Ev. Xiao Shan | Filipi 4:5-9 |

Bagi Anda, apakah yang menjadi masalah yang paling besar yang sedang dihadapi oleh masyarakat modern? Apakah tentang makan dan minum? Tentu saja tidak, masyarakat masa kini tidak khawatir tentang makanan dan minuman. Apakah tentang pendidikan? Tidak juga. Orang tua sekarang sangat memerhatikan anak-anak mereka. Sekalipun mereka harus berhutang, mereka tetap akan mengusahakan agar anak-anak mereka akan dapat  bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang bagus, agar anak-anak mereka bisa sukses di masa depan. Apakah masalah masyarakat kita adalah persoalan ekonomi? Di abad ke-21, ekonomi banyak negara juga sedang berkembang pesat, tidaklah begitu sulit untuk mendapatkan pekerjaan untuk membiaya keluarga. Menurut pengamatan saya, masalah yang dihadapi masyarakat kini bukanlah persoalan makan, minum, pendidikan maupun masalah ekonomi, tetapi masalah kesehatan jiwa.

Di Majalah Times, dipaparkan riset yang menyatakan bahwa di tahun 2020, depresi akan menjadi masalah yang paling berat di Asia. Hal ini juga dilaporkan oleh Pusat Riset dan Pencegahan Bunuh Diri di Beijing di mana bunuh diri sudah menjadi pembunuh pertama bagi anak muda dari usai 18-34 tahun.

Apakah menurut Anda, orang yang sakit jiwa itu berasal dari masyarakat ekonomi rendah? Tidak. Sangatlah mengejutkan bahwa bahkan pengusaha besar yang berhasil juga mengalami gangguan jiwa karena tekanan dan kekhawatiran. Yang paling lazim adalah kekhawatiran: tidak bisa duduk diam, tiba-tiba ketakutan, tidak bisa fokus, kehilangan memori, tidak bisa tidur, dan sebagainya.

Yang kedua adalah depresi. Apa obat penawar untuk kekhawatiran, depresi dan tekanan mental? Ada yang mencoba obat herbal, ada yang pergi ke psikolog, ada yang minum obat tidur, obat penenang dan dosisnya akan bertambah terus. Ada juga yang berusaha mencari penghiburan untuk mengatasi kekhawatiran dan keresahan di dalam jiwa. Apakah semua cara itu berhasil? Apa yang menyebabkan kekhawatiran dan keresahan jiwa? Bagaimana mencapai kedamaian jiwa itu?

Kita akan melanjutkan untuk melihat di Filipi 4.5-9 hari ini. Perikop ini memberikan kita jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas.

“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.”


Biarlah kebaikan hatimu diketahui semua orang

Apa yang menyebabkan tekanan, gangguan emosi dan insomnia? Satu alasan penting adalah perselisihan di antara manusia. Di mana ada manusia, di situ ada perselisihan, apakah Anda setuju? Di sekolah ada perselisihan di antara murid-murid; di tempat kerja, ada perselisihan di antara kolega; di rumah ada perselisihan di antara saudara. Setiap kali ada perselisihan, pasti akan ada tekanan; dan tekanan akan menimbulkan ketegangan, tidak akan ada damai.

Paulus adalah seorang yang spiritual, dia tahu manusia paling membutuhkan damai, dan hal yang paling tidak dimiliki manusia adalah damai. Di Filipi 4.5-9, Paulus memberikan empat rahasia bagaimana memiliki damai.

Rahasia Pertama: Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Apa artinya ini? Bukankah gereja harusnya rendah hati, memperdamaikan orang dan membereskan masalah? Tidak, Paulus bukan sedang berbicara tentang sekadar menolerir karena kita tidak punya pilihan lain, tetapi tentang suatu aspirasi yang berbeda. Mari kita buka di Yakobus 3.16-17:

Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.

Kata “peramah (gentle) di sini adalah kata Yunani yang sama dengan kata “peramah di Filipi pasal 4. Yakobus telah membagikan tentang dua macam hikmat: Satu adalah hikmat manusia, yang termasuk hikmat dunia, yang menimbulkan perselisihan, kekacauan, dan kejahatan. Satu lagi adalah hikmat Allah, hikmat dari atas, yang menimbulkan damai, keramahan, belas kasihan dan segala macam buah yang baik. Mari kita buka di Titus 3.2,

Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.

Kata “ramah di sini adalah kata Yunani yang sama dengan kata  “kebaikanyang ada di Filipi 4. Sebelum mengenal Allah, kita hidup sesuka kita. Saat berhadapan dengan ketidak-adilan, kita akan membalas gigi dengan gigi, mata dengan mata. Setelah mengenal Allah, kita harus menanggalkan kebiasaan lama, dan mempunyai sikap yang baru dalam berhubungan dengan orang.

Tidak dapat disangkal bahwa kita tidak suka merendahkan hati kita karena itu menunjukkan suatu kelemahan, hanya yang lemah dan yang rendah hati yang mengalah dalam segala hal. Kita mau menjadi orang yang kuat, yang melindungi dan mempertahankan kepentingan kita. Kita harus menegakkan kebenaran. Mengapa Paulus meminta pada jemaat untuk tidak bertengkar dan harus hidup damai? Paulus telah memberitahu kita jawabannya. Dikatakan di Filipi 4.5,

Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”

Alasan kita tidak bertengkar dan harus hidup harmonis dengan sesama adalah karena kedatangan Yesus sudah dekat. “Apa kaitannya kedatangan Yesus dengan kerendahan hati? Saat Yesus datang lagi, orang percaya harus berdiri di depan Yesus dan memberikan pertanggungjawaban. Jika Anda selalu bertengkar dengan orang, tidak mempunyai hubungan yang baik dengan orang, bagaimana Anda dapat berdiri di depannya? Kita harus bisa membedakan apa yang penting dan apa yang tidak. Coba pikirkan hal ini. Sekiranya Yesus akan kembali besok, apakah Anda berani untuk membuat perhitungan dengan sesama, masih tidak mau melepaskan ketidak-puasan Anda terhadap mereka? Tentu saja kita tidak berani. Kita akan langsung berlutut dan bertobat dan meminta pengampunan dari Tuhan, sebagaimana Anda juga mengampuni orang yang telah berbuat salah terhadap Anda.

Paulus di Filipi 4.2 menasihati Euodia dan Sintikhe untuk memiliki pikiran yang sama dengan Kristus karena kedatangan Kristus sudah dekat. Pada kenyataannya, tidak hanya Paulus yang memberikan perhatian pada hal ini, tetapi juga para murid yang lain. Mari kita buka di Yakobus 5.8-9, 

“Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu!”

Di ayat 8, Yakobus mengingatkan para murid bahwa kedatangan Yesus sudah dekat. Di ayat 9, dia sekali lagi mengulanginya dan berkata, kedatangan Yesus sudah sangat dekat, Hakim sudah berdiri di ambang pintu. Setelah memberikan dua peringatan ini, di tengah-tengahnya, Yakobus memberikan satu perintah. Apa perintah itu? Untuk memerhatikan hubungan antara sesama, jangan bersungut-sungut tentang sesama. Saat Yesus datang lagi, yang ingin dia lihat bukanlah: “sudah berapa lama Anda percaya?; seberapa banyak persembahan yang telah Anda berikan?; apa pelayanan Anda selama ini?” Yang ingin Yesus lihat adalah bagaimana hubungan Anda dengan orang lain, terutama saudara-saudara seiman. Apakah Anda berhubungan dengan sesama dengan sikap yang rendah hati dan ramah. Mari kita buka di 1 Petrus 4.7-9,

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.”

Di bawah tuntunan Roh Kudus, Paulus, Yakobus, dan Petrus menyampaikan pandangan yang sama persis. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat berkaitan dengan kedatangan Yesus yang kedua. Paulus berkata karena kesudahan segala sesuatu sudah dekat, kita harus mempersiapkan diri kita untuk bertemu dengan Kristus. Dan cara yang paling praktis untuk mempersiapkan diri adalah dengan tulus mengasihi sesama.

Terlebih lagi, orang yang merendahkan diri dan mengalah pasti akan memiliki damai sejahtera yang mendalam; orang yang enggan mengalah dan tinggi hati pasti akan selalu marah-marah, tidak merasakan damai sejahtera di hati. Jika ada yang membuat Anda tersinggung, Anda merasa dirugikan dan tidak mau mengalah, apa yang akan terjadi? Anda akan kehilangan damai di hati, tidak tenang dan akan berpikir terus bagaimana untuk membalas, dan bahkan sampai malam hari, Anda tidak bisa tidur. Ini akan berdampak pada fisik Anda, dan yang lebih parah, akan mengganggu jiwa Anda. Anda merasa diremehkan dan tidak mengalah. Anda membalas dengan kata-kata dan bertindak ceroboh, dengan berteriak-teriak dan marah-marah. Akhirnya Anda sendiri merasa bersalah dan kehilangan damai di hati.


Janganlah khawatir tentang apa pun

Mari kita buka di Filipi 4.6-7,

“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Rahasia yang kedua adalah tidak khawatir. Paulus meminta jemaat untuk dalam segala sesuatu sampaikan kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Apakah ini berarti, setiap hari kita mendaftarkan dengan jelas dan rinci semua permintaan kita? Tentu saja, bukan ini yang dimaksudkan oleh Paulus. Paulus meminta gereja untuk tidak khawatir, karena ini merupakan pesan dari Yesus. Dikatakan di Matius 6.31-32,

“Sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.”

Yesus berkata, janganlah kamu khawatir tentang apa yang kamu makan, pakai atau tentang kehidupan seharian, karena Bapa di surga tahu semua kebutuhan kita. Lagi pula, dengan khawatir, kita tidak dapat menyelesaikan masalah, malah hanya menambahkan beban dan akan kehilangan damai di dalam hati.

Paulus sebagai seorang yang rohani tahu bahwa kekhawatiran merupakan penyakit umum manusia. Orang dunia mengkhawatirkan segala macam hal; tentang penampilan, apakah terlalu jelek, terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Baru-baru ini diberitakan bahwa saat ini bedah plastik populer di kalangan muda, yang berharap dengan memiliki penampilan yang sangat menarik, mereka dapat menemukan pekerjaan yang ideal, dan pasangan hidup yang ideal. Pada kenyataannya, kunci menuju sukses bukan pada penampilan eksternal, tetapi pada kualitas internal. Jangan berpikir hanya orang duniawi saja yang memikirkannya. Tidak. Orang-orang Kristen, bahkan para pendeta juga mudah khawatir akan hal-hal duniawi. Sebagai contoh, beberapa orang percaya ketika mencapai “umur menikah” (usia ketika seharusnya menikah) tetap tidak dapat menemukan pasangan hidup yang sesuai; beberapa orang percaya menyadari bahwa anak-anak mereka kecanduan internet, memainkan game digital, tetapi tidak tahu bagaimana menanganinya; sebagian orang percaya yang sakit tetapi tidak mampu memperoleh pengobatan, menjadi khawatir; sebagian lagi menghadapi ujian tetapi tidak memiliki iman, dan lain-lain.

Ketika menghadapi berbagai kesulitan, apa jalan keluar yang harus kita ambil? Datang kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Ini jelas merupakan sebuah kesulitan, mengapa tetap bersyukur kepada Allah? Sikap mengucap syukur adalah sangat penting, terutama di dalam kesukaran. Sikap bersyukur menunjukkan penundukan kepada Allah, percaya kepada Allah. “Tuhan, meskipun saat ini situasi sangat sulit, tetapi aku tetap bersyukur karena Engkau adalah Allah yang Maha Tahu, tentu ini merupakan kehendakMu sehingga Engkau mengijinkan ini terjadi, sehingga Engkau mengijinkan penderitaan terjadi atas aku, yang tentu merupakan baik bagi aku, karena itu aku mau bersyukur!”

Ketika Anda belajar tunduk kepada otoritas Allah, tidak memiliki kekhawatiran, ketika berdoa dalam permohonan dengan ucapan syukur, Anda tentu dapat mengalami janji Allah. Damai yang diberikan Allah melampaui harapan kita, dan akan menjaga hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus. Paulus tidak berkata bahwa Allah pasti akan menjawab semua doa kita, memberikan semua permintaan kita; Paulus berkata bahwa Allah pasti akan memberikan damai kepada kita, damai yang melampaui harapan.

Sebetulnya, damai yang bagaimanakah yang dimaksud? Damai yang dimaksud adalah yang melampaui pemahaman manusia, melampaui situasi waktu, yang bagi manusia, merupakan tidak mungkin. Damai ini tidak dapat diciptakan oleh manusia, tetapi datang dari Allah, ini merupakan hadiah dari Allah. Contohnya, ketika Paulus menulis kitab Filipi, dia berada di dalam penjara, kehilangan kemerdekaan, bahkan tidak yakin dapat bertahan. Jika Anda adalah Paulus, apakah Anda akan merasakan damai? Tentu saja tidak. Melihat jeruji penjara, para tentara penjaga, kesehatan yang semakin memburuk, bagaimana Paulus dapat merasakan damai? Tetapi Paulus telah belajar untuk tidak khawatir, mengabaikan nyawanya dan kematian. Bahkan, Paulus berharap dapat meninggalkan dunia untuk bersama dengan Kristus, tetapi jika dia dapat hidup untuk membangun gereja, dia akan bergembira. Sebagai contoh, tercatat dalam kitab Yohanes bahwa Yesus dan murid-muridnya berada dalam badai, dan kapal akan tenggelam diterjang ombak. Di antara murid-muridnya, beberapa adalah nelayan, mereka adalah nelayan yang handal, akrab dengan karakteristik air, dan juga akrab dengan situasi laut. Tetapi badai pada waktu itu sangat tidak biasa, bahkan mereka menjadi panik. Sebaliknya, oleh karena damai dari Allah, Yesus dapat tidur dengan lelap.

Dikatakan di dalam Filipi 4:7,

“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Damai ini mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu memelihara hati dan pikiranmu. Paulus menggunakan gambaran militer untuk mendeskripsikan hati manusia seperti sebuah benteng (kota), damai dari Allah seperti pasukan tentara, dan damai dari Allah ini seperti tentara yang menjaga benteng (kota), menjaga hati kita, mencegahnya dari serangan musuh. Seperti tertulis di dalam 2 Kor 11:32,

“Di Damsyik wali negeri Raja Aretas menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku.”

Wali negeri Damsyik mengirim tentara untuk menjaga kota Damsyik, dengan tujuan untuk menangkap Paulus. Kata menjaga di sini adalah kata Yunani yang sama dengan menjaga seperti yang digunakan di Filipi 4. Tidaklah mengherankan damai dari Allah ini begitu penting, seperti rompi anti peluru, yang menjaga hati kita dari serangan musuh.

Damai sangat penting bagi semua orang Kristen, terutama bagi para pendeta. Hati tanpa damai seperti sebuah benteng (kota) yang tidak dijaga oleh tentara, sehingga dapat diserang oleh musuh kapan pun. Bagaimana mungkin orang Kristen tanpa damai dapat hidup menyenangkan Allah? Bagaimana mungkin pendeta tanpa damai dapat memimpin sebuah jemaat mengikuti kehendak Allah? Pikiran mereka tidak fokus, bagaimana dapat peka dengan pimpinan Allah? Tidak mengherankan setiap Paulus menulis surat kepada jemaat-jemaat, Paulus selalu berdoa agar damai Allah tercurah atas mereka. Di Flp. 1:2 dikatakan,

“Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tu(h)an Yesus Kristus.”

Selain kitab Filipi, Galatia, Efesus, Kolose, dll, juga memiliki salam pembuka yang sama. Kita dapat melihat Paulus sangat serius terhadap damai ini.

Saya mendorong semua orang untuk datang kepada Allah setiap hari, bukan untuk meminta, tetapi hanya untuk satu hal: memohon agar damai Allah mengawal hati kita. Tidak peduli seberapa banyak kesulitan yang sedang kita hadapi, mintalah kepada Allah untuk mengaruniakan damai yang melampaui akal manusia untuk menjaga hati kita, dan biarlah damai ini mengisi hati kita, mengontrol hati kita. Seringkali, ketika kita datang kepada Allah, kita tidak tahu untuk berdiam diri dahulu di hadapan Allah, tetapi langsung mulai berdoa untuk orang lain, berbicara non stop. Tentu saja penting untuk mendoakan orang lain, tetapi perlu untuk berdiam diri dahulu di hadapan Allah, mengijinkan damaiNya mengisi hati kita. Jika anda tetap tidak memperoleh damai setelah berdoa, maka anda perlu meminta, “Tuhan, apakah aku “menyinggung” Engkau, menyakiti orang lain, dan menyebabkan aku tidak dapat merasakan damaiMu?” Anda harus belajar untuk berdiam diri di hadapan Allah setiap hari. Biarkan damai Allah memulai hidup anda setiap hari.


Memikirkan Kebaikan Allah

Tertulis di dalam Flp 4:8 :

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Rahasia ketiga untuk memperoleh damai adalah dengan memikirkan kebaikan Allah. Di bagian awal Paulus berkata jangan berselisih, jangan khawatir, sekarang Paulus bahkan meminta kita untuk berpikir keras mengenai hal-hal baik karena manusia menjadi apa sesuai dengan yang kita pikirkan (apa yang kita pikirkan akan membuat kita seperti yang kita pikirkan). Ketika berpikir tentang hal-hal baik, sudut pandang Anda, nilai-nilai Anda akan mulai berubah, dan perlahan-lahan, akan mengubah kerohanian Anda. Apa yang biasanya mengisi pikiran Anda? Ada beberapa jenis orang Kristen di bumi ini. Satu jenis orang Kristen akan selalu bermasalah dengan problem-problemnya sendiri; Mengapa aku lemah, mengapa aku gagal? Mengapa selalu berdosa dan gagal. Bahkan selalu mencari hatinya sendiri, tetapi tetap tidak berguna. Satu jenis orang Kristen adalah yang selalu memikirkan persoalan orang lain; Saudari yang satu ini tidak memiliki kasih, saudara yang itu munafik. Mereka selalu dikelilingi oleh masalah orang lain sepanjang hari, dan tanpa sadar, mereka menjadi sangat kritis, juga tidak bahagia. Ada tipe orang Kristen yang lain lagi yang dibicarakan oleh Paulus, yang merupakan minoritas : mereka belajar untuk merenungkan karakter Allah, dan memutuskan untuk mengejar kehidupan yang seperti itu.

Sebagai contoh, Anda dapat merenungkan kebaikan Allah yang memanggil Anda keluar dari gelap menuju terang. Dengan demikian Anda dapat mengenal Dia, bahkan memiliki kesempatan untuk melayani Dia, semua karena pemahaman dan kasih karuniaNya. Jika Anda dapat meluangkan waktu setiap hari untuk memikirkan kebaikan Allah, Anda pasti akan disentuh oleh kasih Allah dan diperbaharui oleh RohNya.


Mempraktikkan Ajaran Alkitab

Dikatakan di dalam Flp 4:9,

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Rahasia keempat memperoleh damai adalah mempraktikkan Firman Tuhan secara terus menerus. Paulus berkata kepada jemaat bahwa mereka harus melakukan semua yang telah mereka dengar, mereka terima, dan pelajari darinya. Jemaat Filipi mengenal Paulus secara pribadi. Meskipun orang-orang Kristen saat ini tidak memiliki kehormatan seperti itu, tetapi mereka tetap dapat belajar dan menerima ajaran Paulus dari surat-suratnya, dan tetap mempraktikkannya. Tentu saja, ada banyak hamba-hamba Tuhan, saudara dan saudari dari seluruh penjuru dunia yang mengasihi Allah, ada pula kesaksian-kesaksian, dan kehidupan mereka yang dapat ditiru.

Untuk mereka yang mendengar firman dan melakukannya, Allah memberi mereka sebuah janji yang luar biasa, “Damai Allah menyertai kamu.” Jika Allah bersama dengan Anda, damaiNya sudah pasti akan mengisi hati Anda. Semua ketakutan, kekhawatiran, kegelisahan otomatis akan lenyap. Anda akan menjadi orang yang sangat damai.

Saat ini kita telah melihat Filipi 4:5-9, judulnya adalah Rahasia Memperoleh Damai.

  1. Untuk memperoleh damai, jangan berselisih/bertengkar, harus memiliki hati yang lembut dalam memperlakukan orang, terutama kepada saudara dan saudari kita.
  2. Untuk memperoleh damai, jangan khawatir, datanglah menghadap Allah di dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
  3. Untuk memperoleh damai, renungkanlah karakter Allah, maka hati kita akan diperbaharui setiap hari.
  4. Untuk memperoleh damai, kita harus mempraktikkan ajaran Alkitab dan mencontoh orang yang rohani.

 

Berikan Komentar Anda:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *