Ev. Xin Lan | Yehuda (2) |

Hari ini kita akan melanjutkan untuk melihat Yehuda. Yehuda adalah anak dari Yakub dan saudara Yusuf. Yehuda merupakan pemimpin saudara-saudara lainnya dan dari kedua belas suku Israel, suku Yehuda adalah pemimpinnya (Yehuda, Pemimpin Saudara-saudaranya). Banyak raja berasal dari suku Yehuda, seperti Raja Daud dan keturunan Daud menduduki takhta kerajaan sebelum Allah menghapuskan kerajaan Yehuda. Hal yang paling terpenting adalah Yesus, Sang Mesias kita pun adalah keturunan Yehuda dari sisi silsilah. Maka sangat jelas sekali suku Yehuda diberkati Allah secara luar biasa.

Di sesi yang lalu, kita melihat Yehuda pada masa-masa awalnya telah melakukan dosa yang parah. Sebagai pemimpin saudara-saudaranya, dia menjual adik kandungnya Yusuf ke Mesir sebagai budak tanpa sepengetahuan Yakub, ayah mereka, serta memberi kesan bahwa Yusuf telah diterkam oleh binatang buas. Tindakan Yehuda mengakibatkan rasa sakit yang sangat luar biasa pada Yusuf dan juga ayahnya.

Setelah 20 tahun, Allah mengangkat Yusuf dan menjadikan dia perdana menteri Mesir. Yehuda dan saudara-saudaranya datang ke Mesir untuk membeli gandum karena bencana kelaparan. Mereka bersujud di hadapan Yusuf dan Allah memakai perkataan Yusuf untuk membuat mereka berpikir tentang dosa mereka yang terdahulu. Melalui peristiwa ini, Yehuda dapat melihat dosanya dan menyesalinya dengan begitu dalam. Kita dapat melihat poin in dari sikapnya terhadap Benyamin.

Ketika mereka datang ke Mesir untuk kedua kalinya, Yusuf memakai satu strategi, dengan sengaja meletakkan piala perak di dalam karung Benyamin, lalu meminta pengurus rumahnya untuk mengejar saudara-saudaranya dan menyalahkan mereka, “Mengapa kamu mencuri piala perak tuanku?”

Dengan satu suara mereka membantah, “Kami tidak pernah melakukan hal itu, engkau bisa memeriksa kami. Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku.”

Kepala pengawal rumah Yusuf berkata, “Pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budak dan yang lain akan bebas.” Maka kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin. Mereka begitu sedih, lalu mereka mengoyakkan jubahnya. Mereka kembali bersama-sama dengan Benyamin bersama pengawal itu ke rumah Yusuf.

Jadi, ketika kemalangan terjadi pada Benyamin, Yehuda tidak meninggalkan Benyamin. Dia dengan saudara-saudaranya rela mengambilalih tanggung jawab dan kembali ke rumah perdana menteri. Di hadapan Yusuf, Yehuda memandang perkara Benyamin sebagai perkaranya sendiri karena mereka adalah satu keluarga. Dia rela memikul dosa Benyamin.

Baiklah, terakhir kali kita sudah sampai di sini. Mari kita melanjutkan pembahasan ini. Setelah kembali lagi ke rumah Yusuf, Yehuda rela untuk memikul dosa Benyamin. Dia rela untuk menjadi budak bersama Benyamin. Pada saat itu Yusuf berkata,

“Aku tidak akan menjadikan kalian semua hamba. Hanya orang yang kedapatan mencuri gelas itu yang akan menjadi hambaku. Yang lain dapat pergi dalam damai kepada ayah kalian.”

Yusuf sengaja memberi satu lagi kesempatan untuk Yehuda. Pertama kali, kepala rumahnya telah mengatakan hal yang sama. Namun, Yehuda dan saudara-saudaranya tidak melakukan hal itu dan mereka kembali ke rumah Yusuf bersama-sama dengan Benyamin. Di sini Yusuf sekali lagi mencobai Yehuda untuk dia akan meninggalkan Benyamin dan kembali dengan damai.

Benyamin adalah saudara kandung Yusuf. Mereka berdua merupakan anak dari Rahel, istri yang paling dicintai Yakub. Yakub sangat menyayangi mereka. Berawal dari seorang ayah yang sangat mencintai Yusuf, hal ini menyebabkan kecemburuan dari saudara-saudaranya. Itulah sebabnya mereka menjual Yusuf. Pada waktu itu, Yusuf ingin melihat apakah saudara-saudaranya sudah berubah atau belum, ia ingin melihat bagaimana mereka memperlakukan saudara kandungnya, yaitu Benyamin. Jika masih seperti masa lalu, Yehuda pastinya akan menggunakan kesempatan ini untuk meninggalkan Benyamin. Namun, kali ini Yehuda benar-benar berbeda.

Bagaimana Yehuda menanggapinya? Alkitab berkata,

18  Kemudian, Yehuda mendekati Yusuf dan berkata, “Tuan, biarkanlah hambamu menyampaikan sesuatu kepada Tuanku. Tolong jangan marah terhadap hambamu, karena engkau seperti Firaun sendiri.
19  Dulu, Tuanku pernah bertanya kepada hamba-hambamu ini, ‘Apakah kalian mempunyai ayah atau saudara?’
20  Dan kami menjawab kepadamu, ‘Kami mempunyai ayah — ia sudah tua. Dan kami mempunyai saudara bungsu. Ayah kami mengasihi anak itu karena ia lahir ketika ayah kami sudah tua. Saudara anak itu telah mati. Jadi, hanya ia anak yang masih tinggal dari ibu itu. Ayah kami sangat mengasihinya.’
21  Lalu engkau berkata kepada kami, ‘Bawalah saudara itu kepadaku. Aku mau melihat dia.’
22  Dan kami berkata kepadamu, ‘Anak muda itu tidak dapat datang. Ia tidak dapat meninggalkan ayahnya. Jika ayahnya kehilangan dia, ayahnya sangat sedih dan dia akan mati.’
23  Namun engkau berkata kepada kami, ‘Kamu harus membawa saudara bungsumu jika tidak, aku tidak menjual gandum lagi kepadamu.’
24  Jadi kami kembali kepada ayah kami dan mengatakan kepadanya yang telah kaukatakan.
25  “Sesudah itu, Ayah kami mengatakan, ‘Kembali dan belilah lagi makanan untuk kita.’
26  Kami berkata kepada ayah kami, ‘Kami tidak dapat pergi tanpa saudara bungsu kami. Gubernur telah berkata bahwa ia tidak lagi menjual gandum kepada kami sampai ia melihat saudara bungsu kami.’
27  Lalu ayahku berkata kepada kami, ‘Kamu tahu bahwa istriku Rahel melahirkan dua anak bagiku.
28  Aku membiarkan seorang anak pergi, dan dia dibunuh binatang liar. Dan aku tidak melihatnya sejak itu.
29  Jika kamu membawa anak yang satu lagi dari aku, dan sesuatu terjadi kepadanya, aku akan menjadi sangat sedih sampai mati.’
30  Sekarang, bayangkan apa yang akan terjadi bila kami pulang tanpa saudara bungsu kami — anak itu sangat penting dalam hidup ayah kami!
31  Ayah kami akan mati jika ia melihat anak itu tidak beserta dengan kami — dan itu menjadi kesalahan kami. Kami menyuruh ayah kami ke kuburannya, ia seorang yang sangat sedih.
32  “Aku bertanggung jawab untuk anak muda itu. Aku berkata kepada ayahku, ‘Jika aku tidak membawa dia kembali kepadamu, engkau dapat menuntutku seumur hidupku.’
33  Sekarang aku meminta dengan sangat kepadamu, tolong biarkanlah anak itu kembali bersama saudara-saudaranya, dan aku akan tinggal dan menjadi hambamu.
34  Aku tidak dapat kembali kepada ayahku jika anak itu tidak bersamaku. Aku sangat takut akan apa yang akan terjadi pada ayahku.”

Kata-kata Yehuda ini yang penuh kasih dan kepedihan berasal dari kedalaman hatinya. Pertama, Yehuda meresikokan hidupnya untuk memohon kepada Yusuf. Sebagai seorang yang bukan siapa-siapa dan abang dari seorang yang melakukan perbuatan kriminal, sebenarnya dia tidak ada hak untuk meminta apa pun. Apa yang dilakukannya dapat saja membuat Perdana Menteri Mesir yang sangat berkuasa ini menjadi marah. Namun, Yehuda benar-benar mengesampingkan nyawanya, yang dia pedulikan hanyalah Benyamin dan ayahnya yang telah tua. Dalam mengungkapkan isi hatinya, walaupun dia tidak menyebut tentang Yusuf, dapat kita rasakan bahwa Yehuda sangat menyesal karena telah menjual Yusuf saudaranya dengan begitu kejam. Jadi, pada waktu itu dia tidak ingin lagi mengulang kesalahannya. Dia lebih memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri dan menjual dirinya sebagai budak orang Mesir.

Tepatnya karena permohonan yang tulus Yehuda ini, Yusuf tidak lagi dapat menahan perasaannya. Dia menangis dengan keras dan memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya. Kemudian Yusuf membuat seluruh keluarganya pindah ke Mesir, menetap di sana dan memulai hidup baru.

Jadi, sekalipun dia telah melakukan dosa pada masa-masa awal dengan menjual saudaranya, setelah 20 tahun, dia bertobat dengan begitu mendalam dan pertobatannya membuahkan tindakan nyata. Oleh karena itu, Allah mengampuni dia dan memberkatinya dengan luar biasa. Ketika Yakub mendekati kematiannya ia memberkati semua anak-anaknya dan bernubuat. Berkat untuk Yehuda dikatakan Yakub seperti ini,

8   “Yehuda, saudara-saudaramu akan memujimu. Tanganmu akan mencengkeram leher musuh-musuhmu. Saudara-saudaramu akan sujud kepadamu.
9  Yehuda seperti singa muda. Anakku, engkau seperti singa yang berdiri di atas mangsanya. Seperti singa, Yehuda berbaring untuk beristirahat, dan tidak ada yang berani mengganggunya.
10  Tongkat kekuasaan takkan beranjak dari Yehuda. Lambang pemerintahan takkan berpindah dari kakinya, sampai dia yang berhak pemerintahan itu datang. kepada dialah seluruh bangsa akan tunduk.
11  Yehuda mengikatkan anak kudanya pada pohon anggur dan keledainya pada pohon anggur yang terbaik. Ia mencuci pakaian dan jubahnya dalam air anggur yang terbaik.
12  Matanya merah karena minum anggur. Giginya putih karena minum susu.”

Sangat jelas, Yehuda adalah pemimpin saudara-saudaranya. Singa adalah pemimpin dari dunia hewan. Sesungguhnya Yehuda merupakan anak Yakub yang keempat, tetapi jelas dia mempunyai kuasa untuk menjadi yang tertua di antara saudara-saudaranya. Contohnya, dalam peristiwa saat mereka menjual Yusuf, kakak tertua mereka, yaitu Ruben, ingin menyelamatkan Yusuf. Akan tetapi, saudara-saudaranya tidak menghormati perkataan Ruben. Namun, ketika Yehuda berkata, “Mari kita jual dia!” Semua saudaranya setuju. 

Pada saat membujuk ayahnya untuk pergi ke Mesir, Rubenlah yang pertama berkata kepada ayahnya, “Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu.” Namun, Yakub tidak setuju. Kemudian ketika Yehuda menjadikan dirinya sebagai jaminan kepada ayahnya, “Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya”. Dengan cara ini, Yakub setuju agar Benyamin dibawa ke Mesir.

Dalam percakapan antara Yusuf dan saudara-saudaranya, Yehudalah yang selalu mewakili mereka untuk berbicara. Yehuda pula yang memimpin untuk memohon kepada Yusuf agar membebaskan Benyamin.

Yang terakhir, ketika Yakub tahu bahwa Yusuf masih hidup dan menjadi perdana menteri Mesir, Yakub juga mengutus Yehuda untuk bertemu Yusuf dan meminta Yusuf agar mengirim orang untuk memimpin mereka ke Goshen.

Dari hal di atas, dapat kita lihat, Yehuda sebenarnya memperoleh posisi sebagai anak tertua di antara saudara-saudaranya dan menjadi pemimpin mereka. Mengapa dia memiliki otoritas semacam itu? Sangat jelas karena kualitas hidupnya. Dia adalah orang yang berani melakukan dan memikul tanggung jawab. Sebagai contoh, dalam peristiwa saat dia memberikan jaminan bagi Benyamin, Yehuda meresikokan dirinya saat dia menjadikan dirinya sebagai jaminan. Setelah pergi ke Mesir, sekalipun Yehuda tidak menyakiti Benyamin seperti yang telah dia perbuat pada Yusuf, bagaimana perdana menteri nantinya akan memperlakukan mereka masih belum diketahui. Jadi, Yehuda sebagai penjamin telah meresikokan dirinya. Jika sesuatu yang salah terjadi pada Benyamin, dia akan menanggung akibat selamanya.

Kenapa Yehuda mau mengambil resiko semacam itu? Sangat jelas karena ia ingin menyelamatkan seluruh keluarganya. Sebab jika mereka tidak pergi ke Mesir untuk membeli gandum, seluruh keluarganya akan mati kelaparan. Dapat kita lihat semangat Yehuda untuk memberi diri bagi seluruh keluarganya. Dia rela mengambil resiko ini supaya keluarganya tidak binasa. Apabila ia telah mengatakannya, maka ia akan bertanggugng jawab. Apabila kemalangan terjadi pada Benyamin, Yehuda rela untuk menggantikannya untuk dihukum dan bertukar kebebasan dengan Benyamin.

Kualitas-kualitas ini menjadikan dia memperoleh otoritas sebagai anak tertua sekalipun dia bukan anak yang tertua. Allah memberkatinya dengan luar biasa. Suku Yehuda menjadi pemimpin dari kedua belas suku Israel. Populasinya paling banyak. Suku yang mendapat tempat paling banyak. Banyak raja berasal dari suku Yehuda. Raja Daud berasal dari suku Yehuda. Keturunan-keturunan Daud pun menjadi raja. Sekalipun Allah memisahkan kerajaan Israel menjadi dua, Dia tetap memelihara kerajaan Yehuda. Keturunan Yehuda terus menjadi raja sampai kerajaan itu musnah. Yang terpenting adalah Yesus kita, Sang Mesias juga berasal dari keturunan Yehuda. Nubuatan Yakub menyebutkan poin ini yang merupakan berkat yang Allah berikan bagi Yehuda. “Tongkat kerajaan” dan “lambang pemerintahan” mewakili otoritas raja. Allah memenuhi janji-Nya.

Masih ada catatan lain tentang Yehuda. Di Kejadian pasal 38, Alkitab khusus mencatat tentang Yehuda menikahi seorang perempuan Kanaan yang melahirkan 3 orang anak laki-laki baginya. Anak yang tertua dipanggil Er, anak yang kedua disebut Onan, dan yang ketiga Syela. Kemudian Yehuda mengambil seorang istri untuk anak sulungnya. Nama perempuan itu Tamar. Namun, Er jahat di mata Yahweh. Dan Yahweh membunuh dia. Ia mati meninggalkan Tamar istrinya. Lalu Yehuda meminta Onan anak keduanya untuk menikahi Tamar. Dia berkata: “Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu.” Namun, Onan tidak mau memberikan penerus bagi kakaknya. Hal yang dilakukannya itu jahat di mata YAHWEH, maka YAHWEH membunuh dia juga. Ketika anak kedua Yehuda pun mati, ia takut anak ketiganya, Syela juga akan mati. Maka dia tidak ingin Syela mengawini Tamar. Lalu berkatalah Yehuda kepada Tamar, menantunya itu, “Tinggallah sebagai janda di rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu besar.”

Setelah Syela menjadi besar, Tamar tidak diberikan juga kepadanya sebagai istri.

12   Setelah beberapa waktu, istri Yehuda, yaitu anak Syua, mati. Setelah masa berkabung habis, Yehuda pergi ke Timna bersama temannya, Hira orang Adulam. Yehuda pergi ke Timna untuk mencukur bulu domba-dombanya.
13  Tamar tahu bahwa Yehuda, mertuanya, pergi ke Timna untuk mencukur bulu domba-dombanya.
14  Selama ini, Tamar selalu memakai pakaian yang menunjukkan bahwa ia seorang janda. Maka, ia mengenakan pakaian yang lain dan menutupi wajahnya dengan selendang. Lalu, ia duduk di dekat gerbang Enaim, yang terletak di jalan menuju Timna. Sebab, Tamar tahu bahwa Syela, anak bungsu Yehuda, sekarang sudah dewasa, tetapi Yehuda tidak berencana untuk menikahkan Tamar dengannya.
15  Ketika Yehuda melihat Tamar, ia menyangka bahwa Tamar adalah pelacur karena wajahnya ditutupi selendang.
16  Maka, Yehuda mendekatinya dan berkata, “Aku mau berhubungan seksual denganmu.” Yehuda tidak tahu bahwa ia adalah Tamar, menantunya. Ia berkata, “Berapa akan kauberikan kepadaku?”
17  Jawab Yehuda, “Aku akan mengirim seekor kambing jantan muda dari kawanan ternakku kepadamu.” Tamar menjawab, “Aku setuju dengan itu. Namun, kamu harus memberikan sesuatu kepadaku terlebih dulu, sampai engkau mengirim kambing jantan itu kepadaku.”
18  Yehuda bertanya, “Apa yang kamu kehendaki untuk kuberikan kepadamu sebagai bukti bahwa aku akan mengirim kambing jantan kepadamu?” Tamar menjawab, “Berikan kepadaku meterai, kalungmu, dan tongkatmu.” Yehuda memberikan barang-barang itu kepadanya. Kemudian, Yehuda dan Tamar melakukan hubungan seksual, dan Tamar mengandung.
19  Kemudian, Tamar pulang, membuka selendang yang menutupi wajahnya, dan mengenakan lagi pakaian khusus yang menunjukkan bahwa ia seorang janda.
20  Beberapa waktu kemudian, Yehuda menyuruh Hira, temannya, ke Enaim untuk memberikan kambing jantan yang telah dijanjikannya kepada pelacur itu. Yehuda juga mengatakan kepada Hira untuk mengambil jaminan yang diberikannya kepada pelacur itu. Akan tetapi, Hira tidak dapat menemukannya.
21  Ia bertanya kepada beberapa orang di Kota Enaim, “Di mana pelacur yang pernah ada di jalan ini?” Jawab mereka, “Di sini tidak pernah ada pelacur.”
22  Maka, Hira kembali kepada Yehuda dan berkata, “Aku tidak dapat menemui perempuan itu. Orang-orang yang tinggal di tempat itu berkata bahwa di sana tidak pernah ada pelacur.”
23  Yehuda berkata, “Biarlah jaminan itu dipegangnya. Aku tidak mau kita ditertawakan orang. Aku berusaha memberikan kambing jantan kepadanya, tetapi kita tidak dapat menemukannya. Itu sudah cukup.”
24  Kira-kira tiga bulan kemudian, beberapa orang memberi tahu Yehuda, “Menantumu, Tamar, telah berdosa seperti seorang pelacur, dan sekarang ia mengandung.” Yehuda berkata, “Bawa dia keluar dan bakar dia.”
25  Orang-orang itu pergi kepada Tamar untuk membunuhnya, tetapi ia mengirim pesan kepada mertuanya. Tamar menyampaikan pesan, “Orang yang membuat aku mengandung adalah pemilik barang-barang ini. Periksalah milik siapa itu? Meterai, kalung, dan tongkat siapakah itu?”
26  Yehuda mengenali barang-barang itu dan berkata, “Ia benar. Aku yang salah. Aku tidak memberikan Syela, anakku, kepadanya seperti yang telah kujanjikan.” Dan, Yehuda tidak berhubungan seksual lagi dengannya.
27  Tibalah waktunya bagi Tamar untuk melahirkan. Ia akan melahirkan anak kembar.

Bagi kita yang adalah orang masa kini, catatan ini sangat membingungkan. Sangat jelas sekali seluruh peristiwa membuat kita melihat kelemahan Yehuda. Yang pertama, Yehuda menikahi perempuan Kanaan. Yang kedua, dia mencari perempuan sundal. Kemudian dia berhubungan dengan menantu perempuannya.

Kenapa Yehuda pergi mencari perempuan sundal? Perhatikan waktu ketika ia melakukan hal itu. Ia tidak melakukannya dengan diam-diam. Dia mengutus temannya untuk mengirimkan seekor anak kambing untuk perempuan sundal itu. Ia menanyakannya di mana-mana. “Di manakah perempuan sundal itu?” Dapat kita lihat, ini adalah sesuatu yang dilakukan terang-terangan pada waktu itu. Ada sebuah petunjuk lagi, pada waktu itu Yehuda pergi ke Timna untuk menggunting bulu domba. Itu merupakan perayaan panen yang besar. Pada masa itu, tradisi orang Kanaan dalam penyembahan berhala sangatlah parah. Mereka mempunyai pelacur khusus di tempat penyembahan berhala. Berhubungan dengan perempuan sundal merupakan suatu jenis ritual penyembahan berhala. Yehuda tinggal di Kanaan, dan menikahi seorang istri yang adalah seorang Kanaan. Sangatlah jelas sekali, dia begitu terpengaruh dengan budaya orang-orang Kanaan, dia menyembah berhala bersama mereka, maka dalam dalam konteks inilah, dia mencari pelacur.

Yehuda jelas sekali tidak sama seperti ayahnya. Tidak sama seperti Abraham, Ishak dan Yakub, maupun seperti Yusuf. Mereka memiliki hubungan yang intim dengan Allah. Mereka itulah teladan-teladan iman dalam Alkitab. Yehuda jauh sekali dari tahap ini. Dia hanyalah orang yang lumayan baik di antara saudara-saudaranya. Jangan lupa pada masa itu, suku Yakub tidak banyak. Bahkan kekurangan wanita. Jadi cukup sulit bagi mereka untuk mendapatkan istri sehingga mereka menikahi wanita setempat. Ditambah lagi belum ada hukum Taurat sehingga kita tidak dapat memakai hukum “jangan menyembah berhala” dan “jangan berzinah” untuk kita terapkan pada Yehuda. Jadi kita dapat melihat kemurahan Allah di sini. Cara Allah melakukan sesuatu sangat berbeda dari kita. Dia akan menghakimi sesuai dengan tingkat dan seberapa banyak yang diketahui. Maka Roma 2:11-12 berkata, “Sebab, Allah tidak membeda-bedakan orang. Untuk orang-orang yang berbuat dosa tanpa mengenal Hukum Taurat, mereka akan binasa tanpa Hukum Taurat. Namun, orang-orang yang berbuat dosa di bawah Hukum Taurat akan dihakimi berdasarkan Hukum Taurat.” Allah memandang generasi pada masa itu, Yehuda adalah seorang yang baik di antara saudara-saudaranya. Dia takut akan Allah, dia bertobat dan Allah memberkatinya.

Sampai pada catatan ini masih ada pertanyaan yang membingungkan. Mengapa Tamar merancangkan dengan teliti untuk mengandung dari ayah mertuanya? Sebenarnya dia ingin mendapatkan seorang pewaris bagi suaminya. Tradisi di tempat itu adalah, jika saudara tertua meninggal, adiknya mempunyai kewajiban untuk menikahi istri saudaranya. Anak yang akan dikandung nantinya akan berada di bawah nama kakaknya dan mewarisi warisan dari saudara tertua. Demikianlah Yehuda membiarkan Onan anak keduanya untuk melakukan hal itu. Namun, Onan juga mati, maka anak ketiganya yang harus menikahi Tamar. Namun, Yehuda khawatir ia akan kehilangan anaknya ini juga. Dari sudut pandang manusia, sepertinya Tamar selalu membawa petaka. Siapa saja yang menikahi Tamar akan terbunuh sehingga Yehuda tidak mau membiarkan anak ketiganya menikahi Tamar. Namun, Tamar dengan keras kepala ingin memberikan seorang penerus bagi suaminya untuk memelihara warisan suaminya. Jadi, dia memakai cara ini untuk mengandung dari Yehuda, ayah mertuanya. Pada kemudian hari, Raja Daud berasal dari keturunan Tamar, anak Perez. Dalam silsilah Yesus Kristus juga terdaftar nama Tamar. Dapat kita lihat, Allah memberkati Tamar. Bahkan setelah kematian kedua anaknya, Yehuda takut untuk kehilangan anak ketiga. Nampaknya ia sudah kehilangan imannya. Namun, berkat Tamar yang bersikeras untuk setia kepada suaminya menjadikan janji Allah dapat berlanjut.


Kesimpulan

Mari kita menarik sebuah kesimpulan kecil. Tokoh Alkitab yang kita lihat hari ini adalah Yehuda. Sekalipun Yehuda adalah anak Yakub yang keempat, dia menjadi pemimpin saudara-saudaranya, selain Yusuf.

Pada masa-masa awal hidupnya, Yehuda melakukan sebuah dosa yang besar, yaitu menjual Yusuf saudara kandungnya. Namun, setelah 20 tahun dia dengan sungguh-sungguh bertobat atas dosanya. Pertobatan itu terlihat dalam tindakan dia melindungi Benyamin, adik Yusuf. Dalam peristiwa ketika bertindak sebagai jaminan untuk Benyamin, Yehuda sekarang menjadi sangat peduli terhadap keluarganya. Dia rela mengambil resiko supaya seluruh keluarganya tidak binasa. Dia bukan saja mengatakannya, tetapi juga melakukannya. Dia memikul tanggung jawab. Apabila Benyamin benar-benar tersandung masalah, dia rela untuk menggantikan dia untuk dihukum demi mendapatkan kebebasan Benyamin.

Maka Allah mengampuni Yehuda dan memberkatinya dengan luar biasa. Suku Yehuda menjadi pemimpin dari kedua belas suku Israel. Mereka mempunyai populasi terbesar dan yang paling banyak memperoleh tempat. Banyak raja berasal dari suku Yehuda. Raja Daud juga keturunan Yehuda, anak dan keturunan Daud adalah raja-raja juga sampai kerajaan itu tidak ada lagi. Yesus Kristus juga adalah keturunan Yehuda. Ini adalah berkat yang Allah berikan kepada Yehuda. “Tongkat kerajaan dan lambang pemerintahan”, keduanya mewakili otoritas seorang raja. Allah menggenapi nubuat ini.

Terakhir, kita dapat melihat bahwa Yehuda bukanlah orang yang menonjol secara rohani. Dia secara relatif baik dibandingkan dengan saudara-saudaranya. Namun, kita juga dapat melihat kemurahan Allah. Allah akan memperlakukan kita sesuai dengan situasi pada saat itu dan juga sesuai dengan tahap kita secara pribadi.

 

Berikan Komentar Anda: