SC Chuah | Matius 5:4 |


ORANG KRISTEN HARUSNYA ORANG YANG PALING BAHAGIA

Kita akan melanjutkan ke ucapan bahagia yang kedua. Berbahagialah orang yang berdukacita.  Allah sangat mementingkan kebahagiaan kita. Dia mau kita hidup bahagia. Hidup di dalam kebahagiaan yang sejati, yang bersumber dari Allah sendiri. Saya sempat survei tentang apa yang dikatakan oleh hamba-hamba Tuhan  yang besar tentang kebahagiaan. Apa kata hamba-hamba Tuhan seperti, AW Tozer, Charles Spurgeon dan Matthew Henry? Semua hamba Tuhan yang besar mengatakan dengan sejelas-jelasnya, khususnya A.W Tozer yang berkata, “Orang Kristen, pengikut Yesus yang sejati seharusnya adalah orang yang paling bahagia di dunia ini”. Tidak ada orang yang harus lebih bahagia dari pengikut Yesus yang sejati!

happy-800x530Saat kita berbicara tentang kebahagiaan yang ada dalam Kristus, kita bukan berbicara tentang “smiley face Christianity”. Bukan seperti Kekristenan kini yang menyampaikan tentang kekayaan, kesehatan dan kesuksesan di mana kita senyum-senyum dan tidak pernah mengenal penderitaan. Kalau saudara lihat pada kehidupan hamba-hamba Tuhan yang besar ini, seperti Charles Spurgeon, Matthew Henry, A.W Tozer dan St Francis of Asisi, mereka adalah hamba-hamba Tuhan yang menderita secara luar biasa. Namun mereka jugalah yang mengatakan bahwa orang Kristen adalah orang yang paling bahagia di dunia ini. C.S. Lewis mengatakan bahwa adalah menjadi tugas kita demi kemuliaan Allah, untuk menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. St Francis of Asisi berkata, yang dikenal sebagai santo yang menderita, a suffering saint, berkata “biarlah kesedihan itu dialami hanya oleh Iblis dan setan-setannya”.


MENGETAHUI BERBEDA DARI MENEMUKAN

Bagi orang Kristen, tidak ada yang dapat kita lakukan selain dari berbahagia, bersukacita di dalam kasih yang sudah Tuhan janjikan pada kita. Di Ucapan Bahagia, Yesus sudah menjanjikan pada kita rahasia-rahasia kebahagiaan. Yesus, tahu  bahwa sebagai manusia, itulah yang kita cari, itulah yang kita butuhkan. Masalahnya adalah sangat sedikit yang menemukannya. Hal ini dicari semua orang tetapi sangat sedikit yang menemukannya. Terdapat perbedaan yang nyata di antara mengetahui dan menemukan. Semua orang tahu tentang Ucapan Bahagia, banyak yang menghafalnya. Namun sangat sedikit yang menemukan kebahagiaan yang dijanjikannya. Hal ini dapat diibaratkan seperti mengetahui tentang harta karun yang tersembunyi di suatu wilayah, dan kita bahkan mempunyai petanya, tetapi belum tentu kita telah menemukannya. Mungkin lagenda menyatakan ada harta tersembunyi di suatu wilayah. Namun, tidak ada seorang pun yang pernah melihat dan menemukannya. Kita bisa mengetahui tentang suatu hal tetapi belum tentu kita menemukannya. Namun saat kita tiba-tiba menemukan harta karun itu, bayangkan kebahagiaan yang saudara alami.

Khotbah Yesus yang pertama dimulai dengan sembilan ucapan bahagia. Ini menunjukkan dengan jelas bahwa Allah ingin kita hidup bahagia, kebahagiaan yang sejati. Jika yang saudara cari adalah kebahagiaan semu, kepuasan maya, kepuasan sementara maka silahkanlah mencarinya di dunia.


RATAPAN AKAN DOSA MEMBAWA PADA KEBAHAGIAAN

blessedthosethatmournFirman hari ini berkata, “Berbahagialah orang yang berdukacita. Mereka akan dihibur”. Bagi yang belum menemukan, saudara tidak akan menganggap penting ayat ini. Anda akan berkata, mana mungkin orang yang berdukacita berbahagia? Kalau saudara berpikir seperti itu, itu tanda jelas, saudara belum menemukan. Bagi seorang yang menemukan akan sangat mudah memahami ayat ini. Saya dapat dengan jujur katakan bahwa saya mengawali kehidupan Kristen saya dengan air mata. Air mata mengalir terus. Pertemuan pertama dengan Tuhan berujung dengan lantai yang dipenuhi air mata. Dalam pergumulan saya melawan dosa, banyak air mata yang bercucuran. Air mata membasahi lantai saat saya berjuang melawan dosa untuk hidup kudus. Berbahagialah orang yang berdukacita karena mereka akan dihibur.

Malah saya akan berkata, Firman Tuhan dengan jelas memberitahu kita bahwa orang yang hidup dalam dosa, tidak berhak untuk senyum. Saudara tidak mempunyai hak untuk senyum maupun ketawa saat saudara hidup dalam dosa. Yakobus 4 berkata dengan jelas,

“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.”

Bersedihlah, merataplah serta menangislah, biarlah tawamu diubah menjadi ratapan dan sukacitamu menjadi kemurungan!  Dalam bahasa Inggris, bahkan dikatakan, “Be miserable, don’t be happy” kalau saudara hidup dalam dosa. Namun jika saudara meratapi dosa, saya bisa berjanji, malah bersumpah bahwa saudara akan benar-benar mengalami penghiburan dari Tuhan dalam hidup saudara. Itu adalah langkah yang pertama.


DUKACITA KARENA KITA MENGASIHI

Berikutnya, dalam menjalani kehidupan Kristen kita, saudara tidak akan pernah lepas dari dukacita. Mengapa demikian? Karena kita dipanggil untuk mengasihi. Siapa saja  yang mengasihi akan mengalami dukacita. Beberapa minggu ini ada beberapa hal yang membuat hati saya dukacita. Hal yang tak terelakkan karena kita dipanggil untuk mengasihi. Kasih itu sendiri, seringkali menimbulkan banyak dukacita. Bayangkan jika sesuatu terjadi pada saudara dan saya tetap bahagia, bukankah itu hal yang tidak masuk akal?

Belakangan, mungkin karena dukacita di dalam hati saya, saya mendapat sekilas pandang akan apa yang dirasakan oleh Allah. Hanya sekilas, saya dapat melihat ke dalam hati Tuhan. Saya belum bisa benar-benar mengerti. Namun sekilas saya melihat bahwa dukacita Allah jauh lebih mendalam dari dukacita apa pun yang kita rasakan. Dukacita dan penderitaan Allah sebenarnya jauh lebih dalam dari kita semua. Dalam teologia klasik kita belajar tentang Allah yang tidak mungkin bisa menderita, bagi saya itu teologia kafir sebenarnya. Saat saya melihat ke dalam Alkitab, Allah menderita di level yang tidak dapat kita pahami. Dosa tidak terlalu melukai kita. Dosa yang terjadi di sekeliling kita tidak terlalu menganggu kita. Kecuali kalau kita menjadi korban baru kita terasa. Namun, setiap dosa, pemberontakan dan kemurtadan kita, semuanya  itu teramat sangat menyakiti Allah. Penderitaan Allah yang kudus, jauh melebihi penderitaan kita. Hal ini tidak mungkin kita dapat pahami karena kurangnya kepekaaan kita pada dosa.

Kita masih bayi, karena itu kita masih memikirkan penderitaan kita. Sebenarnya kita harus menghibur Allah. Saya menjadikan tujuan hidup saya untuk tidak melukai hati Allah. Saya berharap hidup saya tidak melukakan Tuhan. Doa saya adalah, “Bapa, biarlah kehidupan saya selalu membawa kesenangan bagi Engkau!”


DUKACITA BERBEDA DARI PUTUS ASA

nygeejiBerbahagialah orang yang berdukacita. Dukacita bukan putus asa. Pintu putus asa, adalah pintu yang bersifat “No Entry”, bagi orang percaya. Kita tidak boleh masuk lewat pintu itu. Jika kita berada di dalam keputus-asaan, kita harus segera keluar dari situ. Iblis akan selalu berusaha membuat kita putus asa. Saat saudara putus asa, saudara akan lanjutkan saja melakukan hal-hal yang tidak ingin saudara lakukan. Orang yang putus asa cenderung melanjutkan dengan hal-hal yang buruk: mumpung sudah rusak, sekalian biar hancur saja.  Sudah jahat biar lebih jahat.  Kita tidak bisa menerima sikap seperti itu, yang merupakan kata-kata dari Iblis. Keputusasaan atau discouragement adalah tanda unbelief, tanda ketidakpercayaan. Dalam keadaan apa pun jangan masuk ke dalam pintu keputusasaan. Tidak banyak hal yang besar sebenarnya dalam hidup ini yang harus membuat kita putus asa. Gagal ujian, kehilangan pekerjaan, sakit penyakit, masalah finansial meskipun sangat mengecewakan bukanlah hal yang besar. Hanya ada satu hal yang besar, yaitu dosa. Bagi dosa pun, selama saudara masih bernapas, jangan pernah putus asa dalam keadaan apa pun.

Banyak orang hidup dalam penyesalan atas pilihan-pilihan hidupnya. Jujur saja, banyak ibu-ibu yang menyesal salah memilih suami, betul? Salah menikah, salah mendidik anak. Dan kadang-kadang salah mendidik anak, menjadi terlambat untuk mengoreksinya. Ada pula yang terjerat dalam dosa pornografi.  Saudara merasa sudah mengacaukan segala sesuatu. Apapun masalahnya, apakah masalah salah memilih suami atau salah memilih suami, tidak ada yang perlu merasa putus asa.


PERCAYALAH PADA KUASA TUHAN

Berbahagialah orang yang berdukacita, Injil itu adalah kabar baik. Kabar kebahagiaan. Berdasarkan apa yang saya baca di Injil, saya sangat yakin Allah bisa mengubah segala situasi. Dan sekalipun situasi tidak bisa diubah, dia tetap bisa mengubah kita. Seringkali bukan situasi yang perlu diubah, tetapi diri kita sendiri yang perlu berubah. Ketika itu terjadi saudara akan merasakan tidak ada yang berubah, tetapi semuanya berubah.  Tidak ada yang berubah, tetapi semuanya tidak sama lagi. Semuanya sama, tetapi anehnya semuanya berbeda. Kuncinya hanya satu, apakah saudara mau percaya atau tidak pada Injil yang diberitakan oleh Yesus. Berdasarkan pada kematian dan kebangkitan Yesus, kita bisa melihat bahwa Allah bisa mengubah situasi sekacau dan separah apa pun menjadi sangat-sangat baik.

Saya benar-benar berharap saudara bisa merasakan penghiburan dari Allah itu, sehingga saudara bisa hidup tanpa penyesalan. “Saya menyesal sudah menikah dengan orang ini, menyesal pindah ke sana, menyesal karena ini dan itu…”  Saat Allah menjamah saudara, saudara tidak akan hidup dalam penyesalan lagi. Itulah efek yang pertama dari jamahan Allah. Yang penting, kita harus percaya. Kita benar-benar harus percaya.


PERCAYALAH PADA KASIH ALLAH PADA KITA

Percaya pada apa? Bahwa Allah benar-benar mengasihi kita. Ini harus menjadi keyakinan setiap orang yang sedang bergumul dengan dosa. Bagi yang sedang bergumul dengan dosa, contohnya dengan dosa pornografi, orang demikian akan merasa jijik dengan diri mereka sendiri dan merasa bahwa sekalipun mereka meminta ampun, Tuhan tidak akan mengampuni.  Itu perasaan yang mengikat mereka. Namun,  janganlah pernah putus asa. Percayalah pada firman Tuhan bahwa dia mengasihi saudara. Kalau Tuhan berkata, Dia mengampuni, Dia akan mengampuni. Jangan meragukan Dia. Saya bisa berdiri di sini berbicara karena saya percaya Tuhan memandang saya sebagai orang yang tidak pernah berbuat dosa. Itu cara Dia memandang saya. Saya percaya itu. Walaupun, saya sudah berbuat dosa minggu lalu atau kemarin. Namun, di pandangan Dia, berdasarkan pengampunan yang Dia berikan melalui Yesus, saya seolah-olah tidak pernah berbuat dosa. Saya percaya itu, kalau tidak saya tidak akan berani bangun dan berdiri di sini.

Saya berharap, melalui kehidupan kita, kita menyatakan pada dunia bahwa Allah itu benar dan Iblis itu pembohong. Iblis itu pembohong. Ada ayat yang berbunyi, “Let God be true though every one were a liar.” Allah itu benar dan semua manusia pendusta. Biarlah kehidupan kita menyatakan pada dunia bahwa, Allah itu benar, dan Iblis itu pendusta.


JADILAH ORANG YANG PALING BAHAGIA DI DUNIA

Baru-baru ini saya berbicara kepada seorang yang takut menjadi Kristen, takut memberikan hidupnya kepada Kristen karena takut hidup melarat. Saya tanya, “Dari mana kamu dapat kesan bahwa jadi Kristen itu hidup melarat?” Entah dari mana, tidak tahu dari mana orang bisa mempunyai kesan seperti itu. Coba lihat ke saya, apakah saya melarat? Uang memang tidak banyak. Namun apakah saya melarat? Jujur saja, saya mau menjalani hidup saya dengan sehappy mungkin.  Hidup menjadi orang yang paling diberkati. Saya sangat berghairah untuk mengkhotbahkan ucapan bahagia. Hati saya cukup panas karena itulah harta karun dari Allah. Itulah jalan menuju kebahagiaan yang sejati. Saudara harus percaya kepada-Nya.

Ambisi hidup saya adalah untuk menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Kalau ketemu orang yang lebih bahagia dari saya, akan saya berasa iri dan tanyakan, apa rahasianya. Bagaimana kamu bisa lebih bahagia dari saya.  Inilah yang dijanjikan oleh  Yesus kepada kita. Allah yang saya kenal bisa mengubah segala situasi. Saudara bergumul dengan dosa pornografi? Tinggal waktu, saudara akan mengalami kemerdekaan. Menjadi seorang pemenang. Saudara seorang pemarah, tinggal waktu saudara akan menjadi seorang yang tenang. Saya dulu pemarah, kalau marah langsung pukul karena tidak pintar berbicara, tidak pintar bertengkar. Namun salib Kristus mengubah saya.


DUKACITA YANG MEMBAWA PADA PERTOBATAN

Saya mau mengakhiri pesan saya dengan dua hal. Yang pertama, kita harus percaya, dalam keadaan apa pun, separah apa pun situasi kita, bahwa Allahmengasihi kita. Yang kedua, saya mau berbicara tentang tindakan.

Karena dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. (2 Korintus 7:10).

Kalau Allah bertindak dalam kehidupan saudara, saudara tidak punya apa-apa pun untuk disesali di dalam kehidupan saudara. Keselamatan yang tidak ada penyesalan, itu yang dikatakan di ayat ini. Dukacita menurut kehendak Allah akan menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan yang tidak akan disesalkan. Namun dukacita dari dunia menghasilkan kematian. Ada satu macam dukacita yang membawa kepada keputus-asaan. Yakni dukacita yang dari dunia, itu membawa pada kematian.  Itu tidak akan membawa kita ke mana-mana. Jadi bukan semua bentuk dukacita adalah dukacita yang membawa kebahagiaan. Hampir semua dukacita di dunia tidak membawa kebaikan apa pun.

Jadi, apa tindakan yang saya mau bicarakan kepada saudara, tidak kira keadaan apa pun yang saudara alami sekarang?


ALLAH MEMBERI KEPADA ORANG YANG BENAR-BENAR MEMINTA

Dalam pengajaran Yesus, terdapat tiga perumpamaan tentang doa. Namun, dua daripadanya adalah tentang bertekun dalam doa. Ketekunan dalam meminta. Malah, kalau kita lihat dua perumpamaan itu, sebenarnya agak lucu. Seorang sahabat yang pergi ke seorang sahabat untuk meminta roti, tetapi karena sahabatnya sudah tidur, dia tidak mau kasi. “Aku sudah tidur, jangan ganggu aku. Pergi aja.” Namun, seluruh perumpamaan ini diakhiri dengan kalimat, “namun karena sikapnya yang tidak tahu malu itu, dia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diinginkannya.”

Jadi, Yesus menggambarkan,  di satu sisi, seorang sahabat yang tidak mau memberi. Sahabat yang keberatan untuk memberi tetapi karena sikap tidak tahu malu dari sikap sahabat yang mengetuk terus, akhirnya dia memberinya (Lukas 11:8). Dalam konteks di Jakarta, masyarakat modern,  sahabat seperti ini memang tidak terlalu aneh tetapi di dalam konteks masyarakat zaman dulu, kalau ada orang seperti ini di sebuah kampung, keesokan harinya sudah heboh. Satu kampung akan mengetahui tentang orang yang pelit itu! Lalu,terdapat satu lagi perumpamaan tentang berdoa yang menggambarkan tentang seorang janda yang meminta keadilan dari seorang hakim yang korup. Hakim yang tidak adil ini juga tidak mau memberi keadilan tetapi karena si janda menganggunya terus, meminta siang dan malam, hakim itu akhirnya memberikan keadilan.

discouragement-bannerDi Lukas 18:4, “Tidakkah Allah akan memberikan kepada orang-orang pilihannya yang siang malam berseru kepadanya, adakah dia mengulur-gulur waktu sebelum menolong mereka?” Di satu sisi, Yesus menggambarkan kegiatan doa itu seperti meminta kepada seorang sahabat yang tidak ingin memberi. Di sisi yang lain, dia juga mengatakan Allah adalah Bapa yang baik, yang akan memberi. Dalam pengalaman doa kita, kadang-kadang kita akan merasakan, Allah itu seperti sahabat atau hakim yang jahat ini.

Itu sebabnya, jangan minta hanya sekali atau dua kali. Kamu harus meminta terus menerus. Terus menerus, kalau Dia tidak menjawab, keraskan suaramu.  Minta sampai dia memberi, kenapa? Secara pribadi, saya bisa mengerti hal ini. Kalau saya memiliki sesuatu yang sangat-sangat berharga. Dan saya sangat ingin memberikan benda itu kepada seseorang. Saya akan memastikan terlebih dahulu bahwa orang yang menerimanya benar-benar menginginkannya. Jika orang itu hanya meminta satu dua kali, lalu langsung menyerah, dia tidak benar-benar menginginkannya. Allah menunggu untuk memberikan kepada orang yang benar-benar menginginkannya. Dia pasti akan memberikan karena Dia Bapa kita, dia pasti memberi kepada kita. Khususnya saya mau katakan pada saudara yang sedang bergumul dalam dosa. Yesus berkata, kamu bapa yang jahat tahu memberikan ikan dan telur kepada anak-anakmu, apatah lagi Bapamu yang di surga memberikan Roh Kudus kepada mereka yang memintanya (Lukas 11:13). Mengapa saya menekankan tentang Roh Kudus? Karena Roh Kudus adalah roh penghiburan. Berbahagialah orang yang berdukacita, dia akan dihibur.

Saya tidak tahu apa situasi saudara. Dari apa yang saya dengar tentang pergumulan saudara, hati saya juga turut merasakan penderitaan saudara. Akan tetapi saya mau mendorong saudara untuk mintalah terus menerus tanpa mengenal putus asa. Apakah 10 tahun, 20 tahun, jangan putus asa, teruslah mengganggu Dia. Saya percaya tidak akan sampai selama itu, Dia akan menjawab. Tetap menganggu terus, jangan bersikap malu terhadap Allah. Anak dengan Bapa tidak perlu merasa malu. Mintalah sampai saudara mendapatkan.


JANGAN LEPASKAN ALLAH, SAMPAI DIA MEMBERKATI ANDA!

BlessedmanSaya mau mengakhiri dengan kalimat dari Yakub ini. Saudara bisa melupakan seluruh isi khotbah, tetapi ingatlah yang ini. Saudara masih mengingat apa yang Yakub katakan kepada Allah saat dia bergulat dengan Allah sepanjang malam? Kalimat inilah yang ditunggu-tunggu Allah sebenarnya, “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Marilah kita belajar dari Yakub untuk tidak melepaskan Allah, dan berkata, “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku. Aku tidak akan melepaskan engkau sehingga engkau mendatangkan perubahan di dalam hidupku.”

Khususnya, sehubungan dengan ucapan bahagia ini. Aku tidak akan melepaskan Engkau, sehingga Engkau membawa kebahagiaan dalam hidup aku. Stop mencari pelarian ke hal-hal yang fana. Stop nonton-nonton teve terus menerus. Stop baca-baca berita-berita di medsos. Stop pelarian ke semua hal-hal itu. Carilah Dia dengan segenap hati dan siapapun yang mencari dia dengan segenap hatinya, akan menemukan-Nya. AMIN.

 

Berikan Komentar Anda: