam singa dalam perjalanan kembali ke Yehuda. Setelah Yerobeam mendengar berita ini, dia mungkin menghibur dirinya dengan berkata, “Jika dia benar-benar abdi Allah, bagaimana mungkin dia diterkam singa sampai mati dalam perjalanan kembali ke Yehuda? Bukankah Allah melindungi nabiNya? Jika Allah tidak melindunginya, maka dia bukanlah nabi Allah. Dengan demikian saya tidaklah perlu untuk menerima apa yang dikatakan olehnya dengan serius.”

Terdapat dasar Alkitabiah untuk penjelasan ini. Karena ayat-ayat 33-34 tidak langsung mengikuti ayat-ayat 1-10. Di antara ayat 10 dan 32, kisah bagaimana abdi Allah ini diserang oleh singa dimasukkan. Ayat 33 bermula dengan “Setelah peristiwa ini” untuk melanjutkan dengan perikop yang ada di depan. Jadi, kemungkinan ayat-ayat 33-34 sedang memberitahu kita respon dari Yerobeam setelah dia mendengar berita tentang abdi Allah yang diterkam oleh singa sampai mati.

Tapi tidak kira apa alasannya, Yerobeam pada akhirnya tidak bertobat. Dia masih melanjutkan dengan reformasi agamanya. Baginya, takhtanya adalah jauh lebih penting dari apa pun (termasuk Allah). Sekalipun perbuatannya tidak menyenangkan Allah, dia tidak peduli. Ayat 34 memberitahu kita bahwa “reformasi agama” ini mengakibatkan seluruh keluarganya jatuh ke dalam dosa dan dibinasakan dan dipunahkan dari muka bumi. Ini merupakan akibat yang mengerikan dari orang yang tidak mau berubah sekalipun sudah berulang kali diberikan nasehat.

Di PA yang akan datang kita akan mempelajari ayat-ayat 11-32. Perikop ini menyebut tentang proses bagaimana abdi Allah diserang oleh singa. Terdapat banyak sekali pelajaran spiritual yang dapat kita peroleh dari sana.

 

Berikan Komentar Anda: