SC Chuah | Matius 5:6 |

Kita mulai dengan beberapa komentar tentang Khotbah di Bukit, khususnya tentang betapa pentingnya Ucapan-ucapan Bahagia ini. Orang yang akrab dengan pengajaran Perjanjian Baru akan tahu bahwa Yesus ialah “Adam yang akhir” atau “Manusia kedua” (1Korintus 15:45,47). Apa artinya gelar ini? Pada dasarnya, artinya adalah Yesus merupakan kepala bagi kemanusiaan yang baru. Kita lahir dari Adam yang pertama. Sebagai pengikut Kristus, kita dilahirkan kembali dengan sebuah kelahiran “dari atas” ke dalam Kristus, yaitu Manusia kedua dan Adam yang akhir. Seperti Adam adalah Sumber dan Kepala dari kemanusiaan yang lama dalam daging, Yesus adalah Sumber dan Kepala dari sebuah kemanusiaan yang baru dalam Roh.


UCAPAN BAHAGIA MELUKISKAN MANUSIA BARU DALAM KRISTUS

Oleh sebab itu, saat kita membaca Khotbah di Bukit, yang juga merupakan khotbah Yesus yang pertama, Yesus memulainya dengan Ucapan Bahagia. “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah; Berbahagialah orang yang berdukacita; dan Berbahagialah orang yang lemah-lembut dst…” Apa yang sedang Yesus lakukan di sini? Dia sedang menggambarkan kepada kita ciri dan sifat dari kemanusiaan yang baru itu. Ucapan Bahagia adalah potret dari orang-orang yang termasuk dalam kemanusiaan yang baru itu.

Konsep “di dalam Kristus” merupakan sebuah konsep yang besar di dalam Alkitab, khususnya dalam tulisan Paulus. “Di dalam Kristus” adalah imbangan dan lawan dari “di dalam Adam”. Di dalam Adam, tidak ada orang yang digambarkan Ucapan Bahagia akan dihargai. Orang yang miskin, yang berdukacita, yang lemah lembut, yang lapar dan haus… tidak akan pernah disebut “bahagia”. Semua ciri orang yang digambarkan oleh Ucapan Bahagia, bukanlah hal-hal yang dihargai oleh orang di dalam Adam. Namun di sini Yesus sedang menggambarkan kepada kita seperti apa ciptaan baru itu. Ucapan Bahagia adalah sebuah gambaran manusia yang merupakan ciptaan baru, yang dipenuhi roh Kristus.

Inilah pentingnya Ucapan Bahagia. Semua pertumbuhan rohani diukur dari sejauh mana Ucapan Bahagia menjadi bagian dari kehidupan saudara. Bagaimana saudara mengukur pertumbuhan rohani saudara? Bukan apakah saudara sudah pelayanan atau tidak. Pertumbuhan rohani, tidak ada kaitannya sama sekali dengan urusan full time atau tidak; atau terlibat dalam pelayanan atau tidak. Pertumbuhan rohani diukur dari apakah saudara menjadi orang yang dilukiskan Yesus dalam Ucapan Bahagia. Itulah pentingnya Ucapan Bahagia. Yesus sedang menggambarkan keindahan sebuah berlian dari sudut-sudut yang berbeda. Berliannya sama tetapi keindahannya berbeda dari sudut yang berbeda.


MEWUJUDKAN FIRMAN TUHAN DALAM KEHIDUPAN

Membaca otobiografi Oswald Chamber membuat saya cemburu. Dia meninggal pada usia 43. Entah mengapa banyak hamba Tuhan yang dipakai Tuhan secara luar biasa meninggal pada usia muda, ada yang 29, ada yang 35. John Sung pula meninggal pada usia 42. Namun sampai hari ini apa yang telah mereka lakukan dan katakan tetap dikenang. Ketika orang-orang yang mengenal Oswald Chamber diminta untuk menggambarkan dia, apa yang mereka katakan? Rata-rata orang akan memakai kata “Beatitudes” atau “Ucapan Bahagia”. Oswald Chamber mewujudkan Ucapan Bahagia dalam hidupnya. Untuk mewujudkan firman Tuhan dalam kehidupan kita, saya kira ada baiknya untuk kita memasukkan nama kita dalam ayat-ayat seperti ini,

4 …….. itu sabar; ……. itu murah hati; ……. tidak cemburu. …. tidak memegahkan diri dan tidak sombong.  5 ……. tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. ……. tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. 6 ……. tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 7 ……. menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Mungkin suatu hari nanti, oleh anugerah Allah, keluarga kita mau memahatnya di atas batu nisan kita!

Seluruh Khotbah di Bukit, khotbah Yesus yang pertama, dimulai dengan sembilan ucapan bahagia. Dengan kata lain, Allah sangat ingin kita bahagia. Apa itu kebahagiaan? Kata makarios berarti happy, diberkati, senang atau gembira. Dapatkah saudara melihat kasih Allah kepada kita? Dia ingin memberkati kita dengan kebahagiaan. Tahukah saudara itulah kehendak Allah bagi kita?

Kalau ada orang yang berkata, “Aku punya masalah untuk mengasihi Allah, itu masalah aku paling besar, aku tidak tahu bagaimana mengasihi Allah.” Saya akan berkata kepada orang itu, “Itu bukan masalah kamu, itu sama sekali bukan akar masalahnya. Masalah kamu yang paling besar ialah kamu tidak sadar betapa besarnya kasih Allah terhadap kamu.” Kalau saja mata kita dapat dibukakan untuk melihat betapa besarnya kasih Allah terhadap kita, kita sama sekali tidak akan mempunyai masalah untuk mengasihi-Nya.

Kunci untuk mengasihi Allah terletak di sini. Salah satu doa yang harus kita panjatkan setiap pagi adalah, “Bapa, bukalah mata kami agar kami dapat melihat betapa lebar, panjang and tingginya kasih Engkau kepada kami setiap hari.” Tanpa kasih Allah saya tidak dapat melayani. Hati saya dingin dan saya tidak akan dapat menyebarkan kasih Allah kepada siapa pun. Allah ingin memberkati kita sehingga kita tidak akan pernah dan perlu merasa cemburu terhadap orang lain, malahan sebaliknya orang lain yang cemburu melihat kita. Kiranya saudara dapat menangkap semangat dan jiwa dari ajaran Yesus di Ucapan Bahagia ini.


PENJELASAN LANJUTAN ATAS LEMAH LEMBUT

Sebelum berbicara tentang lapar dan haus. Saya ingin menyentuh sedikit lagi tentang orang yang lemah lembut. Apa artinya lemah lembut? Di pesan yang lalu, Kekuatan Lemah Lembut, saya berbicara seolah-olah lemah lembut adalah rendah hati. Sebenarnya, menurut ahli bahasa, tidak ada kata dalam bahasa Inggris yang dapat dengan akurat mengungkapkan arti dari kata “lemah-lembut” dalam bahasa aslinya. Salah satu cara kita dapat memahami arti lemah lembut ialah dengan melihat lawannya. Lawan dari orang yang lemah lembut ialah orang yang congkak dan sombong. Salah satu lagi lawan dari lemah lembut ialah orang yang suka bertengkar. Matius 12:18-19 menggambarkan kepada kita kelemah-lembutan Yesus.

“Inilah utusan-Ku yang Kupilih, Orang yang Kukasihi dan yang berkenan di hati-Ku. Roh-Ku akan Kuberikan kepadanya, keadilan-Ku akan diwartakannya kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan bertengkar atau berteriak, atau berpidato di jalan-jalan raya. (BIS)

Salah satu ciri orang yang lemah lembut ialah dia tidak suka bertengkar. Biasanya kita bertengkar tentang hal apa? Biasanya tentang hal-hal duniawi. Harta milik, seperti PM Singapora, Lee Hsien Loong lagi ribut dengan adik-adiknya tentang sebidang tanah, satu rumah. Saudara kandung saling bermusuhan, selalunya tentang apa? Harta kekayaan! Atau tentang in atau out saat bermain bulu tangkis. Hal apa biasanya yang menjadi sumber pertengkaran? Hak-hak kita, reputasi dan nama baik kita. Namun, seorang yang lemah lembut tidak akan bertengkar tentang hal-hal seperti itu. Seorang yang lemah-lembut ialah seorang yang selalu melepaskan haknya.

Contoh yang paling indah untuk menggambarkan ayat, “Orang yang lemah-lembut akan mewarisi bumi”, ialah contoh antara Abraham dan Lot. Hamba-hamba Abraham dan Lot lagi bertengkar karena merebutkan sumber air. Abraham lalu berkata kepada Lot, “Kita ini kerabat, janganlah kita bertengkar. Lot, kamu pilih saja tanah yang kamu mau.” Abraham melepaskan haknya. Dia membiarkan Lot memilih yang terbaik. Lalu, Lot memilih tanah yang terbaik dan menyisakan tanah yang kurang bagus untuk Abraham. Lalu, apa kelanjutan dari peristiwa ini? Allah dari surga melihat apa yang terjadi. Setelah Lot pergi, Allah berkata kepada Abraham, “Sekarang pandang sekelilingmu, sejauh matamu memandang, utara, selatan, timur, barat, semua itu akan menjadi milikmu.” Allah begitu senang dengan sikap Abraham yang tidak suka bertengkar itu. Orang yang lemah lembut akan mewarisi bumi. Utara, selatan, timur dan barat, semuanya diserahkan kepada Abraham. Itulah sebabnya, kalau saudara bertengkar tentang harta milik, sebaiknya jangan datang kepada Tuhan untuk meminta keadilan. Dalam Injil, Yesus malah enggan menjadi hakim kepada seseorang yang merasa diperlakukan secara tidak adil oleh saudaranya sendiri. Yesus malah akan memperingatkan kita, “Berhati-hatilah dengan segala bentuk ketamakan.” (Lukas 12:13-15)

Musa disebut sebagai orang yang paling lembut hatinya di seluruh bumi. Apakah konteks dari ayat itu? Miriam dan Harun mempermasalahkan Musa. Mereka sepertinya mengajak Musa untuk bertengkar. Namun apa yang Musa lakukan? Dia tidak membela dirinya, dia tidak membela haknya, sekalipun dia seorang nabi yang ditetapkan Allah sendiri. Musa hanya bersujud di hadapan Allah, dan membiarkan Allah yang berhadapan dengan Miriam dan Harun. Kalau Allah yang membela kita, apakah mungkin orang lain menang di atas kita? Kiranya saudara bisa memahami dengan lebih jelas sedikit, apa artinya orang yang lemah lembut.

Orang yang di dalam Adam dapat digambarkan sebagai seorang yang tangannya terkepal. Mengapa tangan terkepal? Untuk berantem, berkelahi, bertengkar; untuk mengambil, memperoleh dan mempertahankan sesuatu. Orang yang lemah lembut boleh digambarkan seperti ini, orang yang tangan atau hatinya terbuka. Tangan yang terbuka berarti kita melepaskan, kita “let go. Kita melepaskan, kita membuka tangan memberi dan tidak mempertahankan, sama seperti Yesus Kristus tidak mempertahankan apa-apa demi kita. Tangan yang terbuka juga berarti welcome, menyambut orang ke dalam hati dan hidup kita.


LAPAR DAN HAUS: KUNCI KEPUASAN HIDUP

Di pesan ini kita akan masuk ke topik lapar dan haus. Berbahagialah orang yang lapar dan haus, mereka akan dipuaskan. Lapar dan haus adalah persyaratan yang sangat penting untuk memperoleh sesuatu dari Allah. Lapar dan haus adalah persyaratan utama untuk kita memperoleh atau mendapatkan berkat-berkat rohani dari Allah. Lapar dan haus adalah ungkapan keinginan yang besar. Kebanyakan dari kita kelihatan baik-baik saja dan jarang sekali mengalami kelaparan atau kehausan. Sedikit lapar atau sedikit haus, kita sudah mencari makan atau minum. Seringkali juga, kita makan tanpa merasa lapar, minum tanpa merasa haus. Jadi kita tidak benar-benar memahami dan mengalami kelaparan atau kehausan yang disebutkan di sini. Kalau kita memahami kelaparan dan kehausan yang sesungguhnya, kita akan memahami bahwa kelaparan dan kehausan mengungkapkan suatu keinginan yang sangat-sangat besar. Makanan dan minuman termasuk tiga hal yang terpenting dalam kehidupan kita. Tiga hal ini disebut sebagai “the rule of three of survival” yang bermaksud, kita bisa bertahan hidup tiga menit tanpa oksigen; kita bisa bertahan hidup tiga jam dalam cuaca ektrem; kita bisa bertahan hidup tiga hari tanpa air minum, dan terakhir kita bisa bertahan hidup tiga minggu tanpa makanan. Jadi tiga menit, tiga jam, tiga hari dan tiga minggu.

Lapar dan haus sebenarnya mengungkapkan suatu kebutuhan yang sangat besar, kebutuhan yang tidak boleh tidak dipuaskan. Dengan kata lain, kalau saudara benar-benar haus, saudara tidak dapat melanjutkan hidup saudara. Inilah kelaparan dan kehausan yang dimaksudkan. Untuk memperoleh apa pun dari Allah, kita harus memiliki keinginan yang sangat besar. Ibrani 11 memberitahu kita dengan jelas bahwa Allah adalah Allah yang “memberi upah kepada orang yang bersungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6). Yeremia 29:13 juga berkata,

“apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.”

Kamu pasti akan menemukan Aku kalau kamu menanyakan Aku dengan segenap hatimu. Kenapa harus begitu? Karena itulah prinsipnya bahkan dalam hal lahiriah. Apa pun yang berharga di dunia ini tidak pernah ditemukan tergeletak begitu saja di atas permukaan bumi, tetapi ditemukan jauh di dalam perut bumi. Apakah mutiara, berlian atau batu-batu permata, semuanya ditemukan jauh di dalam perut bumi atau di dasar laut. Bukan saja barang-barang tersebut langka tetapi kita harus juga mengali dalam-dalam untuk mencarinya. Apa pun yang ada di permukaan bumi seringkali tidak ada harganya. Barang-barang tidak berharga yang tergeletak di atas permukaan tanpa perlu sedikit pun usaha untuk mencarinya.

Dengan kata lain, hal-hal rohani itu bukan untuk orang malas. Orang malas tidak akan menemukan apa-apa. Orang yang malas tidak akan menemukan apa-apa karena apa pun yang benar-benar berharga apakah di dunia ini atau di dunia rohani, harus dicari dengan segenap hati kita. Hanya orang yang lapar dan haus akan mencari dengan segenap hati. Orang yang benar-benar lagi lapar dan haus, pikirannya hanya terfokus pada makanan dan minuman. Hal-hal lain tidak menarik perhatiannya.   


LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN, BUKAN JUNK FOOD

Mari kita kembali ke konteks ayat ini: lapar dan haus akan apa? Akan kebenaran! Kebenaran di sini tidak bermaksud pengetahuan Alkitab. Pengetahuan Alkitab saudara pasti akan bertambah semakin lama saudara berada di gereja. Dari minggu ke minggu mendengar firman, pengetahuan Alkitab saudara pasti akan bertambah. Namun, kata di sini adalah “righteousness”; orang yang haus dan lapar untuk hidup benar, orang inilah yang akan dipuaskan dan diberkati. Roh zaman ini, atau manusia di dalam Adam, haus akan empat hal. Apakah itu? Kenikmatan hidup, uang, kehormatan dan pangkat. Itu yang menjadi kerinduan anak-anak Adam. Keempat hal inilah yang dikejar mereka. Namun, orang yang dilahirkan kembali ke dalam Kristus, rindu untuk hidup benar. Jujur saja, orang seperti ini sangatlah langka. Kalau saudara termasuk orang yang rindu, yang haus dan lapar untuk hidup benar, saudara termasuk yang terberkati.

Sayangnya “anak-anak gereja” masa kini, berbeda dari “anak-anak Allah”, juga turut merindukan empat hal tadi, hanya saja bahasanya dirohanikan. Mereka juga rindu dan haus untuk “diberkati” dengan hal-hal semacam itu. Hanya saja, bahasanya dirohanikan. Pada dasarnya mereka merindukan hal yang sama. Sangat sedikit yang merindukan untuk hidup benar. Kalau tidak percaya, siapa yang di antara kita yang akan berdoa puasa untuk sakit penyakit kita? Kita rela melakukan ini untuk sakit penyakit kita. Kita juga rela untuk berdoa puasa supaya bisnis kita diberkati. Namun, siapa yang mau berdoa dan berpuasa untuk mengatasi keinginan? Siapa yang berdoa puasa untuk mengalahkan amarah? Untuk mengatasi kecenderungan cepat tersinggung? Untuk berkemenangan atas pornografi? Siapakah yang akan berdoa puasa karena hal-hal seperti itu? Sangat sedikit.

Kebanyakan “anak-anak gereja” tidak haus dan lapar akan kebenaran karena mereka sudah dikenyangkan oleh junk food. Kita tidak punya selera untuk makanan yang sesungguhnya. Itu sebabnya banyak yang bergumul dengan masalah dan dosa yang sama walaupun sudah tiga atau empat tahun menjadi Kristen. Pemarah tetap pemarah, pendendam tetap pendendam, yang egois tetap egois; tidak ada kemajuan sama sekali. Mereka kenyang dengan berita politik, berita selebriti dan berita bola. Mereka tahu lebih banyak tentang para selebriti dan politisi daripada tentang Yesus. Selebriti makan apa, pakai merek apa, berat badan turun berapa kilo, mereka hapal semua.   

Suatu ketika, Yesus berdiri dan berseru kepada orang banyak, “Jika ada yang haus, baiklah dia datang kepadaku dan minum”. Dulunya saya pikir, panggilan Yesus ialah untuk semua orang. Ternyata saya salah. Panggilan Yesus ditujukan hanya kepada yang haus! Kalau saudara tidak haus, Yesus tidak memanggil saudara. Saudara juga tidak akan datang. Hanya yang haus yang dipanggil. Pada kesempatan yang lain, Yesus mengungkapnya dengan cara yang berbeda, “Datanglah kepadaku, semua yang letih lesu dan berbeban berat.” Ini bahasa lain untuk orang yang muak, bosan dan lelah dengan hidupnya yang lama. Orang seperti inilah yang sedang dipanggil Yesus. Kalau saudara fine-fine aja dengan cara hidup yang lama, cara hidup Adam, Yesus tidak memanggil saudara. Panggilannya ditujukan kepada orang yang sudah bosan dan muak hidup di dalam dosa dan berkata, “Aku tidak mau lagi bergumul dan dilelahkan dengan kehidupan seperti ini. Berikan aku jalan keluar.” Orang seperti inilah yang akan dipuaskan. Orang seperti inilah yang akan mengalami apa artinya dipuaskan dan dikenyangkan oleh Yesus. Mereka tidak akan begitu saja “move on” tanpa menerima apa yang dijanjikan Yesus.


DIPUASKAN TETAPI TETAP TAK TERPUASKAN

Seorang yang “dipenuhi” Roh ialah seorang yang benar-benar puas. Kata “dipenuhi” dalam bahasa Yunani adalah kata yang sama dengan kata “kenyang”. Namun terdapat suatu paradoks, dalam kepuasannya ada ketidakpuasan. Apa artinya? Hal ini dapat digambarkan seperti makanan. Mencicipi makanan yang enak akan menimbulkan selera yang lebih besar. Itulah paradoksnya kehidupan Kristen. Sudah memperoleh tetapi tetap mengejar. Dipuaskan tetapi tetap tak terpuaskan. Telah mengenal tetapi ingin lebih lagi mengenal. Seorang Kristen yang sejati adalah seorang yang sangat dinamis.

Pemazmur berkata,

O taste and see that YAHWEH is good!

Rasakanlah dan lihatlah bahwa YAHWEH itu baik! (Mazmur 34:9)

Sudahkah saudara merasakan atau mencicipi betapa baiknya YAHWEH itu? Pada umumnya kata “rakus” bukanlah kata yang membawa konotasi yang baik. Namun orang yang telah mencicipi kebaikan Yahweh akan mengalami kerakusan yang diberkati! Saya harap saudara bisa melihat bahwa orang-orang kudus dalam Alkitab, benar-benar merindukan Allah seperti rusa merindukan air.

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah. (Mazmur 42:2-3)

Tahukah saudara bahwa rusa yang merindukan sungai yang berair akan meresikokan segala sesuatu hanya untuk minum. Menonton NatGeo Wild sangat menambah ilmu. Rusa yang haus akan menghampiri sungai sekalipun ia tahu sungai dipenuhi oleh buaya lapar yang sedang menanti. Rusa tidak akan “move on” sebelum mereka minum. “Move on” berarti mati kehausan. Kerinduan ini ialah kerinduan akan Allah. Apakah saudara akan “move on” sebelum saudara bertemu dengan Allah? 

Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. Sela (Mazmur 143:6)


DIPUASKAN OLEH RUPAMU

Baru-baru ini saya membaca Mazmur 17:15. Walaupun saya sudah pernah membaca Mazmur ini tetapi kali ini saya merasakan seolah-olah ini pertama kali saya membacanya.

“Akan tetapi, aku akan memandang wajah-Mu dalam kebenaran, Ketika aku bangun, aku akan dipuaskan oleh rupa-Mu.”

Apa maksudnya aku akan memandang wajah-Mu dalam kebenaran dan pada saat aku bangun, aku akan dipuaskan oleh rupa-Mu? Saat bangun dari tidur, aku dipuaskan oleh rupa-Mu. Kalau difahami dari konteks Perjanjian Baru, siapa pun yang memandang wajah-Nya akan ditransformasikan ke dalam rupa-Nya, akan diubahkan. Itulah yang disebutkan di 2 Korintus 3:18.

Marilah kita sebelum tidur setiap malam memandang wajah-Nya. 2 Korintus 4:6 berkata, “kemuliaan Allah yang ada pada wajah Kristus Yesus.” Pandanglah wajah Yesus dan saudara akan melihat kemuliaan Allah. Dan kita bangun pagi, kita akan dipuaskan oleh rupa-Nya. Saya tidak mau bangun setiap pagi dengan perasaan loyo, lelah dan mengeluh tentang ini dan itu, tentang satu hari lagi yang perlu dijalani. Saya tidak ingin bangun dalam keadaan grogi. Saya tidak mau hidup seperti itu. Saya berharap setiap pagi bangun dalam keadaan puas. Kita bersyukur untuk satu hari lagi untuk berbakti kepada Tuhan, satu hari lagi untuk melayani-Nya. Satu hari lagi untuk diubahkan ke dalam rupa-Nya. Pandanglah wajah-Nya senantiasa, dan saudara akan dipuaskan.

Saya akan menutup ibadah ini dengan satu panggilan dari Allah kepada kita. Yesaya 55:1-2,

1 Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! (GRATIS!) 2 Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? (Dengan kata lain, di luar Tuhan, tidak ada satu pun yang mengenyangkan, yang memuaskan.) Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.

Inilah panggilan dari Allah. Makanan yang paling lezat dan paling baik sudah tersedia, dan Allah memanggil kita. Kalau saudara lewatkan, maaf, ini berarti saudara orang yang paling bodoh. Kalau saudara melewatkan panggilan untuk memakan yang enak tetapi malah keluar dan memakan sampah, maaf, bukankah saudara orang bodoh?

 

Berikan Komentar Anda: