Pastor Boo | Wahyu 2:12-17 |

12  “Dan, kepada malaikat jemaat di Pergamus tuliskanlah: Inilah perkataan Dia yang mempunyai pedang tajam bermata dua:
13  Aku tahu di mana kamu tinggal, di tempat takhta Iblis berada; tetapi kamu berpegang pada nama-Ku dan tidak menyangkal iman-Ku bahkan pada zaman Antipas, saksi-Ku yang setia yang dibunuh di antaramu, tempat Iblis tinggal.
14  Namun, Aku menegurmu karena ada beberapa di antaramu yang mengikuti ajaran Bileam, yang mengajar Balak untuk menaruh sandungan di depan anak-anak Israel, untuk makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan melakukan dosa-dosa seksual.
15  Demikian juga, ada beberapa di antaramu yang berpegang pada ajaran Nikolaus.
16  Karena itu, bertobatlah! Jika tidak, Aku akan segera datang kepadamu dan memerangi mereka dengan pedang dari mulut-Ku.
17  Ia yang memiliki telinga biarlah mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat. Kepada dia yang menang, Aku akan memberikan manna yang tersembunyi; dan Aku akan memberikan kepadanya sebuah batu putih, dan sebuah nama baru tertulis pada batu itu, yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali orang yang menerimanya.” (AYT)

Kita akan mulai dengan Wahyu 2:13,

13  Aku tahu di mana kamu tinggal, di tempat takhta Iblis berada; tetapi kamu berpegang pada nama-Ku dan tidak menyangkal iman-Ku bahkan pada zaman Antipas, saksi-Ku yang setia yang dibunuh di antaramu, tempat Iblis tinggal. (AYT)

Perhatikan sinonim di dalam ayat ini. “berpegang pada namaku” sama artinya dengan “tidak menyangkal imanku”. Ini adalah bagian yang penting untuk diamati karena memberitahu kita apa artinya membawa nama Yesus. Membawa nama Yesus berarti segenap cara hidup anda memiliki kesamaan dengan iman Yesus. Itulah maknanya berpegang pada nama Yesus. Jadi, bukan sekadar iman kita. Jika kita benar-benar percaya, kepercayaan atau iman kita itu akan sama dengan iman Yesus kepada Bapa. Hal itulah yang disampaikan oleh Yesus kepada para murid di Pergamum. Dengan pengertian inilah kita memahami makna pemuridan: berjalan seperti Yesus jalan dalam kesetiaannya kepada Allah Bapa.

Saya akan memusatkan perhatian pada ungkapan ‘berpegang’, karena ungkapan ini berkaitan dengan iman. Apakah makna dari ungkapan ‘berpegang’?

Krateo, dalam ulasannya untuk ayat 13,14,15: berpegang teguh berarti mempertahankan komitmen kepada seseorang atau sesuatu. Bisa juga berarti tetap mendampingi seseorang atau sesuatu, sehingga makna keseluruhannya adalah tetap bersatu. [BDAG]

Ungkapan ‘berpegang’, dalam Alkitab naskah Yunani, muncul 3x dalam perikop ini. Dengan ungkapan ini, anda bisa membayangkan seperti seseorang yang memegang sesuatu dengan sangat erat.  Berpegang teguh diartikan mempertahankan komitmen kepada seseorang atau sesuatu sehingga tetap dalam keadaan bersatu. Mengikuti Yesus berarti menjadi satu dengan kehidupannya, dengan cara hidupnya. Itulah definisi dari kata ‘percaya’ menurut Alkitab, yang menunjukkan dengan jelas kepada kita bahwa pokok ini tidak terkait dengan hal mempercayai suatu fakta sejarah tertentu — misalnya bahwa Yesus telah datang dan mati bagi kita, atau mempercayai bahwa dia benar-benar sosok yang nyata, atau mempercayai bahwa Yahweh itu ada. Jadi, kita tidak berbicara tentang fakta sejarah atau berbagai jenis fakta lainnya. Yang kita bicarakan adalah menjalani hidup dalam komitmen dan kesatuan dengan Yesus. Inilah kunci untuk memahami surat kepada jemaat di Pergamum.


Iman Yesus terletak pada komitmennya untuk hanya menyenangkan hati Yahweh

Yang menjadi pedoman kita adalah iman Yesus. Jadi, kita perlu bertanya komitmen seperti apa yang terkait di sini? Apa artinya menjadi satu dengan Yesus? Yesus dengan jelas menguraikan bagaimana dia berhubungan dengan Allah Bapa. Mari kita lihat apa yang disampaikan oleh Yesus di Yohanes 5:44.

Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?

Yesus tidak mencari penghormatan dari manusia. Dia jelas bukan jenis orang yang gemar mencari hati. Dia juga tidak mencari dukungan emosional dari orang lain. Segenap hidupnya diarahkan untuk menyenangkan hati Yahweh, yang dia sebut sebagai satu-satunya Allah yang benar. Jadi, Yesus berkomitmen sepenuhnya pada kepentingan Allah. Anda bisa melihat hal ini di dalam ayat berikutnya.

Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. (Yohanes 14:10)

Yesus menegaskan bahwa dia bersatu dengan Bapa, bahwa Bapa menyertai dia. Jadi, dia tidak mengucapkan hal-hal yang merupakan keinginan pribadinya, melainkan Bapa yang diam di dalam dia yang melakukan pekerjaan-Nya. Hal ini menunjukkan komitmen absolutnya untuk menyenangkan hati dan menghormati Bapa setiap saat. Dengan kata lain, bagi Yesus, bukan dirinya sendiri yang penting melainkan Bapa-lah yang penting. Serupa dengan itu, Paulus menyatakan di Galatia 2:20 bahwa dia hidup oleh iman Anak Allah, yakni Yesus. Dengan kata lain, dia meniru iman atau kesetiaan Yesus. Hal ini untuk menegaskan hal yang sudah dia uraikan sebelumnya bahwa dirinya tidak lagi hidup melainkan Kristus-lah yang hidup di dalam dirinya.  Ini adalah pokok yang penting untuk dihayati. Itu sebabnya mengapa Yesus berkata kepada jemaat di Pergamum mereka sudah mengikuti imannya. Mengapa pokok ini sangat penting?


Pergamum disebut sebagai tempat takhta Iblis

Ungkapan yang dipakai oleh Yesus ini dimaksudkan untuk menggambarkan Pergamum sebagai tempat di mana pekerjaan Iblis sangatlah efektif, … Jika orang-orang Kristen di Pergamum bisa tetap setia walaupun tinggal di kota di mana Iblis sangat aktif, maka tidak ada alasan bagi pengikut Yesus di tempat lain untuk memakai kondisi lingkungan sebagai dalih menyerah pada tekanan yang mereka hadapi lalu meninggalkan Yesus. [Culy, The Book of Revelation, bab 6]

Sudah menjadi fakta yang umum bahwa kuil Zeus, kuil kaisar, dan berbagai kuil lainnya — terutama kuil dewa pengobatan (Asclepius), ada di Pergamum pada zaman itu. Zeus dipandang sebagai Penguasa dan Juruselamat, kaisar memegang gelar penguasa dan dewa. Asclepius adalah dewa pengobatan. Demikianlah, gelar Tuan, Allah, Juruselamat dan Penyembuh berkumpul di dalam kota ini, dan semua itu berbenturan dengan injil Yahweh dan Kristus-Nya. Tampaknya ada semacam kompetisi di sini, siapa Tuan dan Allah yang sejati? Siapa Juruselamat dan Penyembuh yang sejati? Kita perlu pahami bahwa kedua belah pihak sama-sama mengajukan bukti nyata. Banyak orang pergi ke Pergamum untuk mendapatkan kesembuhan. Tentu saja, pasti ada contoh berbagai kesembuhan ajaib di kota ini. Jika tidak, tak akan ada orang yang mau berziarah ke kuil Asclepius kalau tidak ada kredibilitas yang bisa ditunjukkan. Jadi, kota ini merupakan tempat di mana pekerjaan Iblis memang memiliki bukti nyata. Jadi, uraian yang disampaikan oleh Culy memang cukup bagus. Takhta Iblis berarti tempat di mana Iblis sangat aktif atau menyatakan kuasanya dengan sepenuhnya.


Menjalankan fungsi di tengah kubu kegelapan

Merupakan suatu tantangan besar untuk bisa berfungsi sebagai pengikut Kristus di tengah kubu kegelapan ini. Itu sebabnya Antipas harus membayarnya dengan harga tertinggi. Dia menjadi martir karena tidak mau berkompromi. Dia tetap teguh dan melanjutkan kesaksiannya di tengah kubu Iblis.

Saat kami berada di India, saya mengalami kejadian yang sudah pernah saya sampaikan kepada anda. Ada tiga setan yang sangat kuat menyerang saya pada suatu malam. Mereka berkata, “Ini adalah wilayah kami. Apa yang mau kamu lakukan di wilayah kami?” Lalu, mereka menyerang saya. Saya berseru kepada Allah dan memanggil nama Yesus, dan Tuhan menyelamatkan saya! Ketiga setan itu lari.

Bagi banyak orang, hal ini adalah omong kosong. Saat saya sampaikan kejadian ini, sebagian orang berkata, “Iblis ada di mana-mana; dia tidak hanya ada di India.” Namun itu bukan hal yang dimaksudkan oleh Yesus. Dia mengatakan bahwa Pergamum adalah tempat takhta Iblis, sementara dalam surat kepada jemaat di Smirna, dia berkata bahwa orang-orang Yahudi itu adalah jemaah Iblis. Jadi, Iblis juga aktif di Smirna. Jika kita ingin mengartikannya seperti itu, tentu saja, itu akan berarti bahwa setan aktif di mana-mana. Namun, kita tetap harus menanyakan mengapa Yesus melihat Pergamum sebagai tempat takhta Iblis? Hal ini tetap harus ada jawabannya. Tak ada gunanya berkata, “Oh, bukankah Iblis itu penguasa dunia, jadi wajarlah jika dia aktif di mana-mana.” Tentu saja, dia memang aktif di mana-mana. Namun, di manakah tempat dia secara langsung terlihat sangat aktif, di manakah kita bisa melihat perwujudan penuh dari aktifitasnya?

Saya rasa hal itulah yang ingin disampaikan oleh ketiga setan yang menyerang saya itu, bahwa tempat itu adalah tempat takhta Iblis. Mungkin saya keliru, tetapi saya merasakan bahwa India adalah tempat khusus di mana Iblis memang sangat aktif. Kami tidak terkejut ketika kemudian mengalami hal-hal di mana kuasa kegelapan bekerja dengan sangat kuat. Saat saya datang ke Kanada, Iblis memang aktif juga di sini, tetapi tidak secara terbuka. Jadi, hal yang perlu kita waspadai di Kanada adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat terselubung. Di sisi lain, aktivitas Iblis di India berlangsung secara terbuka.


Firman Allah sangatlah vital dalam peperangan rohani kita

Di Wahyu 2:12, Yesus menyebut dirinya sebagai pribadi dengan pedang tajam bermata dua. Saat kita berada dalam peperangan rohani, kita membutuhkan Firman Allah. Yesus menyebut Antipas ‘saksiku yang setia’. Dengan kata lain, Antipas bertahan teguh dalam Firman Allah dan hidup dalam kemurnian Firman Allah. Dari sanalah sumber kekuatan rohani berasal. Sekalipun dia membayar dengan kehidupan jasmaninya, Yahweh akan menganugerahi dia mahkota kehidupan. Hal yang terlihat sebagai kekalahan Antipas dari sudut pandang duniawi, sebenarnya merupakan kemenangan rohani. Kita harus selalu siap bertahan dalam Firman Allah, terutama jika Iblis bekerja secara rahasia, melalui penyesatan.

12  Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 13  Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. (Ibrani 4:12-13)

Firman Allah dapat membongkar segala kelicikan di dalam hati. Si jahat bisa saja bekerja di dalam diri anda dan memberikan berbagai ide kepada anda, hal yang membangkitkan niat dan hasrat anda. Jadi, Ibrani 4:12-13 merupakan pokok yang penting dalam penerapan FIrman Allah. Firman Allah memeriksa batin kita, menyelamatkan kita dari berbagai bentuk niat jahat, dan memampukan kita untuk tetap menjadi saksi yang tulus dan setia.

Itu sebabnya Paulus menyuruh Timotius untuk memberitakan Firman baik atau tidak baik waktunya. Perhatikan tiga kata yang dipakai dalam ayat berikut: membongkar, menegur dan menasehati.

2  Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 3  Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (2 Timotius 4:2-3)

Mengapa Paulus begitu keras dalam urusan Firman? Jelas dia memandang perkara ini dengan sangat serius karena ayat 3 memberitahu kita bahwa akan datang waktunya ketika orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat. Dalam ayat 3 disebutkan, “Mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Sekarang kita lanjutkan dengan Wahyu 2:14,15

14  Namun, Aku menegurmu karena ada beberapa di antaramu yang mengikuti ajaran Bileam, yang mengajar Balak untuk menaruh sandungan di depan anak-anak Israel, untuk makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala dan melakukan dosa-dosa seksual.
15  Demikian juga, ada beberapa di antaramu yang berpegang pada ajaran Nikolaus.

Dalam kedua ayat ini anda melihat kata “berpegang”. Mereka memegang dan menjalankan ajaran Bileam. Kemudian bagian awal ayat 15 mengatakan “demikian juga”. Ini menunjukkan bahwa ajran dari Nikolaus dan Bileam itu sama persis. Jemaat di Pergamum mungkin sudah tahu apa itu ajaran Nikolaus, tapi mungkin mereka tidak mengaitkannya dengan Bileam. Namun, Yesus menyatakan bahwa yang diajarkan oleh Nikolaus itu adalah ajaran Bileam. Ajaran sesat bisa datang dalam berbagai bentuk dan takaran, tetapi inti atau isi dari semuanya adalah hal yang diajarkan oleh Bileam. Ini merupakan hal yang penting untuk dipahami.

Kitab Wahyu ditulis sekitar tahun 96. Saat itu Bileam adalah sosok sejarah kuno bagi bangsa Israel yang hidup 1200 tahun sebelum kitab Wahyu ditulis. Masalah yang penting di sini adalah, walaupun Bileam sudah menjadi bagian dari sejarah kuno saat itu, prinsip rohani dari ajaran sesat tetap sama saja. Demikian pula halnya dengan cara hidup masyarakat. Demikianlah, setelah lewat 1200 atau 1300 tahun, ajaran sesat yang sama masih tetap hidup dengan nama yang berbeda. Ketika Yesus memeriksa isi ajaran pengikut Nikolaus, dia langsung berkata, “Ini adalah ajaran Bileam.” Jemaat di gereja segera merasakan betapa seriusnya pesan yang disampaikan, “Oh ajaran Bileam! Ini masalah serius!”


Ujian sederhana untuk membedakan ajaran yang sejati dan yang sesat

Zaman sekarang ini kita melihat ada begitu banyak ajaran, dan anda membutuhkan kemampuan untuk mengenali intinya. Pastor Eric dulu sudah mengajari kita sebuah cara sederhana untuk mengujinya. Jika anda ingin mengetahui apakah suatu ajaran itu benar atau sesat, ajukanlah pertanyaan pada diri anda sendiri, sisi mana dalam diri anda yang tertarik pada ajaran itu? Jika ajaran itu memikat kedagingan atau hasrat lahiriah anda, itu adalah ajaran sesat. Anda memiliki alasan untuk mencurigai adanya hal yang tidak beres. Namun, jika roh anda yang tertarik pada ajaran itu, memindahkan perhatian anda dari diri sendiri kepada Allah, mungkin ajaran ini bersumber dari roh yang benar, atau merupakan ajaran yang benar. Tentu saja, di dalam diri kita sendiri sebenarnya terjadi suatu peperangan. Anda mendapati bahwa manusia lama anda, manusia daging anda, gigih memberontak pada Roh. Dulu pernah ada seseorang, yang ketika mendengarkan khotbah Pastor Eric, merasa sangat tersinggung sampai-sampai dia bermimpi membunuh Pastor Eric. Mimpi ini membuatnya sangat gelisah, dan dia lalu mendatangi Pastor Eric untuk berkonsultasi. Lalu, Pastor Eric menjelaskan, “Ini terjadi karena kedagingan di dalam dirimu memberontak terhadap Firman Allah. “


Bangsa Israel makan dan minum serta menyembah berhala perempuan Moab

1Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. 2Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. 3Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka YAHWEH terhadap Israel; (Bilangan 25:1-3)

Mari kita kembali kepada Bileam. Perempaun bangsa Moab menggoda bangsa Israel, dan bangsa Israel lalu mengikuti para perempuan itu. Mereka lalu mengajak orang Israel untuk menyembah berhala mereka. Demikianlah, untuk kepentingan hubungan sosial, mereka makan dan menyembah berhala bangsa Moab. Di sini anda melihat ungkapan, “Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka Yahweh terhadap Israel.” Kata berpasangan mengingatkan kita pada ungkapan “berpegang”.

Anda mungkin berpikir, “Tetapi hati saya tidak ke sana; saya hanya menjalankan sopan santun.” Kemudian anda mengikuti ritual mereka, walaupun anda berpikir, “Selama hati saya tetap murni, hal ini tidak akan bermasalah.” Bukankah alasan ini sering kita dengar? Nasehat semacam inilah yang sering kita dengar dari kalangan Kristen. “Jangan kecewakan hati orang tua anda. Jangan membuat mereka marah. Ikuti saja. Selama hati anda tidak ikut menyembah berhala mereka, tidak ada masalah. Selama hati anda masih menjadi milik Allah, tidak ada masalah.” Nasehat macam apa ini? Ini adalah ajaran Bileam!


Bangsa Israel berkhianat kepada Yahweh

Karena mereka (bangsa Amon dan Moab) tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air, malah mengupah Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. Tetapi Allah kami mengubah kutuk itu menjadi berkat. (Nehemia 13:2)

Bileam tidak mengutuk bangsa Israel secara langsung karena Allah mengubah kutuk itu menjadi berkat. Lalu, apa yang dilakukan oleh Bileam?

Bukankah perempuan-perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah setia terhadap YAHWEH dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat YAHWEH. (Bilangan 31:16)

Ayat ini menyebutkan “perempuan-perempuan ini“, yakni para perempuan bangsa asing itu, atas nasihat Bileam, telah membuat bangsa Israel berkhianat. Ini adalah hal yang penting karena langkah yang diambil bersifat tidak langsung. Bileam tidak mengambil tindakan terbuka.

Dalam gereja zaman sekarang ini, banyak orang yang tidak tahan mendengar ajaran sejati dari Yesus. Dalam kebanyakan kasus, mereka tidak langsung menentang pastor. Lalu, bagaimana mereka menyatakan penolakan mereka? Nah, seperti Bileam, ada yang bergerak mempengaruhi sesama jemaat. Dia mungkin berkata, “Memang benar, tetapi maknanya tidak persis seperti itu.” Atau, dia mungkin berkata, “Nah, uraian itu hanya berlaku untuk orang Kristen yang sudah mapan kerohaniannya. Mereka jelas akan berkorban lebih banyak. Namun, selama anda tetap percaya kepada Yesus, anda tetap selamat.”

Demikianlah, orang-orang semacam ini akan memberi nasehat yang bertentangan dengan hal-hal yang diajarkan oleh para hamba Tuhan. Kita semua tahu bahwa hal-hal semacam ini memang terjadi. Ada banyak orang yang sudah lama menjadi Kristen, yang paham akan isi Alkitab, dan merasa berhak untuk memberi nasehat kepada orang lain. Mereka ini bisa saja berbicara tentang segala hal dengan jemaat lain di luar pengetahuan pastor. Yang mereka bicarakan pada dasarnya urusan berkompromi dengan keduniawian. Itu sebabnya, saat jemaat lain mendengarkan ucapan mereka, reaksi mereka biasanya, “Ah, syukurlah. Terima kasih sudah menjelaskan masalah ini. Benar, pastor menyampaikan pokok ini dengan cara yang ekstrim. Namun, kita tetap perlu menghormati pastor kita. Sedangkan uraian yang benar adalah seperti yang sudah anda jelaskan kepada saya.” Demikianlah, bagian mana dari diri anda yang terpikat oleh suatu ajaran? Itu sebabnya Paulus berkata, “Mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.


Masalah persembahan berhala

16  Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? 17  Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. (1 Korintus 10:16-17)

Di sini Paulus menguraikan makna perjamuan kudus. Jika anda mengambil bagian dari anggur dan roti itu, berarti anda bersekutu (berpartisipasi) dengan Kristus. Terjemahan bahasa Inggris untuk kata persekutuan dalam ayat ini adalah participation (partisipasi, ikut serta) dan artinya memang ‘bersekutu’. Anda menjadi rekan atau mitra Yesus. Mari kita lihat ayat berikutnya.

20  Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. 21  Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. (1 Korintus 10:20-21)

Ayat 20 berkaitan dengan ritual kalangan pagan, dan Paulus berkata bahwa persembahan mereka diberikan kepada roh-roh jahat. Lalu, dia berkata, “Aku tidak mau kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.” Sekalipun anda hanya melakukan sebatas basa-basi saja, anda tetap sudah berpartisipasi atau bersekutu dengan roh-roh jahat. Di sini anda melihat pemakaian kata: ‘bersekutu’ (berpartisipasi) dan ‘mendapat bagian’. Entah anda suka atau tidak, anda sudah menyatu dengan roh-roh jahat itu.

Itu sebabnya mengapa Paulus berkata, “Kamu tidak bisa ikut dalam perjamuan Tuhan sekaligus dalam perjamuan roh-roh jahat.” Urusan persatuan dengan Kristus ini sangatlah penting sehingga Paulus menutup semua celah bagi munculnya alasan berkompromi. Jangan mengira bahwa berhala-berhala itu hanyalah kayu dan batu. Paulus berkata bahwa di balik kayu dan batu itu ada roh yang memiliki kuasa yang nyata. Saya memahami hal itu disaat saya mengambil keputusan untuk menjadi Kristen. Pengalaman itu merupakan pengalaman yang sangat mengerikan, mendapat tahu bahwa roh jahat memang ada di balik berhala yang saya sembah.


Manna yang tersembunyi dan batu putih bagi yang menang

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya.”  (Wahyu 2:17)

Manna yang tersembunyi itu tidak lain dari Kristus sendiri. Dia menjelaskan hal ini di Yohanes 6:49-51,56.

49Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. 50Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. 51Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” … 56Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Yesus adalah manna atau roti hidup yang bisa kita alami realitasnya saat ini juga. Namun, kita baru bisa mendapat bagian penuh dari manna itu, yang berarti mengalami persatuan sepenuhnya dengan Kristus, jika kita menang.

Dalam hal batu putih, jika anda pelajari sejarah masyarakatnya, batu itu adalah ‘kartu’ undangan pesta perjamuan bagi masyarakat zaman itu. Batu putih dari Yesus ini akan berisi nama yang baru, yang akan diberikan oleh Allah jika anda menang. Jadi, anda mendapat undangan perjamuan Mesias, hal yang akan kita pelajari lebih jauh di Wahyu 19:9, mengenai pesta pernikahan Anak Domba.


Hati anda sedang mencari dunia atau mencari Allah?

Demikianlah, kita membahas tentang hal perjamuan dan persekutuan dengan Kristus. Rencana Allah sejak semula adalah bersatu dengan kita atau menyatukan kita kepada Dia. Agar hal itu terwujud, hati kita tidak boleh merindukan atau mengutamakan keduniawian. Jadi, kita harus memeriksa isi hati kita sendiri. Tanyakanlah pada diri masing-masing, “Bagian mana dari hati saya yang masih merindukan dunia?”

Bagi mereka yang akan menyelesaikan pendidikan formalnya, berarti tidak lama lagi anda akan memiliki gelar sarjana. Lalu, anda mulai berpikir untuk mencari pekerjaan. Benedict memberitahu saya bahwa teman-temannya sudah sibuk memikirkan tentang penghasilan. Mereka ingin memiliki penghasilan sekitar $300k atau $400k setahun, ada juga yang ingin sekitar $500k setahun. Agaknya, kisaran penghasilan $100k setahun sudah tidak terasa cukup bagi mereka. Mereka tidak puas dengan kata cukup. Tampaknya semua orang memiliki ambisi finansial yang besar: semakin banyak semakin bagus.

Itu sebabnya kita harus mengerti dengan benar. Jangan berpikir, “Oh, persembahan berhala adalah masalah masa lalu. Kami sudah tidak melakukannya lagi.” Kitab Suci memandang persoalan ini dengan cara yang berbeda. Saat anda terlibat dalam ritual mempersembahkan hewan kepada berhala, berarti anda sedang menyerahkan diri anda kepada berhala itu. Anda menjadi satu dengan berhala itu. Jadi, jangan pernah berpikir, “Kami sudah tidak menjalankannya lagi.” Masih ada sangat banyak jenis penyembahan berhala zaman modern, sekalipun kita tidak melakukannya seperti pada zaman dulu. Tanyakan saja diri anda sendiri, “Untuk hal-hal apa saja anda memberikan hidup anda?” Banyak orang yang memelihara berhala dalam hatinya, dan mereka menyerahkan diri mereka kepada berbagai berhala itu. Ada berhala pengetahuan, ada berhala hiburan, ada berhala uang, ada berhala kesehatan, kekuasaan dan sebagainya. Semua itu mengacu pada hal-hal yang kita inginkan dalam kehidupan jasmani kita. Jika kita arahkan hidup kita pada hal-hal tersebut, kita akan jatuh ke tangan si jahat.

Nah, hal apakah yang menjadi idaman anda sekarang ini? Ke arah mana anda curahkan daya dan upaya anda? Hal-hal yang anda idamkan itu akan menjadi berhala anda. Urusan idaman ini juga bisa berarti seseorang, yang dalam bahasa zaman sekarang adalah idola anda. Tentu saja, masing-masing orang bisa memiliki idola yang berbeda, dan mereka takut menyinggung hati idola mereka. Akibatnya, orang yang anda idolakan itu menjadi berhala bagi anda. Jangan pernah berpikir, saat anda membaca Alkitab, “Oh, yang sedang diuraikan di sini adalah urusan zaman dulu.” Semua itu bisa dipahami dalam konteks zaman sekarang. Ketika Yesus berkata kepada jemaat di Pergamum, “Ini adalah ajaran Bileam.” Begitu jemaat mendengar nama “Bileam”, bisa anda bayangkan dampak keras dari teguran itu kepada mereka. Yesus memakai peristiwa zaman dulu dan mengaitkannya secara rohani dalam konteks jemaat di Pergamum. Lalu, dia berkata kepada mereka, “Bertobatlah!”


Membangun persahabatan dengan Dia

Saya ingin menutup khotbah hari ini dengan satu ayat. Bacalah ayat ini, dan saya harap kita semua bisa menarik pelajaran darinya. Ayat ini ada di Yakobus 4:4

Hai, kamu para pezina, tidak tahukah kamu bahwa persahabatan dengan dunia berarti permusuhan dengan Allah? Karena itu, siapa pun yang ingin bersahabat dengan dunia, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Yahweh memberi teguran kepada jemaat sebagai umat yang telah bernikah dengan diri-Nya. Kalau tidak, Dia tidak akan menyebut mereka sebagai para pezina. Jika anda ingin memahami makna penyatuan dalam pernikahan, ayat ini memberikan makna tersebut. Hal ini berkaitan dengan persahabatan. Barangsiapa ingin menjadi sahabat dunia ini, dia menjadikan dirinya sebagai musuh Allah. Pahamilah urusan ini secara positif. Kita perlu membangun persahabatan dengan Allah. Banyak orang menjalani pernikahan dengan berbagai alasan. Sebagai contoh adalah alasan ekonomi. Dalam kebanyakan kasus, urusan persahabatan tidak tercakup di dalamnya. Namun bagi Allah, urusan persahabatan sangatlah penting. Coba kita renungkan: Manfaat apa yang didapatkan oleh Allah dari hubungan-Nya dengan kita? Hanya timbunan masalah! Namun, Dia menginginkan persahabatan dengan kita. Dapatkah Dia memperoleh sesuatu manfaat dari persahabatan-Nya dengan kita? Seringkali jawabannya adalah, “Tidak.” Persahabatan ini lebih sering diwarnai oleh kepentingan pribadi kita.

Jadi, mari kita renungkan lagi hubungan persatuan kita dengan Yahweh. Apakah kita ingin membangun persahabtan dengan Dia? Keindahan dari ayat ini adalah: jika Allah menjadi sahabat kita, dapatkah anda beritahu saya bahwa masih ada hal yang kurang dalam hidup anda? Jika Allah menjadi sahabat saya, hanya itu hal yang saya butuhkan. Saya tahu kesetiaan-Nya tak pernah luntur. Akhirnya, sekalipun kita akan mati secara jasmani, Dia akan membangkitkan kita lagi untuk hidup bersama dengan Dia.

 

Berikan Komentar Anda: