Pastor Eric Chang | Seri Keselamatan (12) |
DIISI DENGAN KEPENUHAN ROH ALLAH
Kita sampai pada bagian terakhir dari seri pembahasan mengenai keselamatan. Pada pesan yang lalu kita berbicara tentang kepenuhan. Kita telah lihat bahwa kehidupan Kristen ialah kehidupan dalam kepenuhan. Allah telah memanggil kita untuk diisi dengan kepenuhan-Nya. Hari ini, kita perlu membahas tentang bagaimana kita bisa memperoleh kepenuhan itu. Alkitab memberitahu kita bahwa cara untuk memperoleh kepenuhan tersebut ialah dengan cara diisi. Bagaimana anda bisa menjadi penuh jika anda tidak diisi?
Untuk bisa menjadi penuh, kita tahu bahwa kita perlu diisi oleh Roh. Kita perlu dipenuhi.
Pada pesan yang lalu, kita meneliti Efesus 3:14-19. Ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat yang sangat indah di mana Paulus mendaftarkan pokok-pokok doanya bagi jemaat. “Untuk alasan inilah, aku berlutut di hadapan Bapa” — Paulus berlutut untuk mendoakan jemaat. Hal apakah yang dia doakan? Paulus secara khusus mendoakan empat hal.
1. KEKUATAN DI DALAM BATIN
Di ayat 16, dia berdoa,
Aku berdoa supaya sesuai dengan kekayaan kemuliaan-Nya, Ia berkenan mengaruniakan kepadamu kekuatan di dalam batinmu, dengan kuasa melalui Roh-Nya,…
Bagaimana Ia menguatkan kita di dalam batin? Melalui Roh-Nya! Apakah itu “batin” (inner man)? Batin adalah lawan dari manusia lahiriah (outer man). Menurut Alkitab, manusia lahiriah (outer man) adalah tubuh kita ini. Tubuh jasmani yang bisa kita lihat inilah yang disebut sebagai manusia lahiriah (outer man). Batin (inner man) adalah sosok yang tidak bisa anda lihat, yang sering kita sebut sebagai jiwa atau roh. Itulah yang disebut batin (inner man). Kiranya Allah menguatkan anda! Ayat ini tidak menyebut tentang menguatkan tubuh jasmani anda, tetapi menguatkan manusia batiniah.
Kita mempunyai tubuh dan juga memiliki jiwa. Jika saya berkata, “Saya bahagia”, anda tidak akan mengartikan bahwa yang berbahagia ialah tubuh saya. Siapakah “saya” yang sedang berbahagia itu? Apakah yang dimaksudkan itu otak saya sedang berbahagia? Apakah yang sedang berbahagia? Lengan saya berbahagia? Tidak, yang dimaksudkan ialah batin saya. Kalimat “Saya bahagia” tidak berarti lengan saya sedang merasa senang; tubuh saya sedang merasa senang. Yang dimaksudkan ialah sukacita di dalam hati. Batin kita inilah yang sedang dimaksudkan. Paulus sujud berdoa agar Allah menguatkan dan meneguhkan batin anda. Mengapa kita perlu dikuatkan? Karena kita ini sangat lemah!
Dalam kesempatan istimewa ini, saya terutama ingin menyampaikan secara khusus kepada saudara-saudari yang akan dibaptiskan pada hari ini. Mereka semua tahu bahwa menjadi seorang Kristen itu merupakan suatu langkah besar. Saya yakin banyak dari antara mereka yang bergumul, berdoa dan mengerang sebelum sampai pada langkah ini. Mereka sangat menyadari akan kelemahan mereka. Bagaimana untuk bisa bertahan sebagai seorang Kristen? Bagaimana melanjutkan langkah? Kita ini sangat lemah! Kita memerlukan kuasa-Nya. Kita butuh kekuatan-Nya untuk menopang kita. Dari mana kita bisa mendapatkan kekuatan ini? “Ia mengaruniakan kepadamu kekuatan… dengan kuasa…”. Dia menguatkan kita dengan kekuatan-Nya! Ada kata ganda di sini, “be strengthened with power” (dikuatkan dengan kekuatan). Dia bukan sekedar menguatkan, tetapi menguatkan dengan kuasa. Paulus tak pernah menggunakan kata-kata yang maknanya kabur. Segala sesuatu berkaitan dengan kekuatan besar. Dia tidak sekedar berbicara tentang kelimpahan, dia berbicara tentang kelimpahan yang meluap-luap! Allah tidak sekedar menguatkan anda, Dia menguatkan dengan kekuatan di dalam batin anda. Bagaimana caranya? Dengan Roh-Nya! Hal ini jelas menunjukkan bahwa jika kita tidak memiliki Roh, kita akan menjadi sangat lemah; kita tidak akan pernah bisa bertahan dalam kehidupan Kristen ini. Kita tidak memiliki kekuatan untuk itu. Itulah langkah yang pertama.
2. KRISTUS TINGGAL DI DALAM HATIMU
Lalu, dia lanjutkan dengan berkata,
“sehingga Kristus berkenan tinggal di dalam hatimu melalui iman”
Ini membangkitkan pertanyaan berikut: Bagaimana Kristus tinggal di dalam hati saya? Kembali lagi, jawabannya sama seperti yang pertama — oleh Roh yang telah Dia berikan kepada kita. Inilah pokok doa yang kedua.
3. KEKUATAN UNTUK MEMAHAMI PERKARA-PERKARA ROHANI
Hasil dari berdiamnya Kristus di dalam kita disebutkan lebih jauh di Efesus 3:17b-18,
… sehingga kamu berakar dan berdasar dalam kasih, dan agar kamu bersama semua orang kudus dapat memahami …
Terjemahan Inggris berkata, “may have strength to comprehend…” (agar kamu memiliki kekuatan untuk memahami). Untuk bisa memahami perkara-perkara rohani, anda membutuhkan kekuatan. Dari manakah anda bisa memperoleh kekuatan untuk memahami perkara-perkara rohani? Dari Roh Allah. Kata that (agar/supaya/sehingga) yang ketiga di dalam perikop ini juga kembali lagi berkenaan dengan Roh Allah.
Memahami perkara rohani bukanlah masalah seberapa cerdas atau seberapa terdidik anda. Seseorang dengan tiga macam gelar Ph.D belum tentu bisa memahami perkara rohani; dia bisa saja sangat tumpul dalam memandang perkara rohani. Orang yang tidak memiliki gelar akademis apa-apa, bisa saja memiliki pemahaman yang sangat mendalam tentang perkara rohani. Lalu, bagaimana seseorang bisa memiliki pemahaman ini? Karena Roh Allah memberinya kekuatan untuk memahami. Perkara-perkara rohani hanya dapat dipahami melalui Roh Allah. Dialah yang menolong kita untuk mengerti tentang perkara-perkara rohani. Jika anda membaca Alkitab, lalu anda tidak bisa memahami isinya, yang anda butuhkan ialah Roh Allah. Jika ada masalah rohani yang tidak bisa anda pahami, yang anda perlukan ialah Roh Allah untuk menolong anda.
Saya telah berbicara dengan berbagai orang. Saya berbicara tentang perkara rohani dengan mereka. Mereka tidak bisa memahaminya. Tak peduli seberapa terdidiknya mereka, seberapa terpelajarnya mereka. Mereka tidak mengerti karena perkara rohani harus dipahami secara rohani. Saya teringat pada seorang pemuda yang saya temui di London, dan saya berbincang–bincang tentang perkara-perkara yang berasal dari Allah dengannya. Dia tidak bisa memahami hal-hal tersebut. Dia punya banyak pertanyaan; dia sangat kebingungan. Oleh karena tidak bisa mengerti, dia mengajukan banyak sekali pertanyaan. Setidaknya pertanyaan-pertanyaannya itu menunjukkan bahwa dia berusaha memahami.
Akhirnya, saya berkata kepadanya, “Apakah semua pertanyaan yang kau ajukan itu hanya untuk berdebat denganku, atau karena engkau memang ingin mencari kebenaran?”
Dia berkata, “Bukan, aku memang benar-benar ingin tahu kebenaran.”
“Masalahmu ialah kamu tidak punya Roh Allah yang membimbing kamu untuk memahami perkara-perkara rohani. Kamu adalah orang yang sangat pandai, sangat cerdas, tetapi kamu tidak bisa memahami perkara rohani karena kamu belum memiliki Roh Allah.”
“Apa yang harus kulakukan untuk bisa mengerti perkara rohani?”
Saya katakan, “Pertama-tama, kamu harus datang kepada Allah dalam kerendahan hati. Kamu tidak boleh datang kepada Allah dalam keangkuhan! Kamu tidak boleh datang kepada Allah dengan keyakinan, ‘Lihat gelarku!’ Allah tidak terkesan dengan gelarmu. Datanglah kepada Allah dengan kerendahan hati.”
Lalu, dia bertanya, “Apa yang harus kulakukan?”
“Berlututlah di sini. Berlututlah di hadapan Allah dan berkata, ‘Tuhan, aku tidak bisa memahami perkara rohani. Secara rohani, aku ini buta, tuli dan bodoh.’”
“Lalu, apa lagi yang harus kulakukan?”
Ya, dia tidak tahu apa-apa tentang Roh, jadi saya juga tidak berbicara apa-apa tentang Roh kepadanya. Yang saya katakan hanya, “Datanglah kepada Allah dalam kerendahan hati, bukalah hatimu kepada Allah dan biarkan Allah yang berbicara kepadamu!”
Pemuda ini ialah mahasiswa pro-Komunis, jadi dia berkata, “Tetapi aku bahkan tidak percaya kepada Allah.”
Saya jawab, “Benar! Kamu tidak percaya kepada Allah. Akan tetapi, kamu ingin tahu tentang Allah atau tidak? Aku tidak akan melakukan diskusi akademis tentang Allah denganmu. Aku tidak punya waktu dan minat untuk hal itu. Apakah kamu ingin bertemu dengan Allah atau tidak?”
Dia katakan, “Ya.”
“Nah, kamu tidak akan pernah tahu apakah Allah itu ada kecuali jika kamu berjumpa dengan Dia. Berlututlah di sini, dan aku juga akan berlutut bersamamu. Berbicaralah kepada Allah. Katakan: ‘Tuhan, aku tidak tahu apakah Engkau ada di sini. Aku bahkan tidak tahu apakah Engkau benar-benar ada karena aku ini buta dan bodoh secara rohani. Jika Engkau memang ada, berbicaralah kepadaku. Nyatakanlah diri-Mu kepadaku.’ Apakah kamu bersedia melakukan hal ini? Kalau kamu sebenarnya hanya ingin berdebat saja denganku, kita bisa akhiri saja pembicaraan kita di sini.”
Dia berkata, “Tidak! Aku benar-benar ingin bertemu dengan Allah.”
“Baiklah, mari kita berlutut di sini.” Demikianlah, kami lalu berlutut dan saya berkata, “Jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu apakah Allah itu ada atau tidak ada. Itu adalah pengakuan yang jujur. Datang saja sejujurnya kepada Allah dan katakan dengan tulus, ‘Aku tidak tahu apakah Engkau ada.’ Aku tidak mau kamu berpura-pura. Kita ingin berbicara tentang kebenaran. Kita ingin mencari kebenaran. Jika Allah tidak ada, doamu tidak akan pernah terjawab, bukankah begitu? Sangat jelas bukan?”
Dia berlutut bersama saya dan hidupnya mengalami perubahan, transformasi sepenuhnya! Ketika dia bangkit dari sujudnya 10 menit kemudian, wajahnya bersinar cerah! Dia berkata, “Sesuatu telah terjadi padaku!”
Saya berkata, “Aku tahu. Itulah sebabnya aku memberitakan Injil karena aku tahu Allah itu hidup. Apakah kamu pikir aku akan berusaha meyakinkan kamu dengan argumen? Apakah menurutmu aku akan berdebat denganmu dan berusaha meyakinkanmu untuk mempercayai Allah dengan argumen-argumen filosofis? Tidak. Hal itu tidak akan cukup memberikan keyakinan. Apakah kamu pikir aku meninggalkan hidup dan karirku untuk memberitakan Injil karena aku mempercayai mitos dan khayalan? Apakah menurutmu aku kehilangan akal sehatku? Apakah menurutmu aku tidak bisa mengejar penghasilan yang besar? Aku memberitakan Injil karena aku tahu bahwa Allah itu nyata. Apakah kamu sudah mengerti?”
Dia berkata, “Sekarang aku mengerti! Sesuatu telah terjadi pada diriku!”
Malahan, sedemikian berubahnya kehidupan dia sampai-sampai dia lepaskan karirnya di bidang kedokteran untuk belajar teologi dan memberitakan Injil. Anda lihat, dalam waktu 10 menit saat berlutut, dia telah berjumpa dengan Allah.
Allahlah yang memberi kita kemampuan untuk memahami perkara rohani melalui Roh-Nya. Allahlah yang memampukan kita untuk berakar serta berdasar di dalam kasih supaya kita mengenal kasih Kristus. Apa arti kata “mengenal” itu? Kata “mengenal” di dalam Alkitab tidak pernah dipahami sebagai pemahaman intelektual. Kata ini berarti mengalami, mengenal Allah. Jika saya berkata, “Saya kenal anda”, saya tidak bermaksud bahwa saya telah mempelajari riwayat hidup anda. Ucapan itu berarti bahwa saya telah bertemu dengan anda; bercakap-cakap dan berkenalan dengan anda. Bisa saja saya tidak tahu apa-apa tentang latar belakang anda. Saya tidak tahu di mana anda dilahirkan; pada hari apa anda dilahirkan; kapan anda dilahirkan. Jadi, kalau kebetulan saya tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepada anda, anda akan memaafkan saya karena saya tidak tahu hari ulang tahun anda. Saya tidak tahu apa-apa tentang riwayat anda. Akan tetapi, saya mengenal anda dalam pengertian bahwa saya telah berkenalan dengan anda. Saya bisa saja tahu orang macam apa anda ini, sekalipun saya tidak kenal siapa ayah anda, siapa namanya, siapa nama ibu anda dan sebagainya. Mengenal Kristus bukanlah perkara mengetahui fakta-fakta yang berkaitan dengannya. Kata ini berarti pertemuan dengannya!
Demikianlah, kata “agar” yang ketiga ini adalah agar kamu bersama semua orang kudus dapat memahami betapa lebar, dan panjang, dan tinggi, dan dalamnya kasih Kristus. Dengan demikian, kamu dapat mengenal kasih Kristus yang melampaui pengetahuan... Oleh karena hal ini melampaui segala pengetahuan, maka ia berada di luar jangkauan pengetahuan manusia. Roh Allahlah yang memampukan anda untuk mengetahui hal itu dengan mengalaminya.
Ada begitu banyak hal yang tidak bisa kita pahami, tetapi bisa kita alami. Saya tidak mengerti tentang listrik. Adakah orang di sini yang mengerti tentang listrik? Tahukah anda apa itu listrik? Bisakah anda menganalisanya? Akan tetapi, saya tahu bagaimana menyalakan lampu. Saya tidak perlu mengerti tentang listrik untuk bisa menyalakan lampu. Tahukah anda apa itu kehidupan? Tak ada orang yang tahu apa itu kehidupan, apa definisi kehidupan itu. Akan tetapi, saya tahu bagaimana menjalani kehidupan, sekalipun saya tidak tahu apa itu kehidupan. Saya mungkin tidak mengerti banyak tentang kasih Kristus, tetapi saya bisa mengalaminya.
4. DIPENUHI DENGAN SELURUH KEPENUHAN ALLAH
Dengan demikian, sebagai kelanjutannya, kita sampai pada kata that (“agar/supaya/sehingga”) yang keempat pada bagian akhir dari ayat 19, “sehingga kamu dipenuhi dengan seluruh kepenuhan Allah”. Kita telah melihat bahwa di dalam kata that yang sebelumnya, semua kalimatnya merujuk kepada Roh Allah di dalam diri kita. Selanjutnya, di dalam kata that (sehingga) yang kali ini: Kita dipenuhi oleh seluruh kepenuhan Allah.
Apakah kepenuhan Allah yang perlu ada di dalam diri kita? Apakah arti kepenuhan dari Allah ini? Kita bisa memahaminya dalam satu kata saja. Kepenuhan Allah itu adalah Roh Allah! Satu-satunya jalan bagi kita untuk bisa dipenuhi oleh kepenuhan Allah ialah dengan dipenuhi oleh Roh Allah, dan terus dipenuhi oleh Roh Allah, sampai kita mencapai segenap kepenuhan yang ada di dalam Kristus bagi kita.
KITA HARUS MENERIMA ROH KUDUS DARI ALLAH
Saya ingin katakan sekali lagi kepada mereka yang akan dibaptis: berusaha menjalani kehidupan Kristen berdasarkan kekuatan sendiri, bukan sekedar hal yang sukar, hal itu sangat mustahil! Anda tidak mungkin dapat menjalankan kehidupan Kristen. Anda yang telah mempelajari Kitab Suci akan tahu bahwa standarnya terlalu tinggi sehingga mustahil dicapai. Anda tidak akan bisa menjalani kehidupan tersebut. Lalu, bagaimana kita dapat menjadi orang Kristen? Allah tidak pernah bermaksud menyuruh anda memanjat tangga surga dengan kekuatan anda sendiri. Dia memberi kita Roh-Nya! Itulah sebabnya mengapa Roh Kudus datang.
Namun, di gereja-gereja zaman sekarang ini, anda tidak membutuhkan Roh Allah untuk bisa menjadi seorang Kristen. Yang anda perlukan hanya sebuah keputusan untuk percaya kepada Yesus untuk diselamatkan. Itulah hal yang diajarkan kepada kita. Jika anda membuat keputusan yang benar, anda diselamatkan — dan anda akan selamanya selamat! Jika memang demikian halnya, saya ingin bertanya, untuk apa anda membutuhkan Roh Kudus? Untuk apa? Hanya untuk menjadikan hidup anda sedikit lebih baik? Atau, setiap kali anda menghadapi persoalan, anda bisa berpaling kepada Allah? Apakah anda dapat melihat bahwa ajaran semacam ini telah mendorong Roh Kudus keluar dari gereja? Ajaran semacam ini, “sekali selamat tetap selamat”, telah menyangkal Roh Allah. Ajaran ini telah menyangkal anugerah. Dengan sekali saja menerima anugerah, anda telah menyingkirkan anugerah untuk selamanya. Anda tidak lagi memerlukan anugerah setelah menerima anugerah itu satu kali. Dengan satu pengalaman tersebut, anda tidak lagi membutuhkan Roh Allah. Untuk apa lagi anda membutuhkan Roh Allah? Anugerah yang kita terima datang hanya melalui Roh Allah. Dengan cara apa lagi kita bisa menerima anugerah dari Allah? Demikianlah, kita mendapati situasi yang tragis sekarang ini di mana Roh Allah telah disangkal. Kita tidak membutuhkannya lagi.
Di tengah keadaan yang menyesakkan sekarang ini, kita mendapati gerakan kharismatik atau gerakan Pentekosta, yang mencoba membawa kembali Roh Allah ke dalam gereja. Sayangnya, gerakan Pentekosta ini membuat suatu kesalahan yang sangat serius dalam eksposisi mereka. Mereka mematok hal kepenuhan Roh itu dengan bahasa lidah, nyaris membatasinya secara eksklusif bahwa bukti anda dipenuhi oleh Roh ialah anda berbahasa lidah. Itulah kesalahan di dalam gerakan Pentekosta. Sungguh kekeliruan yang tragis! Mereka sebenarnya berada di jalur yang tepat sampai akhirnya mereka membuat kesalahan itu. Akibatnya, mereka ditolak oleh mayoritas gereja-gereja. Malahan, pada saat-saat awal gerakan Pentekosta masuk ke gereja kami di London, saya mempelajarinya, dan akhirnya terpaksa menolaknya juga. Saya menyatakan bahwa ajarannya salah. Setelah meneliti Kitab Suci secara teliti, saya harus katakan bahwa ini bukan ajaran yang benar. Anda tidak bisa secara eksegetik, berdasarkan ajaran dari Kitab Suci, menegakkan bahwa bukti kepenuhan Roh adalah berbahasa lidah. Ini jelas keliru. Demikianlah, sungguh sangat disayangkan, gerakan ini memiliki kekeliruan di titik itu. Namun, mereka menyadari akan satu hal — dan mereka memang sangat benar dalam hal tersebut — bahwa tanpa Roh Allah, anda tidak akan pernah masuk ke dalam kepenuhan kehidupan Kristen. Dalam hal ini, mereka sepenuhnya benar.
Perlu saya katakan juga bahwa banyak dari kalangan Pentekosta sekarang ini yang tidak lagi menekankan bahasa lidah. Mereka juga akhirnya menyadari kekeliruan mereka. Mereka tidak lagi begitu menekankan bahasa lidah sekarang ini. Itu merupakan hal yang bagus. Dengan demikian, gerakan Pentekosta ini telah membawa koreksi yang dibutuhkan di dalam gereja. Anda tentu telah melihat betapa gereja pada zaman sekarang telah menolak kekudusan sebagai hal yang penting dan mendasar bagi keselamatan. Kalangan Pentekosta telah memberi penekanan baru pada kekudusan ini. Pada zaman sekarang ini kita melihat betapa gereja-gereja telah menolak Roh Allah. Tentu saja mereka memberikan layanan bibir kepadanya. Mereka memang berbicara tentang Roh Kudus dari waktu ke waktu. Akan tetapi, layanan bibir tidak sama dengan memiliki kepenuhan Roh Allah. Hal yang paling buruk adalah jika anda memberikan layanan bibir kepada Allah, tetapi menyangkal Dia di dalam kehidupan sehari-hari.
ALLAH MEMUASKAN MEREKA YANG LAPAR DENGAN KEBAIKAN
Hari ini saya akan membahas pertanyaan-pertanyaan tentang kepenuhan Roh Allah. Saya ingin agar mereka yang dibaptis tahu apa artinya hidup dalam kepenuhan Roh, apa artinya dipenuhi oleh Roh, karena jika anda tidak dipenuhi oleh Roh, anda tidak akan bisa bertahan. Saya sampaikan hal ini dengan lugas kepada anda. Anda tidak akan bisa bertahan sebagai orang Kristen. Roh Kudus itu sangatlah mendasar bagi keselamatan. Itulah ajaran yang alkitabiah. Tanpa Roh Allah, anda tidak akan bisa bertahan. Saya ingin tegaskan pokok yang satu ini kepada anda. Allah tidak ingin kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Jadi, Dia memberi kita Roh. Dia memberi kita kebaikan. Ya, dia memberi kita kebaikan! Dia ingin agar kita hidup di dalam kepenuhan kehidupan Kristen.
Di Mazmur 107:9, kita melihat kalimat:
Sebab, Ia telah memuaskan jiwa-jiwa yang haus, dan jiwa-jiwa yang lapar dipenuhi-Nya dengan kebaikan.
Jiwa-jiwa yang lapar dipenuhi-Nya dengan kebaikan. Dia tidak sekedar memberikan appetizer, atau hidangan pembuka, dan selanjutnya, anda justru merasa jadi lebih lapar lagi. Sebagian orang merasa bahwa Allah hanya memberi appetizer saja bagi mereka. Kemudian, mereka boleh mencicipi lagi, lalu mereka menjadi lebih lapar lagi, lalu mereka boleh mencicipi lebih lagi, namun mereka justru menjadi lebih lapar lagi. Akhirnya, mereka menjadi putus asa. Padahal, Allah mengenyangkan kita dengan kebaikan!
Kata “kebaikan” ini juga disebutkan oleh Yesus di Matius 7:11. Yesus berkata,
Jadi, jika kamu yang jahat tahu bagaimana memberi anak-anakmu pemberian-pemberian yang baik, terlebih lagi Bapamu yang di surga, Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Perhatikanlah kata “meminta kepada-Nya”. Langkah pertama untuk dipenuhi ialah meminta — sesederhana itu! Mintalah kepada-Nya. Pernahkah anda meminta Dia untuk memenuhi anda?
Banyak orang Kristen yang tidak berani meminta untuk dipenuhi. Mengapa? Tampaknya mereka takut jika Allah memenuhi mereka. Hal pertama yang perlu anda tuntaskan di dalam benak anda ialah: Apakah anda ingin dipenuhi oleh Allah? Apakah anda ingin memiliki kepenuhan kehidupan Kristen? Jika ya, anda harus meminta kepada-Nya. Seperti yang dikatakan oleh Yakobus, “Kamu tidak mendapat karena kamu tidak meminta” (Yak 4:2). Kadang kala, kita membuat kekeliruan yang sangat sederhana, bukankah begitu? Ini adalah hal yang sangat jelas, tetapi kita tidak pernah melakukannya. Anda cukup berdiam di hadapan Allah dan berkata, “Tuhan, aku lapar! Aku merasa hampa! Penuhilah aku dengan kebaikan!”
ALLAH MEMBERIKAN KEPADA KITA ANAKNYA!
Bagaimana Allah memenuhi kita dengan kebaikan? Lukas 11:13, ayat yang sejajar dengan Matius 7:11, memberitahu kita apa itu kebaikan yang Allah penuhkan di dalam diri kita.
Jika kamu yang jahat tahu bagaimana memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga. Ia akan memberikan Roh Kudus kepada orang-orang yang meminta kepada-Nya.
Kita lihat bahwa kebaikan-kebaikan itu dirangkum dalam Roh Kudus. Semua anugerah yang baik dan sempurna yang ingin diberikan oleh Allah itu terdapat di dalam Roh Allah. Dengan kata lain, jika anda belum memiliki Roh Allah, berarti anda belum memperoleh satupun dari anugerah yang baik dan sempurna itu. Hanya setelah anda menerima Roh Kudus, anda memiliki segala anugerah yang baik dan sempurna itu.
Apakah Allah bersedia memberikan semua yang baik itu kepada anda? Tentu saja Dia bersedia! Di Roma 8:32, rasul Paulus berkata,
Dia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia bersama-sama dengan Dia tidak mengaruniakan segala sesuatu bagi kita?
Jika anda bersedia memberikan anak anda kepada seseorang, saya yakin anda tidak akan ragu memberikan TV atau mobil anda kepadanya, kecuali jika anak anda itu kalah berharga dibandingkan TV atau mobil anda. Bagi sebagian orang, itu bisa terjadi! Anak anda mungkin kurang berharga dibandingkan TV atau mobil anda, jadi anda mungkin lebih bersedia memberikan anak anda ketimbang TV anda. Akan tetapi, Allah mengasihi Anak-Nya lebih dari segalanya! Jika Dia memberikan Anak-Nya kepada anda, hal apa lagi yang tidak akan Dia berikan kepada anda? Itulah yang disebut anugerah! Anda tahu, Allah memberikan segala-galanya. Pertama-tama, Dia memberikan Anak-Nya kepada kita, kemudian Dia memberi kita Roh Kudus-Nya. Di dalam memberikan Roh Kudus-Nya, sebenarnya Dia sedang memberikan diri-Nya kepada kita. Itulah hal yang disebut sebagai “anugerah demi anugerah” oleh rasul Yohanes. Satu anugerah, ditambah lagi dengan anugerah yang lain, sampai bertimbun-timbun — “anugerah demi anugerah”.
Allah telah memberi kita segala-galanya, lalu apa yang diberikan oleh orang-orang Kristen sebagai balasannya? Orang merasa sudah memberi terlalu banyak, padahal sebenarnya dia memberi begitu sedikit. Sungguh menyedihkan, bukankah demikian? Ketika anda memberikan persembahan sebesar 5 dolar, pernahkah anda merasakan seperti ini, “Wah! Seharusnya aku memberi 4 dolar saja! Mungkin 3 dolar saja. Atau malah 2 dolar saja. Atau bahkan mungkin 25 sen saja. Lho, seharusnya aku tidak perlu memberikan apa-apa sama sekali!”? Anda lihat, 5 dolar saja sudah dirasakan terlalu banyak, lalu bagaimana mau memberikan yang lainnya? Segala sesuatunya terasa terlalu berlebihan jika diberikan kepada Allah, bukankah begitu? Kita memberikan waktu yang lowong saja kepada-Nya; hanya sisa-sisa saja yang kita berikan kepada-Nya. Itulah jenis-jenis barang yang anda berikan kepada Bala Keselamatan. Kaus kaki yang sudah bolong, sepatu bekas, celana yang sudah hampir bolong — itulah yang anda berikan kepada Bala Keselamatan. Itulah hal yang anda berikan kepada Tuhan. Yang baik untuk diri saya. Jika Allah memperlakukan kita seperti itu, akan menjadi apa kita ini?
Anugerah demi anugerah, Dia curahkan diri-Nya kepada kita! Namun, kita berani memberitakan Injil yang berkata bahwa untuk diselamatkan, anda hanya perlu percaya kepada Yesus dan beri dia sedikit waktu luang Anda. Sekali-sekali, anda bisa pergi ke gereja. Sekali dalam seminggu, itupun jika anda ada waktu. Jika tidak ada waktu, mungkin bisa dua minggu sekali. Memalukan, kekristenan semacam ini! Tak terlihat kekristenan yang total di dalamnya! Allah telah memberikan segalanya, Dia juga mengharapkan segalanya! Jadi, sekali lagi saya ingatkan anda pada ayat di Mazmur 84:12, “Ia tidak menahan hal baik, kepada mereka yang berjalan dengan tidak bercela”. Bagi mereka yang melangkah bersama Dia, tak ada kebaikan yang ditahan-Nya. Sudahkah anda mengalaminya?
KITA TIDAK PUNYA ALASAN UNTUK HIDUP DALAM KEKALAHAN
Dia memberi kita Roh untuk mengisi kita dalam kepenuhan. Anda telah mendengar uraian tentang hal dipenuhi oleh Roh dan saya tidak ingin anda memahami hal ini secara teoritis saja. Saya tidak mau memberi anda uraian yang bersifat teknis. Saya ingin ajukan pertanyaan berikut kepada anda: Tahukah anda apa arti dipenuhi oleh Roh? Apakah anda mengalami hal tersebut? Sanggupkah anda berkata, “Ya! Aku tahu apa arti dipenuhi oleh Roh! Aku sedang menjalani hidup yang dipenuhi oleh Roh itu sekarang ini.” Tahukah anda apa artinya? Atau kehidupan Kristen anda adalah jenis yang selalu dalam pergumulan? Jenis yang selalu dalam kekalahan? Oh, saudara-saudari, saya sangat lelah mengurusi orang-orang Kristen yang kalah ini. Mereka ini membuat orang lain menjadi letih. Malahan, mereka juga membuat saya sangat letih. Orang-orang Kristen yang kalah. Mereka tidak tahu apa itu dipenuhi oleh Roh. Tahukah anda apa itu kepenuhan? Apakah anda mengalaminya? Saya tidak bermaksud menanyakan, “Apakah anda memahaminya?” Yang saya maksudkan adalah, “Apakah anda memilikinya?”
Saya ingin tunjukkan kepada anda, terutama bagi mereka yang akan dibaptiskan hari ini, bahwa menjadi seorang Kristen itu berarti membiarkan Allah hidup di dalam diri anda melalui Kristus. Kecuali jika Allah hidup di dalam diri anda, maka anda bukanlah seorang Kristen. Di Galatia 2:20, Paulus berkata, “Aku sudah disalibkan dengan Kristus. Bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku.” Berapa banyak orang Kristen yang berani berkata seperti ini? Apakah anda tahu bahwa Kristus yang hidup itu ada di dalam diri anda, atau apakah anda termasuk orang-orang Kristen yang selalu saja hidup dalam kekalahan? Dipenuhi oleh Roh bukan sekedar berarti memiliki sesuatu yang menyenangkan. Jika anda tidak mengalami apa yang tertulis di Galatia 2:20, berarti anda belum tahu apa arti menjadi seorang Kristen. Seperti itulah mendasarnya persoalan ini.
Kita telah lihat bahwa Paulus berkata di Filipi 2:12, “kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Khotbah saya tidak akan lengkap kecuali jika saya sampaikan juga ayat yang berikutnya:
“Sebab, Allahlah yang bekerja di dalam kamu, baik untuk mengingini maupun untuk mengerjakan apa yang menyenangkan-Nya”.
Bagaimana Allah bisa melakukan pekerjaan-Nya di dalam diri kita? Melalui Roh yang Dia berikan kepada kita. Saat ini Allah sedang bekerja di dalam diri kita melalui Roh Kudus-Nya. Dia memotivasi kehendak kita dan juga mengaktifkan kita. Dia memberi kita kuasa untuk mengerjakan apa yang perlu dikerjakan. Hal ini tidak berarti bahwa kita lantas menjadi kehilangan kepribadian. Yang terjadi ialah kehendak Allah sekarang ini bekerja bersama dengan kehendak kita, memotivasinya ke arah yang benar. Oleh karena daging itu lemah, kita membutuhkan Allah untuk menggerakkan kita. Kita tahu apa yang benar, tetapi kita tidak memiliki kekuatan untuk mengerjakannya. Jadi, kita perlu memiliki kuasa-Nya untuk memampukan kita mengerjakannya. Allah hadir untuk memenuhi semua yang kita butuhkan. Dia tidak menelantarkan kita. Dia tidak membiarkan kita bergumul sendirian di dalam kehidupan ini. Artinya, saudara-saudari, tak ada seorang Kristen pun yang bisa mendapat alasan jika tidak mampu menjalankan kehidupan Kristen. Allah tidak membiarkan seorang Kristen pun menciptakan alasan dengan berkata, “Lihat, hidupku ini kacau! Bukankah kesalahan itu sesuatu hal yang manusiawi?” Allah tidak memperkenankan orang Kristen untuk mengajukan alasan semacam itu. Saya tidak punya dalih untuk kegagalan saya karena Allah telah menyediakan semua yang diperlukan untuk bisa berhasil. Di 1 Korintus 15:57, rasul Paulus berkata, “Namun, kita bersyukur kepada Allah yang memberikan kita kemenangan melalui Tu(h)an kita, Yesus Kristus.” Kita tidak punya alasan untuk gagal.
Apakah menurut anda anugerah Allah itu tidak mencukupi bagi anda? Jika anda gagal, itu karena anda tidak menarik dari anugerah itu! Tak ada alasan bagi seorang Kristen untuk berjalan ke sana kemari dengan wajah murung. Tak ada orang Kristen yang boleh memiliki alasan untuk selalu jatuh dalam dosa dan berkata, “Aku tidak berdaya.” Anda bisa menolaknya. Allah akan memberi anda kekuatan yang memadai bagi anda untuk menang. Orang Kristen bukanlah orang yang selalu saja kalah. Dia sebenarnya tidak mengenal apa itu kekalahan. Saya sudah pernah berkhotbah bahwa seorang Kristen ialah orang yang tak terkalahkan; dia tidak bisa dikalahkan. Dia bisa saja dihempaskan, tetapi dia tidak bisa dikalahkan. Itulah ungkapan yang dipakai oleh rasul Paulus, “knocked down, but not knocked out” (dijatuhkan, tetapi tidak KO). Sungguh indah, bukankah begitu? Ya, kadang kala kita salah langkah, dan kita terpukul jatuh, kita terjerembab. Akan tetapi, Allah akan memastikan bahwa kita tidak akan KO. Kita akan bangkit lagi, sekiranya kita tetap bergantung kepada Roh Allah.
Jadi, Allahlah yang bekerja di dalam kamu, baik untuk mengingini maupun untuk mengerjakan apa yang menyenangkan-Nya (Filipi 2:13), bukan unutk kesenangan anda. Betapa sering, saat kita berdoa, seolah-olah Allah hadir untuk melakukan apa yang kita kehendaki. Kemudian, ketika Allah tidak memberi kita apa yang kita inginkan, kita mulai menyalahkan Allah, dan berkata, “Mengapa Engkau tidak memberikan apa yang kuinginkan?” Allah hadir bukan untuk memenuhi kesenangan kita. Dia bukanlah hamba kita, kita inilah para hamba-Nya. Camkan hal itu jika anda berdoa. Saya sangat lelah dengan orang-orang Kristen yang datang kepada saya dan mengeluh tentang Allah: “Allah tidak melakukan ini buatku, Dia membiarkan masalah ini dan itu menimpaku,” dan banyak lagi keluhan lainnya. Mereka menghendaki agar segala sesuatunya berjalan lancar dan menyenangkan, dan ketika mereka berhadapan dengan masalah, mereka menyalahkan Allah. Orang-orang Kristen tersebut masih belum mengerti apa artinya menjadi seorang Kristen.
TANPA ROH ALLAH, TIDAK ADA KESELAMATAN!
Pertama-tama, izinkan saya ingatkan anda bahwa Roh Kudus itu bukanlah sekedar pilihan tambahan, semacam bonus yang disediakan oleh Allah bagi kita. Lalu, jika kita tidak memiliki bonus tersebut, tidak menjadi masalah. Saya beritahu anda, Kitab Suci menyatakan dengan tegas kepada kita, yang kita pertaruhkan di sini adalah keselamatan. Jika anda tidak memiliki Roh Allah, anda bahkan belum memiliki keselamatan. Setiap orang yang merupakan orang Kristen sejati, yang benar-benar menyerahkan hidup kepada Allah, akan mendapatkan Roh Allah yang bekerja di dalam hidupnya sekarang juga. Allah hidup di dalam diri anda, tetapi anda bisa saja melumpuhkan gaya kerja-Nya. Anda bisa saja menekan pekerjaan-Nya. Anda mungkin tidak membiarkan Dia bekerja dengan leluasa di dalam hidup anda. Itulah sebabnya mengapa anda dikalahkan. Inilah poin dari Kitab Suci yang ingin saya sampaikaan kepada anda, yakni tentang mengapa tanpa Roh Kudus anda tidak bisa memiliki keselamatan.
1) TANPA ROH KUDUS, ANDA BUKAN MILIK KRISTUS
Yang pertama bisa kita temukan di Roma 8:9,
Sebab, jika seseorang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukanlah miliknya.
Jika anda belum memiliki Roh Kudus, anda bukan milik Kristus! Ingatlah bahwa Allah memberi kita Roh Kudus sebagai meterai — meterai Roh Kudus (2 Kor 1:22). Apakah artinya itu? Untuk apa kita dimeteraikan? Meterai adalah tanda kepemilikan. Fakta bahwa kita memiliki Roh Kudus adalah tanda bahwa kita ini miliknya.
Di wilayah barat Kanada atau Amerika Serikat, para koboi terkenal dengan keahlian mereka menjerat hewan-hewan. Kemudian, setelah berhasil menjerat hewan-hewan itu, apakah yang mereka lakukan? Mereka membuat cap dari besi panas untuk menandai hewan tersebut. Cap itu menjadi meterai yang besar. Mereka memeteraikan hewan-hewan tersebut. Tanda tersebut menunjukkan siapa pemilik hewan tersebut. Roh Kudus adalah meterai yang diberikan oleh Allah kepada kita, yang menunjukkan bahwa kita ini milik Kristus. Jika anda tidak memiliki Roh Kudus, anda bukanlah miliknya.
2) TANPA ROH KUDUS, ANDA TIDAK DAPAT MENJADI KUDUS
Poin yang kedua ialah seperti berikut. Kita telah lihat di Ibrani 12:14 bahwa tanpa kekudusan tak seorang pun akan melihat Tuhan. Kekudusan ini bukanlah kekudusan yang diimputasikan. Ibrani 12:14 berkata, “kejarlah kekudusan…”. Ini bukanlah kekudusan yang dijatuhkan ke pangkuan anda. “Kejarlah kekudusan sebab tanpa kekudusan, tidak seorang pun dapat melihat Tuhan”.
Bagaimana supaya kita bisa memiliki kekudusan ini? Jelas sangat mustahil! Kodrat kita ini tidak kudus. Lalu, bagaimana agar anda bisa menjadi kudus? Oleh Roh Kudus! Itulah sebabnya mengapa Dia disebut Roh Kudus. Mengapa? Oleh karena Ia adalah Roh kekudusan, sebagaimana yang tertulis di Roma 1:4. Ia adalah Roh kekudusan; itu berarti Ia memampukan saya menjadi kudus. Ia memberi saya kuasa untuk menjadi kudus. Tanpa Ia, anda tidak akan bisa menjadi kudus. Saya tidak bisa menjadi kudus; saya akan terus saja berbuat dosa! Saya menjadi orang berdosa yang tanpa harapan. Jika Allah menyuruh saya untuk menjadi kudus, mungkin saya akan segera berkata, “Aku menyerah,” karena tak ada jalan bagi saya untuk menjadi kudus. Akan tetapi, Dia memberi saya Roh Kudus karena Dia tahu bahwa saya tidak bisa menjadi kudus. Dia memberi saya Roh kekudusan untuk memampukan saya menjadi kudus.
3) TANPA ROH KUDUS, TIDAK ADA BUAH
Ini membawa kita pada pokok yang ketiga. Kita telah melihat dalam pembahasan yang sebelumnya bahwa jika tidak menghasilkan buah, kita akan dipotong. Yohanes 15:2 menyatakan hal tersebut dengan tegas. Setiap orang yang tidak menghasilkan buah akan dipotong atau dibuang. Ayat 7 menjelaskan bahwa mereka akan dibuang ke dalam api. Akan tetapi, bagaimana supaya kita bisa menghasilkan buah? Untuk menghasilkan buah, anda harus memiliki hidup. Dari mana kita bisa memiliki hidup Allah? Oleh Roh Allah yang telah Dia berikan kepada kita. Roh Kuduslah yang memberi kita hidup Allah, yang memampukan kita untuk menghasilkan buah.
Saya tidak dapat menghasilkan buah bagi Allah. Di Galatia 5:22-23 disebutkan, “Akan tetapi, buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera…”. Saya tidak bisa mengasihi; saya tidak memiliki damai sejahtera; saya tidak memiliki sukacita. Hal-hal yang mustahil! Saya bisa bersenang-senang menonton film komedi. Saya suka menonton Groucho Marx, Charlie Chaplin dan pelawak-pelawak lainnya dan ikut tertawa gembira. Saya sungguh menikmati tontonan semacam itu! Masalahnya ialah, ketika anda keluar dari bioskop, sukacita anda ikut pergi. Ia tidak bertahan lama karena sukacita itu berasal dari luar, bukan dari dalam. Memang menyenangkan. Itu hanya kegembiraan. Namun, itu bukanlah sukacita. Roh Allahlah yang memampukan anda menghasilkan buah. Hanya dengan Roh Allah, baru kita penuh dengan buah kebenaran, yang disebutkan di Filipi 1:11.
Saya ingin berhenti sejenak untuk menyatakan hal berikut. Ada beberapa orang yang bertanya, “Apakah buah yang perlu kita hasilkan itu? Apakah berarti kita harus membawa orang lain kepada Kristus? Atau apakah kita harus memunculkan jenis kehidupan yang menghasilkan buah Roh?” Nah, tentu saja, tanpa buah Roh itu, bagaimana anda bisa membawa orang lain kepada Kristus? Jadi, itu bukanlah dua persoalan yang berbeda; keduanya adalah satu persoalan yang utuh. Kecuali jika anda memiliki buah Roh di dalam hidup anda, kecuali jika keindahan Kristus bersinar di dalam hidup anda, apakah orang lain mau menjadi Kristen? Bagaimana anda bisa membawa orang lain kepada Kristus? Anda mungkin dapat memaksa orang untuk memutuskan untuk percaya kepada Yesus, tetapi hal ini merupakan hal yang terakhir yang bersedia saya lakukan. Seperti yang pernah saya sampaikan, saya tak pernah suka memakai taktik penjualan yang memaksa untuk membawa orang kepada Kristus. Jangan pernah memakai taktik semacam itu! Jangan pernah memberi tekanan kepada orang untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Biarlah Allah melakukan pekerjaan-Nya. Janganlah memakai cara dunia. Namun, banyak sekali orang yang mengklaim pertobatan dengan memakai cara dunia yang sangat memaksa ini. Seperti apa orang-orang yang “bertobat” itu? Berapa banyak dari antara mereka yang bisa bertahan? Jangan lakukan cara itu, jika anda ingin membawa orang lain kepada Kristus, pertama-tama biarkanlah Allah memunculkan buah di dalam hidup anda. Biarlah keindahan Kristus terlihat dulu di dalam hidup anda. Selanjutnya, orang-orang akan tertarik kepada Kristus melalui anda. Anda akan memenangkan pertobatan yang sejati. Terang Allah memancar melalui anda ke dalam hati mereka.
4) TANPA ROH KUDUS, ANDA AKAN HIDUP DALAM KEKALAHAN
Alasan yang keempat, mengapa tanpa Roh Kudus anda tidak bisa diselamatkan, adalah sebagai berikut: pihak musuh itu terlalu kuat bagi anda; anda tidak akan bisa menang. Musuh terlalu kuat bagi anda. Iblis itu terlalu kuat bagi anda. Pihak musuh akan menghancurkan anda. Dunia terlalu kuat bagi anda. Daging terlalu kuat untuk anda. Anda tidak akan pernah menang. Namun, oleh Roh Kudus, anda akan menang. Seperti yang dikatakan oleh rasul Yohanes di 1 Yohanes 4:4,
“Ia yang ada di dalam dirimu lebih besar daripada ia yang ada di dunia.”
Hanya dengan demikianlah kita bisa memperoleh kemenangan, karena Ia yang ada di dalam diri anda lebih besar daripada roh yang ada di dunia. Siapakah yang ada di dalam diri anda itu? Dialah Roh Kudus yang ada di dalam diri anda. Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia! Siapa yang melawan anda di dunia ini? Iblis itulah yang ada di dunia ini; juga daging; dan juga daya tarik dosa. Kita tidak akan pernah bisa mengalahkan kuasa-kuasa itu. Setiap orang Kristen, yang mengira bahwa dia bisa melawan semua itu sendirian, berarti dia masih belum memahami persoalannya. Jika anda berkeluh-kesah karena anda selalu dikalahkan, tentunya anda sudah mulai menyadari bahwa pihak musuh memang terlalu kuat bagi anda. Anda tidak bisa menang, sebelum Roh Allah memenuhi diri anda. Demikianlah, Roh yang ada di dalam diri anda lebih kuat, lebih besar, lebih berkuasa, daripada dia yang ada di dunia ini.
MENJALANI PEPERANGAN DENGAN SETIA
Ini jelas berarti kehidupan Kristen itu melibatkan konflik, bukankah demikian? Kehidupan Kristen ini bukanlah hal yang mudah. Ini merupakan sebuah peperangan melawan kekuatan-kekuatan yang ingin menghancurkan anda. Saya ingin sampaikan kepada anda, saudara-saudari, terutama bagi anda yang akan dibaptiskan, saya harap anda mengerti bahwa kehidupan Kristen bukanlah jenis kehidupan yang mudah. Ini adalah kehidupan penuh pertempuran, pertempuran demi kebenaran, pertempuran demi kebenaran melawan kekuatan-kekuatan jahat yang mendatangi dan menyerang anda seperti banjir.
Saya tidak pernah mengerti mengapa orang-orang mau menjadi Kristen kalau mereka sudah menyerah sejak serangan pertama. Mereka menghadapi sedikit masalah, lalu mereka berkata, “Oh, kehidupan Kristen ini terlalu berat!” Tak ada yang berkata kehidupan Kristen itu mudah. Setidaknya, saya tidak pernah mengatakannya kepada anda. Allah tidak pernah mengatakannya kepada anda. Iman (faith) di dalam Alkitab itu berarti kesetiaan (faithfulness). Kesetiaan berarti mampu bertahan dengan setia, tetap setia di dalam tekanan. Apa artinya kesetiaan jika anda tidak harus menjadi setia, jika tidak ada yang menyerang anda, tidak ada yang menguji kesetiaan anda?
Saya harap anda selalu ingat kata-kata terakhir di dalam kitab Habakuk. Saya mendedikasikan firman tersebut secara khusus kepada mereka yang akan dibaptiskan. Kata-kata terakhir yang disampaikan oleh nabi Habakuk adalah:
17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, dan ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 18 Namun, aku bersukacita di dalam YAHWEH, dan bersorak-sorai di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Habakuk 3:17-18).
Itulah iman! Itu adalah contoh iman dari Perjanjian Lama. Kita memandang bahwa Perjanjian Baru sangat unggul — “Kita hidup pada masa Perjanjian Baru.” Saya ingin melihat orang-orang Kristen yang imannya dapat menandingi iman para nabi Perjanjian Lama. “Sekalipun tak ada makanan untuk dimakan, tak ada ternak di kandang, segala sesuatunya mengecewakan, tetapi aku tetap bersukacita di dalam Allah yang menyelamatkanku.” Itulah iman.
Bagaimana seseorang bisa memiliki iman dan sukacita semacam ini? Iman dan sukacita itu datang dari kuasa Roh Kudus. Dialah yang memampukan kita untuk berkemenangan!
BUKTI-BUKTI KEPENUHAN ROH
1. DIPENUHI OLEH KASIH
Jika anda dipenuhi oleh Roh, apa yang terjadi pada diri anda? Pertama-tama, anda akan dipenuhi oleh kasih. Dari situ anda akan tahu apakah anda telah dipenuhi oleh Roh. Kasih mengalir di dalam hati anda. Ini bukan sekedar persoalan apakah anda berbahasa lidah atau tidak. Anda bisa saja berbaahasa lidah atau mungkin juga tidak. Namun, ada satu hal yang mendasar: anda tahu bahwa kasih mengalir di dalam hati anda.
Apakah anda memperhatikan ketika saudari M mengatakan bahwa ini adalah hari Minggu terakhirnya bersama kita, betapa kita merasakan kesedihan di dalam hati ini? Mengapa bisa begitu? Karena kasih Allah menggerakkan hati kita. Ketika M berkata bahwa Minggu lalu adalah hari Minggu terakhirnya, saya merasa sangat sedih. Saya merasa tersedat di tenggorokan karena saya telah mengasihinya dengan kasih Kristus. Selama dia di sini, saya memang tidak memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dengannya, hanya sedikit kesempatan berbicara dengannya. Kita semua begitu sibuk, kadang malah terlalu sibuk, bukankah begitu? Namun, kasih Kristus menyatukan kita. Saya merasakan hal yang sama terhadap setiap orang. Setiap dari anda semua sangatlah berarti bagi saya, sekalipun saya tidak punya banyak waktu untuk diluangkan dengan anda. Saya mendapati diri saya tersedat ketika M berkata bahwa hari ini adalah hari Minggu terakhirnya karena kasih Kristus telah menggerakkan kita. Saya tidak begitu akrab dengan M. Namun, saya tahu bahwa dia adalah saudari seiman saya di dalam Tuhan. Saya tidak mengerti mengapa saya mengasihi, tetapi saya tahu bahwa kasih Allah tercurah di dalam hati saya. Demikianlah, saya memang tidak mengerti mengapa saya mengasihi anda, tetapi saya memang mengasihi. Ini merupakan hal yang sangat luar biasa. Saya bahkan tidak bisa menjelaskannya. Seperti yang dikatakan di Roma 5:5,
“kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita melalui Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”
2. DIPENUHI DENGAN KEPENUHAN
Hal yang kedua adalah adanya kepenuhan. Di Roma 15:13-14, dalam dua ayat saja, ada tiga kali Paulus memakai kata “penuh” atau “dipenuhi” ini. Dia berkata,
13 Kiranya Allah sumber pengharapan memenuhimu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam imanmu sehingga kamu akan berlimpah di dalam pengharapan oleh kuasa Roh Kudus. 14 Saudara-saudaraku, aku sendiri diyakinkan tentang kamu, bahwa kamu penuh dengan kebaikan, melimpah dengan segala pengetahuan, dan sanggup menasihati satu dengan yang lain.”
Begitu banyak hal yang dia sebutkan. Kita dipenuhi oleh pengetahuan, oleh sukacita dll. Bagaimana caranya? Apakah itu merupakan hal yang anda alami, atau hanya sekedar anda dengar saja? Apakah kita ini sedang beromong-kosong? Apakah itu semua merupakan hal yang anda alami langsung? Apakah saat anda dipenuhi oleh Roh, lalu anda dipenuhi oleh hal-hal berikut — sukacita, damai sejahtera, kuasa, pengharapan, kebaikan dan pengetahuan?
3. DIPENUHI OLEH BUAH KEBENARAN
Hal yang ketiga ialah kita penuh dengan buah kebenaran. Kita bukan sekedar memiliki beberapa buah kebenaran, tetapi kita dipenuhi oleh buah kebenaran, sebagaimana yang tertuliss di dalam Filipi 1:11, “dipenuhi dengan buah-buah kebenaran yang datang melalui Kristus Yesus untuk kemuliaan dan pujian bagi Allah”.
BAGAIMANA SUPAYA DIPENUHI OLEH ROH?
Akhirnya, kita segera sampai pada pertanyaan, bagaimana supaya kita dipenuhi oleh Roh? Bagaimana cara datang dan dipenuhi oleh Roh?
Di Matius 27:48, kita temukan satu kalimat bahwa seseorang “mengambil bunga karang, membasahinya dengan [cuka], dan mengikatkannya pada sebuah buluh, dan memberikannya kepada Yesus untuk diminum.” Sering saya bertanya-tanya apakah perincian ini bermanfaat bagi kita atau tidak? Mengapa hal semacam ini disebutkan? Saya mendapati bahwa tak ada satu hal pun yang ditulis tanpa tujuan di dalam Kitab Suci. Semuanya memiliki makna dan tujuan. Saya dapati bahwa kita bisa belajar sesuatu mengenai hal dipenuhi dari Matius 27:48 dan ayat-ayat yang sejajar dengan ini.
Jika sepotong spons terisi dengan cuka, bagaimana mungkin ia bisa terisi juga dengan anggur baru dari Kerajaan Allah yang disebutkan oleh Yesus di Matius pasal 9? Jika spons itu terisi oleh cuka dan anda celupkannya ke dalam anggur baru, spons itu tidak akan menyerap anggur baru, bukankah demikian? Ia akan tetap dipenuhi dengan cuka. Saya menemukan sebuah perumpamaan dari ayat ini. Saat kita belum mengenal Kristus, hidup kita hanya terisi oleh cuka, bukankah begitu? Semuanya mengecewakan, terasa asam. Pandangan kita tentang hidup dan kehidupan ini sangatlah pahit (sour). Segenap karakter kita terisi oleh kepahitan (sourness). Lalu, bagaimana kita bisa dipenuhi oleh Roh Allah? Anggur baru dari kerajaan itu adalah Roh Allah.
Ketika para murid dipenuhi oleh Roh Kudus saat Pentekosta, orang-orang mengira bahwa mereka mabuk anggur (Kis 2:130. Dipenuhi oleh Roh, kadang kala menimbulkan dampak yang khusus terhadap diri anda. Anda merasakan suatu sukacita yang memabukkan! Tahukah anda seperti apa rasanya, yakni perasaan seperti melayang di udara? Perasaan seperti sedang mengalami surga di bumi? Keadaan sedang dipenuhi oleh Roh merupakan suatu pengalaman yang sangat aneh. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa anda harus merasakannya selalu. Namun, pada pengalaman yang pertama itu, atau mungkin segera setelah itu, bisa muncul efek yang sangat nyata. Itulah sebabnya mengapa golongan Pentekosta sering menggambarkannya sebagai second blessing (berkat kedua), sekalipun sering kali mereka secara keliru menghubungkannya dengan bahasa lidah. Seorang hamba Tuhan dari Pentekosta pernah berkata kepada saya, “Tahukah anda apa itu second blessing? Tahukah anda apa artinya menerima baptisan Roh?” Saya jawab, “Sudah tentu saya tahu. Namun, saya tidak akan memakai terminologi anda karena itu tidak alkitabiah. Akan tetapi, saya tahu apa yang anda maksudkan ketika anda berbicara tentang second blessing.”
BIARLAH ALLAH MEMERAS SAMPAI KERING HIDUP KITA YANG LAMA
Kita ingin dipenuhi, tetapi sama seperti spons itu, kita ini penuh dengan cuka. Lalu, bagaimana kita bisa dipenuhi? Agar spons itu bisa dipenuhi oleh anggur baru dari Kerajaan Allah, semua cuka di dalamnya harus diperas keluar. Anda harus mengizinkan Allah memeras keluar hidup yang lama ini dari diri kita, hidup lama dengan segala keasaman, kecemaran, dan segala dosanya itu. Kita harus dibersihkan. Kita harus singkirkan semua itu dari dalam diri kita. Biarlah Allah memeras semua itu keluar dari diri kita. Kadang kala, proses pemerasan itu terasa tidak menyenangkan. Sudahkah anda mengalaminya? Terasa sangat tidak menyenangkan. Namun, sangatlah dibutuhkan jika anda ingin dipenuhi. Ada banyak orang Kristen yang menjadi Kristen tanpa pernah memahami apa artinya berpaling dari hidup yang lama. Mereka mengira bahwa menjadi seorang Kristen itu seperti menambahkan sesuatu pada apa yang sudah ada, seperti menambal kain lama. Hal itu tidak akan berhasil. Dengan kata lain, anda tidak akan bisa memenuhi spons yang sudah penuh terisi oleh sesuatu yang lain. Anda tidak akan bisa memenuhinya dengan anggur yang baru, anggur manis dari Roh Kudus Allah.
Menurut Kitab Suci, Allah memberikan Roh Kudus kepada mereka yang taat kepada-Nya. Jadi, ketika kita biarkan Allah memeras keluar hidup yang lama dari diri kita, maka kita siap untuk menyerap dan dipenuhi oleh hidup yang baru. Ini adalah hal yang penting untuk dipahami. Allah akan memenuhi anda, tetapi pertama-tama, janganlah berpaut pada hal-hal yang lama itu.
Itulah sebabnya mengapa pada awal khotbah ini saya bertanya, “Apakah anda ingin dipenuhi?” Mungkin anda bahkan tidak bersedia dipenuhi karena anda ingin berpegang pada dosa-dosa lama anda; anda ingin berpegang pada hidup lama anda. Tak heran jika anda tidak bisa dipenuhi! Anda harus melepaskan semua itu supaya Allah bisa memenuhi anda dengan kepenuhan-Nya. Satu-satunya jalan adalah dengan ketaatan yang total serta penyerahan diri ke dalam tangan-Nya, supaya Dia bisa melakukan pekerjaan-Nya di dalam diri anda.
KESAKSIAN PRIBADI SAYA
Saya sampaikan kesaksian ini kepada anda karena hal ini sangatlah penting bagi keberlangsungan hidup kerohanian anda. Ketika saya masih baru menjadi Kristen, saya berharap ada orang yang memberitahukan saya akan hal-hal tersebut. Namun, tak ada orang yang memberitahukan saya. Saat itu saya berpikir yang perlu saya lakukan sebagai seorang Kristen adalah percaya kepada Yesus, dan segala sesuatunya akan menjadi lancar. Ternyata segala sesuatunya tidak berjalan lancar, hal yang juga dialami oleh kebanyakan orang Kristen yang mengambil keputusan untuk percaya Yesus dalam berbagai KKR. Saat itu saya baru tiga tahun menjadi Kristen, dan saya hidup cukup akrab dengan Tuhan. Namun setelah tiga tahun itu, tahukah anda apa yang terjadi? Suatu hari saya merasa hampir menyerah. Saya tidak sanggup melanjutkan kehidupan Kristen. Pernahkah anda merasakan hal tersebut? Anda akan merasakan hal tersebut jika anda belum tahu apa artinya dipenuhi oleh Roh. Saya saat itu ingin menyerah, setelah masa tiga tahun di mana saya mengalami begitu banyak hal dari Allah. Saya bukan orang Kristen KTP saat itu. Saya merupakan seorang Kristen yang penuh pengabdian, tetapi saya tidak pernah diberitahu akan hal dipenuhi oleh Roh. Jadi, saya bergumul dengan kekuatan saya sendiri, mencoba untuk menjadi orang Kristen yang baik, berusaha dengan sangat keras. Setelah masa tiga tahun itu, saya lelah dengan usaha saya.
Saat itu saya tinggal di Hong Kong. Saya masih ingat rasa putus asa dan hampa itu, perasaan yang berkata, “Percuma saja. Aku tidak bisa melanjutkannya lagi.” Saya pergi ke gereja pagi itu, dan saya tidak mendengar satu kata pun yang dikatakan gembala saat itu karena tak satu kata pun dari yang dia katakan itu menyentuh persoalan saya. Kemudian, saya pergi keluar. Saya kembali ke asrama saya di Granville Road di Hong Kong, dengan rasa depresi yang amat sangat.
Saat itu saya berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku tidak bisa menjalaninya! Kehidupan Kristen ini begitu mustahil! Aku harus berhenti. Setidaknya aku tidak mau mempermalukan nama-Mu. Aku tahu orang lain mengira aku ini orang Kristen yang baik. Mereka tahu aku memiliki pengabdian dan sebagainya. Namun, aku tidak sanggup menjalankannya, Tuhan. Aku lelah dengan semua upaya ini.” Demikianlah, saya bergumul saat itu, dan saya nyaris berkata, “Baiklah, aku akan berhenti! Mulai saat ini, aku tidak akan menyebut diri sebagai orang Kristen lagi. Aku tidak sanggup lagi.”
Kalau saya beritahukan hal ini kepada rekan-rekan saya saat itu, mereka pasti akan sangat terkejut karena mereka mengira saya adalah orang Kristen yang sangat baik. Namun, jika anda tahu seperti apa rasanya berusaha menjadi seorang Kristen, dan benar-benar berjuang mencapainya, dan menyadari bahwa anda selalu gagal, lalu merasakan kehampaan yang luar biasa di dalam diri anda, bahwa anda benar-benar sangat mengasihi Allah, tetapi anda tidak memiliki kepenuhan itu, anda akan tahu apa yang sedang saya bicarakan ini. Ketika datang pencobaan, anda selalu terjatuh karena anda tidak memiliki kekuatan. Saat dunia menekan anda, anda tahu bahwa anda akan segera menyerah karena anda tidak mampu bertahan. Jadi, saya sampaikan terutama bagi mereka yang akan dibaptiskan, saya tidak ingin anda menghadapi kesedihan semacam itu. Saya kembali ke tempat saya saat itu, dan saya memutuskan untuk menyerah.
Kemudian Tuhan menunjukkan kepada saya, “Kamu belum dipenuhi oleh Roh! Kamu tidak hidup di dalam kepenuhan Roh Allah. Selama ini kamu berusaha menjalani peperangan-Ku dengan kekuatanmu sendiri. Kamu tidak akan bisa melakukan yang seperti itu, sobat.”
Lalu saya bertanya, “Tuhan, apa yang harus kulakukan?” Dia menjawab, “Bukalah dirimu sepenuhnya kepada-Ku. Bukalah hatimu pada-Ku. Lepaskanlah semua hal yang masih kamu cintai dan pegang kuat-kuat.” Saya mulai menyadari, “Ya. Aku memang masih menahan banyak hal.”
Tuhan lalu berkata, “Lepaskanlah semua itu. Biar Aku yang mengerjakan sisanya. Serahkan saja dirimu sepenuhnya kepada-Ku.”
Tiba-tiba saya menyadari bahwa selama ini saya belum berserah diri sepenuhnya kepada Allah! Saya belum berkomitmen total kepada-Nya.
Anda tahu, ada sangat banyak orang Kristen yang belum pernah melakukan hal itu. Ada sebagian orang di dalam sekolah Alkitab yang tak pernah menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Kristus. Tahukah anda akan hal itu? Saya pernah bercakap-cakap dengan seorang teman saya, yang tadinya adalah seorang dokter, dan saat itu sedang menjalani pendidikan di sekolah Alkitab untuk melayani Tuhan, tetapi dia dibebani oleh banyak persoalan rohani. Dia berkata, “Kau tahu, kehidupan Kristen itu sangat sukar, mendekati mustahil.”
Saya berkata, “Betul sekali, memang demikianlah halnya. Izinkan aku tanyakan sesuatu padamu. Pernahkah kamu serahkan segenap hidupmu kepada Allah supaya Dia bisa memenuhimu?”
Dia berkata, “Kalau kupikir-pikir, memang belum pernah.” Tahukah anda sudah berapa lama dia menjadi orang Kristen? Dia dibesarkan di tengah keluarga Kristen. Dia beribadah ke gereja di sepanjang hidupnya — mulai dari Sekolah Minggu sampai dengan masuk ke dalam pelayanan. Seluruh keluarganya adalah orang-orang Kristen yang aktif. Dia saat itu sedang belajar di sekolah Alkitab. Dia telah lepaskan profesinya, masuk ke sekolah Alkitab, melepaskan karir di bidang kedokteran untuk melayani Tuhan. Anda tentu berpikir bahwa orang semacam ini pastilah dipenuhi oleh Roh. Ternyata dia tidak.
Saya katakan, “Nah, apakah kamu mau dipenuhi oleh Roh?”
Dia menjawab, “Tentu saja.”
Saya berkata, “Kalau begitu, mari kita berlutut bersama.”
Lalu, dia berlutut bersama saya. Dia sudah masuk pada tahun kedua di sekolah Alkitab itu, dan untuk pertama kalinya, dia serahkan dirinya untuk menerima kepenuhan Roh.
Dia berkata, “Kau tahu, tak seorangpun yang pernah memberitahuku akan hal ini. Akibatnya, aku menjalani kehidupan Kristen yang selalu kalah.”
KITA HARUS SELALU DIPENUHI OLEH ROH
Jangan mengira bahwa sekali anda telah dipenuhi oleh Roh, lantas anda tidak memerlukannya lagi. Efesus 5:18 mengatakan hal ini kepada kita,
“Jangan mabuk oleh anggur karena hal itu tidak pantas, sebaliknya penuhlah dengan Roh.”
Ungkapan tersebut dalam bahasa sumber berbunyi “penuhlah dengan Roh selalu”. Tidaklah cukup untuk dipenuhi sekali saja; anda harus selalu dipenuhi.
Kita ini tidak sama dengan baterai yang diisi ulang. Kita memperlakukan diri seperti baterai yang diisi ulang. Kita mengisi diri kita, lalu kita pergi. Kemudian, baterai itu semakin terkuras isinya, dan akhirnya kehabisan daya! Seperti itulah cara kebanyakan orang Kristen menjalani hidupnya. Mereka mencari pengisian baterai. Mereka menyambungkan diri ke tancapan lisrik. Lalu mereka memperoleh pengisian ulang, dan mereka pergi lagi. Mereka tidak memerlukan Roh Allah lagi. Setidaknya, sampai mereka kehabisan daya, melemah dan merangkak lagi. Mereka merangkak kembali, untuk memperoleh pengisian ulang. Janganlah hidup seperti itu!
Dengan menyesal perlu saya katakan bahwa saudara yang terkasih, dokter ini, yang telah melepaskan segalanya untuk melayani Tuhan, dia sudah menyambungkan dirinya dengan baik. Dia mendapat satu pengisian, dia telah dipenuhi. Namun kemudian, apa yang dia lakukan? Dia kembali lagi ke dalam cara hidupnya yang lama! Dia memisahkan dirinya. Di manakah dia sekarang ini berada? Dia terjerumus jauh. Jauh sekali! Dia tidak berada di dalam pelayanan Tuhan sekarang ini. Dia tidak membuka praktek dokter, juga tidak melayani Tuhan. Sekarang ini, dia tidak mengerjakan apa-apa. Dia tidak tahu di mana dia sedang berada! Dia begitu kebingungan karena dia tidak menjaga agar terus menerus dipenuhi oleh Roh. Saya berdoa kiranya Allah berkenan memulihkan dia. Camkanlah hal ini! Camkanlah hal ini, saudara-saudari! Jagalah agar anda terus menerus dipenuhi oleh Roh. Namun mulailah dengan memperoleh kepenuhan itu.
SAUDARA AKAN MENGENAKAN KUASA
Apa yang saya perbuat ketika saya merasa sangat putus asa dahulu? Saya kembali ke kamar saya dan saya berlutut di hadapan Tuhan. Dipenuhi oleh Roh itu sangatlah sederhana. Sangat sederhana! Allah tidak menyuruh kita untuk melakukan hal-hal yang rumit, misalnya berdiri di atas kepala. Jika kita harus belajar cara untuk berdiri di atas kepala untuk bisa dipenuhi oleh Roh, kita akan mengalami banyak kesulitan. Namun, urusannya ternyata sangat sederhana! Apakah yang saya lakukan saat itu? Saya berlutut di hadapan Tuhan dan berkata, “Tuhan, inilah hidupku. Kuserahkan hidupku sepenuhnya, seutuhnya, kepada-Mu. Mulai saat ini, bukan aku lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Pagi berikutnya, saya bangun dan berkata, “Tuhan, inilah hidupku. Bukan aku lagi yang menjalankan hidup ini. Engkaulah yang menjalankannya! Inilah diriku! Inilah kemudinya. Engkaulah yang mengemudikan van itu sekarang! Aku akan duduk di kursi penumpang.”
Kemudian, saya melangkah keluar dari pintu kamar. Sungguh ajaib! Ini merupakan kehidupan Kristen yang jauh berbeda! Ada kuasa. Ada kuasa di dalamnya! Untuk pertama kalinya, saya mengerti arti kuasa karena hidup saya ini sekarang berada di dalam tangan-Nya. Dia yang memegang kemudi dan Dia juga yang menginjak pedal gas, dan hidup ini berjalan! Sungguh hebat! Mulai saat itu, saya mulai mengalami kuasa. Bukan berarti saya tidak pernah gagal. Saya tidak bermaksud berkata demikian, karena dari waktu ke waktu, saya juga memutuskan aliran itu. Itulah yang menjadi persoalannya. Namun, selama saya masih berada dalam persekutuan dengan Roh Allah, di sana ada kuasa! Ada kalanya, saat saya memberitakan Injil, kuasa itu mengalir dari diri saya! Kuasa dari kehidupan Kristen ada di sana. Saya mengalami hadirat-Nya dalam cara yang baru. Saya berdoa kiranya mereka yang akan dibaptiskan bisa mengalami hadirat tersebut.
JANGAN MENDUKAKAN DAN MEMADAMKAN ROH ALLAH
Satu catatan peringatan sebelum kita tutup. Saya telah ceritakan kepada anda tentang dokter yang gagal ini. Saya harap dia akan dipulihkan lagi. Sebagaimana yang diperingatkan oleh Paulus di Efesus 4:30,
“Jangan mendukakan Roh Kudus Allah”.
Anda bisa mendukakan Roh Allah. Ingatlah kata “duka” ini. Kata “duka” berarti disakiti, dibuat sedih, dibuat tertekan. Anda tidak akan bisa mendukakan orang yang tidak mengasihi anda. Apakah anda menyadarinya? Ingatlah bahwa Allah sangat mengasihi anda. Jika saya tidak mengasihi anda, jika saya tidak mengasihi M, kepergiannya tidak akan membuat saya bersedih sama sekali. Namun, karena kita saling mengasihi, maka ketika ada perpisahan, kita berduka. Tidak boleh ada perpisahan dengan Roh Allah. Kita tidak boleh melakukannya. Jangan mendukakan Roh Kudus Allah yang ada di dalam dirimu.
Namun ada hal yang lebih buruk daripada mendukakan Roh. Di 1 Tesalonika 5:19 dikatakan,
“Jangan memadamkan Roh!”
Yang ini bahkan lebih buruk dari mendukakan Roh. Kata “memadamkan” berarti mematikan api. Di dalam Alkitab, Roh Kudus itu sering dibandingkan dengan api. Ingat betapa di hari Pentekosta, Roh Kudus turun dalam bentuk lidah-lidah api ke atas para murid. Jangan memadamkan Roh! Jika anda memadamkan api Allah, apakah yang terjadi? Api itu akan padam! Jika apinya telah padam, berarti, sejauh berkenaan dengan keselamatan anda, tamatlah riwayat anda.
Jika api Roh itu tidak mungkin dapat dipadamkan, tidak ada gunanya peringatan ini diberikan. Jangan mau mendengarkan hal yang berbeda. Anda harus selalu berpaut kepada Tuhan. Berpeganglah kepada-Nya! Nikmatilah persekutuan dengan Roh Kudus yang telah diberikan kepada kita. 2 Korintus 13:13 menyebutkan tentang: persekutuan Roh Kudus. Allah tidak menyuruh anda untuk menjalani hidup ini dengan kekuatan anda sendiri. Dia ada bersama kita, dan Dia memberi kita kuasa melalui persekutuan dengan-Nya itu.
HIDUP BERGANTUNG PADA ROH ALLAH SETIAP HARI
Sebagai rangkuman: keselamatan kita ini berdasarkan sepenuhnya pada anugerah. Kita bergantung pada Roh Kudus setiap hari, setiap saat, untuk bisa menjalani kehidupan Kristen. Bisakah anda memahami bahwa tidak ada jalan lain?
Ada orang yang mengira bahwa dengan menolak ajaran “sekali selamat tetap selamat”, maka kita telah menolak ajaran tentang anugerah. Itu adalah kesalahan yang terbesar! Justru merekalah yang telah menolak anugerah, karena mereka mengajarkan bahwa jika anda telah diselamatkan, anda tidak membutuhkan anugerah lagi, anda tidak lagi membutuhkan Roh. Ajaran yang alkitabiah sangatlah berbeda. Ajaran yang alkitabiah memperingatkan kita untuk tidak memadamkan Roh, melainkan untuk selalu hidup bergantung pada anugerah setiap saat.
Keselamatan itu bukan sekedar satu tindakan anugerah di tahap awal saja, melainkan anugerah yang berkelanjutan, hari demi hari, setiap saat, sampai nanti kita bertemu dengan-Nya berhadapan muka. Lalu, kita akan masuk ke dalam kepenuhan sukacita-Nya.
Tahukah anda apa arti dipenuhi oleh Roh? Saya berdoa kiranya setiap orang dari anda bisa mengetahuinya dalam pengalaman anda.