Pastor Eric Chang | Antikristus (1) |

Tentang kedatangan Tu(h)an kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? (2 Tesalonika 2: 1-5)

Tuhan menaruh dalam hati saya untuk berbicara mengenai kedatangan Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya. Nubuatan dan pemikiran secara umum di gereja-gereja hari ini adalah bahwa kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali sudah dekat. Saya akan fokus pada satu aspek yang sangat penting: yakni tentang Antikristus. Dia adalah manusia durhaka dan figur yang menakutkan. Beberapa orang percaya bahwa dia sudah ada di dunia sekarang ini.


NUBUAT TENTANG KEMURTADAN

2 Tesalonika 2:1-5 berbicara tentang Antikristus dalam hubungannya dengan kemurtadan yang besar yang akan terjadi sebelum kedatangan Yesus Kristus. Kemurtadan adalah berpaling  dari Kristus. Seseorang tidak akan berpaling dari Kristus tanpa terlebih dahulu berpaling kepadanya. Dengan demikian, kemurtadan yang dinubuatkan ini menyangkut orang-orang Kristen. Alkitab memberitahu kita bahwa pada hari-hari terakhir, banyak orang Kristen akan berpaling dari Yesus Kristus – inilah yang disebut kemurtadan. Kedatangan Yesus tidak akan terjadi sebelum kemurtadan ini berlangsung. Namun, jangan salah, kemurtadan ini bukan berarti bahwa gereja akan tiba-tiba menjadi kosong. Orang Kristen akan tetap ke gereja, tetapi mereka tidak lagi beriman pada Yesus Kristus. Mereka akan mengalihkan telinga mereka ke ajaran-ajaran lain:

“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” (2 Timotious 4:3).

Inilah situasi gereja sebelum kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Akan terdapat banyak dosa di dalam gereja-gereja.


MANUSIA DURHAKA

Pasal yang sama di 2 Tesalonika mengatakan sesuatu yang luar biasa mengenai Antikristus atau “manusia durhaka”: orang ini akan dinyatakan. Saat sekarang dia masih tersembunyi, tetapi dia akan dinyatakan ketika situasi gereja dan dunia sudah siap untuk dia. Manusia durhaka ini juga disebut sebagai “anak kebinasaan”. Yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah (ayat 4). Sombong dan memuliakan dirinya sendiri, sangat berlawanan dengan Yesus Kristus yang merendahkan dirinya. Yesus sudah menyinggung Antikristus waktu ia berkata:

“Aku datang dalam nama Bapaku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.” (Yohanes 5:43).


BERTENTANGAN DENGAN KEKUDUSAN

Pertama-tama saya akan berbicara tentang kekudusan, sehingga waktu manusia durhaka itu nampak dalam ketidakkudusannya, dia dapat segera diketahui. Orang-orang Kristen yang tidak mengenal kekudusan akan terperdaya karena mereka tidak akan dapat mengenali Antikristus ketika dia muncul.

Ketika saya berkhotbah tentang kekudusan di suatu konferensi yang besar di Amerika Utara, siapa yang menentang khotbah saya? Di dalam konferensi yang dihadiri hampir seribu orang, bukannya orang-orang awam, tetapi para pendeta yang menentang khotbah tentang kekudusan. Pesan dari konferensi saya berdasarkan Ibrani 12:14 ”Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.” Pernyataan ini diambil langsung dari Alkitab, bukannya sesuatu yang saya karang sendiri. Bacalah sendiri. Saya hampir saja menangis melihat keadaan ini. Mereka meminta untuk mengubah khotbah saya, dan saya katakan kepada mereka bahwa ini ada di dalam Alkitab. Pendeta-pendeta itu mengkonfrontir saya, seraya berkata, “Kenapa anda berkhotbah tentang kekudusan?” Mengkhotbahkan kekudusan berarti memberitakan keselamatan lewat perbuatan!” Adakah ada pendeta yang benar-benar berpikir bahwa seseorang dapat menjadi kudus oleh karena kekuatan atau usahanya sendiri?”

Pendeta-pendeta itu memperingatkan saya: “Ubah pesan khotbahmu, atau kami akan memberi kamu masalah.” Saya tidak mengubah pesan saya (Allah sebagai saksinya), dan saya tidak akan pernah. Saya akan mengkhotbahkan kekudusan sampai hari terakhir saya, sampai kematian saya. Sesuai janji mereka, mereka memang memberi saya masalah di seluruh dunia – di mana-mana! Kenapa? Karena saya berkotbah tentang kekudusan. Ketika John Wesley berkhotbah tentang kekudusan dua abad yang lalu, dia diusir keluar dari gereja. Dia adalah pendeta di gereja Anglican, The Church of England. Dia dilarang berkhotbah di setiap gereja Anglican di England, oleh karena itu dia harus berkhotbah di lapangan terbuka.

Mengapa pendeta-pendeta itu menentang khotbah tentang kekudusan? Mereka pasti sudah pernah belajar sedikit teologia di sekolah Alkitab. Mereka seharusnya tahu bahwa tidak mungkin untuk menjadi kudus kecuali oleh kasih karunia – kasih karunia yang amat besar (amazing grace) yang telah “menyelamatkan manusia celaka seperti saya”. Saya mengkhotbahkan kekudusan karena Allah telah menyelamatkan manusia celaka seperti saya, dan menjadikan orang berdosa menjadi kudus. Bukankah ini sesuatu yang mulia? Namun, pendeta-pendeta itu melarang saya untuk mengkhotbahkan tentang kekudusan.

Saya menantang setiap pendeta untuk membuktikan bahwa saya salah atau sudah melenceng dari Kitab Suci. Sejauh ini tidak ada yang mengambil tantangan itu. Saya menjelaskan pada mereka, bila saya salah, saya akan meminta maaf di konferensi ini – malah meminta maaf di setiap konferensi di seluruh dunia. Saya berkata pada mereka: “Buktikan kalau saya tidak sesuai dengan kitab suci maka saya akan minta maaf dan mengakui dosa saya. Pilih murid-murid terbaikmu dan saya akan berdebat dengan mereka di depan umum, di sini, di Hongkong, atau Kanada, atau Amerika – di mana pun.” Namun, tidak ada seorang pun yang berani muncul secara terang-terangan. Mereka hanya menyerang saya dari belakang. Saya menganggap sebagai suatu hak istimewa untuk sedikit menderita bagi kepentingan Tuhan. Saya menderita terlalu ringan untuk Dia. Kalau Tuhan mengaruniakan kepada  saya hak istimewa untuk menderita sedikit lagi bagi Dia, saya sangat bersyukur kepada-Nya dari hati yang paling dalam. Namun, saya menangisi gereja-gereja Tuhan yang saya cintai, dan saudara-saudari yang saya kasihi – kepada setiap mereka yang tidak diperbolehkan mendengar kebenaran. Biarlah ini terserap ke dalam benak saudara: Tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Allah. Ini adalah firman Allah sendiri.

Saat ini kita sedang menuai akibat dari pengabaian akan kekudusan. Baru-baru ini saya mendengar berita bahwa salah satu anggota gereja di Kanada dihukum seumur hidup karena kasus pembunuhan. Seorang Kristen yang melakukan dosa dan pembunuhan? Mengapa? Karena dia diajar oleh gereja bahwa sekali selamat, engkau tetap selamat, sekalipun telah melakukan pembunuhan! Lalu, kenapa tidak melakukan pembunuhan? Kenapa tidak melakukan perzinahan? Kenapa tidak mencuri dan merampok? Paulus berkata kemurtadan akan datang ketika orang sudah tidak lagi mendengar kebenaran, khususnya mengenai kekudusan. Mereka ingin menjadi Kristen, tetapi juga ingin bebas berbuat dosa. Hal tersebut membuat saya sedih memikirkan orang Kristen yang suam-suam kuku yang membuat orang bukan Kristen berkata,” Mengapa saya harus menjadi Kristen? Lihat orang Kristen itu! Saya lebih baik daripada dia! Dan mereka benar. Banyak orang-orang bukan Kristen lebih baik dari orang-orang Kristen. Saya tidak dapat melawan pengamatan mereka – melainkan orang-orang Kristen ini diubah oleh kuasa Roh Kudus. Sebelum ini terjadi, tidak ada Kekristenan yang bisa dibicarakan. Kadang-kadang saya malu menyebut diri saya Kristen, karena orang-orang Kristen tetap melakukan percabulan, perzinahan dan bahkan pembunuhan.

Tanpa kekudusan tidak ada seorang pun akan melihat Allah. Tidak ada manusia bisa menjadi kudus kecuali oleh kasih karunia yang besar dan pengampunan dari Allah lewat Roh Kudus, yang mengubah pendosa menjadi manusia kudus. Paulus menyebut orang-orang Kristen sebagai “orang-orang kudus (saints)”


KEKUDUSAN: SEBAGAI TERANG DUNIA   

Kemarin saya berkata kepada istri saya: oleh kasih karunia Allah, tidak seorang pun yang tetap melakukan percabulan atau perzinahan atau fitnah atau dosa-dosa yang lain, dapat duduk di gereja ini dengan nyaman, sambil tersenyum menikmati khotbah mengenai “kasih karunia”. Akan ada suara kebenaran dari mimbar yang membuat mereka keluar dari gereja dan tidak kembali lagi atau mereka akan berseru pada Tuhan: Ampuni aku! Berikan pengampunan kepadaku! Bersihkan aku sehingga boleh menatap wajah-Mu pada Hari yang telah ditetapkan!” Saya ingin gereja bebas dari orang-orang Kristen yang tanpa rasa bersalah menyelesaikan ibadah di gereja dan langsung melanjutkan untuk bermain mahyong atau berjudi, atau ke pacuan kuda, yang akan membuat orang non-Kristen berkata: apa yang dilakukan seorang panatua gereja di tempat seperti ini?” Biarlah gereja ini menerangi Hongkong dengan cahaya yang menyebabkan orang-orang bertobat dan tidak nyaman dengan perbuatan mereka itu. Alkitab berkata terang di atas bukit tidaklah mungkin disembunyikan, terang itu akan menyinari kegelapan di sekitarnya – terang yang membuat engkau menjadi seorang Kristen yang istimewa di sekolahmu, atau di tempat kerjamu.

Saya tahu sesuatu mengenai kehidupan sekuler. Saya pernah berada di dalam dunia ini. Di sekolah tempat saya pernah mengajar, saya memiliki suatu tujuan yang membuat guru-guru yang lain bertanya-tanya, “Apa yang membuat dia tidak biasa, begitu berbeda, begitu unik?” Saya tidak perlu memakai baju yang berbeda untuk tampil berbeda. Saya tidak pernah memakai jubah kependetaan selama saya menjadi pendeta. Jika saya perlu memakainya agar dikenal oleh orang lain sebagai seorang pendeta, pasti ada sesuatu yang salah pada diri saya. Sekolah di tempat saya mengajar itu tidak mengerti apa yang membuat saya begitu berbeda. Mereka keheranan ketika saya masuk ke dalam kelas, murid-murid yang susah diatur itu seketika itu juga menjadi tenang. Saya tidak menghardik atau berteriak pada mereka, atau juga tidak memberikan hukuman fisik. Setiap murid tetap diam di tempat duduknya. Mendengarkan firman Allah dengan cermat. Teman-teman saya keheranan, dan ingin tahu apa rahasia saya. Rahasianya adalah kuasa Allah yang sedang bekerja pada saya. Tiga tahun setelah saya meninggalkan sekolah itu, saya bertemu seorang yang tidak saya kenal, setelah mengetahui nama saya, dia bertanya: ”Saya pernah mendengar tentang anda. Tidakkah anda mengajar di sekolah-sekolah di Liverpool?” Ya, jawab saya. Kemudian dia berkata, “Saya pernah mendengar tentang anda di sana. Sekitar 3 tahun yang lalu, mereka membicarakan tentang guru yang luar biasa yang membuat murid-murid yang terkenal sulit diatur berkelakuan baik di dalam kelas”. Kuasa yang unik dari Allah bekerja dalam kekudusan. Kemuliaan hanya bagi Dia semata-mata karena kuasa itu datang dari-Nya.


KEDATANGAN YESUS
KRISTUS 

Saya punya sesuatu yang akan saya katakan untuk orang-orang non-Kristen. Pesan-pesan di seri Antikristus ini tidak bersifat terlalu teknis atau teologis yang membuat saudara tidak bisa mengerti apa yang kita bicarakan. Saya ingin berbicara dengan sederhana sekali, dan ke hati saudara. Kedatangan Yesus ada hubungannya dengan saudara sebagai orang non-Kristen. Jangan berpikir ini hanya berlaku bagi orang Kristen.

Ketika Yesus Kristus datang pertama kalinya, dia datang dengan kerendahan hati. Dia memilih untuk dihina dan ditolak, dan begitulah kejadiannya. Dia memilih jejak penghinaan, dan memang dia diejek dan diolok-olok. Namun, ketika Kristus datang lagi, ceritanya akan berbeda: Dia akan datang dalam kemuliaan, kuasa, dan keagungan. Kemuliaannya akan termanifestasi di seluruh bumi. Dengan mata telanjang saudara akan melihat kemuliaan Kristus. Barangsiapa hidup dalam dosa dan ketidakkudusan tidak akan tahan terhadap kemuliaannya, dan mereka akan minta gunung-gunung untuk menyembunyikan mereka dari wajahnya.

Sebagaimana Yesus telah datang pertama kalinya, dia akan datang untuk yang kedua kalinya. Baik waktu saudara masih hidup atau sudah mati ketika Kristus datang, saudara pasti akan melihatnya, karena setiap orang akan dibangkitkan untuk menghadapi pengadilan. Allah sudah menentukan seorang Hakim, dan Hakim itu adalah Yesus Kristus. Apakah saudara percaya akan kedatangannya atau tidak, tidak mengubah fakta akan kedatangannya, sama seperti seorang yang tidak percaya adanya planet Mars, ketidakpercayaannya tidak akan mengubah keberadaan planet itu.

Gambaran akan kedatangan Yesus Kristus yang pertama cukup jelas: ejekan, siksaan fisik, mahkota duri, darah yang mengucur di wajah, yang berakhir dengan penyaliban sebagai seorang penjahat – Yesus mati untuk saudara dan saya. Dunia tidak memperhatikan dia sampai ke hari ini. Orang lebih memperhatikan hal-hal yang sepele seperti: pusat-pusat perbelanjaan, diskon dan promosi khusus, kenaikan jabatan, kenaikan gaji. Siapa yang punya waktu untuk mendengarkan berita mengenai hidup kekal? Apa yang terjadi pada konsep kita tentang apa yang bernilai dan yang tidak? Hal yang tidak penting menempati pikiran kita, dan hal yang penting bahkan tidak pernah melintas di benak kita. Di restoran-restoran saya mendengar orang berbicara di samping meja saya. Apa yang mereka perbincangkan? Kasarnya seperti: hal-hal yang remeh dan sampah. Disayangkan sekali pikiran manusia ini – begitu berbobot dan pandai, tetapi dengan mudahnya dipenuhi oleh hal-hal sepele. Iblis sudah sangat berhasil dalam rencananya untuk mempersiapkan jalan bagi Antikristus.


KEBANGKITAN    

Tidaklah mudah untuk berbicara tentang Antikristus. Saya tidak akan  berbicara tentang Antikristus secara akademis, tetapi menyampaikan apa yang relevan untuk kita.

Saya akan mulai dengan kebangkitan. Kita akan melihat bagaimana hal ini berkaitan dengan Antikristus nanti. Saya tidak sedang berbicara mengenai kebangkitan yang samar-samar di kemudian hari, tetapi fenomena kebangkitan yang sesungguhnya. Kata “kebangkitan” (Yunani “anastasis”) tidak muncul sama sekali di Perjanjian Lama, walaupun ada beberapa referensi yang tidak langsung terhadap konsep ini. Di Perjanjian Baru, sebaliknya, kata “kebangkitan” muncul 42 kali, tanpa menghitung kata-kata lain dan frasa-frasa yang juga mengacu pada kebangkitan (contoh: “Dia terangkat”) – kalau semua ini diperhitungkan, maka akan ratusan jumlahnya. Kebangkitan dari kematian adalah ide kunci dari Perjanjian Baru.


KASUS NYATA DARI KEBANGKITAN

Selama hari-hari saya belajar di England, saya kenal baik dengan saudara Dr. Lo. Dia datang ke England untuk mengikuti ujian ulang kedokteran karena pelatihan dia di Tiongkok tidak diakui. Dia bercerita pada saya, sebagai dokter muda, dia pernah ditugaskan di desa tertentu di provinsi Guang Dong, untuk merawat beberapa pasien. Orang-orang di desa mengenalnya sebagai seorang Kristen, dan dia selalu menyatakan kemuliaan Tuhan ke mana pun dia pergi.

Namun, suatu hari, seorang pasiennya (wanita tua) meninggal. Celakanya, ini adalah tempat penugasannya yang pertama, dan seorang pasien meninggal di tangannya. Dia berkata pada dirinya sendiri, ”Setiap orang di desa ini tahu bahwa saya adalah Kristen, dan sekarang mereka akan tahu kalau pasien itu mati di tangan saya!” Dia mencoba untuk membangkitkannya dengan menggunakan segala upaya secara medis, tetapi sia-sia. Cemas dan putus asa, dia memohon pertolongan dari dokter lokal: “Tolong bantu saya, pasien saya baru saja meninggal!” Dokter itu, cuma bisa berkata, “Apa yang bisa saya lakukan? Apa saya tukang sihir? Apa saya Tuhan? Kalau dia sudah mati berarti dia sudah mati”. Dr. Lo mengecek ulang pasiennya dan benar-benar sudah mati. Kemudian dia meratap di hadapan Tuhan: “Apa yang akan saya lakukan? Bagaimana saya dapat  menjelaskan pada penduduk desa ini?” Dengan air mata berlinang di mukanya, dia berlutut dan berdoa. Seketika kemudian dia mendengar suara batuk dan melihat gerakan di kelopak mata orang itu. Raut mukanya berubah. Dia hidup kembali! Sebagai dokter, dia pasti ahli untuk mendiagnosa apakah pasien itu hidup atau mati. Tidak seperti kita sebagai non-profesional (yang mungkin salah dalam penilaian), dia adalah dokter yang sudah terlatih. Contoh khusus dari kebangkitan ini tidaklah aneh.

Ke mana pun saya pergi, dan di setiap pusat kota yang saya lewati, saya akan selalu mengecek apakah ada toko buku Kristen. Biasanya saya selalu mencari buku-buku teologi, tetapi suatu waktu saya tertarik pada buku non-teologis yang diobral dengan harga yang menarik $1.99. Berisi kumpulan kesaksian tentang apa yang Allah sudah lakukan pada berbagai macam orang (contoh: pasien-pasien kanker yang sembuh). Saya akan membagikan sebagian dari kesaksian-kesaksian yang berkaitan dengan kebangkitan. Saya membatasi sharing pada kasus-kasus kebangkitan yang kematiannya sudah dipastikan oleh dokter-dokter atau para ahli bedah.

Dokter William S. Reid, seorang ahli bedah dari Amerika, bersaksi tentang  kematian anaknya yang tiba-tiba karena radang paru-paru akut yang disebabkan oleh virus. Dokter William keluar untuk menjalankan operasi. Anaknya demam sebelum dia berangkat. Ketika dia kembali, anaknya sudah meninggal. Dia mencoba mencari tanda-tanda kehidupan dari anaknya tapi dia sudah mati. Semua usaha untuk membangkitkan anaknya sia-sia. Dia jatuh berlutut dan menangis di hadapan Tuhan. Seketika itu dia mendengar suara. Anaknya yang sudah 10 menit meninggal itu hidup kembali. Dokter William menceritakan kisah nyatanya dalam bukunya, Pembedahan Jiwa.

Tidak lama setelah itu, dokter ahli bedah ini dipanggil oleh bagian operasi anak-anak untuk memastikan kematian seorang gadis kecil yang baru saja meninggal. Dia datang mendekat tempat tidur anak itu, memeriksa seperti biasanya, menghentikan ventilator, dan memindahkan infus dari tangannya. Karena dia ditunjuk untuk mengecek kematian anak itu, dia bisa melihat hati ibu anak itu hancur dan menangis. Kemudian dia teringat bagaimana dia sendiri telah menangisi anaknya beberapa minggu yang lalu. Lantas Tuhan menaruh belas kasihan di hatinya. Dia merasa bahwa dia tidak bisa dengan begitu saja mengeluarkan surat kematian bagi anak itu dan menutup buku laporannya. Dia berdoa pada Tuhan, dan kemudian firman di Yohanes 11:25-26 timbul dalam benaknya: ”Aku adalah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaku, tidak akan mati selama-lamanya.” Dia meletakkan tangannya di atas kepala gadis itu, dan berdoa sambil berseru pada nama Tuhan: “Tuhan, Engkau sudah memberikan kembali anakku. Maukah Engkau memberikan kembali gadis kecil ini ke ibunya?” Tuhan seketika itu menjawab dia. Gadis itu hidup lagi kembali dan disatukan lagi bersama ibunya.

Saya akan menceritakan satu kasus lagi, seorang guru dan penulis Alkitab yang cukup dikenal, Dr. Michael Esses. Dia bukannya seorang dokter; melainkan Doktor Teologia. Dr. Esses pergi ke Mexico bersama istri, anak laki-lakinya, dan anak perempuannya, Kathy, yang berusia 12 tahun. Mereka berangkat dengan mengendarai mobil sambil membawa rumah gandengan atau trailer. (Banyak orang Amerika Utara bertamasya dengan membawa trailer yang diperlengkapi dengan fasilitas tempat tidur dan memasak, agar mereka bisa bebas pergi ke mana pun mereka mau). Suatu hari, Kathy bersandar di pintu trailer. Tiba-tiba pintu trailer itu terbuka, dan dia jatuh keluar dari trailer, kepalanya robek terbentur beton, dia jatuh sekitar 4 meter. Kepalanya berkucuran darah. Keluarga itu segera menutupi dengan selimut dan membawanya ke rumah sakit terdekat, tetapi dia meninggal di perjalanan.

Rumah sakit yang mereka  datangi tidak berhak untuk mengeluarkan surat kematian, jadi dia dibawa ke rumah sakit lain untuk mendapatkan surat kematian. Dr Esses memandang kepada Tuhan dan ingat akan ayat kitab suci yang berbunyi bersyukurlah dalam segala sesuatu. Bersyukur? Bagaimana mungkin bersyukur ketika anak perempuannya meninggal secara tragis? Namun, dia dikuatkan untuk memuji Allah di tengah tragedi. Dia memuji Tuhan dan bersyukur kepada Dia. Kemudian dia memutuskan untuk berdoa untuk anaknya walaupun dia sudah meninggal dengan tengkorak kepala yang terbuka. Dia berdoa, ”Tuhan, kalau Engkau ingin mengambil anakku, terpujilah Nama-Mu. Namun, jika adalah kehendak-Mu untuk membangkitkan dia, hidupnya ada di tangan-Mu. Terjadilah menurut kehendak-Mu.“ Tidak ada apa-apa yang terjadi. Mereka membawa anak itu ke rumah sakit yang berjarak 7 mil jauhnya untuk meminta surat kematian. Dia dibawa masuk ke dalam ruang pemeriksaan sedangkan orang tuanya menunggu di luar.

Segera dokter yang memeriksa keluar dari ruang periksa, sambil berteriak, “Loco Americanos”. Walaupun Dr Esses itu sedikit sekali mengerti bahasa Spanyol, dia mengerti arti dari “loco” – yaitu “gila”. Dia bertanya pada dokter itu mengapa dia berkata, ”Orang Amerika gila”, dokter itu membalas, “Mengapa kamu membawa anakmu ke sini? Tidak ada yang salah dengan dia!” Dr Esses berburu ke ruang periksa dan melihat Kathy duduk tegak, dalam kondisi yang sempurna, walaupun kepalanya sudah dicukur untuk tujuan pemeriksaan. Tidak ada luka atau memar di kepalanya meskipun selimutnya basah kuyup karena darahnya.

Ini bukan cerita dongeng tetapi kesaksian dari orang-orang yang bisa mempertanggungjawabkan kebenarannya dan masih hidup, saya tidak berbicara kejadian-kejadian beberapa tahun yang lalu, tetapi kejadian-kejadian sekarang ini. Anda bisa pergi ke Amerika dan mengunjungi mereka untuk mengetahui apakah kasus-kasus ini benar. Saya dapat membantu saudara untuk menemukan mereka. Persis seperti Yesus Kristus bangkit dari mati, begitu juga kuasa yang sama terjadi sekarang. Saya bersukacita dalam Allahku yang hidup.

“Aku adalah kebangkitan dan hidup” – apakah ini hanya kata-kata fantasi dan mitos belaka? Ketika Yesus berkata dia adalah kebangkitan dan hidup, itulah yang dimaksudkan oleh Yesus. Dia sendiri dibangkitkan dari maut. Dia meminta anak perempuan Jairus untuk bangkit, dan dia bangkit. Di Nain Yesus melihat seorang perempuan menangisi anak laki-lakinya yang meninggal, anak yang semata wayang. Seperti halnya dokter itu yang berbelas kasihan pada ibu yang menangis, begitu juga Yesus berbelas kasihan terhadap wanita di Nain ini. Dia menghentikan orang yang membawa usungan anak itu, memerintahkan untuk membuka peti mati dan berkata pada anak muda itu untuk bangkit. Anak itu bangkit, upacara kematian itu berubah menjadi suatu perayaan (Lukas 7:11-17).

Dalam kasus Lazarus yang sudah meninggal selama empat hari, saudara perempuannya Martha berkata pada Yesus bahwa tubuhnya sudah membusuk. Namun, Yesus memerintahkan agar pintu batu itu dibuka, dan berkata pada Lazarus untuk keluar. Menakjubkan! Dapatkah saudara bayangkan reaksi orang-orang? Beberapa wanita pasti pingsan di sana. Banyak orang takut akan kebangkitan. Ketika ayah Pendeta Joe meninggal dua atau tiga tahun yang lalu, Joe bertanya pada saya apakah dia seharusnya berdoa untuk ayahnya untuk dibangkitkan dari kematiannya. Saya katakan kepadanya untuk melakukan apa yang Tuhan pimpin. Ibunya mendengar ini dan berkata, “Saya tidak bisa mengerti akan pikiran itu. Jika suami saya bangkit dari mati, saya pikir saya yang akan mati!” Itulah kemuliaaan dan kuasa! Kematian diubah menjadi kehidupan!


KEBANGKITAN ROHANI

Saya sudah mengalami kebangkitan dalam hidup saya: kebangkitan rohani. Kuasa kebangkitan dari Allah dapat mengubah orang berdosa yang paling hina (“yang telah mati dalam pelanggaran dan dosa”) dan membangkitkannya ke hidup yang baru. Ini bahkan lebih indah dari kebangkitan secara fisik. Saya pernah melihat orang sakit yang secara ajaib diselamatkan dari cengkeraman kematian, tetapi bagi saya itu tidaklah begitu penting dibanding dengan kebangkitan rohani. Saya pernah berdoa untuk pasien sakit kanker, dan mereka disembuhkan secara tuntas. Namun, bagi saya itu tidak begitu mengesankan dibandingkan dengan perubahan hidup yang pernah saya saksikan. Kuasa kebangkitan menciptakan manusia baru. Saya dulu mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dan dosa-dosa, tetapi kemudian saya dibangkitkan. Seandainya saudara kenal saya sewaktu belum menjadi Kristen, saudara akan meragukan apakah saya merupakan orang yang sama hari ini. Memang benar, saya bukan orang yang sama! Ayah saya melihat perubahan dalam hidup saya setelah saya menjadi seorang Kristen. Suatu hari, setelah saya menjadi Kristen selama tiga tahun, saya mengunjungi dia di Singapore. Ketika saya akan pergi, dia berkata: “Saya sudah mengamati kamu selama tiga tahun, dan saya mau katakan kalau kamu berubah 180 derajat dari anak yang saya kenal sebelumnya. Kamu dulu sangat parah, tetapi sekarang sangat berbeda.” Suatu kuasa dari kebangkitan.


KEBANGKITAN: TANDA DARI ANTIKRISTUS

Tanda dari Kristus adalah kebangkitan. Yesus sendiri berkata pada para pimpinan orang Yahudi: “Tidak ada tanda akan diberikan kepadamu kecuali tanda dari nabi Yunus.” Yesus mengacu pada kebangkitannya sendiri. Sama seperti Yunus yang selama tiga hari tiga malam di dalam perut ikan, begitu juga Anak Manusia akan mati selama tiga hari.” Sama seperti Yunus keluar dari perut ikan, seperti itu juga Anak Manusia akan dibangkitkan dari maut. Antikristus tahu tanda ini dengan sangat baik. Dia tahu kalau kebangkitan adalah tanda dari Kristus, tanda dari zaman Perjanjian Baru. Dia akan menunjukkan tanda yang sama dalam hidupnya, mengelabui banyak orang-orang Kristen gadungan yang tidak dapat melihat kebenaran. Orang-orang Kristen seperti ini akan menyambut Antikristus seperti halnya Kristus sendiri.

Ada pepatah Tionghoa yang berbunyi: Manusia yang rupanya seperti manusia layaknya, tetapi hatinya seperti binatang. Tepatnya ini berlaku ke Antikristus, karena di Wahyu 13:3 dia disebut “binatang”. Ayat yang sama menyebutkan sesuatu yang menyolok mengenai Antikristus, dalam kalimat  “seperti luka yang membahayakan hidupnya (as if it had been slain; slain = disembelih)”. Kata “slain” di sini sama artinya dalam bahasa Yunani yang berlaku pada Yesus Kristus di ayat 8: “Domba yang telah disembelih” Dengan kata lain, Antikristus akan meniru Kristus dalam kematiannya. Kata-kata “sama seperti” menunjukkan bahwa kematian tersebut bukan nyata, tetapi dibuat-buat. Namun, kepalsuan ini berjalan terus karena, menurut ayat 3, luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Ini merupakan suatu usaha untuk meniru Kristus bahkan dalam kebangkitannya! Antikristus akan tampil dengan luka yang fatal; orang-orang tidak akan mengetahui bahwa dia belum benar-benar mati. Kemudian dia akan memberikan penampakan kebangkitan dari kematian. Ayat 12 dari pasal yang sama berbicara mengenai “binatang yang kedua” (nabi palsu) yang melaksanakan semua kehendak dari “binatang yang pertama” (Antikristus). Ayat itu berbicara “binatang yang pertama yang lukanya begitu parah sudah disembuhkan.” Ayat 14 berbicara “binatang itu yang terluka oleh pedang namun tetap hidup”


BERLANGSUNGNYA TIPU MUSLIHAT DARI ANTIKRISTUS

Saya berbicara mengenai kebangkitan karena Antikristus akan mencoba mengelabui gereja dengan tanda palsu dari kebangkitan. Saudara harus mengalami kuasa kebangkitan dalam hidup saudara sendiri, karena seluruh dunia akan segera dikelabui. Ayat 3 mengatakan: “Dan seluruh dunia akan dibuat heran lalu mengikuti binatang itu.” Ayat 8 mengatakan bahwa “semua yang diam di atas bumi akan menyembah” Antikristus. Seluruh dunia akan berdecak kagum. Antikristus akan mengesankan dunia dengan peniruannya yang luar biasa akan kebangkitan.

Apakah saudara dan saya akan bertahan? Saudara tidak akan bertahan kecuali saudara sudah mengalami kuasa kebangkitan dalam hidup saudara sendiri, yang mengubah dan membuka mata saudara untuk melihat kebenaran. Hanya orang-orang kudus yang tidak akan tertipu. Ayat 7 berkata: “Dan ia (Antikristus) diperkenankan berperang dengan orang-orang kudus.” Kenapa Antikristus berperang melawan orang-orang kudus? Karena mereka tidak terperdaya; mereka menolak mengikuti dan menyembah binatang itu.

Ayat yang sama mengatakan bahwa Antikristus akan “menguasai (i.e. mengalahkan)” orang-orang kudus. Kita akan ditindas, dianiaya, sampai mati sama persis seperti Yesus Kristus memperingatkan kita di Matius 24 mengenai hari-hari terakhir. Orang-orang kudus ini akan tabah seperti ayat 10 yang mengatakan: “Yang penting disini adalah ketabahan dan iman orang-orang kudus”. Wahyu 12:11 berkata:

“Dan mereka mengalahkan dia karena darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian mereka, dan mereka tidak mengasihi nyawa mereka bahkan sampai ke dalam maut.”

Kalau saudara mengasihi dunia ini dan hidup ini, saudara tidak akan bertahan berhadapan dengan tipu muslihat dan aniaya dari Antikristus. Kiranya Allah memberikan kepada anda pengalaman kuasa kebangkitannya.

 

Berikan Komentar Anda: