Pastor Eric Chang | Antikristus (11) |
Dalam khotbah saya yang terakhir, saya membahas tentang orang-orang Kristen pada masa tampilnya Antikristus. Pokok yang menjadi bahan bahasan adalah tokoh mengerikan yang merupakan wujud dari kegelapan yang disebut Antikristus. Akan tetapi, hal yang membuatnya lebih mengerikan adalah tampaknya Antikristus ini adalah orang yang pernah membawa terang, tetapi berubah menjadi gelap — kegelapan yang begitu pekat dan belum pernah ada orang lain dalam sejarah yang menyamainya.
Ada banyak orang di dunia ini yang diam dalam kegelapan. Dari sisi dalamnya mereka memang gelap. Ada banyak kriminal di sekitar kita. Ada banyak triad (organisasi kriminal) di Hong Kong, yang terkait dengan bisnis rentenir, panti pijat, pemerasan, perampokan dan kejahatan lainnya. Kegelapan memang menghantui umat manusia sejak awal sejarah, mulai dari Kain, dan bahkan mulai dari Adam. Akan tetapi, kegelapan yang ada di dalam diri Antikristus ini sangatlah tragis — terang yang berubah menjadi gelap! Ada orang yang selalu berdiam dalam gelap. Kegelapan mereka tidak lagi mengherankan kita. Namun, ketika orang yang pernah membawa terang, menjadi gelap, tragedi ini saja sudah merupakan suatu kejutan! Ketika orang baik menjadi anggota mafia, bos kriminal, ini adalah hal yang menyedihkan. Jika dia bertumbuh sebagai orang jahat, dan kemudian menjadi bertambah jahat, kita tidak akan terkejut. Kita hanya akan berkata, “Memang begitu adanya.” Namun, apakah anda tidak akan terkejut, terusik, dan menjadi sedih, ketika ada orang baik, atau yang tampaknya baik, berpaling dari kebaikan dan menjadi jahat?
Nabi Yehezkiel bahkan membahas masalah ini berulang kali. Ini merupakan hal yang pokok yang menonjol dalam kitab Yehezkiel. Dia berkata,
“Ketika orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kejahatan, dan Aku menaruh batu sandungan di depannya, ia akan mati.” (bdk. Yehezkiel 3:20; 18:24; 33:13).
Di bagian lain, dia berbicara tentang sosok yang disebut sebagai Raja dari Tirus, yang tadinya dipenuhi oleh segala kemuliaan dan keindahan, lalu menjadi sombong, jahat dan mulai menghujat Allah – merasa bahwa dirinya sejajar dengan Allah (Yehezkiel 28). Dia ingin menempatkan dirinya di atas semua bintang Allah. Ini adalah tragedi paling puncak di mana seorang yang baik berubah menjadi begitu jahat. Kejadian seperti ini memang langka. Bukan hal yang lazim jika ada orang baik yang berubah menjadi jahat. Kita akan selalu terkejut, bukan saja karena terang telah menjadi gelap, tetapi juga betapa orang semacam ini akan bergerak sangat cepat masuk jauh ke dalam kegelapan. Dia menjadi semacam lubang hitam rohani yang menghisap habis semua kebaikan, menghisap semua kebaikan itu ke dalam kejahatan di dalam dirinya. Bukankah ini suatu tragedi? Apakah anda mengenal orang semacam ini? Namun ketika hal itu benar-benar terjadi, ini selalu menjadi tragedi yang paling buruk.
Antikristus akan menjadi pengkhianat
Tokoh Antikristus justru adalah orang yang semacam ini. Dia menjadi sangat jahat sehingga tak ada hal lain yang bisa memberinya kepuasan selain menganiaya jemaat dan membinasakan orang Kristen. Dia tidak sekadar ingin menyusahkan orang Kristen; dia ingin menghabisi orang Kristen, di mana dia sendiri tadinya merupakan bagian dari mereka. Dia adalah seorang pengkhianat, dan entah bagaimana, bahkan di kalangan orang dunia, mereka membenci pengkhianat. Seorang pengkhianat bahkan membuat jijik orang dunia!
Ada semacam standar moral bahkan di kalangan penghuni penjara. Saya diberitahu bahwa bahkan para napi akan membenci jenis-jenis orang tertentu. Salah satu jenis orang yang paling mereka benci adalah informan dan pengkhianat. Ini adalah jenis orang yang paling mereka benci. Mereka tidak membenci pembunuh. Mereka bahkan tidak membenci pemerkosa, kecuali jika anda memperkosa anak-anak, hal yang termasuk sangat dibenci di kalangan para napi. Anda bisa saja dipukuli atau bahkan dibunuh jika masuk penjara dengan kasus pemerkosaan anak-anak. Sangat menarik. Di dalam penjara juga ada semacam standar moralitas yang berlaku di kalangan penjahat. Jadi, mereka juga punya semacam standar moral. Jenis orang yang akan selalu mereka benci adalah jenis Yudas — para informan, para pengkhianat. Itu sebabnya mengapa orang-orang yang membocorkan rahasia kejahatan kelompok mafia akan menjadi buruan nomor satu untuk dibinasakan. Mereka akan selalu dikejar untuk dibunuh. Para informan ini harus selalu berada dalam perlindungan pihak kepolisian.
Akan tetapi, tokoh Antikristus adalah orang jenis ini yang memimpin peperangan melawan orang Kristen, di mana dia sendiri pernah menjadi bagian dari mereka, dan dia memimpin peperangan ini dengan penuh semangat sehingga dia tidak akan berhenti sebelum menghabisi mereka semua.
Apakah anda siap untuk menghadapi penganiayaan dari Pengkhianat ini?
Menjadi seorang Kristen pada akhir zaman adalah urusan yang sangat berbahaya. Ini bukan sekadar urusan mengacungkan tangan dan membuat keputusan — itu semua sangat mudah. Apakah pengorbanan yang perlu anda berikan jika anda hanya diminta untuk maju ke depan dan menandatangani surat pernyataan untuk mengikut Kristus? Tidak dibutuhkan pengorbanan apa pun. Akan tetapi, saya sudah berulang kali memperingatkan anda, bahwa setiap penginjil yang tidak memberitahu anda bahwa urusan menjadi orang Kristen, terutama pada akhir zaman, dapat membuat anda kehilangan nyawa, berarti dia tidak menyampaikan seluruh kebenaran. Anda mungkin berkata, “Ini aneh! Para penginjil seharusnya tidak menyatakan hal-hal yang membuat orang takut. Seharusnya anda tidak membahas hal-hal itu agar tidak membuat orang takut menjadi Kristen.” Saya memang bertekad membuat anda takut menjadi Kristen jika anda tidak siap untuk mengasihi kebenaran, bahkan sampai mengorbankan nyawa untuk kebenaran.
Seperti yang disampaikan oleh saudara kita dalam doanya bahwa sekalipun kita korbankan segala milik kita bagi Tuhan, itu semua tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang sudah Tuhan perbuat bagi kita. Lebih mudah mengorbankan harta daripada nyawa anda. Setidaknya anda masih hidup. Anda mungkin bisa meninggalkan profesi anda, tetapi masih menikmati standar kehidupan yang cukup mewah — walaupun tidak sekaya sebelumnya, uang yang bisa anda belanjakan tidak sebanyak dulu lagi — namun anda masih bisa mendapatkan semua yang anda butuhkan. Tidak terlalu buruk. Di atas itu semua, anda mendapatkan banyak rekan sekerja yang luar biasa, mendapatkan persekutuan yang indah — ini masih merupakan kehidupan yang nyaman. Namun, suatu hari nanti, anda dan saya mungkin akan dipanggil untuk menghadapi kemungkinan membayar iman kita dengan nyawa. Pada hari itu, saya tidak ingin melihat mereka yang datang kepada Tuhan di dalam gereja ini lari karena takut mati. Saya akan menakut-nakuti anda, jika anda orang yang mudah digertak. Saya akan beritahu anda, jika anda ingin dibaptis, tidak usah memikirkan baptisan jika anda tidak siap menghadapi apa yang akan dilakukan oleh Antikristus kepada anda. Ini karena ketika Antikrisuts tampil nanti, tak ada lawan yang lebih berbahaya daripada lawan yang mengerti seluk beluk gereja, karena dia pernah menjadi bagian dari gereja. Seperti yang dikatakan oleh rasul Yohanes dalam 1 Yohanes bahwa musuh sejati dari gereja akan muncul dari dalam gereja sendiri. Mereka ini akan menciptakan bencana yang besar bagi gereja, jauh melebihi segala kerusakan yang pernah diketahui oleh gereja!
Itulah sebabnya mengapa saya berkata, jika anda baca Perjanjian Baru dengan cermat, anda bisa melihat tema peperangan ini di sepanjang isinya — bahwa menjadi seorang Kristen berarti terlibat dalam peperangan rohani. Anda juga akan melihat bahwa tema peperangan ini menjadi semakin kuat dalam alur isi Perjanjian Baru. Pada saat anda sampai ke kitab Wahyu, tema peperangan rohani ini menjadi pokok di hampir setiap halamannya. Ada pebicaraan tentang bala tentara, perang, konflik, kematian dan martir. Inilah isi pembahasan kitab Wahyu. Kita baca di dalam kitab Wahyu bahwa Binatang itu akan “memerangi orang-orang kudus”. Anda bisa melihatnya dalam Wahyu 1:7, 12:17 dan 13:7. Tema ini muncul berulang kali — Binatang itu akan “memerangi orang-orang kudus.” “Binatang” ini tentu saja adalah istilah bagi Antikristus dalam kitab Wahyu. Dia disebut “Binatang”, dan dia akan memerangi orang-orang kudus dan, di bagian ini muncul uraian yang mengerikan, “dia akan mengalahkan mereka.” Dia akan mengalahkan mereka — sebagian besar adalah kemenangan jasmani, artinya dia akan membunuh banyak orang kudus. Namun, dalam beberapa kasus, saya kuatir kata ‘mengalahkan’ ini berarti dia mengalahkan mereka secara rohani, yakni, membuat mereka murtad.
Bayangkan diri anda pada waktu itu, ketika Antikristus menganiaya anda. Lalu dia memberi dua pilihan, “Menyangkal Kristus atau mati.” Nah, pilihan semacam ini tidak terlalu buruk. Namun, jika dia mulai menggertak anda dengan berkata, “Dengarkan, sobat. Aku pernah menjadi orang Kristen dengan semangat seperti kamu, atau mungkin melebihi kamu. Sekolah Alkitab di mana kamu dulu? Aku lulus dari kampus ini. Seminari mana tempat kamu mendalami Alkitab? Aku lulus dari seminari ini.” Pada saat itu, anda mungkin mulai terkena bualannya. “Dengarkan, sobat. Aku paham kekristenan jauh lebih banyak daripada kamu. Kamu pernah membuat mukjiat?”
“Ah… belum pernah.”
“Nah, aku pernah! Aku pernah membuat mukjiat dan aku bisa menunjukkan beberapa di antaranya kepadamu sekarang.”
Dan anda menjawab, “Benarkah? Kamu tidak berbohong?”
“Aku tidak bohong. Aku akan tunjukkan beberapa mukjizat untuk membuka matamu.”
Penganiayaan tidak terlalu memberatkan. Namun, dapatkah anda menghadapi tekanan semacam itu? Tekanan dari orang yang memahami, atau mengaku mengerti lebih banyak tentang kekristenan daripada anda akan terasa jauh lebih berat. Jika anda berurusan dengan orang non-Kristen, dia tidak tahu apa-apa, bukankah demikian? Anda bisa berkata, “Orang yang malang. Bapa ampunilah dia karena dia tidak tahu apa yang dia perbuat.” Akan tetapi, anda tidak dapat memanjatkan doa semacam ini untuk Antikristus, karena dia tahu persis hal yang dia perbuat. Hal yang mengerikan dari Yudas adalah karena dia salah seorang dari para rasul. Bayangkan jika anda menghadapi tekanan dari seorang bekas rasul Kristus, orang yang sudah memiliki visi dan wahyu dan mukjiat dalam riwayat hidupnya, hal-hal yang tidak bisa anda temukan dalam diri orang lain.
Dua gelar dari Antikristus
Nah, anda mungkin berkata, “Baiklah. Semua ini sangat menarik, tetapi apa bukti dari semua uraian ini?” Mari kita lihat buktinya. Mari kita lihat 2 Tesalonika 2:3, yang merupakan ayat pembahasan kita hari ini. Saya sudah membahasnya dengan sangat perlahan serta teliti. Di sini disebutkan:
“Jangan biarkan seorang pun menyesatkanmu dengan cara apa pun. Sebab, hari itu* tidak akan datang sebelum kemurtadan datang dan si manusia jahat dinyatakan, yaitu si anak kebinasaan,…”
Di sini ada dua istilah yang dipakai untuk menyebut Antikristus. Apakah Alkitab tidak memberi keterangan yang jelas tentang Antikristus? Ada dua gelar yang diberikan kepada Antikristus, dan setiap orang yang cukup akrab dengan Kitab Suci akan segera disambar oleh dua gelar itu. Gelar yang kedua diterjemahkan dengan tepat sebagai “si anak kebinasaan” oleh Alkitab Yang Terbuka (AYT). Kata perdition memang bermakna binasa, yaitu orang yang sedang menuju kebinasaan total. Ini karena dia begitu gelap sehingga tak ada orang yang bisa menyamai kegelapannya.
“SI ANAK KEBINASAAN” SAMA SEPERTI YUDAS
Tahukah anda kepada siapa lagi gelar ini ditujukan? Hanya ada satu tempat lain di dalam Alkitab, dan saya sudah sempat membahas hal ini sebelumnya. Gelar ini muncul di Yohanes 17:12 dan ditujukan kepada Yudas. Itulah satu-satunya tempat lain dalam Alkitab yang memakai istilah ini. Istilah ini dipakai oleh Yesus sendiri dalam menyebut Yudas. Gelar ini hanya muncul dua kali dalam Perjanjian Baru, dan kemunculan kedua adalah di dalam surat Paulus ini. Yang satu ditujukan kepada Yudas, dan yang satunya lagi ditujukan kepada Antikristus. Hal ini tentu akan memberi anda petunjuk mengenai orang macam apakah Antikristus ini. Indikasinya jelas bahwa Antikristus merupakan orang yang seperti Yudas. Ini adalah hal yang sangat mengejutkan. Suatu perbandingan yang mengerikan! Orang yang seperti Yudas! Seperti yang sudah saya sampaikan, bahkan manusia duniawi sangat membenci orang semacam ini.
Masalahnya dengan Yudas adalah karena dia tak pernah memutuskan jembatan di belakangnya. Injil Yohanes memberitahu kita bahwa masalah Yudas adalah dia mengasihi uang. Rasul yang satu ini ternyata mengasihi uang. Dia tak pernah membakar habis jembatan di belakangnya, dengan demikian dia selalu memiliki jalan untuk bergerak mundur. Setelah mengalami kemajuan, dia bergerak mundur lagi — dan gerak mundurnya sedemikian jauh ke dalam keduniawian sehingga dia menjadi pengkhianat. Ini adalah petunjuk pertama tentang Antikristus, dan suatu peringatan bagi semua orang Kristen. Jika anda ingin dibaptis dan anda masih belum siap untuk memutuskan jembatan di belakang anda, suatu hari nanti anda akan bergerak mundur melalui jembatan itu. Tak ada hal yang bisa menghentikan laju gerak mundur anda. Bukan saja anda kembali pada kehidupan lama anda; anda bisa bergerak mundur sedemikian jauh sampai menjadi seorang pengkhianat. Inilah hal yang akan terjadi pada Antikristus.
Saya minta agar anda yang sudah menjadi Kristen atau mengaku sudah menjadi Kristen untuk jujur pada diri sendiri: Apakah anda sudah membakar jembatan di belakang anda saat dibaptiskan? Apakah anda sudah mati bersama Kristus? Atau, apakah anda membiarkan jembatan di belakang anda tetap utuh, sehingga ketika keadaan menjadi berat, ketika godaan uang terlihat menarik lagi, anda akan berbalik dan kembali ke hidup lama anda? Saya menyampaikan hal ini secara khusus kepada mereka yang mengikuti pelatihan pelayanan full-time. Semua peserta pelatihan ini adalah orang-orang yang memiliki kemampuan besar — ada yang memiliki gelar sarjana dan bahkan ada juga yang memiliki gelar sarjana lebih dari satu. Orang-orang semacam ini akan selalu digoda oleh dunia. Bagi kita semua, dunia tak pernah berhenti mencobai kita. Demikianlah, jika kita tidak membakar habis jembatan di belakang kita, suatu hari nanti dunia akan mengajukan penawaran — hal yang sudah berulang kali dicoba terhadap saya — dan penawaran itu bisa sangat menarik serta sukar untuk ditolak. Anda mungkin diberi tawaran, “Bagaimana kalau menjadi pimpinan di perusahaan ini?”
Kita semua yang menjadi pimpinan di gereja memiliki banyak pengalaman di bidang administrasi, kepemimpinan, perencanaan, dan semua jenis pengalaman serta kemampuan, yang sudah dibuktikan selama bertahun-tahun, adalah hal yang sangat berharga di mata dunia. Dunia mencari orang-orang seperti itu, yang memiliki banyak pengalaman dalam hal administrasi, perencanaan dan kepemimpinan. Orang-orang seperti ini sangat diminati oleh dunia. Suatu hari nanti, dunia akan memberi penawaran kepada anda, suatu penawaran yang sukar untuk ditolak. Kalau kita belum membakar habis jembatan di belakang kita — saya sampaikan ini terutama kepada para rekan sekerja — anda mungkin akan tergoda, saat tangan anda sudah mulai menjalankan bajak, anda lalu menoleh ke belakang dan mundur melalui jembatan tersebut. Jika anda melakukannya, anda tidak akan bisa menghentikan langkah mundur anda. Kecepatan mundur anda akan begitu kencang sehingga anda sendiri akan terkejut dibuatnya. Jadi, jangan mengira bahwa hanya Yudas yang menjadi “Yudas”. Sayangnya, dalam sejarah gereja, ada cukup banyak tokoh yang menjadi “Yudas”.
“SI MANUSIA BERDOSA”
Mari kita bahas gelar yang kedua dari Antikristus ini. Gelarnya yang kedua adalah, the man of sin, atau “si manusia berdosa”. Istilah ini diterjemahkan sebagai “si manusia jahat” oleh AYT dan “manusia durhaka” oleh ITB. Dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris, istilah yang dipakai adalah the man of lawlessness (manusia tak berhukum), tapi hal ini tidak jadi masalah. “Dosa” dan “tak berhukum” maknanya sama saja (bdk. 1 Yohanes 3:4). Namun, menurut saya, berdasarkan bukti tekstual dan logika, terjemahan “si manusia berdosa” merupakan terjemahan yang lebih tepat. Saya tidak akan membahas urusan ini sekarang karena pembicaraannya akan bersifat terlalu teknis bagi sebagian dari anda.
Hal apa yang bisa kita pelajari dari gelar: “si manusia berdosa”? Kita akan memulai dari dari 1 Timotius 1:15, yang akan saya bacakan bagi anda,
“Perkataan ini dapat dipercaya dan layak diterima sepenuhnya bahwa Yesus Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa; di antara mereka, akulah yang paling berdosa.”
Di ayat ini kita mendapatkan satu-satunya ungkapan yang sejajar dengan istilah “si manusia berdosa” di dalam Perjanjian Baru — sama seperti gelar “si anak kebinasaan”, yang hanya muncul dua kali di dalam Perjanjian Baru. Tidak ada lagi ungkapan lain yang sejajar dengan istilah ‘manusia durhaka’. Dalam ayat ini, Paulus berkata, “Akulah yang paling berdosa, yang paling buruk dari semua orang berdosa.” Anda mungkin bertanya, “Bagaimana ayat ini akan menjelaskan gelar tersebut?” Perhatikan gelar itu sekali lagi dan anda akan memahaminya. The man of sin (si manusia berdosa) berarti orang yang paling berdosa di dunia ini. Orang ini akan benar-benar sepenuh hati menjalani hidup dalam dosa sehingga dia bisa disebut dengan istilah the man of sin (si manusia berdosa). Karakter dosa begitu nyata dalam dirinya sehingga bisa dikatakan bahwa dia sudah menyatu dengan dosa. Jika anda ingin tahu seperti apa dosa itu, anda hanya perlu mengamati orang ini. Inilah arti dari gelar “si manusia berdosa”. Paulus, dalam ayat ini memakai ungkapan yang sejajar untuk dirinya sendiri, “Akulah contoh terburuk dalam dosa; akulah yang paling berdosa.” Mungkin anda bertanya, “Bagaimana cara memahaminya?” Sangatlah penting untuk memahami maksud pembahasan serta hubungan antara kedua ungkapan itu (“si manusia berdosa” dan “yang paling berdosa”). Pokok yang ingin disampaikan adalah: Antikristus ini sejajar dengan para rasul. Namun, dia akan menjadi rasul yang luar biasa yang bisa dibandingkan dengan Paulus, hanya saja, dia adalah kebalikan dari Paulus, yakni, dia bergerak menuju arah yang berlawanan. Nah, pokok inilah yang menjadi maksud dari pembahasan dan yang harus kita camkan.
Hubrites: Mengaku sebagai “Allah”
Mari kita lihat 1 Timotius 1:13, karena tentu saja kita tidak bisa memahami ayat 15 tanpa melihat konteksnya. Dalam hal apa Paulus menyebut dirinya orang yang paling berdosa? Mengapa dia menyebut dirinya sendiri dengan istilah seperti itu? Tahukah anda mengapa? Dia menyebutkan alasannya di ayat 13,
“…dahulu aku seorang penghujat, penganiaya, dan orang yang kejam,”
Tahukah anda mengapa dia mengaku sebagai yang paling berdosa? Ada tiga alasan yang diberikan di sini. Dia pernah menjadi penghujat, penganiaya, dan seorang hubristes – itulah kata dalam bahasa Yunaninya.
Alasan mengapa saya memakai bahasa Yunani dari kata ini adalah karena kata ini memang sukar untuk diterjemahkan. Saya perlu luangkan beberapa waktu untuk menjelaskan makna kata hubristes ini dalam bahasa Yunani. Setiap versi terjemahan Alkitab berusaha mencari kata yang tepat untuk kata hubristes ini, tetapi tak ada yang berhasil. Makna dari kata ini memang sangat luas. Pada dasarnya, kata ini mengandung arti kesombongan, tetapi istilah kesombongan saja tidaklah cukup, karena kesombongan yang dimaksudkan dalam kata ini adalah kesombongan dari orang yang mengira bahwa dia seolah-olah adalah allah. Dia merasa berhak untuk memaksakan kehendaknya pada orang lain, menginjak-injak orang lain, melakukan segala yang dia kehendaki terhadap orang lain. Dia tidak memiliki rasa hormat bagi orang lain. Dalam pandangannya, tak ada orang lain selain dia. Dia begitu sombong sehingga dia melakukan segala sesuatu yang dia inginkan, bahkan jika hal itu berarti menginjak-injak hidup anda.
Mungkin cara terbaik untuk memahami kata hubristes adalah dengan membayangkan isi film yang pernah anda tonton, misalnya, film tentang Perang Dunia II. Ada sebagian perwira Nazi, dengan seragam mereka yang rapi, lengkap dengan emblem tengkorak dan topi perwira mereka, berdiri dengan pongahnya, dengan bertolak pinggang atau dengan cambuk di tangan, memerintahkan hukuman mati terhadap seseorang dengan mudah tanpa beban, “Siap! Tembak!” Satu rombongan orang tewas berjatuhan dalam penghukuman ini. Bagi mereka, dia mungkin merasa seperti sedang menginjak serangga. Mereka yang dihukum mati itu, tak ada artinya bai perwira ini. Dia membinasakan orang-orang ini seperti sedang membersihkan sampah. Di dalam benaknya, mereka mungkin hanya sampah baginya. Perwira ini berdiri di sana dengan kesombongan, yang dalam bahasa Yunani akan disebut dengan hubris. Jadi, hubristes, adalah orang dengan kesombongan seperti perwira Nazi ini. Jika anda kebetulan menjadi bagian dari kumpulan orang yang akan dia habisi, dia akan menghabisi anda seperti orang menyingkirkan sampah, dan sikap semacam inilah yang ingin digambarkan oleh kata hubristes. Di ayat ini, Paulus sebenarnya sedang berkata, “Aku dulu seperti itu, sama seperti perwira Nazi ini, yang memandang orang lain seperti melihat sampah yang harus disingkirkan, dan tragisnya, aku membasmi mereka dalam nama Allah.” Dalam kasus Paulus, dia memandang dirinya sebagai utusan Allah, dia merasa harus membunuhi orang Kristen. Ingatlah, yang menjadi buruan dari Paulus dulu adalah orang-orang Kristen.
Antikristus – Rasul Paulus dalam arah yang terbalik
Di sinilah letak kemiripannya. Ingatkah anda bagian awal pembahasan kita? Saya menyatakan bahwa Antikristus adalah orang Kristen yang membunuhi orang Kristen lainnya. Yang dia incar adalah orang-orang kudus. Perbuatan semacam inilah yang membuat Paulus berkata tentang dirinya, “Aku dulu adalah orang yang paling bersemangat membunuhi orang-orang Kristen.” Itu membuat dia berkata, “Akulah yang paling berdosa. Aku adalah si manusia berdosa. Aku menyeret orang-orang yang mengikut Allah menuju hukuman mati.” Setiap kata yang dia pakai di ayat 13 juga dipakai dalam uraian tentang Antikristus. Ini hal yang sangat menarik.
Kata yang pertama adalah ‘hujat’. Istilah ‘hujat’ ini merupakan gambaran umat pada akhir zaman, sebagaimana yang terlihat dalam 2 Timotius 3:1-2, dan kata ini juga ditujukan pada Antikristus dalam Wahyu 13:5-6. Saya harap anda membaca ayat-ayat ini untuk mendapatkan gambaran tentang manusia durhaka. Inilah uraian dari kitab Wahyu tentang Antikristus:
5 Dan, kepadanya (AntiKristus) diberikan sebuah mulut yang berkata-kata sombong dan menghujat, dan kuasa untuk melakukannya selama 42 bulan.
6 Dia membuka mulutnya dalam hujatan melawan Allah, untuk menghujat nama-Nya, dan kemah-Nya, dan mereka yang tinggal di surga.
Apakah anda mulai melihat kaitannya? Paulus berkata, “Dahulu aku seorang penghujat.” “Aku dahulu melakukan semua kejahatan itu! Aku juga menjadi penganiaya!” Kita tahu bahwa Antikristus akan memiliki kuasa dan akan menganiaya orang-orang Kristen sampai mati, suatu hal yang pernah dilakukan oleh Paulus. Dia pernah menjadi orang sombong yang menginjak-injak orang lain. Di sini anda melihat kemiripan antara Antikristus dengan Paulus. Paulus pernah menjadi orang yang mirip dengan Antikristus, tetapi kemudian dia berubah arah sepenuhnya.
Saya akan bacakan kepada anda ayat dari Galatia 1:13 supaya gambaran kemiripan ini menjadi semakin jelas dalam benak anda. Paulus berkata kepada jemaat di Galatia:
“Sebab, kamu telah mendengar tentang cara hidupku yang lama dari agama Yahudi, aku menganiaya jemaat Allah dengan kejam dan berusaha untuk menghancurkannya.”
Justru hal inilah yang nanti juga dilakukan oleh Antikristus. Dia tidak sekadar ingin menganiaya jemaat — untuk apa dia menganiaya jemaat? Dia ingin membinasakannya. Paulus menggunakan istilah yang menarik di ayat ini. Dia tidak sekadar berkata, “Aku menganiaya jemaat Allah,” tetapi dia berkata, “Aku menganiaya jemaat Allah tanpa batas.” Dia bertindak melampaui semua batas. Dia tidak mengenal batas dalam menganiaya orang-orang Kristen, untuk membunuh mereka, dan untuk membinasakan gereja. Luar biasa, bukankah begitu? Dia menyampaikan hal yang serupa juga di 1 Korintus 15:9-10,
“9 Sebab, akulah yang terkecil di antara rasul-rasul-Nya dan tidak layak disebut sebagai rasul karena aku menganiaya jemaat Allah.
10 Namun, karena anugerah Allah, aku adalah aku yang sekarang. Dan, anugerah-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Aku bekerja lebih giat daripada mereka semua, tetapi bukannya aku, melainkan anugerah Allah yang menyertaiku.”
Paulus memberitahu kita bahwa dia pernah menganiaya orang-orang Kristen sampai mati dan tak ada orang sebelum dia yang begitu giat berusaha membinasakan gereja. Di sinilah letak kemiripannya. Akan tetapi, ada satu perbedaan sangat penting antara Paulus dengan Antikristus. Paulus berbalik arah! Dia kemudian bergerak ke arah yang sebaliknya! Dia berubah dari seorang penganiaya dan menjadi rasul yang terbesar dalam pandangan banyak orang. Banyak yag memandang dia sebagai rasul yang hasil pekerjaannya lebih besar bahkan daripada kedua belas rasul itu.
Antikristus: rasul yang berubah menjadi penganiaya;
Paulus: penganiaya yang berubah menjadi rasul
Perhatikan kemiripan dan juga kontras di antara mereka berdua. Jika anda ingin memahami Antikristus, anda perlu memahaminya melalui Paulus. Renungkanlah tentang keadaan Paulus sebelum berubah — ganas, tanpa belas kasihan, penghujat. Lalu dia berkata, “Aku dahulu melakukannya dalam ketidaktahuanku. Aku tidak menyadari arti tindakanku pada waktu itu.” Nah, dalam hal ini ada satu perbedaan mendasar dengan Antikristus. Tokoh Antikristus ini tahu persis mengapa dia melakukan penganiayaan, dia sadar akan hal-hal yang akan dia kerjakan. Pada masa sebelum bertobat, Paulus tidak menyadari apa arti perbuatannya. Kemudian, Paulus berubah dari seorang penganiaya menjadi seorang rasul yang besar. Antikristus akan bergerak dalam arah yang terbalik, dari seorang rasul yang besar — terbesar pada zamannya, dan kemudian berubah menjadi penganiaya gereja.
Apakah anda bisa melihat gambarannya? Mereka berdua adalah si manusia berdosa. Di mana perbedaannya? Perbedaannya ada pada arah perubahan mereka. Paulus berubah dari seorang manusia berdosa, dari seorang penganiaya jemaat, menjadi seorang rasul, setia sampai mati sampai pada hari eksekusinya. Antikristus akan berubah dari seorang rasul yang besar pada zamannya dan menjadi seorang penganiaya serta pembinasa gereja tanpa ampun. Perbedaan dalam tindakan penganiayaan mereka adalah bahwa Pauls melakukan penganiayaan itu tanpa menyadari bahwa dia sedang menganiaya umat Allah. Perbedaan yang mengerikan di sini adalah Antikristus tahu persis apa yang dia kerjakan. Itu sebabnya tidak ada belas kasihan diberikan kepadanya pada hari Penghakiman. Tak ada sama sekali! Kitab Wahyu mengatakan bahwa dia akan dibuang ke dalam lautan api yang menyala-nyala bersama dengan Iblis. Tak ada belas kasihan yang akan diberikan kepadanya di hari Penghakiman karena dia memang sengaja berbuat dosa, dan kesengajaan ini tidak ada tebusannya.
Paulus: Contoh ajaib dari Kuasa Allah yang mengubahkan
Izinkan saya untuk berhenti sejenak lagi untuk membahas rasul Paulus. Rasul Paulus adalah salah satu contoh paling luar biasa dari kuasa Allah yang mengubahkan di dalam sejarah dunia. Bahkan kalangan cendekiawan Perjanjian Baru pada zaman sekarang — dari kelompok yang paling kritis, paling tidak bersimpati, paling liberal, paling radikal — mengakui bahwa mereka tidak bisa memahami Paulus. Karena kita sudah akrab dengan nama Paulus, kita sering tidak menyadari bahwa dia memiliki masa lalu yang kelam — dan termasuk yang paling gelap — dan mengalami perubahan menjadi terang, terang yang paling cemerlang.
Di bagian awal khotbah disebutkan bahwa salah satu hal yang paling ajaib, dan salah satu bukti terbesar dari fakta bahwa Allah adalah Allah yang hidup, adalah bahwa Dia dapat mengubah seorang berdosa menjadi orang kudus. Hal ini membutuhkan kuasa yang tertinggi. Ini adalah kuasa untuk menjadikan manusia baru dari seseorang yang wataknya sudah sangat busuk. Saya sendiri pernah mendengarkan kesaksian dari seorang tokoh mafia yang berubah menjadi seorang penginjil. Tak ada dosa yang terlalu sukar dan terlalu gelap bagi Allah untuk mengampuni dan mengubah seseorang. Inilah sebabnya mengapa di bagian awal tadi saya menyampaikan bahwa salah satu hal yang paling menakjubkan dari pelayanan ini adalah menyaksikan perubahan kehidupan. Hari ini, saya tidak sekadar meminta anda untuk menyaksikan bagaimana kehidupan seseorang diubahkan, melainkan ikut mengalami kuasa yang memberi perubahan itu. Selanjutnya anda akan mengetahui bahwa Allah itu nyata. Mengapa Allah itu nyata bagi saya? Karena saya sudah menyaksikan hal-hal yang Dia perbuat dalam kehidupan saya. Saya pernah memberikan kesaksian tentang hidup saya dalam kesempatan yang berbeda. Saya tidak berani membayangkan akan menjadi orang macam apa saya jika Allah tidak mengubah saya.
Orang macam apakah Paulus itu? Mengapa seorang penganiaya jemaat yang kejam bisa mendadak berubah menjadi seorang rasul? Pernahkah anda merenungkan hal itu? Itu sebabnya saya mengatakan tadi bahwa bahkan mereka yang paling menentang Injil tidak bisa menjelaskannya. Paulus sendiri menjelaskan bahwa perubahan itu terjadi karena dia bertemu Yesus dalam perjalanannya menuju Damsyik. Dia bertemu dengan Yesus! Hal itulah yang mengubah hidupnya. Tak ada orang yang bisa memberi penjelasan lain. Inilah kuasa Allah yang menakjubkan!
Antikristus menjadikan dirinya sebagai “Allah”
Namun, apa yang terjadi dengan Antikristus? Antikristus akan bergerak dalam arah yang terbalik. Dia akan berubah dari seorang rasul menjadi seorang penganiaya gereja. Lebih buruk dari itu, tahukah anda apa yang ingin dia perbuat? Alkitab memberitahu kita bahwa dia ingin menjadi Allah. Dia ingin mengambil alih kedudukan Allah. Kita sudah melihat hal itu di dalam Wahyu pasal 13. Kita bisa melihat hal itu di 2 Tesalonika 2:4, di ayat berikut dari ayat kita hari ini. Kita sudah melihat isi ayat 3, sekarang kita akan melihat isi ayat 4. Inilah hal yang kita lihat tentang Antikristus:
yang melawan dan meninggikan dirinya terhadap semua yang disebut allah atau yang disembah orang ;dan ia akan mengambil tempat duduk di Bait Allah dan menyatakan dirinya sebagai Allah.
Dia sudah menjadi sangat sombong sampai pada tingkat ingin menggantikan Tuhannya. Dia dulunya mengikuti Allah – sama seperti Yudas, sama seperti Paulus. Namun selanjutnya dia bukan hanya ingin menjadi rasul; dia ingin menjadi Allah.
Ini merupakan salah satu kontras yang menarik antara Antikristus dengan rasul Paulus. Tahukah anda bahwa ada penduduk suatu tempat yang ingin menyembah rasul Paulus sebagai “Allah”? Ini hal yang menarik! Di sini ada kejadian unik yang dihadapi oleh Paulus. Namun, pada saat itu Paulus tidak mau menerima hal itu. Di bagian mana kejadian ini dicatat? Di Kisah pasal 14. Saya akan bacakan kepada anda satu catatan menarik di mana mereka ingin menjadikan Paulus sebagai allah, tetapi dia segera menolak hal itu.
11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah Paulus lakukan, mereka mengangkat suara mereka dengan berbicara dalam bahasa Likaonia, “Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dan menjadi serupa dengan manusia!”
12 Orang-orang itu menyebut Barnabas sebagai Zeus* dan Paulus sebagai Hermes* karena ia yang memimpin pembicaraan.
13 Imam dewa Zeus, yang kuilnya berada di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan rangkaian bunga ke pintu gerbang kota. Ia dan orang banyak itu ingin mempersembahkan (Kisah 14:11-13)
Mempersembahkan korban bagi mereka berarti menyembah mereka. Paulus baru saja membuat mukjizat, dan tanggapan penduduk setempat adalah: “Wow! Mereka ini para dewa. Kita harus sembah mereka. Kita akan berikan persembahan buat mereka.” Namun, Paulus tidak mengizinkan hal itu terjadi. Di ayat 14 kita melihat bagaimana Pauls dan Barnabas berseru, “Stop! Stop! Jangan menyembah kami. Kami bukan dewa.” Akan tetapi, Antikristus akan bersikap lain. Saat anda ingin menyembahnya, dia sangat senang menerima hal itu. Malahan, dia akan menuntut penyembahan. Perbedaan yang luar biasa!
Kuasa, tanda-tanda dan mukjiat yang dilakukan oleh Paulus dan Antikristus
Apakah anda ingin tahu apa alasan penduduk ingin menyembah Paulus? Saya sudah sebutkan tadi; karena adanya mukjizat. Mari kita kembali ke 2 Tesalonika 2, dan anda akan melihat hal yang sejajar lagi. Kita lihat di ayat 9 bahwa Antikristus, melalui kuasa Iblis, akan mengerjakan banyak keajaiban:
Kedatangan si manusia jahat itu akan selaras dengan pekerjaan Iblis, disertai dengan segala macam kuasa, tanda-tanda ajaib, dan mukjizat-mukjizat palsu;
Itu sebabnya mengapa saya sebutkan di bagian awal: Bagaimana anda akan menghadapi penganiayaan dari orang yang berada di jajaran rasul dan mampu menunjukkan berbagai perbuatan ajaib? Sangat luar biasa!
Ada juga hal luar biasa lainnya jika anda mempelajari Perjanjian Baru. Ayat ini menyebutkan tiga hal, “kuasa, tanda-tanda ajaib, dan mukjizat-mukjizat”. Ketiga hal ini – jika disebutkan secara bersamaan – ada dalam sedikit rujukan di dalam Perjanjian Baru. Akan tetapi, jika disebutkan dalam urutan seperti itu — kuasa, tanda-tanda ajaib, dan mukjizat-mukjizat — hanya ada satu lagi rujukan lainnya, yakni di Roma 15:19. Tahukah anda, Roma 15:19 ini mengacu pada siapa? Mungkin anda sudah menebaknya. Ayat itu mengacu pada diri rasul Paulus. Suatu kebetulan? Dalam Kitasb Suci, ini bukan suatu kebetulan. Saya akan bacakan Roma 15:18-19 bagi anda.
18 Sebab, aku tidak akan berani berbicara mengenai sesuatu yang lain, kecuali yang telah dilakukan Kristus melalui aku, untuk membuat bangsa-bangsa bukan Yahudi taat oleh perkataan dan perbuatan,
19 melalui kuasa tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat, melalui kuasa Roh sehingga dari Kota Yerusalem dan sekelilingnya sampai ke Ilirikum, aku sudah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus.
Ketiga kata itu, dalam urutan yang sama, muncul dalam kaitan dengan pelayanan rasul Paulus. Semua hal ini membuat kita melihat bahwa Antikristus ini di dalam berbagai pokok perbandingan itu — hujat, paling berdosa, penganiayaan, mukjizat — dalam semua pokok ini, dia sama persis dengan rasul Paulus. Lalu, apa perbedaan utamanya? Perbedaan vitalnya adalah arah!
Arah perkembangan adalah perbedaan vitalnya!
Jika anda adalah pelayan full-time, atau bahkan jemaat biasa, jangan duduk santai dan merasa aman; merasa terlindungi. Akan datang seorang Antikristus dengan kuasa rohani yang seimbang dengan rasul Paulus. Dia akan menjadi seorang pengajar di gereja. Di 1 Yohanes disebutkan bahwa para antikristus adalah para pengajar palsu, tetapi mereka tidak akan mengajarkan kesesatan sepenuhnya. Anda akan sukar menduga secara langsung apakah dia itu guru palsu atau bukan. Inilah persoalannya. Bahkan kedua belas rasul utama itu sendiri tidak tahu siapa dari antara mereka yang akan mengkhianati Yesus. Mereka tidak tahu bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianati Yesus. Mereka tidak tahu akan hal itu sebelumnya.
Ini adalah hal yang menakutkan dari tokoh Antikristus: dia akan tumbuh di tengah jemaat, seorang penginjil dengan kuasa ang luar biasa dan melakukan banyak mukjizat. Dia akan menjadi penganiaya gereja tanpa kenal batas, sama seperti rasul Paulus. Akan sangat sukar untuk mengenalinya. Hal yang paling mengerikan adalah bahwa ketika dia menganiaya anda, anda tidak akan menghadapi penganiayaan dari orang non-Kristen — hal yang lebih mudah untuk ditoleransi, bukankah demikian? — anda akan dianiaya oleh seorang rasul, seorang pemimpin tertinggi di kalangan umat. Bagaimana kita akan berhadapan dengan hal ini? Bukan sekedar seorang pengajar yang besar, melainkan orang yang dapat menunjukkan kepada anda berbagai keajaiban, tanda-tanda dan mukjizat, yang akan membuat anda takjub. Dapatkah anda menyebutkan dari mana sumber kuasanya? Ya, Alkitab memberitahu kita di sini, dalam 2 Tesalonika, bahwa dia akan melakukan itu semua dalam kuasa Iblis. Namun, apakah anda bisa mengenali kuasa Iblis? Tidak, sangat tersembunyi. Perbedaan antara Antikristus dan Paulus, seperti yang kita lihat di Roma 15:19, adalah bahwa Paulus mengerjakan itu semua dalam kuasa Roh. Namun, bisakah anda membedakannya? Saya kuatir pada hari itu nanti akan terjadi kemurtadan besar-besaran, bukan hanya karena penganiayaan, melainkan karena kedudukan orang yang melakukan penganiayaan itu. Ini adalah hal yang paling mengerikan dari tokoh Antikristus. Apakah anda akan sanggup bertahan pada hari itu, setia sampai mati?
Antikristus, Paulus yang lain, tetapi memberitakan Injil yang berbeda
Sekarang kita bisa memahami mengapa Paulus mengucapkan hal-hal yang aneh dalam Galatia 1:8-9. Di dalam kedua ayat ini Paulus berkata, “Bahkan sekalipun aku sendiri yang akan memberitakan injil yang berbeda kepadamu …” Bagaimana mungkin Paulus akan menyampaikan injil yang berbeda? Dia berkata, “Jika aku, Paulus, berubah nantinya dan memberitakan injil yang berbeda dengan yang sudah kuberitakan sekarang kepadamu, janganlah kamu menerimanya! Sekalipun mungkin aku sendiri yang akan kembali bertahun-tahun di depan lalu berkata, ‘Aku Paulus, ingatkah kalian tentang injil yang pernah kuberitakan sebelumnya? Nah, sekarang aku akan memberitakan injil yang berbeda kepadamu.’” Paulus memberi penegasan, “Jangan kamu terima!” Ini adalah pernyataan yang aneh. Paulus membuat penegasan, “Kalau suatu hari nanti aku berubah, janganlah kamu mendengarkanku saat itu. Injil yang sudah kuberitakan kepadamu sekarang ini adalah yang sebenarnya. Kalau sampai aku sendiri berubah lalu memberitakan injil yang berbeda kepadamu pada masa depan, jangan kamu dengarkan! Sekalipun ada malaikat yang datang dan memberitakan injil yang berbeda dengan yang ini, jangan pula kamu dengarkan!” Ajaib! Ini adalah pernyataan yang sangat aneh. Gambaran bahwa dia sendiri ada peluang untuk berubah — apakah ini menunjukkan bahwa dia sendiri sadar bahwa akan ada orang yang sejajar dengan dia, seorang rasul seperti dia, akan datang dan memberitakan injil yang berbeda? Ya. Uraian di kedua ayat itu tidak akan ada artinya jika Paulus tidak mempertimbangkan kemungkinan ini. Jelas bahwa dia sudah mempertimbangkan bahaya penyesatan dari Antikristus ini. Tampaknya Paulus menyadari bahwa Antikristus ini nantinya adalah seorang rasul seperti dirinya, tetapi tokoh ini akan memberitakan injil yang berbeda, dan melengkapinya dengan berbagai tanda-tanda serta keajaiban.
Kita akan tutup khotbah hari ini — isinya memang mengejutkan sekaligus mengerikan. Namun, saya sudah menyajikannya kepada anda dengan berlandaskan pada Kitab Suci. Sejak awal Kitab Suci sudah menyediakan pengetahuan ini, yang sekarang diungkapkan kepada kita, dan saya sudah menguraikannya sejelas mungkin kepada anda. Waspadalah kepada tokoh sekaliber rasul Paulus, yang akan datang dan memberitakan injil yang berbeda, yang pemberitaannya dilengkapi dengan berbagai keajaiban, tanda-tanda serta mukjizat yang akan membuat kita takjub. Orang ini akan menganiaya gereja, dan tentu saja, gereja yang dia aniaya akan dia sebut sebagai gereja sesat. Pemberitaan yang dia bawa akan digambarkannya sebagai pemberitaan yang benar — padahal berbeda dengan pemberitaan Paulus — injil yang akan dia beritakan adalah buatannya sendiri. Saudara-saudari, bertahanlah dengan teguh, karena hari itu sudah sangat dekat. Tidak jauh lagi.
Tetap teguh: Meniru arah dan kegigihan Paulus
Bagaimana kita bisa yakin bahwa kita akan tetap teguh pada saat itu? Hanya ada satu cara untuk memastikannya, saudara-saudari. Arah hidup anda akan menjadi penentu utama. Anda mungkin membenci Injil sekarang ini, seperti yang pernah dialami oleh Paulus: hal itu bukan masalah. Ini bahkan bukan bagian yang terburuk, asalkan hati anda selalu terbuka pada kebenaran dan anda mengarahkan hidup anda ke tujuan yang benar. Ingatlah bahwa arah hidup akan menjadi penentu utama. Bagi Paulus, dia berubah dari seorang penganiaya gereja menjadi seorang rasul besar. Bagi Antikristus, dia berubah dari seorang rasul besar menjadi pembinasa gereja. Fakta bahwa sekarang ini anda adalah seorang Kristen atau bahkan pelayan full-time tidak membuktikan apa-apa. Camkanlah hal itu: keadaan anda sekarang tidak membuktikan apa-apa. Ingatlah selalu bahwa Yudas juga dulunya adalah seorang rasul. Arah hidupnya yang menjadi penentu! Yudas juga bergerak dalam arah yang berlawanan dengan Paulus: dari seorang rasul menjadi seorang pengkhianat!
Apakah rahasia keteguhan Paulus? Kita melihatnya di dalam Filipi 3:13,14. Kedua ayat ini mestinya sudah terasa akrab bagi anda. Di sini Paulus berkata,
“…aku melupakan apa yang di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. Aku terus maju kepada tujuan …”
Arah dan kegigihan anda di dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan itu merupakan dua hal yang menjadi penentu utamanya. Ingatkah anda akan 1 Korintus 15:10? “Aku bekerja lebih keras dari mereka.” Demikianlah, dia melangkah ke arah yang benar dan dia tidak sekadar melangkah mengikuti jalur itu, dia berlari-lari dengan gigih dan meninggalkan yang lain jauh di belakang. Alasan mengapa Paulus menjadi rasul yang luar biasa bukan hanya karena dia bergerak ke arah yang benar, tetapi semangat dia untuk bergerak cepat di jalur ini membuat kita jauh tertinggal. Apakah anda bergerak ke arah yang benar?
Demikianlah, saya akan tutup khotbah hari ini. Pokok pertama, apakah anda sudah mengalami sendiri kuasa Allah yang memberi anda perubahan hidup, kuasa ini sedemikian kuat sehingga anda bisa berkata, “aku tahu kepada siapa aku percaya”? (2 Tim 1:12) Dapatkah anda mengucapkan kalimat itu? Pokok kedua, apakah anda bergerak ke arah yang benar, mengikuti panggilan dari Allah? Pokok yang ketiga, apakah anda menapak di jalur itu dengan kegigihan seperti Paulus? Dia berkata, “Aku bekerja lebih keras dari mereka. Aku adalah yang paling hina di antara para rasul karena aku pernah menganiaya jemaat Allah. Akan tetapi, aku sekarang berlari-lari di jalur ini dan jauh meninggalkan yang lain di belakang. Ini semua bukan karena kemampuanku; ini adalah anugerah Allah yang memampukan dan terus bekerja dalam hidupku.”